Criticalthinking PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Fakultas Kedokteran Seri Kuliah Blok Budaya Ilmiah

Universitas Sebelas Maret

Berpikir Kritis
(Critical Thinking)

Apakah berpikir kritis? pengambilan keputusan salah yang didasarkan


pada keyakinan yang salah tersebut.
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau Berpikir kritis juga berguna untuk
berpikir rutin. Berpikir kritis merupakan proses mengekspresikan ide-ide. Pemikiran kritis memili-
berpikir intelektual di mana pemikir dengan ki peran penting dalam menilai manfaat ide-ide
sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir baru, memilih ide-ide yang terbaik, dan memodifi-
menggunakan pemikiran yang reflektif, indepen- kasinya jika perlu, sehingga bermanfaat di dalam
den, jernih dan rasional. melakukan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan
Berpikir kritis mencakup ketrampilan kreativitas.
menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, Ada 3 syarat diperlukan untuk memiliki
dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikir- kemampuan berpikir kritis:
an dan penggunaan alasan yang logis, mencakup 1. Sikap untuk menggunakan pemikiran yang
ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, dalam di dalam melihat suatu permasalahan,
melakukan pengurutan (sekuensi), menghubung- dengan menggunakan pengalaman dan bukti
kan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, yang ada
membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi 2. Pengetahuan tentang metode untuk bertanya
alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, dan mengemukakan alasan dengan logis
perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyam- 3. Ketrampilan untuk menerapkan metode
paian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tersebut
tentang makna dan kepentingan dari apa yang
dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, Karakteristik pemikiran kritis
pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berda-
sarkan bukti-bukti pendukung yang memadai. Berpikir kritis memerlukan upaya terus-menerus
Berpikir kritis tidak sama dengan berde- untuk menganalisis dan mengkaji keyakinan,
bat atau mengkritisi orang lain. Kata “kritis” pengetahuan yang dimiliki, dan kesimpulan yang
terhadap suatu argumen tidak identik dengan dibuat, dengan menggunakan bukti-bukti yang
“ketidaksetujuan” terhadap suatu argumen atau mendukung.
pandangan orang lain. Penilaian kritis bisa saja Berpikir kritis membutuhkan kemampuan
dilakukan terhadap suatu argumen yang bagus, untuk mengidentifikasi prasangka, bias (keberpi-
sebab pemikiran kritis bersifat netral, imparsial hakan), propaganda (misalnya, propaganda peru-
dan tidak emosional. sahaan obat), kebohongan, distorsi (penyesatan),
Berpikir kritis merupakan ketrampilan misinformasi (informasi yang salah), egosentris-
berpikir universal yang berguna untuk semua me, dan sebagainya.
profesi dan jenis pekerjaan. Demikian juga berpi- Berpikir kritis mencakup kemampuan
kir kritis berguna dalam melakukan kegiatan untuk mengenali masalah dengan lebih tajam,
membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, menemukan cara yang dapat dilakukan untuk
berdiskusi, dan sebagainya, untuk mendapatkan mengatasi masalah tersebut, mengumpulkan infor-
hasil yang lebih baik. Analisis yang kritis dapat masi yang relevan, mengenali asumsi dan nilai-
meningkatkan pemahaman tentang suatu masalah. nilai yang ada di balik keyakinan, pengetahuan,
Pemikiran yang analitis, diskriminatif, dan rasio- maupun kesimpulan.
nal, membantu memilih alternatif solusi yang Berpikir kritis mencakup kemampuan
berguna dan menyingkirkan solusi yang tak untuk memahami dan menggunakan bahasa
berguna. Pemikiran yang reflektif dan independen dengan akurat, jelas, dan diskriminatif (yakni,
dapat menghindari keterikatan kepada keyakinan melihat dan membuat perbedaan yang jelas
yang salah, sehingga memperkecil risiko untuk tentang setiap makna), kemampuan untuk menaf-

Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD – Institute for Health Economic and Policy Studies (IHEPS)/ 1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
Fakultas Kedokteran Seri Kuliah Blok Budaya Ilmiah
Universitas Sebelas Maret

sirkan data, menilai bukti-bukti dan argumentasi, hubungan antara semua asumsi, implikasi,
mengenali ada-tidaknya hubungan yang logis akibat-akibat praktis
antara dugaaan satu dengan dugaan lainnya. 6. Mampu mengatasi kebingungan, mampu
Demikian juga berpikir kritis meliputi membedakan antara fakta, teori, opini, dan
kemampuan untuk menarik kesimpulan dan keyakinan
generalisasi yang bisa dipertanggungjawabkan, 7. Mengkomunikasikan dengan efektif kepada
menguji kesimpulan dan generalisasi yang dibuat, orang lain dalam upaya menemukan solusi
merekonstruksi pola keyakinan yang dimiliki atas masalah-masalah kompleks, tanpa
berdasarkan pengalaman yang lebih luas, dan terpengaruh oleh pemikiran orang lain tentang
melakukan pertimbangan yang akurat tentang hal- topik yang bersangkutan
hal spesifik dalam kehidupan sehari-hari. 8. Jujur terhadap diri sendiri, menolak
manipulasi, memegang kredibilitas dan
Karakteristik pemikir kritis integritas ilmiah, dan secara intelektual
independen, imparsial, netral
Berpikir kritis dapat terjadi ketika seorang
membuat keputusan atau memecahkan suatu Mengapa dokter perlu berpikir kritis?
masalah. Ketika seorang mempertimbangkan apa-
kah akan mempercayai atau tidak mempercayai, Berpikir kritis tidak hanya persoalan berpikir seca-
melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan, ra analitis, tetapi juga berpikir secara berbeda
atau mempertimbangkan untuk bertindak dengan (thinking differently). Berpikir kritis mencakup
alasan dan kajian yang kuat, maka ia sedang analisis secara kritis untuk memecahkan masalah.
menggunakan cara berpikir kritis. Analisis kritis berguna tidak hanya untuk mengi-
Seorang yang berpikir kritis akan ris/ menganalisis masalah, tetapi juga membantu
mengkaji ulang apakah keyakinan dan pengetahu- menemukan cara untuk menemukan akar masalah.
an yang dimiliki atau dikemukakan orang lain Memahami masalah dengan baik penting untuk
logis atau tidak. Demikian juga seorang yang dapat memecahkannya.
berpikir kritis tidak akan menelan begitu saja Dengan menggunakan kerangka skeptisis-
kesimpulan-kesimpulan atau hipotesis yang dike- me ilmiah, berpikir kritis diperlukan di semua
mukakan dirinya sendiri atau orang lain. bidang profesi dan disiplin akademik, termasuk
Seorang pemikir kritis memiliki sejumlah bidang profesi kedokteran. Sebagai contoh, dalam
karakteristik sebagai berikut: memilih terapi untuk pasien, seorang dokter perlu
berpikir kritis apakah keputusan untuk memilih
1. Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan terapi sudah tepat, apakah didukung oleh bukti-
masalah penting, merumuskannya dengan bukti ilmiah yang kuat yang membenarkan bahwa
jelas dan teliti terapi itu memang efektif untuk memecahkan
2. Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan masalah yang dihadapi pasien.
relevan untuk melakukan tugas. Pemikiran Dalam skeptisisme ilmiah, proses berpikir
kritis memiliki peran penting untuk menilai kritis meliputi akuisisi dan interpretasi informasi,
manfaat ide-ide baru, memilih ide-ide yang penggunaan informasi itu untuk menarik kesim-
terbaik, atau memodifikasi ide-ide jika perlu pulan yang bisa dipertanggungjawabkan. Konsep
3. Mengumpulkan dan menilai informasi- dan prinsip berpikir ilmiah bersifat universal.
informasi yang relevan, dengan menggunakan Berpikir kritis membentuk sebuah sistem pemikir-
gagasan abstrak untuk menafsirkannya dengan an yang saling terkait dan overlapping, misalnya
efektif pemikiran filosofis, pemikiran sosiologis, pemi-
4. Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan kiran antropologis, pemikiran historis, pemikiran
yang kuat, bukti yang kuat, dan mengujinya politis, pemikiran psikologis, pemikiran
dengan menggunakan kriteria dan standar matematis, pemikiran biologis, pemikiran ekolo-
yang relevan gis, pemikiran medis, pemikiran legal, pemikiran
5. Berpikir terbuka dengan menggunakan etis, pemikiran estetis/ artistik, dan sebagainya.
berbagai alternatif sistem pemikiran, sembari Berpikir kritis dapat diterapkan kepada kasus di
mengenali, menilai, dan mencari hubungan- bidang profesi apa saja. Hanya saja penerapannya

Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD – Institute for Health Economic and Policy Studies (IHEPS)/ Bagian 2
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
Fakultas Kedokteran Seri Kuliah Blok Budaya Ilmiah
Universitas Sebelas Maret

perlu merefleksikan konteks bidang profesi dan suatu argumen terdapat kecenderungan untuk
disiplin yang bersangkutan. mengira semua orang tahu, padahal tidak
Berpikir kritis penting, karena memung- setiap orang tahu. Demikian juga mengira
kinkan seorang untuk menganalisis, menilai, semua orang tidak tahu, padahal ada orang
menjelaskan, dan merestrukturisasi pemikirannya, yang tahu. Pemikir kritis berhati-hati dalam
sehingga dapat memperkecil risiko untuk menga- menggunakan kata “semua”, atau “setiap”.
dopsi keyakinan yang salah, maupun berpikir dan Lebih aman menggunakan kata “sebagian
bertindak dengan menggunakan keyakinan yang besar”, atau “beberapa”.
salah tersebut. Berpikir kritis penting dilakukan 2. Menyangka bahwa setiap orang memiliki bias
dalam profesi kedokteran. Berpikir kritis mengu- (keberpihakan) di bawah sadar, lalu
rangi risiko pembuatan diagnosis yang keliru dan mempertanyakan pemikiran refleksif yang
pemilihan terapi yang tidak tepat yang dapat dilakukan orang lain. Pemikir kritis harus
merugikan atau berakibat fatal bagi pasien. bersedia untuk menerima kebenaran argumen
Berpikir kritis juga diperlukan untuk mela- orang lain. Perdebatan tentang argumen bisa
kukan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan saja menarik, tetapi tidak selalu berarti bahwa
kreativitas seperti menulis buku. Jika seorang argumen sendiri benar.
tidak berpikir kritis, maka ia tidak bisa berpikir 3. Mengadopsi pendapat yang ego-sensitif. Nilai-
kreatif. nilai, emosi, keinginan, dan pengalaman
seorang mempengaruhi keyakinan dan
Mengembangkan sifat berpikir kritis kemampuan orang untuk memiliki pemikiran
yang terbuka. Pemikir kritis harus menying-
Sifat intelektual seorang perlu dikembangkan dan kirkan kesalahan ini dan mempertimbangkan
diasah agar menjadi pemikir yang kritis. Tidak ada untuk menerima informasi dari luar
resep yang instan untuk mengembangkan sifat- 4. Mengingat kembali keyakinan lama yang
sifat intelektualitas dari seorang pemikir kritis. dipercaya dengan kuat tetapi sekarang dittolak
Sebab berpikir kritis dikembangkan berdasarkan 5. Kecenderungan untuk berpikir kelompok,
konsep-konsep dan prinsip, ketimbang prosedur suatu keadaan di mana keyakinan seorang
yang kaku, atau resep tertentu. Berpikir kritis dibentuk oleh pemikiran orang-orang diseki-
menggunakan tidak hanya logika (baik logika tarnya ketimbang apa yang ia sendiri alami
formal maupun informal), tetapi juga kriteria atau saksikan
intelektual yang lebih luas, meliputi kejelasan,
kepercayaan (credibility), akurasi, presisi Mengajarkan ketrampilan berpikir kritis
(ketelitian), relevansi, kedalaman, keluasan, dan
signifikansi (kemaknaan). Ketrampilan berpikir kritis merupakan kemampu-
Salah satu cara yang penting untuk an untuk menimbang faktor-faktor yang penting
mengembangkan sifat-sifat berpikir kritis adalah dan tidak penting, konkrit dan abstrak yang
mempelajari seni untuk menunda penarikan mempengaruhi suatu situasi, agar dapat dibuat
kesimpulan definitif. Caranya adalah menerapkan solusi yang terbaik dari suatu masalah.
orientasi persepsi ketimbang menarik kesimpulan Berdasarkan hasil riset psikologi kognitif,
final terlalu dini. Sebagai contoh, ketika membaca para pendidik yakin, institusi pendidikan perlu
sebuah novel, menonton film, mengikuti diskusi memusatkan perhatian untuk mengajarkan ketram-
atau dialog, hindari kecenderungan untuk mengha- pilan berpikir kritis kepada para mahasiswa, dan
kimi atau menarik kesimpulan tetap. memupuk sifat-sifat intelektual mereka.
Untuk melatih berpikir kritis, seorang Seperti halnya cara memahami subjek
perlu menyadari dan menghindari adanya kecen- lainnya, mempelajari cara berpikir kritis meliputi
derungan untuk melakukan kesalahan-kesalahan dua fase: (1) internalisasi; dan (2) penerapan. Fase
yang menyebabkan orang tidak berpikir kritis, internalisasi mencakup konstruksi ide-ide dasar,
antara lain sebagai berikut: prinsip, dan teori-teori berpikir kritis di dalam
pikiran pebelajar. Fase penerapan mencakup
1. Dalam suatu argumen terlalu mengeneralisasi penggunaan ide-ide, prinsip, dan teori itu oleh
posisi atau keadaan. Sebagai contoh, dalam pebelajar di dalam kehidupan sehari-hari.

Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD – Institute for Health Economic and Policy Studies (IHEPS)/ Bagian 3
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
Fakultas Kedokteran Seri Kuliah Blok Budaya Ilmiah
Universitas Sebelas Maret

Dosen perlu memupuk dan menumbuhkan Dimensi-dimensi berpikir kritis


pemikiran kritis pada setiap stadium pembelajar-
an, dimulai dari pembelajaran awal. Karena itu di Daftar 35 dimensi berpikir kritis sebagai berikut.
dalam kurikulum pendidikan kedokteran, pengem-
bangan pemikiran kritis sebaiknya dimulai sejak Domain afektif:
semester awal.
Terdapat sejumlah teknik untuk melatih 1. Berpikir independen
ketrampilan berpikir kritis, antara lain sebagai 2. Mengembangkan pemahaman ke dalam
berikut. (insight) tentang egosentrisitas dan
sosiosentrisitas
Analisis teks: Latihan ini memberikan kepada 3. Melatih berpikir yang fair (adil, tidak
mahasiswa sebuah teks tentang suatu kejadian berpihak)
atau cerita. Mereka diminta untuk menjelaskan 4. Mengeksplorasi pemikiran di balik perasaan,
hubungan logis antara peristiwa-peristiwa di dan perasaan di balik pemikiran
dalam cerita itu. Mereka juga diminta untuk 5. Mengembangkan kebersahajaan intelektual
memberikan saran judul teks tersebut, dan (intellectual humility) dan menghindari
memberikan tambahan isi cerita. Kegiatan ini kecenderungan menghakimi
menuntut mahasiswa untuk berpikir logis dan 6. Mengembangkan keberanian intelektual
memberikan alasan terhadap setiap kejadian yang 7. Mengembangkan integritas intelektual
berhubungan dengan cerita. Sebagai varian dari 8. Mengembangkan keuletan intelektual
latihan ini, mahasiswa bisa diminta untuk 9. Mengembangkan kepercayaan diri dalam
memperluas cerita dengan menambahkan tokoh memberikan alasan
(karakter) atau peristiwa yang terkait dengan
cerita semula. Doman kognitif – ketrampilan makro:

Diskusi Socrates: Latihan ini mencakup pengaju- 1. Menyempurnakan generalisasi, dan


an pertanyaan-pertanyaan yang dapat mence- menghindari oversimplifikasi
tuskan pemikiran kritis. Latihan ini bisa dilakukan (menggampangkan)
dengan menanyakan kepada mahasiswa tentang 2. Membandingkan situasi-situasi serupa
isu-isu kompleks atau masalah-masalah hipotetik (analogi): mentransfer pandangan-pandangan
(perumpamaan). Mahasiswa diminta untuk ke dalam konteks baru
menganalisis konsep, membedakan antara fakta 3. Mengembangkan perspektif diri: menciptakan
dan asumsi, dan mengusulkan solusi yang tepat. atau mengksplorasi keyakinan-keyakinan,
argumen, atau teori
Berpikir dari kotak masalah (Think-out-of-the 4. Mengklarifikasi isu-isu, kesimpulan, atau
Box): Latihan ini memberikan teka-teki dan keyakinan
pertanyaan kepada mahasiswa untuk mendorong 5. Mengklarifikasi dan menganalisis arti dari
mereka berpikir kreatif yang dapat meningkatkan kata-kata atau kalimat
ketrampilan berpikir kritis. Sebagai contoh, maha- 6. Mengembangkan kriteria penilaian (evaluasi):
siswa bisa diminta untuk menggambar sejumlah mengklarifikasi nilai-nilai dan standar
titik, lalu mereka diminta untuk menghubungan 7. Menilai kredibilitas (kepercayaan) dari
titik-titik itu dengan seminimal mungkin jumlah sumber-sumber informasi
garis-garis lurus. Permainan ini melatih kemampu- 8. Mempertanyakan dengan mendalam:
an mahasiswa untuk mengidentifikasi koneksi- mengemukakan pertanyaan mendasar dan
koneksi yang kuat dari suatu keadaan yang penting
kompleks, dan membedakannya dengan koneksi- 9. Menganalisis atau menilai arugmen,
koneksi yang lebih lemah, sehingga dapat melatih penafsiran, keyakinan, atau teori
kemampuan untuk menemukan solusi yang lebih 10. Membuat atau menilai solusi
baik. Permainan berpikir kritis ini bisa dilanjutkan 11. Menganalisis atau mengevaluasi tindakan atau
dengan memperkenalkan tititik-titik dengan pola kebijakan
yang berbeda.

Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD – Institute for Health Economic and Policy Studies (IHEPS)/ Bagian 4
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
Fakultas Kedokteran Seri Kuliah Blok Budaya Ilmiah
Universitas Sebelas Maret

12. Membaca dengan kritis: mengklarifikasi atau Opini (pendapat) bisa dikemukakan
mengkritisi teks berdasarkan atau tidak berdasarkan alasan
13. Mendengarkan dengan kritis: seni melakukan yang kuat. Keyakinan (misalnya, keesaan
“dialog sunyi” Tuhan) tidak untuk dibuktikan
14. Membuat hubungan interdisipliner 4. Sebutkan 6 buah kata penting yang
15. Mempraktikkan diskusi Socrates: dikemukakan penulis. Apakah penulis
mengklarifikasi dan mempertanyakan menggunakan kata-kata yang netral atau
keyakinan, teori, atau perpsektif emosional? Pembaca yang kritis mencermati
16. Memberikan alasan secara dialogis: bahasa yang digunakan penulis, untuk menilai
membandingkan perspektif, penafsiran, atau apakah argumen atau alasan dikemukakan
teori dengan jelas, netral, dan tidak emosional
17. Memberikan alasan dialektis: menilai 5. Berikan alasan mengapa menerima atau
perspektif, penafsiran, atau teori menolak argumen yang dikemukakan penulis

Domain kognitif – ketrampilan mikro: Seorang dokter perlu mengasah kemampu-


an membaca dengan kritis agar mampu menilai
1. Membandingkan dan membuat kontras antara dengan kritis artikel hasil-hasil penelitian kedok-
hal yang ideal dan praktik yang sesungguhnya teran yang disebut penilaian kritis (critical
2. Berpikir persis tentang pemikiran: appraisal). Penilaian kritis diperlukan untuk
menggunakan kosakata kritis mengimplementasikan salah satu langkah dalam
3. Membuat catatan tentang persamaan dan praktik kedokteran berbasis bukti (evidence-based
perbedaan practice), yaitu memilah, mengkritisi, dan memilih
4. Meneliti atau menilai asumsi-asumsi artikel hasil-hasil penelitian yang memberikan
5. Membedakan fakta yang relevan dengan fakta nilai informasi yang tinggi.
yang tidak relevan
6. Membuat kesimpulan (inferensi), ramalan Referensi:
(prediksi), atau penafsiran yang masuk akal
7. Menilai bukti dan fakta Buzzle.com (2009). Developing critical thinking
8. Mengenali kontradiksi, kontroversi, paradoks skills. www.buzzle.com/.../developing-critical-
9. Mengeksplorasi implikasi dan konsekuensi thinking-skills.html

Membaca dengan kritis Cottrell S (2005). Critical thinking skills:


Developing effective analysis and argument.
Berpikir kritis dapat diterapkan ketika seorang Houndmills, Basingstoke, Hampshire, RG21 6XS,
melakukan kegiatan membaca, menulis, berbicara, England: Macmillan Publishers Limited
mendengarkan, berdiskusi, dan sebagainya. Beri-
kut sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab agar Kelly J, Hokanson B (2009). Study guides and
seorang mampu membaca buku, artikel, atau teks strategies: Reading critically. Interactive Media
lainnya dengan kritis. (DHA 4384) School of Design, University of
Minnesota. www.studygs.net/crtthk.htm
1. Apakah topik buku atau teks yang sedang
Lau J (2009). A mini guide to critical thinking.
dibaca? Isu-isu apa yang dibahas?
Department of Philosophy The University of Hong
2. Kesimpulan apa yang ditarik oleh penulis
Kong. philosophy.hku.hk/think/
tentang isu tersebut?
3. Apa alasan yang dikemukakan penulis untuk
North Central Regional Educational Laboratory
mendukung pernyataan atau keyakinannya? (2009). Critical thinking skill.
Apakah penulis menggunakan fakta, teori, www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/envrnmnt/.../sa3crit.
atau keyakinan? Ingat perbedaan ketiga htm -
konsep tersebut. Fakta dapat dibuktikan
(adanya). Teori untuk dibuktikan benar- Wikipedia (2009). Critical thinking.
tidaknya, dan jangan dirancukan dengan fakta. www.en.wikipedia.org/wiki/Critical_thinking

Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD – Institute for Health Economic and Policy Studies (IHEPS)/ Bagian 5
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai