ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Fundamental Untuk Menentukan Nilai
Intrinsik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Dengan Free Cash Flow To Equity Dan
Price To Book Value (PBV) Periode 2017 – 2020 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Peneletian menggunakan 2 metode yang berbeda dalam menentukan nilai instrinsik PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yaitu dengan Free Cash Flow To Equity Dan Price
To Book Value (PBV). Hasil dari yang diperoleh dari perhitungan tersebut kemudian
dibandingkan dengan kondisi harga saham BBRI saat ini apakah overvalued atau
undervalued. Hasil penelitian menyebutkan (a) analisis fundamental perusahaan dengan
memperhatikan rasio DPS, DPR, EPS dan ROE diperoleh kesimpulan bahwa, untuk rasio
DPS, DPR dan ROE selama 3 tahun (2017-2019) mengalami kenaikan dan ditahun 2020
mengalami penurunan yang drastis. (b) hasil penilaian harga saham dengan metode FCFE
menunjukkan bahwa, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk masih dihargai murah
atau undervalued.
Kata kunci : Valuasi, nilai intrinsik, Free Cash Flow To Equity, Price To Book
Value (PBV), overvalued, undervalued
PENDAHULUAN
Investasi di pasar modal, nilai harga saham merupakan faktor penting. Oleh
karena itu, para investor harus memperhatikan pergerakan harga saham yang
dipengaruhi oleh faktor fundamental, yang terdiri dari intern meliputi keadaan para
emiten seperti laporan kinerja keuangan, laporan dan kebijakan manajemen, aksi
korporasi, public expose, pembagian dividen, serta perubahan strategi dalam rapat
umum pemegang saham, akan menjadi informasi penting bagi para investor di pasar
modal. Sedangkan faktor eksteren meliputi kebijakan pemerintah, perubahan nilai
tukar rupiah terhadap dollar (kurs), keadaan inflasi dan penetapan suku bunga oleh
Bank Indonesia. Semua instrumen investasi memiliki risiko, bahkan produk
perbankan pun memiliki risiko yaitu apabila tabungan yang kita miliki di sebuah
bank melebihi nilai yang dijamin pemerintah dan bank tesebut mengalami collapse.
Risiko yang dimiliki instrumen investasi berbanding lurus dengan ekspetasi return
dari instrument tersebut atau istilah yang sering didengar “high risk high gain, low
risk low gain”.
Bagi sebagian investor, kejatuhan indeks harga saham bukan dilihat sebagai
suatu kerugian, tetapi sebagai peluang untuk membeli beberapa saham yang masuk
kategori bluechip dengan harga murah. Selain itu, berinvestasi di pasar modal saat
harga-harga jatuh merupakan peluang besar untuk meraup keuntungan dalam
jangka panjang, ketika kondisi ekonomi mulai membaik kembali. Pada saat
ekonomi sudah pulih kembali, investor yang telah membeli saham di saat harga
jatuh tersebut, akan memiliki daya tawar yang bagus apabila ingin menjualnya lagi
(Marquit, 2019) dalam investor.id. Ada beberapa sektor industri dari saham yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Salah satunya adalah PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk. Indonesia sempat melalui beberapa krisis selama 20 tahun terakhir.
Periode 1998 Indonesia mengalami krisis moneter dengan jatuhnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS hingga rasio kecukupan modal (CAR) perbankan yang
minus hingga belasan persen, selanjutnya non performing loan (NPL) yang minus
hingga 48%.
BRI yang fokus pada UMKM tidak terdampak. Namun tekanan
perekonomian yang terjadi akibat pandemi ini memang menyerang seluruh segmen
mulai dari nasabah UMKM sampai korporasi. Karena itu BRI yang nasabahnya
paling banyak berasal dari UMKM dilakukan restrukturisasi. Mulai dari
restrukturisasi ringan hingga yang berat (detikfinance, 2020). Berdasarkan data
Bank Indonesia per Maret 2021, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk berada pada posisi
kedua dari sudut besarnya asset yaitu sebesar Rp 1.411,05 triliun atau 6,6% dari
total asset bank umum. Peningkatan asset yang pesat serta fundamental yang baik,
menyebabkan menarik menghitung nilai intrinsik saham PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk. Terlebih dengan turunnya harga saham-saham di BEI termasuk harga saham
BRI sehingga harga saham tersebut menjadi relatif murah. Maka dari itu seseuai
dengan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terkait “Analisi Fundamental Untuk Menentukan Nilai Intrinsik PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Dengan Free Cash Flow To Equity Dan
Price To Book Value (PBV) Periode 2017 – 2020”
METODE PENELITIAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Berdasarkan analisis fundamental perusahaan dengan
memperhatikan rasio DPS, DPR, EPS dan ROE diperoleh kesimpulan bahwa, untuk
rasio DPS, DPR dan ROE selama 3 tahun (2017-2019) mengalami kenaikan dan di
tahun 2020 mengalami penurunan yang drastis. Sementara itu Berdasarkan
penilaian nilai saham dengan metode FCFE menunjukkan bahwa, harga saham PT
10
Bank Rakyat Indonesia Tbk masih dihargai murah atau undervalued. Bagi calon
investor sebaiknya membeli saham tersebut, dan bagi investor yang telah memiliki
saham tersebut, maka keputusan yang sebaiknya diambil adalah menambah
kepemilikan sahamnya atau menaham saham tersebut. Dan Berdasarkan penilaian
harga saham dengan metode PBV diperoleh kesimpulan bahwa hasil penilaian
harga saham dengan metode PBV menunjukkan bahwa, harga saham PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk sudah dihargai mahal (overvalued). Sehingga, sebaiknya
bagi calon investor tidak melakukan pembelian saham tersebut.
Saran
Secara fundamental, penulis menyarankan kepada PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk agar terus konsisten dalam membagikan dividen kepada pemegang
saham, sehingga pemegang saham dapat selalu memperoleh manfaat dari hasi
investasinya dan loyalitas mereka dapat terus terjaga
Selanjutnya, penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan penelitian mengenai harga wajar saham untuk bisa menggunakan
metode-metode valuasi saham lain seperti DCF (Discounted Cash Flow) berbagai
metode valuasi saham yang lain, dan juga bagi peneliti selanjutnya untuk fokus
kepada analisis kinerja keuangan perusahaan secara lebih mendalam dengan
menggunakan berbagai rasio keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
AAjija, S. R., Setianto, R. H., Sari, D. W., & Primanti, M. R. (2019). Cara Cerdas
Menguasai EViews. Jakarta: Salemba Empat
Banghoj, Jesper dan Thomas Plenborg.(2017). Value Relevance Of Volountary
Disclosure In The Annual Report. Accounting and Finance 48: 159-180
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J., (2019). Investments. New York: Mc. Graw
Hill.
Eduardus Tandelilin., (2017).Pasar Modal ManajemenPortofolio & Investasi,
Depok: PT. Kanisius.
Fakhruddin, Hendy M dkk.,(2017). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Hartono, Jogiyanto., (2017). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Edisi
Kesepuluh. Yogyakarta:BPFE.
Kluyver, C.A.de., & Pearce II, J. A., (2019). Strategy: A view from the top. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung.,(2018). Pengantar Ekonomi(Mikro
ekonomi dan Makroekonomi). Jakarta: Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Rosenau-Tornow D, Buchholz P, Riemann A, Wager M., (2019). Assessing the
long term supply risks for mineral raw materials-a combined evaluation of past
and future trends. Resources Policy. 34:161-175.
11
12