(Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
tentang investasi saham. Peran pasar modal mulai merambah dalam dunia
mereka. Perkembangan yang begitu pesat ini tidak diimbangi oleh pintarnya
investor dan calon investor dalam memilih saham. Sebelum berinvestasi di saham,
investor perlu melakukan analisa lebih dalam sebagai bentuk perhatian dan
ditanamkan. Investasi menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh para
pemilik saham atau investor. Dalam konteks investasi, keuntungan di masa yang
akan datang mencerminkan harapan yang belum tentu terealisasi sehingga tidak
valuasi saham.
Valuasi saham adalah proses menentukan berapa harga yang wajar untuk
suatu saham. Valuasi Saham adalah salah satu teknik dalam analisis fundamental
untuk menentukan investasi saham. Dalam melakukan investasi saham, nilai wajar
1
2
saham yang akan dibeli atau dijual sangat penting diketahui oleh investor untuk
kerugian yang akan terjadi. Tujuan dari valuasi saham adalah untuk mengetahui
apakah harga pasar suatu saham dinilai terlalu tinggi (overvalued), terlalu rendah
(undervalued) atau harga wajar (fairvalue). Cara terbaik mengetahui harga saham
murah atau mahal yaitu dengan menggunakan indikator Price Earning Ratio
(PER). Selain Price Earning Ratio (PER), indikator Price to Book Value (PBV)
juga sering digunakan. Untuk menghitung Price to Book Value (PBV) bisa
dengan membandingkan harga saham dengan nilai buku ekuitas per sahamnya.
Semakin kecil Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV)
semakin menarik bagi investor, terutama aliran value investor. Investor juga harus
harga pasar saham saat ini. Valuasi saham yang menghasilkan informasi nilai
menentukan posisi jual atau beli. Nilai instrinsik adalah nilai saham yang
menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai
yang sebenarnya. Nilai intrinsik lebih tinggi dari nilai pasar disebut
undervalue (harga terlalu rendah) dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan
apabila saham tersebut telah dimiliki, nilai intrinsik lebih rendah dari nilai
pasar disebut overvalue(harga terlalu mahal) dan karenanya harus dijual, dan
nilai intrinsik sebanding dengan nilai pasar disebut fairvalue (harga wajar) dan
keputusan yang dapat diambil adalah mempertahankan saham tersebut untuk tidak
3
menjual atau tidak membeli sampai dengan kondisi menguntungkan bagi investor.
RSI (Relative Strenght Index) adalah seuatu metode estimasi harga saham
asumsi pergerakan harga saham adalah segalanya. Harga pasar ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham. RSI dapat didefinisikan sebagai indikator yang
penurunan, yang ditampilkan dalam bentuk indeks yang bergerak antara level 0
(nol) hingga 100. RSI dapat digunakan untuk mengetahui waktu yang tepat untuk
(jenuh beli). Sebagai indikator yang akan mengukur tingkat perubahan arah
oleh karena itu sebaiknya seorang investor saham terlebih dahulu melakukan
kondisi perusahaan. Berinvestasi dalam tabungan atau deposito jelas jauh lebih
belilah saham untuk memiliki bisnisnya, jangan berhutang untuk membeli saham,
Sektor Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018. Hal
ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana investasi saham yang terjadi
dalam sub sekto rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.
Selain itu objek penelitian ini dipilih oleh peneliti dikarenakan omset dan citra
perusahan-perusahan yang terdaftar dalam sub sektor rokok semakin naik dari
tahun ke tahun.
Dalam penyusunan laporan penelitian ini, untuk menghindari agar tidak terjadi
digunakan adalah PER (Price Earning Ratio) dan PBV (Price to Book Value).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sub sektor rokok yang terdaftar
1. Manfaat Operasional
masa yang akan datang dengan tujuan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih
baik. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan acuan dan
2. Manfaat Akademik
Dapat berguna sebagai bahan referensi, wacana, dan rujukan bagi penelitian
investasi saham.
BAB II
LANDASAN TEORI
Salah satu data pendukung yang perlu dijadikan rujukan adalah penelitian
penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah peneliti yang
terkait dengan masalah valuasi saham, RSI (Relative Strength index), dan
Sub Sektor Food And Beverages Yang Listing Di ISSI Periode 2014-2017”.
metode Price Earning Ratio dan Price to Book Value. Hasil dari
tukar yang sedang lemah. Industri dianggap sebagai industri yang tidak
7
8
ICBP sedang bullish sedangkan saham MYOR dan INDF sedang bearish.
Persamaan : menggunakan alat analisa metode price earning ratio dan price
valuasi saham dengan menghitung nilai instrinsik PER dan PBV lalu
berbeda yaitu Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Rokok yang Terdaftar di
Variabel yang diteliti antara lain adalah Discounted Cash Flow, Relative
Valuation), dan dengan metode CAPM (Capital Asset Pricing Model). Hasil
pendekatan Relative Valuation saham INDF dan GGRM berada dalam kondisi
9
dengan menghitung nilai instrinsik PER dan PBV lalu dibandingkan dengan
Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek
Price Earning Ratio (PER). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saham
PT. Mustika Ratu, Tbk, PT. Mandom Indonesia, Tbk, dan PT. Unilever
yang tepat adalah menjual saham tersebut apabila telah dimiliki untuk
memperoleh capital gain atau tetap menahan saham apabila ingin tetap
keadaan baik. Saham PT. Martino Berto, Tbk berada dalam kondisi
atau tidak menjual saham tersebut dengan harapan dikemudian hari harga
alat analisis data valuasi saham dengan menghitung nilai instrinsik PER dan
objek penelitian berbeda yaitu Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Rokok yang
wajar untuk suatu saham. Salah satu indikator yang sering menjadi fokus para
investor dalam berinvestasi saham adalah dengan melihat pergerakan harga atau
11
nilai saham dipasar. Untuk menentukan nilai saham, pemodal harus melakukan
analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada di pasar modal guna
optimal.
Porman (2010: 174), menyatakan ada tiga hal yang penting yang harus
yaitu:
1. Perekonomian
2. Industri
3. Analisis Perusahaan
diketahui para investor mengingat tanpa analisis yang baik maka para investor
risiko kerugian yang akan dialami oleh investor ketika melakukan investasi
terhadap saham Valuasi saham perlu menganilisis saham terlebih dahulu sebelum
melakukan keputusan investasi saham agar dapat menghitung tingkat risiko dan
nilai instrinsik suatu saham yang kemudian dibandingkan dengan harga pasar saat
jenis nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku
saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh
harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai
teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Investor perlu
dua yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Proses valuasi saham
dari seluruh pembayaran tunai yang diterima investor saham tersebut, termasuk
dividen dan hasil dari penjalan akhir saham tersebut, dan didiskontokan
berdasarkan suku bunga penyesuaian risiko yang sesuai. Penilaian saham yang
harga pasar saham untuk menentukan posisi jual atau beli terhadap suatu saham
D1/ E 1
Price Earning Ratio =
k−g
Dimana :
D1 = estimasi DPS
E1 = estimasi EPS
sebagai berikut:
g = ROE x (1 – DPR)
ROE = laba bersih / modal saham
b. Estimasi EPS
estimasi EPS1 = EPSt (1+g)
c. Estimasi DPS
DPS 1
k= +g
Po
DPS1 = jumlah dividen yang akan diterima
e. Estimasi PER
D1/ E 1
Price Earning Ratio =
k−g
Dari hasil perhitungan nilai instrinsik, maka perbandingan dengan harga pasar
akan diperoleh:
sell/reduce. Harga saham dianggap sudah tinggi dari harga wajarnya dan besar
kemungkinan harganya tidak akan naik bahkan akan turun karena dianggap
mahal.
tidak dapat mengharapkan kenaikan harga dan kemungkinan harga kan turun.
Investor tetap memegang saham tersebut jika sudah memiliki saham kategori ini
dan memantau perubahan-perubahan yang ada, jika belum memiliki saham ini
sebagai ukuran dalam analisa teknikal. Analisis teknikal adalah suatu teknik
untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan idikator pasar saham
lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan
volume.
teknikal yaitu:
1. Tren, suatu arah pergerakan harga saham dalam masa tertentu. Harga
2. Support,adalah sebuah titik harga terendah dari suatu saham dimana telah
beberapa kali terjadi penurunan harga saham angka tersebut tidak pernah
tembus.
3. Resistance, adalah titik harga tertinggi suatu saham dimana beberapa kali
4. Overbought, saham yang memiliki harga rendah akan ramai dibeli investor
sehingga harga tersebut akan semakin naik sampai saat investor yang
17
5. Oversold atau jenuh jual, harga saham yang turun terus menerus tidak
akan berlanjut dalam waktu lama karena akan ada sebagian investor yang
memiliki dana dan berupaya membeli saham karena dirasa cukup murah.
osciliator (RSI yang hanya bisa bergerak diantara selang penilaian) yang
mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Salah satu kegunaan RSI
yang popular adalah untuk menentukan oversold (jenuh jual) dan overbought
(jenuh beli). RSI pada umumnya ditentukan pada level 30-70 point. bila RSI
berada pada dilevel 30 indikasi oversold atau jenuh jual yaitu kebalikan dari
overbought dimana kondisi ketika harga dianalisa secara tehnikal cukup murah.
Bila RSI dilevel 70 overbought atau jenuh beli yaitu kondisi ketika harga dinilai
terlalu tinggi dan sebaiknya investor yang telah memiliki saham dibawah harga ini
b. Bila Relative Strength Index mencapai 70 atau lebih maka harga saham sudah
c. Bila Relative Strength Index mencapai 30 atau kurang saham telah mencapai
dasarnya dan ada kemungkinan sehingga ini merupakan saat yang tepat
untuk membeli.
Sinyal jual maupun sinyal beli yang dihasilkan dari RSI, dapat dilihat melalui
sinyal tersebut 1 (satu) minggu berikutnya Jika grafik garis melewati level 70
maka akan diindikasikan sebagai overbought atau jenuh beli, dimana lebih baik
untuk menjual saham tersebut. Namun jika grafik garis melewati level 30,
dinamakan oversold atau jenuh jual, dimana lebih baik untuk membeli saham
tersebut. RSI dianggap overbought ketika di atas 70, oversold ketika di bawah 30.
2. Tunggu sampai RSI lepas dan areaa oversold (naik ke atas 30).
3. Sebagai penguat, pastikan ada candlestick bullish ketika RSI lepas dari area
oversold.
2. Tunggu sampai RSI lepas dar areaa overbought (turun ke bawah 70).
3. Sebagai penguat, pastikan ada candlestick bearish ketika RSI lepas dari area
overbought.
untuk mengukur investasi saham adalah price earning ratio (PE/Ratio) dan equity
per share (EPS). Irton (2010:144) PE/Ratio atas saham biasa dihitung dengan
membagi harga pasar per saham biasa pada tanggal tertentu dengan laba tahunan
per saham biasa. Equity per share atau ekuitas per lembar saham dihitung dengan
cara membagi total ekuitas dengan jumlah saham beredar. Jika perusahaan
memiliki dua jenis saham, yakni saham preferen dan saham biasa, ekuitas per
saham, yaitu:
1. Dividen
(emiten) maupun yang tidak tercatat di BEI (non emiten), Investor biasanya akan
mendapatkan dividen.
2. Capital Gain
Keuntungan dari hasil jual beli saham berupa selisih antara nilai jual yang
3. Bisa Dijaminkan
kredit, namun biasanya saham hanya dianggap sebagai agunan tambahan oleh
bank, atau tidak bisa berdiri sendiri dengan alasan tingkat fluktuasi saham yang
Valuasi Saham sangat diperukan untuk menentukan investasi saham. Hal ini
Tepatnya kapan waktu yang tepat untuk bisa menjual atau membeli saham dengan
21
penilaian saham yang sudah dilakukan. Valuasi saham dalam penelitian ini
menggunakan indikator PER dan PBV. Indikator ini dinilai dengan menggunakan
nilai instrinsik yang kemudian akan dibandingkan dengan harga pasar. Selain
valuasi saham menggunakan indicator PER dan PBV, RSI juga dapat membantu
menentukan investasi saham. RSI berguna untuk melihat apakah saham dalam
menentukan investasi saham. Adapun kerangka teoritik dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Valuasi Saham
Relative Strength
Index
Investasi Saham
Penjelasan:
22
(PER) dan Price to Book Value (PBV) yaitu membandingkan nilai instrinsik
dengan harga pasar. Selain menggunakan metode Price Earning Ratio (PER) dan
Price to Book Value (PBV), valuasi saham juga dilakukan menggunakan Relative
Strenght Index (RSI) yang kemudian akan digunakan untuk menentukan investasi
saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah studi empiris, yaitu
studi yang dilakukan berdasarkan data hasil pengamatan dan bukan secara teoritis
dan spekulasi yang digunakan untuk penelitian. Studi Pada Perusahaan Sub Sektor
bertujuan untuk menyusun gambaran atau potret suatu permasalahan secara detail
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Tujuan penelitian deskripsi ini adalah
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari
Earning Ratio dan Price to Book Value untuk mengidentifikasi harga saham
23
24
analisis yang digunakan untuk mengetahui sinyal masuk atau keluar pasar serta
situs resmi Bursa Efek Indonesia. Alasan dipilih lokasi ini karena berada di
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam
sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat
digunakan, yaitu:
1. Probability Sampling
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
area (cluster.
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis,
Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik non probability sampling yang digunakan dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik purposive sampling. Menurut
26
karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan yang penulis
sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria yang
dimaksudkan adalah:
1. Perusahaan sub sektor rokok yang secara berturut-turut terdaftar di BEI tahun
2. Melaporkan laporan keuangan setiap tahunnya dari tahun 2014 sampai 2018
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder yaitu data yang diambil secara tidak langsung melalui pihak ketiga
atau media perantara. Data sekunder tersebut terdiri dari gambaran umum
perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan Sub Sektor Rokok Yang Terdaftar
1. Data Kualitatif
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa data laporan
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
1. Valuasi Saham
Valuasi (penilaian) saham adalah proses menentukan berapa harga yang wajar
Relative Strength Index merupakan suatu metode estimasi harga saham yang
3. Investasi Saham
Investasi Saham merupakan kegiatan penanaman dana atau modal pada suatu
wujud yang terlihat secara fisik maupun tidak, dengan maksud mendanai
bagi para pemegang modal. Definisi investasi ini lebih mudah dipahami bila
investasi tersebut spesifik untuk jenis investasi saham yang ada di perusahaan.
keadaan sehat dan layak diinvestasikan. Valuasi saham diukur dengan cara
membandingankan antara nilai instrinsik saham dengan harga pasar. Analisis nilai
intrinsik saham menggunakan valuasi saham berbasis PER dan PBV, untuk
menilai harga saham saat ini apakah overvalue, fairvalue atau undervalue.
Persoalan waktu yang tepat untuk masuk pasar saham dan untuk
29
indikator Relative Strength Index (RSI). Metode analisis yang digunakan adalah
metode valuasi absolut, sering disebut metode valuasi intrinsik, adalah metode
untuk mencari nilai sejati (intrinsik) sebuah saham. Hasil penghitungan ini akan
menjadi nilai wajar sebuah saham dan sering dikemukakan oleh analis
sebagai target harga (Moechdie & Ramelan, 2012: 268). Indikator yang
g=ROE x(1−DPR).
b. Estimasi EPS
laba bersih
EPSt ( EPStahun sebelumnya )=
jumlah saham yang beredar
c. Estimasi DPS
Estimasi DPS=EPSxDPR
d. Return
DPS
k= +g
Po
30
e. Estimasi PER
D 1/ E 1
Price Earning Ratio=
k −g
f. Nilai instrinsik
total ekuitas
Nilai Buku Per Lembar Saham=
jumlah sahamberedar
membuat proposal. Penelitian ini juga akan terus dilakukan saat keluar
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. (2015). Statistika Deskriptif Plus (Untuk Ekonomi Dan Bisnis). Edisi
revisi. Cetakan ketiga. Yogyakarta : STIM YKPN
Fahmi, I., Hadi, Yovi. (2011). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Teori Dan
Soal Jawab). Cetakan kedua. Bandung: alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuan, kual, dan R&D. Bandung : alfabeta.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Kanisius.