Anda di halaman 1dari 2

METTAG

METTAG = pengkodean dengan warna tagging system yang sejenis bisa


digunakan sebagai bagian dari Penuntun Lapangan START.
Biasanya, bagian dasar dari tag triase dapat meliputi:
 Bagian yang memberi tahu petugas medis tentang tanda-tanda vital pasien
bersama dengan perawatan yang diberikan.
 Bagian tentang demografi pasien seperti jenis kelamin dan alamat tempat
tinggal, dan riwayat medis pasien.
 Bagian dengan tampilan penuh gambar tubuh manusia. Tenaga medis
menunjukkan bagian tubuh mana yang terluka.
 Empat warna triase:

HITAM HARAPAN RENDAH


MERAH SEGERA CEDERA YANG MENGANCAM JIWA
KUNING TERLAMBAT LUKA YANG TIDAK MENGANCAM JIWA
HIJAU MINIMAL LUKA RINGAN

SALT

SALT merupakan metode triage yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu sort,
assess, lifesaving, interventions, dan treatment/transport. Metode ini diadopsi dari
metode jumpSTART.

Hal pertama yang dilakukan pada metode ini yaitu memisahkan korban
secara menyeluruh dengan menilai setiap korban individu. Korban yang dapat
berjalan akan di arahkan menuju lokasi tertentu kemudian dikaji sebagai prioritas
terakhir dalam penilaian individu.

sedangkan korban yang tetap diam dan tidak bergerak dari posisinya
disertai dengan kondisi yang mengancam nyawa akan berada pada prioritas
pertama sebab korban tersebut membutuhkan intervensi untuk penyelamatan
nyawa.

Penempatan korban pada prioritas utama juga disertai dengan perlakuan


medis tahap awal seperti upaya menghentikan pendarahan utama, pembukaan
jalan napas, dekompresi dada dengan pneumotoraks, dan menyediakan penangkal
untuk eksposur kimia.

Intervensi ini dapat dilakukan dengan cepat serta memberi dampak yang
signifikan pada kelangsungan hidup korban. Intervensi live saving harus
diselesaikan sebelum menetapkan kategori triage dan hanya boleh dilakukan dalam
praktek lingkup responder dan jika peralatan sudah tersedia.

Setelah intervensi menyelamatkan nyawa disediakan, pasien diprioritaskan


untuk pengobatan berdasarkan ke salah satu dari lima warna kode kategori.
Pasien yang mengalami luka ringan yang self-limited jika tidak diobati dan dapat
mentolerir penundaan dalam perawatan tanpa meningkatkan risiko kematian harus
diprioritaskan sebagai minimal dan harus ditunjuk dengan warna hijau. Pasien
yang tidak bernapas bahkan setelah intervensi live saving yang diprioritaskan
sebagai mati dan harus diberi warna hitam. Pasien yang tidak mematuhi
perintah, atau tidak memiliki pulsa perifer, atau dalam gangguan pernapasan,
atau perdarahan besar yang tidak terkendali harus diprioritaskan immediate dan
harus ditunjuk dengan warna merah. Penyedia harus mempertimbangkan
apakah pasien ini memiliki cedera yang mungkin tidak sesuai dengan kehidupan
yang diberikan sumber daya yang tersedia, jika ada, maka provider harus triase
pasien sebagai expectant /hamil dan harus ditunjuk dengan warna abu-abu.
Para pasien yang tersisa harus diprioritaskan sebagai delayed dan harus ditunjuk
dengan warna kuning.

SAVE

Pada keadaan dimana terdapat korban dalam jumlah yang sangat banyak, yang
jauh melampaui kapasitas penolong, maka harus dilakukan triase secara cepat
dengan tujuan menyelamatkan korban sebanyak-banyaknya. Untuk itu, pada triase
dengan metode SAVE, korban dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

a. Kelompok korban yang diperkirakan akan meninggal, apapun tindakan yang


akan diberikan.
b. Kelompok korban yang diperkirakan akan mampu bertahan hidup, apapun
tindakan yang akan diberikan ( termasuk tidak dilakukan pertolongan ).
c. Kelompok yang tidak termasuk dalam 2 kategori diatas, yang berarti korban
pada kelompok ini keselamatannya sangat tergantung pada intervensi yang
akan diberikan. Kelompok inilah yang harus mendapat prioritas penanganan.
Selain dari metode diatas, masih ada beberapa metode triase lainnya, yang
secara umum mempunyai tujuan yang sama, yaitu menentukan prioritas
penanganan korban dengan tepat sehingga dapat diselamatkan korban dalam
jumlah sebanyak-banyaknya.

Anda mungkin juga menyukai