Anda di halaman 1dari 33

1

ANALISIS VALUASI SAHAM MENGGUNAKAN RELATIVE STRENGTH

INDEX UNTUK MENENTUKAN INVESTASI SAHAM

(Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2014-2018)

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

Nama : FAROHIN HIDAYATUL UMMAH


NPM : 16130310179
Program Studi : AKUNTANSI
Bidang Konsentrasi : KEUANGAN

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

FAKULTAS EKONOMI

KEDIRI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Investasi saham sering diidentikkan dengan risiko tinggi. Sejatinya investor

bisa meminimalkan risiko ini dengan memiliki pengetahuan dan ketrampilan

tentang investasi saham. Peran pasar modal mulai merambah dalam dunia

perekonomian Indonesia yang bisa merubah mind set masyarakat Indonesia

perihal pentingnya berinvestasi. Masyarakat berasumsi bahwa investasi saham

merupakan investasi yang menggiurkan menjadi semakin berkembang. Dengan

investasi saham membuat masyarakat semakin mudah dalam menghasilkan profit

mereka. Perkembangan yang begitu pesat ini tidak diimbangi oleh pintarnya

investor dan calon investor dalam memilih saham. Sebelum berinvestasi di saham,

investor perlu melakukan analisa lebih dalam sebagai bentuk perhatian dan

kehati–hatian dalam memutuskan ke perusahaan mana modalnya akan

ditanamkan. Investasi menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh para

pemilik saham atau investor. Dalam konteks investasi, keuntungan di masa yang

akan datang mencerminkan harapan yang belum tentu terealisasi sehingga tidak

menutup kemungkinan terjadinya kerugian. Oleh karena itu, diperlukan analisis

valuasi saham.

Valuasi saham adalah proses menentukan berapa harga yang wajar untuk

suatu saham. Valuasi Saham adalah salah satu teknik dalam analisis fundamental

untuk menentukan investasi saham. Dalam melakukan investasi saham, nilai wajar

1
2

saham yang akan dibeli atau dijual sangat penting diketahui oleh investor untuk

mempermudah investor dalam memperkirakan kemungkinan keuntungan serta

kerugian yang akan terjadi. Tujuan dari valuasi saham adalah untuk mengetahui

apakah harga pasar suatu saham dinilai terlalu tinggi (overvalued), terlalu rendah

(undervalued) atau harga wajar (fairvalue). Cara terbaik mengetahui harga saham

murah atau mahal yaitu dengan menggunakan indikator Price Earning Ratio

(PER). Selain Price Earning Ratio (PER), indikator Price to Book Value (PBV)

juga sering digunakan. Untuk menghitung Price to Book Value (PBV) bisa

dengan membandingkan harga saham dengan nilai buku ekuitas per sahamnya.

Semakin kecil Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV)

semakin menarik bagi investor, terutama aliran value investor. Investor juga harus

bisa melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Valuasi saham

bertujuan untuk mengetahui nilai intrinsik saham dengan membandingkan dengan

harga pasar saham saat ini. Valuasi saham yang menghasilkan informasi nilai

instrinsik selanjutnya akan dibandingkan dengan harga pasar saham untuk

menentukan posisi jual atau beli. Nilai instrinsik adalah nilai saham yang

menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai

yang sebenarnya. Nilai intrinsik lebih tinggi dari nilai pasar disebut

undervalue (harga terlalu rendah) dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan

apabila saham tersebut telah dimiliki, nilai intrinsik lebih rendah dari nilai

pasar disebut overvalue(harga terlalu mahal) dan karenanya harus dijual, dan

nilai intrinsik sebanding dengan nilai pasar disebut fairvalue (harga wajar) dan

keputusan yang dapat diambil adalah mempertahankan saham tersebut untuk tidak
3

menjual atau tidak membeli sampai dengan kondisi menguntungkan bagi investor.

Selain menggunakan valuasi saham dengan mengetahui nilai instrinsik lalu

membandingkannya dengan harga saham, untuk mengetahui waktu yang tepat

untuk menginvestasikan saham bisa dilakukan dengan menggunakan Relative

Strength Index (RSI).

RSI (Relative Strenght Index) adalah seuatu metode estimasi harga saham

yang dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata kenaikan dengan rata-rata

penurunan harga saham. RSI (Relative Strenght Index) merupakan analisis

teknikal dalam memutuskan investasi saham. Analisis teknikal dibangun dengan

asumsi pergerakan harga saham adalah segalanya. Harga pasar ditentukan oleh

permintaan dan penawaran saham. RSI dapat didefinisikan sebagai indikator yang

mengukur kekuatan relatif pasar berdasarkan perbandingan antara kenaikan dan

penurunan, yang ditampilkan dalam bentuk indeks yang bergerak antara level 0

(nol) hingga 100. RSI dapat digunakan untuk mengetahui waktu yang tepat untuk

menginvestasikan saham serta menentukan oversold (jenuh jual) dan overbought

(jenuh beli). Sebagai indikator yang akan mengukur tingkat perubahan arah

pergerakan harga saham untuk melihat sinyal buy or sell. Pengambilan

keputusan untuk melakukan investasi merupakan keputusan yang sangat beresiko,

oleh karena itu sebaiknya seorang investor saham terlebih dahulu melakukan

analisis investasi saham.

Investasi Saham adalah bentuk pengelolaan saham yang memberikan

keuntungan dengan cara menempatkan saham tersebut pada alokasi yang

diperkirakan. Keputusan investasi saham dinilai sangat penting untuk mengetahui


4

kondisi perusahaan. Berinvestasi dalam tabungan atau deposito jelas jauh lebih

mudah dibandingkan investasi dalam bentuk saham. Dalam investasi saham,

dihadapkan dengan para investor yang tentunya mengharapkan keuntungan yang

sama. Prinsip penting dalam berinvestasi yaitu berinvestasi, jangan spekulasi,

belilah saham untuk memiliki bisnisnya, jangan berhutang untuk membeli saham,

berpikirlah secara independen, jangan mudah ikut-ikutan orang lain, alokasikan

modal secara efisien. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi

merupakan keputusan yang sangat berisiko.

Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Sub

Sektor Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018. Hal

ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana investasi saham yang terjadi

dalam sub sekto rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.

Selain itu objek penelitian ini dipilih oleh peneliti dikarenakan omset dan citra

perusahan-perusahan yang terdaftar dalam sub sektor rokok semakin naik dari

tahun ke tahun.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Analisis Valuasi Saham Menggunakan Relative

Strength Index untuk Menentukan Investasi Saham”.

1.2 Batasan Masalah

Dalam penyusunan laporan penelitian ini, untuk menghindari agar tidak terjadi

perluasan pembahasan dan menjadikan penelitian lebih terarah, maka peneliti

membatasi penelitian hanya mencakup pada analisis valuasi saham menggunakan

relative strength index untuk menentukan investasi saham. Metode yang


5

digunakan adalah PER (Price Earning Ratio) dan PBV (Price to Book Value).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sub sektor rokok yang terdaftar

di BEI periode 2014-2018.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu Bagaimana Analisis Valuasi Saham Menggunakan Relative

Strength Index dapat digunakan untuk Menentukan Keputusan Investasi Saham.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis valuasi saham menggunakan relative strength index untuk

menentukan keputusan investasi saham.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Secara terperinci manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Operasional

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan sebagai

pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan keuntungan di

masa yang akan datang dengan tujuan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih

baik. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan acuan dan

informasi dalam valuasi saham menggunakan relative strength index untuk

mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi saham serta dapat dijadikan


6

sebagai rekomendasi keputusan investasi untuk mengambil keputusan beli, jual

atau tahan saham.

2. Manfaat Akademik

Dapat berguna sebagai bahan referensi, wacana, dan rujukan bagi penelitian

selanjutnya khususnya mengenai analisis keputusan investasi saham serta

diharapkan dapat berguna sebagai tambahan ilmu pengetahuan dalam valuasi

saham menggunakan relative strength index untuk mengetahui keputusan

investasi saham.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Salah satu data pendukung yang perlu dijadikan rujukan adalah penelitian

terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang di bahas dalam

penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah peneliti yang

terkait dengan masalah valuasi saham, RSI (Relative Strength index), dan

keputusan investasi saham.

1. Nadya Ayu Popi (2018), dalam Penelitiannya yang berjudul “Analisis

Fundamental Dan Teknikal Untuk Menentukan Keputusan Investasi Saham

Sub Sektor Food And Beverages Yang Listing Di ISSI Periode 2014-2017”.

Variabel yang diteliti antara lain adalah Analisis Fundamental, Analisis

Teknikal, Keputusan Investasi Saham. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Analisis data menggunakan

metode Price Earning Ratio dan Price to Book Value. Hasil dari

penelitian ini adalah kondisi perekonomian Indonesia membaik kecuali nilai

tukar yang sedang lemah. Industri dianggap sebagai industri yang tidak

terpengaruh dalam kondisi perekonomian dan berada dalam fase ekspansi ke

maturity. Valuasi PER, ICBP dan INDF berada diposisi undervalue,

sedangkan MYOR berada diposisi overvalue. Valuasi PBV, ICBP dan

7
8

MYOR diposisi overvalue dan INDF undervalue. Kondisi teknikal saham

ICBP sedang bullish sedangkan saham MYOR dan INDF sedang bearish.

Persamaan : menggunakan alat analisa metode price earning ratio dan price

to book value. Perbedaan : penelitian ini menggunakan alat analisis data

valuasi saham dengan menghitung nilai instrinsik PER dan PBV lalu

dibandingkan dengan harga pasar serta menggunakan Relative Strength Index

untuk keputusan investasi saham. Penelitian ini menggunakan objek penelitian

berbeda yaitu Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Rokok yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018.

2. I Putu Darma Putra Universitas Gunadarma (2009), dalam penelitiannya

yang berjudul “Analisis Valuasi Saham Pada PT Indofood Sukses Makmur

Tbk, PT Gudang Garam Tbk, Dan PT Unilever Tbk”

Variabel yang diteliti antara lain adalah Discounted Cash Flow, Relative

Valuation, Capital Asset Pricing Model. Analisis data menggunakan

pendekatan pendapatan yang mengaplikasikan metode arus kas terdiskonto

(Discounted Cash Flow), pendekatan perbandingan data pasar (Relative

Valuation), dan dengan metode CAPM (Capital Asset Pricing Model). Hasil

penelitian menunjukan saham INDF dan GGRM berada dalam kondisi

Overvalued jika dihitung dengan pendekatan Discounted Cash Flow dan

Capital Asset Pricing Model. Namun jika dihitung dengan menggunakan

pendekatan Relative Valuation saham INDF dan GGRM berada dalam kondisi
9

Undervalued. Sedangkan untuk saham UNVR jika dihitung dengan

pendekatan Discounted Cash Flow, Relative Valuation, dan Capital Asset

Pricing Model berada dalam kondisi Overvalued. Persamaan : menganalisis

valuasi saham apakah dalam keadaan overvalued, undervalued dan fairvalued.

Perbedaan : penelitian ini menggunakan alat analisis data valuasi saham

dengan menghitung nilai instrinsik PER dan PBV lalu dibandingkan dengan

harga pasar serta menggunakan Relative Strength Index untuk keputusan

investasi saham. Penelitian ini menggunakan objek penelitian berbeda yaitu

Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2014 – 2018.

3. Erni Estika Sukmawati, dalam penelitiannya yang berjudul “ANALISIS

FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN

INVESTASI (Studi Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah

Tangga yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)”. Variabel

yang diteliti : Price Earning Ratio, Kewajaran Harga Saham, Keputusan

Investasi. Metode yang digunakan untuk menganalisis kewajaran harga

saham adalah analisis fundamental dengan menggunakan pendekatan

Price Earning Ratio (PER). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saham

PT. Mustika Ratu, Tbk, PT. Mandom Indonesia, Tbk, dan PT. Unilever

Indonesia, Tbk berada dalam kondisi yang overvalued sehingga keputusan


10

yang tepat adalah menjual saham tersebut apabila telah dimiliki untuk

memperoleh capital gain atau tetap menahan saham apabila ingin tetap

mendapatkan deviden karena kondisi fundamental perusahan dalam

keadaan baik. Saham PT. Martino Berto, Tbk berada dalam kondisi

undervalued sehingga keputusan yang tepat adalah membeli saham tersebut

atau tidak menjual saham tersebut dengan harapan dikemudian hari harga

saham akan naik. Persamaan : menganalisis menggunakan pendekatan PER

untuk menilai keputusan investasi. Perbedaan : penelitian ini menggunakan

alat analisis data valuasi saham dengan menghitung nilai instrinsik PER dan

PBV lalu dibandingkan dengan harga pasar serta menggunakan Relative

Strength Index untuk keputusan investasi saham. Penelitian ini menggunakan

objek penelitian berbeda yaitu Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Rokok yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018.

2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka

2.2.1 Valuasi Saham

2.2.1.1 Pengertian Valuasi Saham

Penilaian (valuasi) saham adalah proses menentukan berapa harga yang

wajar untuk suatu saham. Salah satu indikator yang sering menjadi fokus para

investor dalam berinvestasi saham adalah dengan melihat pergerakan harga atau
11

nilai saham dipasar. Untuk menentukan nilai saham, pemodal harus melakukan

analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada di pasar modal guna

menentukan saham atau melakukan portofolio yang dapat memberikan return

optimal.

Porman (2010: 174), menyatakan ada tiga hal yang penting yang harus

dianalisis sebagai bagian proses valuasi sebelum memutuskan untuk berinvestasi,

yaitu:

1. Perekonomian

2. Industri

3. Analisis Perusahaan

2.2.1.2 Tujuan Valuasi Saham

Tujuan analasis valuasi saham merupakan hal yang mendasar untuk

diketahui para investor mengingat tanpa analisis yang baik maka para investor

akan mengalami kerugian. Valuasi saham bertujuan untuk menghindari dari

risiko kerugian yang akan dialami oleh investor ketika melakukan investasi

terhadap saham Valuasi saham perlu menganilisis saham terlebih dahulu sebelum

melakukan keputusan investasi saham agar dapat menghitung tingkat risiko dan

tingkat pengembalian atas saham yang dinilai sehingga mempermudah proses

pembuatan keputusan investasi. Valuasi saham juga bertujuan untuk menaksir

nilai instrinsik suatu saham yang kemudian dibandingkan dengan harga pasar saat

ini saham tersebut.


12

2.2.1.3 Nilai Instrinsik dan Nilai Pasar

Menurut Tandelilin (2010:301) dalam penilaian saham dikenal adanya tiga

jenis nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku

merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit

saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh

harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai

teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Investor perlu

mengetahui nilainilai tersebut sebagai informasi penting dalam kaitannya dengan

pengambilan keputusan investasi yang tepat.

2.2.1.4 Teknik Valuasi Saham

Teknik penilai saham biasanya menggunakan pendekatan tradisional.

Untuk menganalisis saham menggunakan pendekatan tradisional dibagi menjadi

dua yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Proses valuasi saham

bermanfaat untuk mengetahui nilai intrinsik saham untuk di bandingkan dengan

harga pasar saham saat ini.

Menurut Bodie (2014:276), nilai instrinsik didefinisikan sebagai nilai kini

dari seluruh pembayaran tunai yang diterima investor saham tersebut, termasuk

dividen dan hasil dari penjalan akhir saham tersebut, dan didiskontokan

berdasarkan suku bunga penyesuaian risiko yang sesuai. Penilaian saham yang

menghasilkan informasi nilai instrinsik selanjutnya akan di bandingkan dengan


13

harga pasar saham untuk menentukan posisi jual atau beli terhadap suatu saham

perusahaan (Tandelilin, 2010: 301).

Valuasi saham merupakan proses yang penting dalam analisis

fundamental. Menurut Murhadi (2009:9) Model valuasi saham yang dapat

digunakan seperti model Discounted Cashflow atau model multiplier seperti

Price Earning Ratio (PER) atau Price to Book Value (PBV).

1. Valuasi model PER

Berikut rumus valuasi saham menggunakan PER

D1/ E 1
Price Earning Ratio =
k−g

Dimana :

D1 = estimasi DPS

E1 = estimasi EPS

k = tingkat return yang diharapkan investor

g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan

Menghitung nilai instrinsik dengan PER menggunakan tahapan-tahapan

sebagai berikut:

a. Pertumbuhan dividen yang diharapkan (g)

g = ROE x (1 – DPR)
ROE = laba bersih / modal saham

DPR = dividen per lembar saham / laba per lembar saham


14

b. Estimasi EPS
estimasi EPS1 = EPSt (1+g)

EPSt (EPS tahun sebelumnya) = laba bersih / jumlah saham beredar

c. Estimasi DPS

estimasi DPS1 = EPS1 x DPR


d. Return

DPS 1
k= +g
Po
DPS1 = jumlah dividen yang akan diterima

Po = harga tahun sebelumnya

e. Estimasi PER

D1/ E 1
Price Earning Ratio =
k−g

f. Nilai instrinsik (PER)

Nilai intrinsik = estimasi EPS x PER

Valuasi model PBV

Nilai instrinsik saham

a. Nilai buku per lembar saham = total ekuitas/jumlah saham beredar

b. Nilai intrinsik (PBV)


15

Dari hasil perhitungan nilai instrinsik, maka perbandingan dengan harga pasar

akan diperoleh:

1. Harga pasar > nilai instrinsik (Overvalue)

Jika saham dikategorikan overvalue maka keputusan yang diambil adalah

sell/reduce. Harga saham dianggap sudah tinggi dari harga wajarnya dan besar

kemungkinan harganya tidak akan naik bahkan akan turun karena dianggap

mahal.

2. Harga pasar < nilai instrinsik (Undervalue)

Jika saham dikategorikan undervalue disarankan untuk buy/add karena harga

saham dinilai murah dan masih ada

3. Harga pasar = nilai instrinsik (Fairvalue)

Jika saham dikategorikan fairvalue maka lebih baik menahan/hold karena

tidak dapat mengharapkan kenaikan harga dan kemungkinan harga kan turun.

Investor tetap memegang saham tersebut jika sudah memiliki saham kategori ini

dan memantau perubahan-perubahan yang ada, jika belum memiliki saham ini

lebih baik tidak membeli dahulu.

2.2.2 Relative Strength Index (RSI)

2.2.2.1 Pengertian Relative Strenght Index (RSI)


16

Relative Strength Index merupakan suatu metode estimasi harga saham

yang dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata kenaikan dengan rata-rata

penurunan harga saham.

Pada penelitian ini akan menggunakan Relative Strength Index (RSI)

sebagai ukuran dalam analisa teknikal. Analisis teknikal adalah suatu teknik

untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan idikator pasar saham

lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan

volume.

Menurut Joko (2010:123) Ada beberapa istilah dasar dalam analisa

teknikal yaitu:

1. Tren, suatu arah pergerakan harga saham dalam masa tertentu. Harga

saham mengalami kecenderungan kenaikan secara terus menerus dianggap

mengalami tren naik/bullish. Jika harga saham mengalami kecenderungan

turun terus menerus dianggap mengalami tren turun/bearish.

2. Support,adalah sebuah titik harga terendah dari suatu saham dimana telah

beberapa kali terjadi penurunan harga saham angka tersebut tidak pernah

tembus.

3. Resistance, adalah titik harga tertinggi suatu saham dimana beberapa kali

terjadi kenaikan harga saham angka tersebut tidak pernah tembus.

4. Overbought, saham yang memiliki harga rendah akan ramai dibeli investor

sehingga harga tersebut akan semakin naik sampai saat investor yang
17

telah membeli diharga yang rendah untuk merealisasikan keuntungan.

Sehingga akan menjual sahamnya untuk memperoleh keuntungan. Hal ini

dikatakan sebagai overbought atau jenuh beli.

5. Oversold atau jenuh jual, harga saham yang turun terus menerus tidak

akan berlanjut dalam waktu lama karena akan ada sebagian investor yang

memiliki dana dan berupaya membeli saham karena dirasa cukup murah.

RSI dikembangkan oleh Welles Wilder yang merupakan indikator momentum

osciliator (RSI yang hanya bisa bergerak diantara selang penilaian) yang

mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Salah satu kegunaan RSI

yang popular adalah untuk menentukan oversold (jenuh jual) dan overbought

(jenuh beli). RSI pada umumnya ditentukan pada level 30-70 point. bila RSI

berada pada dilevel 30 indikasi oversold atau jenuh jual yaitu kebalikan dari

overbought dimana kondisi ketika harga dianalisa secara tehnikal cukup murah.

Bila RSI dilevel 70 overbought atau jenuh beli yaitu kondisi ketika harga dinilai

terlalu tinggi dan sebaiknya investor yang telah memiliki saham dibawah harga ini

dapat merealisasikan keuntungannya. Pada level 45-50 dapat dijadikan range

trading untuk jangka pendek.

Metode Relative Strength Index dikemukakan oleh J Welles Wilder

sebagai salah satu metode analisis teknikal. Wilder memberikan pedoman

interpretasi Relative Strength Index sebagai berikut :

a. Batas bawah Relative Strength Index adalah angka 70 dan 30


18

b. Bila Relative Strength Index mencapai 70 atau lebih maka harga saham sudah

mencapai puncaknya dan ada kemungkinan menurun, sehingga ini merupakan

saat yang tepat untuk menjual.

c. Bila Relative Strength Index mencapai 30 atau kurang saham telah mencapai

dasarnya dan ada kemungkinan sehingga ini merupakan saat yang tepat

untuk membeli.

Sinyal jual maupun sinyal beli yang dihasilkan dari RSI, dapat dilihat melalui

sebuah level overbought maupun oversold. Dalam penelitian ini akan

menggunakan parameter dengan level 30-70, yang akan dikonfirmasi kebenaran

sinyal tersebut 1 (satu) minggu berikutnya Jika grafik garis melewati level 70

maka akan diindikasikan sebagai overbought atau jenuh beli, dimana lebih baik

untuk menjual saham tersebut. Namun jika grafik garis melewati level 30,

dinamakan oversold atau jenuh jual, dimana lebih baik untuk membeli saham

tersebut. RSI dianggap overbought ketika di atas 70, oversold ketika di bawah 30.

2.2.2.2 Aturan untuk Buy/Beli Menggunakan RSI

1. RSI harus berada di area oversold (di bawah 30).

2. Tunggu sampai RSI lepas dan areaa oversold (naik ke atas 30).

3. Sebagai penguat, pastikan ada candlestick bullish ketika RSI lepas dari area

oversold.

4. Tunggu sampai candlestick tersebut selesai (close).


19

5. Entry (Buy) pada pembukaan candlestick berikutnya.

6. Tempatkan stop loss sedikit ke bawah swing low yang terakhir.

2.2.2.3 Aturan untuk Sell/ Jual Menggunakan RSI

1. RSI harus berada di area overbought (di atas 70).

2. Tunggu sampai RSI lepas dar areaa overbought (turun ke bawah 70).

3. Sebagai penguat, pastikan ada candlestick bearish ketika RSI lepas dari area

overbought.

4. Tunggu sampai candlestick tersebut selesai (close).

5. Entry (Sell) pada pembukaan candlestick berikutnya.

6. Tempatkan stop loss sedikit di atas swing high yang terakhir.

2.2.3 Investasi Saham

Sebagaimana dikemukakan oleh Irton (2010:143) bahwa dua alat penting

untuk mengukur investasi saham adalah price earning ratio (PE/Ratio) dan equity

per share (EPS). Irton (2010:144) PE/Ratio atas saham biasa dihitung dengan

membagi harga pasar per saham biasa pada tanggal tertentu dengan laba tahunan

per saham biasa. Equity per share atau ekuitas per lembar saham dihitung dengan

cara membagi total ekuitas dengan jumlah saham beredar. Jika perusahaan

memiliki dua jenis saham, yakni saham preferen dan saham biasa, ekuitas per

saham dihitung untuk masing-masing.


20

2.2.3.1 Keuntungan investasi saham

Situmorang, dkk. (2010: 3&4), menyatakan ada tiga keuntungan investasi

saham, yaitu:

1. Dividen

Pemilikan saham suatu perusahaan, baik perusahaan yang tercatat di BEI

(emiten) maupun yang tidak tercatat di BEI (non emiten), Investor biasanya akan

mendapatkan dividen.

2. Capital Gain

Keuntungan dari hasil jual beli saham berupa selisih antara nilai jual yang

lebih tinggi dari nilai beli saham.

3. Bisa Dijaminkan

Saham juga bisa dijaminkan ke bank sebagai agunan untuk memperoleh

kredit, namun biasanya saham hanya dianggap sebagai agunan tambahan oleh

bank, atau tidak bisa berdiri sendiri dengan alasan tingkat fluktuasi saham yang

tidak bisa di prediksi.

2.3 Analisis Valuasi Saham menggunakan Relative Strenght Index untuk

menentukan Investasi Saham

Valuasi Saham sangat diperukan untuk menentukan investasi saham. Hal ini

dikarenakan agar tidak adanya salah mengambil keputusan saat berinvestasi.

Tepatnya kapan waktu yang tepat untuk bisa menjual atau membeli saham dengan
21

penilaian saham yang sudah dilakukan. Valuasi saham dalam penelitian ini

menggunakan indikator PER dan PBV. Indikator ini dinilai dengan menggunakan

nilai instrinsik yang kemudian akan dibandingkan dengan harga pasar. Selain

valuasi saham menggunakan indicator PER dan PBV, RSI juga dapat membantu

menentukan investasi saham. RSI berguna untuk melihat apakah saham dalam

keadaan oversold atau overbought.

2.4 Kerangka Teoritik

Kerangka teoritik penelitian ini memberikan deskripsi mengenai munculnya

topik analisis valuasi saham menggunakan relative strength index untuk

menentukan investasi saham. Adapun kerangka teoritik dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Valuasi Saham

Relative Strength
Index

Investasi Saham

Penjelasan:
22

Valuasi saham dilakukan menggunakan metode Price Earning Ratio

(PER) dan Price to Book Value (PBV) yaitu membandingkan nilai instrinsik

dengan harga pasar. Selain menggunakan metode Price Earning Ratio (PER) dan

Price to Book Value (PBV), valuasi saham juga dilakukan menggunakan Relative

Strenght Index (RSI) yang kemudian akan digunakan untuk menentukan investasi

saham.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah studi empiris, yaitu

studi yang dilakukan berdasarkan data hasil pengamatan dan bukan secara teoritis

dan spekulasi yang digunakan untuk penelitian. Studi Pada Perusahaan Sub Sektor

Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menyusun gambaran atau potret suatu permasalahan secara detail

dan sistematis. Sugiyono (2012:7) metode kuantitatif dinamakan metode

tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah

mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Tujuan penelitian deskripsi ini adalah

untuk membuat suatugambaran atau deskripsi secara akurat, sistematis dan

penyelidikan hati-hati berdasarkan fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara

fenomena yang diselidikiuntuk keperluan tertentu. Peneliti menggunakan

pendekatan kuantitatif karena didalam teknik analisnya menggunakan angka,

mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari

hasil pengolahan data tersebut.

Analisis yang digunakan diantaranya metode valuasi saham berbasis Price

Earning Ratio dan Price to Book Value untuk mengidentifikasi harga saham

23
24

dengan membandingkan nilai intrinsik saham dengan harga pasar. Kemudian

analisis yang digunakan untuk mengetahui sinyal masuk atau keluar pasar serta

untuk mengetahui grafik harga saham menggunakan analisis teknikal yaitu

Relative Strength Index (RSI).

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan adalah GISBEI (Galeri Investasi Syariah

Bursa Efek Indonesia) yang berlokasi di UNISKA KEDIRI Jalan Sersan

Suharmaji No. 38, Manisrenggo,Kota Kediri, Jawa Timur dengan menggunakan

alamat website www.idx.co.id atau Indonesia Stock Excheange yang merupakan

situs resmi Bursa Efek Indonesia. Alasan dipilih lokasi ini karena berada di

lingkup kampus sehingga memudahkan mendapatkan informasi dan pengambilan

data laporan keuangan yang dibutuhkan.

3.4 Populasi dan Sampel

Menurut sugiyono (2012:119), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan

sub sektor rokok yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.

Menurut sugiyono (2012:120), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam

penelitian ini berjumlah 4 perusahaan subsector rokok yang terdaftar di BEI.


25

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2012:116) teknik sampling adalah teknik pengambilan

sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan.

Menurut Sugiyono (2012:117) terdapat dua teknik sampling yang dapat

digunakan, yaitu:

1. Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate

stratified random sampling, disproportinate stratified random sampling, sampling

area (cluster.

2. Non Probability Sampling

Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis,

kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.

Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah

teknik non probability sampling. Menurut Sugiyono (2012:117), definisi non

probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Teknik non probability sampling yang digunakan dalam

pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik purposive sampling. Menurut
26

Sugiyono (2012:117) pengertian purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel berdasarkan kriteria-kriteria atau pertimbangan tertentu.

Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling adalah

karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan yang penulis

tentukan, oleh karena itu penulis memilih teknik purposive sampling.

3.6 Penentuan Jumlah Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria yang

dimaksudkan adalah:

1. Perusahaan sub sektor rokok yang secara berturut-turut terdaftar di BEI tahun

2014 sampai 2018.

2. Melaporkan laporan keuangan setiap tahunnya dari tahun 2014 sampai 2018

dalam satuan Rupiah.

3. Rutin membagikan dividen dari tahun 2014-2018.

3.7 Data dan Teknik Pengumpulannya

3.7.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder yaitu data yang diambil secara tidak langsung melalui pihak ketiga

atau media perantara. Data sekunder tersebut terdiri dari gambaran umum

perusahaan, visi dan misi perusahaan, tujuan perusahaan, struktur organisasi


27

perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan Sub Sektor Rokok Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018.

3.7.2 Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif yang digunakan berupa data mengenai gambaran umum

perusahaan, lokasi perusahaan, dan struktur perusahaan.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa data laporan

keuangan sub sektor rokok periode 2014-2018

3.8 Identifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012:63), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel dari penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel 1: Valuasi Saham.

2. Variabel 2: Relative Strength Index (RSI).

3. Variabel 3: Keputusan Investasi Saham.

3.9 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian

ini menunjukkan cara pengukuran dari masing-masing variabel tersebut.

Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:


28

1. Valuasi Saham

Valuasi (penilaian) saham adalah proses menentukan berapa harga yang wajar

untuk suatu saham.

2. Relative Strength Index

Relative Strength Index merupakan suatu metode estimasi harga saham yang

dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata kenaikan dengan rata-rata

penurunan harga saham.

3. Investasi Saham

Investasi Saham merupakan kegiatan penanaman dana atau modal pada suatu

wujud yang terlihat secara fisik maupun tidak, dengan maksud mendanai

keperluan dan mendukung jalannya ekonomi  sehingga memberikan keuntungan

bagi para pemegang modal. Definisi investasi ini lebih mudah dipahami bila

investasi tersebut spesifik untuk jenis investasi saham yang ada di perusahaan.

3.10 Teknik Analisis Data

Data-data saham dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis

kuantitatif. Metode yang digunakan untuk menentukan keputusan investasi

menggunakan metode fundamental melalui analisis valuasi saham

menggunakan laporan keuangan untuk memperkirakan perusahaan dalam

keadaan sehat dan layak diinvestasikan. Valuasi saham diukur dengan cara

membandingankan antara nilai instrinsik saham dengan harga pasar. Analisis nilai

intrinsik saham menggunakan valuasi saham berbasis PER dan PBV, untuk

menilai harga saham saat ini apakah overvalue, fairvalue atau undervalue.

Persoalan waktu yang tepat untuk masuk pasar saham dan untuk
29

memutuskan saatnya beli atau jual menggunakan analisis teknikal dengan

indikator Relative Strength Index (RSI). Metode analisis yang digunakan adalah

metode valuasi absolut, sering disebut metode valuasi intrinsik, adalah metode

untuk mencari nilai sejati (intrinsik) sebuah saham. Hasil penghitungan ini akan

menjadi nilai wajar sebuah saham dan sering dikemukakan oleh analis

sebagai target harga (Moechdie & Ramelan, 2012: 268). Indikator yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Price Earning Ratio (PER)

2. Price to Book Value (PBV)

Tandelilin, 2010 (320).

1. Menghitung nilai instrinsik saham melalui indikator PER.

a. Pertumbuhan dividen yang diharapkan (g)

g=ROE x(1−DPR).

b. Estimasi EPS

Estimasi EPS=EPSt (1+ g)

laba bersih
EPSt ( EPStahun sebelumnya )=
jumlah saham yang beredar

c. Estimasi DPS

Estimasi DPS=EPSxDPR

d. Return

DPS
k= +g
Po
30

p0 = harga saham sebelumnya.

e. Estimasi PER

D 1/ E 1
Price Earning Ratio=
k −g

f. Nilai instrinsik

Nilai Instrinsik=estimasi EPS x PER

2. Melakukan perbandingan nilai instrinsik saham indikator PER.

3. Menghitung nilai instrinsik saham melalui indikator PBV.

a. Nilai buku per lembar saham

total ekuitas
Nilai Buku Per Lembar Saham=
jumlah sahamberedar

b. Nilai instrinsik PBV

4. Melakukan perbandingan nilai instrinsik melalui indikator PBV.

5. Melakukan analisis metode relative strength index (RSI).

3.11 Jadwal Penelitian

Waktu penelitian dimulai sejak penulis mendapatkan persetujuan judul dan

membuat proposal. Penelitian ini juga akan terus dilakukan saat keluar

Surat Keputusan dari Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri.


31

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. (2015). Statistika Deskriptif Plus (Untuk Ekonomi Dan Bisnis). Edisi
revisi. Cetakan ketiga. Yogyakarta : STIM YKPN

Ayu. N. (2018). Analisis Fundamental dan Teknikal untuk Menentukan


Keputusan Investasi Saham Sub Sektor Food and Beverages yang Listing
di ISSI Periode 2014 – 2017. Semarang: Universitas Islam Negeri
Walisongo.

Bodie., Kane., Marcus. (2014). Manajemen portofolio dan investasi. Buku 2.


Edisi 9. Jakarta: Salemba empat.

Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Henry M. (2011). Pasar Modal di Indonesia.


Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat

Estika, E. Analisis Fundamental Dengan Pendekatan Price Earning Ratio Untuk


Menilai Kewajaran Harga Saham Dan Keputusan Investasi. Jurnal.
Malang: Universitas Brawijaya.

Fahmi, I., Hadi, Yovi. (2011). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Teori Dan
Soal Jawab). Cetakan kedua. Bandung: alfabeta.

Fahmi, Irham. (2012). Pengantar Pasar Modal. Cetakan Pertama. Bandung:


Alfabeta.

Irton. (2010). Handbook of Acoounting (Buku Pegangan Akuntansi). (Edisi


Kedua). Yogyakarta: STIM YKPN

Moechdie H, Abi & Ramelan Haryajid. (2012). Gerbang Pintar Pasar


Modal. Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit PT. Capital bridge advisory,
Jakarta.

Mohamad samsul. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta


Erlangga

Murhadi, Werner R. (2009). Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta:


PT Indeks.

Porman Tambunan Andi. (2010). Menilai Harga Wajar Saham. Cetakan


Keempat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Rudiyanto. (2015). Fit.focus.finish (Panduan Mencapai Kesuksesan Finansial


Melalui Investasi Reksa Dana). Elex Media Komputindo.
32

Situmorang Parluhutan, Jauhari mahardhika, Tri listiyarini. (2010). Jurus-


Jurus Berinvestasi Saham Untuk Pemula. Cetakan Pertama. Jakarta:
TransMedia Pustaka.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuan, kual, dan R&D. Bandung : alfabeta.

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai