Anda di halaman 1dari 3

PEMANTAUAN TERAPI OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


14/PKPO-SPO/2019 00 1/2
RSUD
SULTAN MUHAMMAD
JAMALUDIN I
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
STANDAR Kepala RSUD
2 Mei 2019
PROSEDUR Sultan Muhammad Jamaludin I
OPERASIONAL

dr. Maria Fransisca A.Sch. MARS


NIP.19840402 201001 2 013
1. Pengertian Upaya untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan
rasional bagi pasien. Kegiatan ini mencakup pengkajian pilihan
obat, dosis, cara pemberian obat, resepon terapi, reaksi obat yang
tidak dikehendaki (DRP)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah memastikan terapi obat
yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien
3. Kebijakan SK Kepala Rumah Sakit Nomor Tahun 2019 Tentang
Pemantauan Terapi Obat di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Muhammad Jamaludin I.
4. Prosedur 1. Petugas farmasi mengidentifikasi pasien yang perlu dilakukan
pemantauan terapi obat antara lain:
a. Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit
sehingga menerima polifarmasi
b. Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan
ginjal
c. Pasien geriatri dan pediatri
d. Pasien hamil dan menyusui
e. Pasien dengan perawatan intensif
f. Pasien yang menerima regimen yang kompleks: polifarmasi,
variasi rute pemberian, variasi aturan pakai, cara pemberian
khusus (contoh inhalasi, drip intravena), dsb.
g. Pasien yang menerima obat dengan resiko tinggi seperti:
1) Obat dengan indeks terapi yang sempit (contoh: digoxin,
fenitoin)
2) Obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: gentamisin) dan
hepatotoksik (Contoh: OAT)
3) Obat antikoagulan (contoh: warfarin, heparin)
4) Obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh:
metokloprami, AINS)
5) Obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin)
2. Petugas farmasi melaksanaan pemantauan terapi obat dengan
menggunakan kerangka SOAP sebagai berikut:
S = Subjective (gejala yang dikeluhkan pasien)
O = Objective (gejala yang terukur oleh tenaga kesehatan)
A = Assesment (Analisa berdasarkan data S dan O)
P = Plans (rencana untuk menyelesaikan masalah)
3. Petugas farmasi melakukan analisa berdasarkan data yang telah
terkumpul untuk mengidentifikasi adanya masalah terkait obat,
antara lain:
a. Ada indikasi tetapi tidak diterapi
b. Pemberian obat tanpa indikasi
c. Pemilihan obat yang tidak tepat
d. Dosis terlalu tinggi
e. Dosis terlalu rendah
f. Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)
g. Interaksi obat
4. Petugas farmasi mengkomunikasikan hasil identifikasi masalah
terkait obat kepada tenaga kesehatan terkait.

5. Bagan Alur (jika


diperlukan)
6. Unit Terkait Petugas Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai