Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM

DAN KEPUTUSAN INVESTASI SECARA


FUNDAMENTAL DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PRICE EARNING RATIO
(Studi Keuangan Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI)

Aneu Lutfiana
R. Deni Muhammad Danial
Dicky Jhoansyah
Fakultas Ilmu Administrasi dan Humaniora
Universitas Muhammadiyah Sukabumi
aneulutfiana11@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the fair price of shares and investment decisions fundamentally
by using the Price Earning Ratio approach seen from the development of the company’s
financial condition. The fundamental variables used are ROE, EPS, DPS, PER, DPR. The type
of research used is quantitative descriptive. This study analyzed six companies as a sample,
namely PT Delta Djakarta Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT
Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Jamu and Pharmaceutical Industry Sido Muncul Tbk and PT
Tempo Scan Pacific Tbk. The sample was obtained using purposive sampling technique. The
results of this study indicate that PT. Delta Djakarta Tbk is in an overvalued position so that
the investment decision that can be taken is by selling the shares. While PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Kalbe Farma Tbk and PT Jamu and Pharmaceutical Industry Sido Muncul Tbk
are in a correctly valued position so that the investment decision that can be taken is by holding
the shares. While PT Multi Bintang Indonesia Tbk and PT. Tempo Scan Pacific Tbk is in an
undervalued position so that the investment decision that can be taken is by buying the shares.

Keywords: Stock Valuation, Fundamental Analysis, Price Earning Ratio, Intrinsic Value,
Investment Decision

PENDAHULUAN usaha, atau lembaga yang membutuhkan


Investasi menjadi alternatif pilihan bagi dana maupun yang kelebihan dana. Pasar
masyarakat modern saat ini dalam mengelola modal juga merupakan tempat untuk menjual
dan merencanakan keuangannya. Pada saham dan obligasi. Salah satu instrumen
umumnya investasi dapat berbentuk aset yang paling banyak dipilih oleh kalangan
riil (real investment) maupun aset finansial investor dipasar modal yaitu saham. Saham
(financial investment). Investasi dalam merupakan tanda bukti penyertaan modal
bentuk aset finansial atau sering disebut yang dikeluarkan oleh badan usaha dalam
juga sekuritas yaitu aset yang tidak berwujud bentuk surat berharga.
bentuk fisiknya dan aktifitasnya dilakukan di Saham dipilih karena menjanjikan
pasar modal. keuntungan yang tinggi. Namun disamping
Pasar modal dijadikan sebagai tempat itu saham juga mengandung risiko yang
pertemuan antara seorang individu, badan tinggi. Dimana saham dikenal mempunyai

Analisis Penilaian Harga Wajar ………. (Aneu Lutfiana, R. Deni MD, Dicky J) 1
karakteristik high risk-high return saham Adapun pendekatan untuk menentukan
memiliki peluang keuntungan yang tinggi nilai intrinsik suatu saham dalam analisis
namun juga memiliki risiko yang tinggi pula. fundamental dapat menggunakan
Maka dari itu, untuk meminimalkan risiko pendekatan harga terhadap rasio earning
dan mengotipmalkan return, informasi, (PER). Digunakannya pendekatan Price
analisis dan perhitungan sangat diperlukan Earning Ratio (PER) dalam melakukan
oleh investor sebelum melakukan keputusan penilaian saham karena kemudahan dan
investasi di pasar modal. Salah satu cara kesederhanaan dalam penerapannya.
yang dapat dilakukan investor yaitu investor Dengan menggunakan PER investor
harus mampu menganalisis laporan dapat menghitung berapa kali nilai earning
keuangan perusahaan apabila investor ingin yang tercermin dalam harga suatu saham.
memaksimalkan pengambilan keputusan Dengan kata lain PER menunjukan
investasinya. Analisis mengenai laporan rasio perbandingan antara harga saham
keuangan perlu dilakukan karena merupakan dengan earning perusahaan. Setelah nilai
bagian utama dalam analisis fundamental intrinsiknya diketahui maka selanjutnya
yang digunakan dalam melakukan evaluasi investor dapat membandingkan nilai
untuk menilai kewajaran investasi saham intrinsik dengan nilai pasarnya kemudian
perusahaan. hasil dari perbandingan tersebut investor
Analisis fundamental berasumsi bahwa dapat melakukan pengambilan keputusan
harga saham yang ada di pasar tidak investasi.
pernah menunjukan nilai yang sebenarnya. Jika nilai intrinsiknya lebih tinggi daripada
Maka dari itu, nilai intrinsik atau nilai yang harga saham dipasar maka saham tersebut
sebenarnya selalu dijadikan sebagai bahan berada pada posisi undervalued dimana
pertimbangan dalam menentukan keputusan sebaiknya saham tersebut layak untuk dibeli.
investasi dengan cara membandingkannya Namun jika nilai intrinsiknya lebih rendah
dengan harga saham perusahaan tersebut daripada harga saham dipasar maka saham
di pasar. Nilai intrinsik adalah nilai saham tersebut berada pada posisi overvalued
yang sesungguhnya. Sedangkan nilai pasar dimana sebaiknya saham tersebut dijual
adalah nilai saham atau harga saham di apabila sudah memilikinya dan tidak layak
pasar. untuk dibeli. Dan jika nilai intrinsik saham

Gambar 1. Grafik Perkembangan Indeks Harga Saham Sektoral BEI Tahun 2015-
2017
Sumber : www.yahoofinance.com

2 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 1 - 10


sama dengan harga saham dipasar maka dalam pengambilan keputusan investasi.
saham tersebut berada pada posisi correctly Berdasarkan latar belakang diatas maka
valued sehingga sebaiknya menahan saham penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tersebut apabila telah dimiliki. dengan judul “Analisis Penilaian Harga
Penelitian ini dapat digunakan oleh Wajar Saham Dan Keputusan Investasi
investor sebagai dasar pengambilan Secara Fundamental Dengan Menggunakan
keputusan investasi di berbagai pilihan Metode Price Earning Ratio (Studi Keuangan
saham yang tersedia di pasar modal. Pada Sektor industri barang konsumsi Yang
Salah satu saham yang terdaftar di Bursa Terdaftar Di BEI)”.
Efek Indonesia (BEI) yang menunjukan
pertumbuhan yang baik yaitu saham pada TINJAUAN PUSTAKA
perusahaan sektor consumer atau sektor Investasi
industri barang konsumsi. Melihat bahwa Tandelilin (2010:2) menyatakan bahwa
indeks harga saham sektoral pada sektor “Investasi adalah komitmen atas sejumlah
ini selama tahun 2015-2017 mengalami dana atau sumber daya lainnya yang
pertumbuhan yang cukup baik setiap dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
tahunnya dibandingkan dengan sektor yang memperoleh sejumlah keuntungan di masa
lain. datang”.
Dibawah ini adalah sebuah grafik yang
menunjukan perkembangan fluktuasi indeks Pasar Modal
harga saham sektoral selama tahun 2015- Azis, Mintarti, dan Nadir (2015:4)
2017. menyatakan bahwa: “Pasar modal (capital
Jika dilihat pada gambar 1. menunjukan market) merupakan pasar untuk berbagai
bahwa perkembangan kinerja pada tahun instrumen keuangan jangka panjang yang
2015 sektor consumer atau sektor industri bisa diperjualbelikan, baik surat utang
barang konsumsi ini berada pada posisi (obligasi), equiti (saham), reksadana,
pertama dibandingkan dengan sektor instrumen derivatif maupun instrumen
lainnya. Adapun perkembangannya lainnya.” Pasar modal juga dijadikan sebagai
sebanyak 18.64%. Maka dari itu sektor tempat untuk menjual saham dan obligasi.
consumer ini menunjukan bahwa hasil
kinerjanya bergerak kearah positif dan Saham
sedang diminati oleh investor. Kemudian, Tandelilin (2010:32) menyatakan bahwa
jika dilihat pada tahun 2016 sektor consumer “Saham sebagai surat yang menyatakan
atau sektor industri barang konsumsi ini bukti kepemilikan perusahaan” saham
juga masih berada pada posisi pertama, juga dapat diartikan sebagai tanda bukti
perkembangannya meningkat sebanyak penyertaan modal yang dikeluarkan oleh
33.55% dari tahun sebelumnya dan masih badan usaha dalam bentuk surat berharga.
tetap menunjukan kinerjanya kearah positif.
Selanjutnya, pada tahun 2017 sektor ini Penilaian Saham
juga tetap menunjukan peningkatan yang Hal yang paling penting dan perlu
cukup baik yaitu sebanyak 64.41% dan diperhatikan oleh investor sebelum
menunjukan kinerja yang positif dan masih melakukan transaksi di pasar modal yaitu
diminati oleh investor. Sesuai dengan dengan melakukan penilaian terhadap suatu
data yang telah diolah tersebut terjadinya saham. Tandelilin (2010:301) menyatakan
peningkatan harga saham yang cukup pesat bahwa dalam penilaian saham terdapat
dapat diartikan bahwa sektor ini menjadi tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilai pasar
sektor paling diminati oleh investor sehingga dan nilai intrinsik. “Nilai buku merupakan
layak dijadikan sebagai bahan pertimbangan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan

Analisis Penilaian Harga Wajar ………. (Aneu Lutfiana, R. Deni MD, Dicky J) 3
perusahaan penerbit saham (emiten)”. “Nilai Pendekatan nilai sekarang (present
pasar adalah nilai saham di pasar, yang value approach)
ditunjukan oleh harga saham tersebut di Menurut Tandelilin (2010) menyatakan
pasar”. bahwa “Pendekatan nilai sekarang
Sedangkan “Nilai intrinsik atau dikenal dilakukan dengan menghitung seluruh
sebagai nilai teoritis adalah nilai saham aliran kas yang akan diterima pemegang
yang sebenarnya atau seharusnya saham dari suatu saham dimasa datang,
terjadi”. Sebelum melakukan keputusan dan kemudian didiskontokan dengan tingkat
investasi para pemodal harus memiliki bunga diskonto (biasanya sebesar tingkat
kemampuan dalam menganalisis saham return yang di isyaratkan)”.
dengan tujuan dapat mengurangi risiko dan
mengoptimalkan return yang dharapkan. Pendekatan rasio harga terhadap
Karena dengan bekal analisis yang baik earning (Price Earning Ratio)
investor dapat memilih saham yang layak “Pendekatan PER dalam penentuan nilai
dijadikan sebagai sarana investasi. Menurut suatu saham dilakukan dengan menghitung
Gumanti (2011:293) menyatakan setidaknya berapa rupiah uang yang diinvestasikan
ada dua analisis investasi atas saham kedalam suatu saham untuk memperoleh
yang paling umum diketahui, yaitu analisis satu rupiah pendapatan (earning) dari saham
Teknikal (technical analysis) dan analisis tersebut” (Tandelilin, 2010:303). Selain
Fundamental (fundamental analysis). komponen PER nilai EPS juga menjadi
komponen penting dalam melakukan
Analisis Teknikal penilaian saham. Semakin tinggi nilai
Menurut Jones (2007) dalam Gumanti EPS maka akan tinggi pula tingkat return
(2011) mendefinisikan analisis teknikal “the yang diharapkan dan akan meningkatkan
use of spesific market-generated data for kesejahteraan pemegang saham. Menurut
the technical analysis of both aggregate Dewi putu, I.G.N.A suryana, 2013, dalam
stock prices (market indices or industry (khairani, 2016) menyatakan bahwa “Tingkat
average) and individual stocks”. Yang keuntungan yang dihasilkan per lembar
artinya “Analisis teknikal merupakan analisis saham yang dimiliki oleh investor akan
yang didasarkan pada informasi berbasis mempengaruhi penilaian investor terhadap
pasar dalam memprediksi pergerakan suatu kinerja perusahan emiten”.
harga saham individual atau pasar secara Untuk menghitung PER dapat digunakan
keseluruhan”. rumus sebagai berikut:

Analisis Fundamental Harga Saham


Menurut Gumanti (2011) menyatakan PER =
bahwa, “Analisis fundamental adalah suatu Earning Per Lembar Saham
cara yang digunakan untuk menentukan Sumber: Tandelilin (2010)
nilai dari suatu sekurtitas (saham) dengan
menganalisis data keuangan yang secara Selain rumus diatas, PER juga dapat
khusus dianggap sebagai unsur fundamental dihitung dengan rumus sebagai berikut:
perusahaan”. Analisis fundamental sering
D1/E1
diidentikan dengan nilai intrinsik saham.
PER =
Menurut Tandelilin (2010) dijelaskan k-g
terdapat dua pendekatan dalam penentuan
Sumber: Tandelilin (2010)
nilai intrinsik saham berdasarkan analisis
Fundamental. Kedua pendekatan tersebut
Setelah nilai PER tersebut sudah
adalah:

4 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 1 - 10


diketahui maka untuk menentukan estimasi report) yang meliputi neraca dan laporan laba
nilai intrinsik saham suatu perusahaan dapat rugi tahun 2015 sampai 2017.Data diperoleh
dihitung dengan rumus sebagai berikut: dari Bursa Efek Indonesia melalui website
www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com.
P0 = Estimasi EPS X PER
Populasi dalam penelitian ini adalah
= E1 X PER
seluruh perusahaan sektor industri barang
Sumber Tandelilin (2010) konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2015-
Estimasi EPS dapat dihitung dengan 2017 dengan jumlah populasi sebanyak
rumus sebagai berikut: 44 perusahaan. Dari 44 perusahaan
didapatkan 6 perusahaan sebagai sampel
E1 = E0 (1+g) yang diperoleh dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Dimana
Sumber: Tambunan “purposive sampling yaitu teknik untuk
menentukan sampel berdasarkan kriteria
Keputusan Investasi tertentu dengan tujuan tertentu” (Riduwan,
Menurut Sunariyah (2011) menyatakan 2011) dalam Nur Hidayat, 2018. Adapun
bahwa “Nilai intrinsik juga dapat ditentukan kriteria yang ditetapkan pada penelitian ini
dengan mendiskontokan dividen dengan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang
harga pasar sekarang”. Adapun pedoman menerbitkan laporan tahunan per 31 Des
dalam pengambilan keputusan investasi selama periode 2015-2017, 2. Perusahaan
dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jika yang mengalami peningkatan EPS pertahun
nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar 3. Perusahaan yang Melakukan pembagikan
sekarang (NI>NP), aktiva atau saham Dividen pertahun
dinyatakan undervalued (harga terlalu Perusahaan yang memenuhi kriteria
rendah) dan seharusnya dibeli dan ditahan yaitu: PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Indofood
kalau sudah memiliki. 2. Jika nilai intrinsik Sukses Makmur Tbk, PT. Industri Jamu dan
lebih kecil dari harga pasar sekarang (NI<NP), Farmasi Sido Muncul Tbk ,PT. Kalbe Farma
aktiva atau saham dinyatakan overvalued Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan
(harga terlalu mahal) dan seharusnya PT. Tempo Scan Pasific Tbk.
dihindari membeli atau sebaiknya segera Teknik analisis data yang digunakan yaitu
dijual atau ditahan tetapi dalam waktu yang teknik analisis deskriptif dengan pendekatan
sesingkat mungkin. 3. Jika nilai intrinsik kuantitatif. “Penelitian Deskriptif adalah
sama dengan nilai pasar sekarang (NI=NP), penelitian untuk mengetahui nilai variabel
aktiva atau saham tersebut dinilai secara mandiri baik satu atau lebih variabel tanpa
benar (correctly valued). membuat perbandingan atau dihubungkan
dengan variabel lain” (Bambang, 2005).
MEODE PENELITIAN Langkah-langkah analisis data dalam
Objek dalam penelitian ini yaitu metode penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Price Earning Ratio yang digunakan untuk Menggambarkan kondisi keuangan dengan
menilai harga wajar saham dan keputusan menggunakan rasio fundamental, meliputi:
investasi secara fundamental. Periode Return On Equity (ROE) , Earning Per
penelitian terhitung dari bulan januari Share (EPS), Dividend Per Share (DPS),
sampai bulan maret 2019. Adapun teknik Price Earning Ratio (PER), Dividend Payout
pengumpulan data yang digunakan dalam Ratio (DPR). 2. Menentukan nilai intrinsik
penelitian ini dengan menggunakan data saham dengan menggunakan pendekatan
sekunder yang meliputi data dokumentasi Price Earning Ratio (PER), adapun langkah-
seperti laporan keuangan tahunan (annual langkahnya sebagai berikut:

Analisis Penilaian Harga Wajar ………. (Aneu Lutfiana, R. Deni MD, Dicky J) 5
Menghitung tingkat pertumbuhan dividen (DPS), Menghitug estimasi tingkat return
yang diharapkan (g), yang diharapkan (k), Menghitung estimasi
Price Earning Ratio (PER), Menghitung
g = ROE X (1-DPR) Nilai Intrinsik Saham. Hasil perhitungan nilai
Sumber: Tandelilin (2010) intrinsik saham dapat dilihat pada tabel 7.

Menghitung estimasi Earning Per Share Tabel 1.


(EPS) Perkembangan kondisi keuangan PT
E1 = E0 (1+g) Delta Djakarta Tbk
Sumber: Tambunan (2007)
Tahun Tahun Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Menghitung estimasi Dividend Per Share
(DPS) ROE (%) 22.60 25.14 24.44
D1 = D0 (1+g)
EPS (RP) 238.00 317.00 349.34
Sumber: Jones (2009)
Menghitung estimasi tingkat return yang DPS (RP) 120.00 180.00 260.00
diharapkan
DPR (%) 1.01 56.80 74.41
D1
+g
k= P0 Tabel 2.
Sumber: Brigham dan Huston (2012) Perkembangan kondisi keuangan PT
Indofood Sukses Makmur Tbk
Menghitung estimasi Price Earning Ratio
(PER) Tahun Tahun Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
D1/E1
PER = ROE (%) 8.60 11.99 11.00
k-g
Sumber: Tandelilin (2010) EPS (RP) 293.00 433.00 475.00

DPS (RP) 168.00 235.00 237.00


Menghitung Nilai Intrinsik Saham
DPR (%) 49.70 49.79 49.92
P0 = Estimasi EPS X PER
= E1 X PER
Tabel 3.
Sumber: Tandelilin (2010)
Perkembangan kondisi keuangan PT
Kalbe Farma Tbk
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menggambarkan kondisi keuangan Tahun Tahun Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
dengan menggunakan rasio fundamental
bisa dilihat pada tabel yang tertera. ROE (%) 18.81 18.86 17.66
Menentukan nilai intrinsik saham dengan
pendekatan Price Earning Ratio dapat EPS (RP) 42.76 49.06 51.28
dihitung dengan langkah-langkah sebagai
DPS (RP) 19.00 22.00 25.00
berikut: Menghitung tingkat pertumbuhan
dividen yang diharapkan (g), Menghitung DPR (%) 44.44 44.84 48.75
estimasi Earning Per Share (EPS),
Menghitung estimasi Dividend Per Share

6 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 1 - 10


Tabel 4. Tabel 6.
Perkembangan kondisi keuangan PT Perkembangan kondisi keuangan PT
Multi Bintang indonesia Tbk Tempo Scan Pacific Tbk
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Keterangan Keterangan
2015 2016 2017 2015 2016 2017

ROE (%) 64.83 119.68 124.15 ROE (%) 12.20 11.77 10.97

EPS (RP) 236.00 466.00 627.34 EPS (RP) 116.00 119.17 121.00

DPS (RP) 344.00 371.00 627.00 DPS (RP) 50.00 50.00 40.00

DPR (%) 145.92 100.00 99.95 DPR (%) 43.11 41.96 33.10

Tabel 5. Hasil perbandingan tersebut akan


Perkembangan kondisi keuangan PT menentukan saham pada posisi
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul undervalued, overvalued atau correctly
Tbk valued. Perbandingan nilai intrinsik dan
harga pasar dapat dilihat pada tabel 8.
Tahun Tahun Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Keputusan Investasi
ROE (%) 16.84 17.42 18.43 Berdasarkan analisis dan perhitungan
diatas, maka keputusan investasi dapat
EPS (RP) 29.30 32.51 35.90
ditentukan dengan melihat pedoman pada
DPS (RP) 25.00 26.00 29.00 tabel 9.
Berdasarkan data tabel maka dapat
DPR (%) 85.72 81.16 81.49
dilihat bahwa tiga sampel perusahaan yang
diteliti, yaitu PT. Indofood Sukses Makmur
Setelah nilai intrinsiknya diketahui, maka Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, dan PT. Industri
tahapan berikutnya yaitu membandingkan Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk berada
dengan harga pasar suatu saham yang pada posisi correctly valued yang dimana
diambil dari harga penutupan (close price) harga pasar saham sama dengan nilai
per 31 desember 2017 intrinsiknya.

Tabel 7.
Hasil perhitungan nilai intrinsik
  DLTA INDF KLBF MLBI SIDO TSPC
Pertumbuhan
0,09439 0,04887 0,09668 0,00038 0.07456 0,14211
dividen (g)
Estimasi EPS 382,314 498,213 56,237 627, 578 38,576 138,195

Estimasi DPS 284,54 248,582 27,417 627, 238 31,162 45,684


Return yang
0,15638 0,08147 0,1129 0.0462 0,1317 0,1674
diharapkan (k)
PER 12,0060 15,3051 30,0570 21, 8127 14,1373 13,0714

Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai Intrinsik Rp
4.587 7.625 1.690 13.689 545
1.806

Analisis Penilaian Harga Wajar ………. (Aneu Lutfiana, R. Deni MD, Dicky J) 7
Tabel 8. Tabel 10.
Perbandingan nilai intrinsk dan haga Keputusan Investasi
pasar
Harga Kondisi Keputusan
Keterangan
Nilai Pasar/ Kondisi Saham Investasi
Keterangan
Intrinsik close Saham
price PT. Delta Menjual
Overvalued
Djakarta Tbk Saham
PT Delta Rp Rp
overvalued
Djakarta Tbk 4.587 4.590
PT. Indofood
correctly Menahan
PT Indofood Sukses
Rp Rp correctly valued Saham
Sukses Makmur Makmur Tbk
7.625 7.625 valued
Tbk
PT. Kalbe correctly Menahan
PT Kalbe Farma Rp Rp correctly Farma Tbk valued Saham
Tbk 1.690 1.690 valued
PT. Multi
Bintang Membeli
PT Multi Bintang Rp Rp Undervalued
undervalued Indonesia Saham
indonesia Tbk 13.689 13.657 Tbk
PT. Industri
PT Industri Jamu Jamu dan correctly Menahan
Rp Rp corretly
dan Farmasi Farmasi Sido valued Saham
545 545 valued
Sido Muncul Tbk Muncul Tbk
PT. Tempo
PT Tempo Scan Rp RP Membeli
undervalued Scan Pasific Undervalued
Pacific Tbk 1.806 1.800 Saham
Tbk

Tabel 9.
Keputusan investasi dengan membeli saham tersebut. Sedangkan untuk
menggunakan analisis fundamental sampel perusahaan PT. Delta Djakarta
dengan pendekatan price earning ratio Tbk berada pada posisi overvalued yaitu
(PER) harga pasar lebih besar daripada nilai
intrinsiknya. Maka keputusan investasi yang
Kondisi Keputusan
Keterangan dapat diambil yaitu dengan menjual saham
Saham Investasi
tersebut.
Harga pasar < Membeli
Undervalued
Nilai Intrinsik Saham SIMPULAN DAN SARAN
Harga pasar = correctly Menahan Berdasarkan penilaian harga wajar
Nilai intrinsik valued Saham saham dan keputusan investasi secara
fundamental dengan menggunakan metode
Harga pasar > Menjual
Overvalued price earning ratio (PER) pada perusahaan
Nilai intrinsiknya Saham
sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Keputusan investasi yang dapat diambil selama periode 2015-2017, maka diperoleh
yaitu dengan menahan saham tersebut. hasil bahwa saham pada enam perusahaan
Kemudian dua sampel perusahaan yang yang dijadikan sebagai sampel penelitian
diteliti yaitu, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, dimana tiga perusahaan yaitu PT. Indofood
dan PT. Tempo Scan Pasific Tbk berada Sukses Makmur Tbk, PT. Kalbe Farma
pada posisi undervalued yaitu harga pasar Tbk, dan PT. Industri Jamu dan Farmasi
lebih kecil dari nilai intrinsiknya. Keputusan Sido Muncul Tbk. Sebaiknya menahan
investasi yang dapat diambil yaitu dengan saham tersebut karena berada pada

8 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 1 - 10


posisi correctly valued (nilai intrinsik= diharapkan sesuai dengan harapan investor.
harga pasar). Sedangkan dua perusahaan Selain itu, ketika melakukan keputusan
yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan invesstasi sebaiknya investor tidak hanya
PT. Tempo Scan Pasific Tbk Sebaiknya menganalisis faktor internal perusahaan saja
membeli saham tersebut karena berada tetapi juga dapat mempertimbangkan faktor
pada posisi undervalued (nilai intrinsik > eksternal perusahaan seperti dilihat dari
harga pasar ). Dan saham pada perusahaan sisi perekonomian, industri, perkembangan
PT. Delta Djakarta Tbk. Sebaiknya menjual perusahaan dan lain sebagainya. Bagi
saham tersebut karena berada pada posisi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat
overvalued (nilai intrinsik < harga pasar). menambah metode penelitian lainnya yang
Diharapkan bagi investor yang akan dapat digunakan dalam menilai saham
melakukan investasi saham di Bursa Efek dan juga menambah periode penelitian.
Indonesia sebaiknya dapat melakukan Sehingga diharapkan dapat memperoleh
penilaian saham terlebih dahulu dengan hasil penelitian yang lebih baik dan akurat.
cara melihat prosfek pertumbuhan Selain itu peneliti selanjutnya dapat
perusahaan tersebut dari laporan keuangan melakukan penelitian tidak hanya pada
perusahaan, sehingga dapat melakukan sektor industri barang konsumsi saja
keputusan investasi dengan tepat. Sehingga melainkan pada sektor lainnya.
dapat mengoptimalkan keuntungan yang

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, E. A., Topowijono, & Sulasmiyati, S. (2016). Analisis Fundamental Menggunakan


Price Earning Ratio (PER) Untuk Menilai Kewajaran Harga Saham Sebagai Dasar
Pengambilan Keputusan Investasi. Administrasi Bisnis, 38.
Anung, M. R., Hidayat, R. R., & Sulasmiaty, S. (2016). Penggunaan Analisis Fundamental
Pendekatan Price Earning Ratio (PER) Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham.
Aministrasi Bisnis, 40.
Aulianisa, F. (2013). Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga
Saham Di Pasar Modal Syariah. Ekonomi Islam.
Azis, M., Mintarti, S., & Nadir, M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku
investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.
Bringham, E. d. (2012). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba empat.
Bursa Efek Indonesia. 2018. Laporan keuangan dan tahunan. Tersedia di www.idx.co.id
(oktober 2018)
Danial, R. M., Samsudin, A., Kmariah, K., Ramdan, A. M., Norisanti, N., Sunarya, E., et al.
(2018). Pedoman Penulisan Skripsi. Sukabumi: Program studi administrasi bisnis fakultas
ilmu administrasi dan humaniora universitas muhammadiyah sukabumi.
Fahmi, I. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV. Alfabeta.
Fahmi, I. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Fudan. (2017). does investor sentiment affect price-earnings ratio? Economics and Finance.
Gottwald, R. (2012). The use of the P/E ratio to stock valuation. Grant journal.
Gumanti, T. A. (2011). Manajemen Investasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Hery. (2017). Kajian Riset Akuntansi. Jakarta: PT Gramedia. Retrieved from https://books.
google.co.id/books?isbn=6023759025

Analisis Penilaian Harga Wajar ………. (Aneu Lutfiana, R. Deni MD, Dicky J) 9
H, I. K., Hidayat, R. R., & P, M. G. (2016). Analisis Fundamental Dalam Menilai Kewajaran
Harga Saham Dengan Dividend Discount Model (DDM) Dan Price Earning Ratio (PER)
Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan. Administrasi Bisnis, 33.
Jitmaneeroj, B. (2017). The impact of dividend policy on price-earnings ratio: the role of
conditional and nonlinear relationship. Accounting and Finance, 16.
jones, P. C. (2009). Invesment Analysis and Management. New York: John.
kariyoto. (2018). Manajemen Keuangan Konsep dan Implementasi. Malang: UB Press.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

khairani, i. (2016). Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share terhadap
harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Manajemen dan keuangan, 5.
Noor, M. S., & Satyawan, M. D. (2014). Analisis Penilaian Harga Wajar Saham. Ilmu Manajemen,
2.
Riduwan. (2011). belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung
: Alfabeta.
Soedibjo, B. S. (2005). Pengantar Metode Penelitian. Bandung: STIE-STMIK PASIM.
Sudana, I. M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan (2nd ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sudaryono. (2017\). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.


Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sunariyah. (2011). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM.
Sutrisno. (2012). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kansius.
Yahoo finance. 2018. tersedia di www.yahoofinance.com. (oktober 2018)
Zaima, K. L. (2009). Portfolio strategies using EVA, earnings ratio or book-to-market. Accounting
and Finance, 8.

10 EKOBIS Vol. 20, No.2, Juli 2019 : 1 - 10

Anda mungkin juga menyukai