Anda di halaman 1dari 2

PEMANTAUAN TERAPI OBAT

No. Dokumen Nomor Halaman


RSIA Revisi
PURI BETIK HATI 019/FARMASI 1/3
00
STANDAR TanggalTerbit Ditetapkan
PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Oktober 2017 dr. M. Iqbal, Sp, A
Direktur
PENGERTIAN Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang
aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan ini
mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian
obat, resepon terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki
(DRP)
TUJUAN Sebagai acuan dalam memastikan terapi obat yang aman,
efektif, dan rasional bagi pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik
Hati nomor 132/SK/DIR-RSIAPBH/IX/2017 tentang
Kebijakan Indentifikasi Efek Kejadian Tidak Diharapkan
Terkait Obat di RSIA Puri Betik Hati
PROSEDUR 1. Kondisi pasien yang perlu dilakukan PTO antara lain:
a. Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit
sehingga menerima polifarmasi
b. Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan
ginjal
c. Pasien geriatri dan pediatri
d. Pasien hamil dan menyusui
e. Pasien dengan perawatan intensif
f. Pasien yang menerima regimen yang kompleks:
polifarmasi, variasi rute pemberian, variasi aturan pakai,
cara pemberian khusus (contoh inhalasi, drip intravena),
dsb.
g. Pasien yang menerima obat dengan resiko tinggi yaitu
bila menerima:
1) Obat dengan indeks terapi yang sempit (contoh:
digoxin, fenitoin)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT

No. Dokumen Nomor Halaman


RSIA Revisi
PURI BETIK HATI 019/FARMASI 2/3
00
STANDAR TanggalTerbit Ditetapkan
PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Oktober 2017 dr. M. Iqbal, Sp, A
Direktur
2) Obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: gentamisin)
dan hepatotoksik (Contoh: OAT)
3) Obat antikoagulan (contoh: warfarin, heparin)
4) Obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh:
metokloprami, AINS)
5) Obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin)
2. Metode pelaksanaan pemantauan terapi obat adalah dengan
menggunakan kerangka SOAP sebagai berikut:
S = Subjective (gejala yang dikeluhkan pasien)
O = Objective (gejala yang terukur oleh tenaga kesehatan)
A = Assesment (Analisa berdasarkan data S dan O)
P = Plans (rencana untuk menyelesaikan masalah)
3. Setelah data terkumpul, dilakukan analisa untuk identifikasi
adanya masalah terkait obat, antara lain:
a. Ada indikasi tetapi tidak diterapi
b. Pemberian obat tanpa indikasi
c. Pemilihan obat yang tidak tepat
d. Dosis terlalu tinggi
e. Dosis terlalu rendah
f. Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)
g. Interaksi obat
4. Hasil identifikasi masalah terkait obat dikomunikasikan
kepada tenaga kesehatan terkait

UNIT TERKAIT Petugas Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai