Anda di halaman 1dari 31

Nama : Ayomi Ritonga

Jurusan/Sem : Teologi/III

Mata Kuliah : Hermeneutik PB-I

Dosen : Pdt. Nurcahaya Gea, M.Th

TAFSIRAN MATIUS 1:18-25

A. Terjemahan :
- Ayat 18

Τοȗ : Kata sandang tertentu (G) tunggal maskulin

δὲ : Kata Penghubung, arti: tetapi

Ίησοȗ : Kata Benda (G) Tunggal maskulin, arti: Yesus

Χριστοȗ : Kata Benda (G) Tunggal maskulin, arti: Kristus

ἡ : Kata sandang tertentu (N) tunggal feminine

γένεσις : Kata Benda (N) tunggal feminin, arti: kelahiran

οὔτως : Kata keterangan, arti: begini, begitu

ἦν : Imperfek Indikatif Aktif, orang III tunggal

μνηστευθίσης : Aorist Partisip Pasif (G) tunggal feminin, dari kata: μνηστευομαι, arti: sedang
ditunangkan

τῆς : Kata sandang tertentu (G) tunggal feminin

μητρός : Kata benda (G) tunggal feminin, dari μητρηρ, arti: ibu

αύτοȗ : Kata ganti orang III (G) tunggal maskulin, arti: -nya

Μαρίας : Kata benda (G) tunggal feminin, dari: Μαρία, arti: Maria

τῷ : Kata sandang tertentu (D) tunggal maskulin

Ίωσήφ : Kata Benda (D) tunggal maskulin, arti: Yusuf

πρίν : Kata penghubung, arti: sebelum

ἢ : Kata penghubung, arti: dan, atau

συνελθεîν : Aorist Infinitif Aktif, dari: συνερχομαι, arti: datang bersama, telah menikah

1
αὐτοὑς : Kata ganti orang III (A) jamak, arti: mereka

εὑρέθη : Aorist indikatif pasif, orang III tunggal, arti: dia telah ditemukan

ἐν : Kata penghubug (D) tunggal feminin, arti: dalam

γαστρὶ : Kata benda (D) tunggal feminin, dari γαστηρ, arti: rahim, kandungan

ἒχουσα : Present partisip Aktif (N) tunggal feminin, arti: sedang mempunyai

ἐκ : Kata depan (G) tunggal neuter, arti: dari

πνεύματος : Kata benda (G) tunggal Neuter, dari: πνεύμα, arti: roh

ἁγίου : Kata Sifat (G) tunggal neuter, arti: kudus

Terjemahan : Tetapi, demikianlah kelahiran Yesus Kristus itu. Waktu ibu-Nya Maria sedang
ditunangkan dengan Yusuf, dia telah ditemukan mempunyai kandungan dari Roh Kudus,
sebelum mereka datang bersama/telah menikah.

- Ayat 19

Ίωσὴφ : Kata benda (N) tunggal maskulin, arti: Yusuf

δὲ : Kata penghubung, arti: tetapi

ὁ : Kata sandang tertentu (N) tunggal maskulin

ἀνὴρ : Kata benda (N) tunggal maskulin, arti: suami

αὐτῆς : Kata ganti orang III (G) tunggal feminin, arti: -nya

δίκαιος : Kata sifat atributif (N) tunggal maskulin, arti: orang benar

ὢν : Aorist Partisip aktif (N) tunggal maskulin, arti: adalah

καὶ : Kata penghubung, arti: dan

μὴ : Partikel negatif, arti: tidak

θέλων : Aorist partisip aktif (N) tunggal maskulin, dari τελος, arti: tujuan

αὐτὴν : Kata ganti orang III (A) tunggal femini, arti: -nya

δειγματίσαι : Aorist infinitif aktif (A), dari: δειγματζω, arti: mencemarkan nama orang di
depan umum

ἐβουλήθη : Aorist Indikatif pasif, orang III tunggal, dari: βουλομαι, arti: dia diinginkan

2
λάθρᾳ : Kata keterangan, arti: dengan diam-diam

ἀπολȗσαι : Aorist infinitif Aktif, dari: ἀπολȗω, arti: menceraikan

αὐτὴν : kata ganti orang III (A) tunggal feminin, arti: -nya

Terjemahan : Akan tetapi Yusuf suaminya adalah orang benar dan dia tidak bertujuan untuk
mencemarkan nama istrinya, dia ingin menceraikannya dengan cara diam-diam.

- Ayat 20

ταȗτα : Kata ganti demonstratif (A) jamak neuter, arti: hal-hal ini

δὲ : Kata penghubung, arti: tetapi

αὐτοȗ : Kata ganti orang III (G) tunggal maskulin, arti: dia

νθἐυμηθέντος : Aorist partisip aktif (G) orang III tunggal maskulin, dari: νθἐυμεομαι, arti: dia
telah memikirkan

ἰδοὺ : interjection, arti: perhatikanlah!

ἂγγελος : Kata benda (N) tunggal mskulin, arti: malaikat

κυρίου : Kata benda (G) tunggal maskulin, arti: Tuhan

κατ ҆ : Kata depan (A) tunggal neuter, arti: di dalam

ὄναρ : Kata benda (A) tunggal neuter, arti: mimpi

ἐφάνη : Aorist indikatif pasif, orang III tunggal, dari ραινω, arti: dia telah melihat

αὐτῷ : Kata ganti orang III (D) tunggal maskulin, arti: kepada dia

λέγων : Present partisip aktif (N) tunggal maskulin, dari: λέγω, arti: dia sedang berkata

Ίωσὴφ : Kata benda (N) tunggal maskulin, arti: Yusuf

υἱὸς : Kata benda (N) tunggal maskulin, arti: anak

Δαυίδ : Kata benda (G) tunggal maskulin, arti: Daud

μὴ : Partikel negatif, arti: jangan

φοβηθῇς : Aorist subjunctif pasif, orang II tunggal, dari: φοβεομαι, arti: kamu takut

παραλαβεîν : Aorist Infinitif aktif, orang II tunggal, dari: παραλαβανω, arti: dia telah
membawa/mengambil

3
Μαρίαν : kata benda (A) tunggal feminin, dari: Μαρίας, arti: Maria

τὴν : Kata sandang tertentu (A) tunggal feminin

γυναîκά : Kata benda (A) tunggal feminin, dari: γυναîκάριον, arti: perempuan, isteri

σου : Kata ganti (G) orang II tunggal, arti: -mu

τὸ : Kata sandang tertentu (N) tunggal neuter

γὰρ : Kata penghubung, arti: sebab

ἐν : Kata depan (D) orang III tunggal, arti: di dalam

αὐτῇ : Kata ganti (D) orang III tunggal feminin, arti: dia

γεννηθὲν : Aorist partisip aktif (N) tunggal neuter, dari: γεννητος, arti: dilahirkan

ἐκ : Kata depan (G), arti: dari

πνεύματός : Kata benda (G) tunggal neuter, dari: πνεύμα, arti: Roh

ἐστιν : Present Indikatif aktif (G), orang ketiga tunggal, arti: dia adalah

ἁγίου : Kata sifat (G) tunggal neuter, arti: Kudus

Terjemahan : Tetapi dia memikirkan hal-hal ini, dia melihat malaikat Tuhan di dalam mimpi
yang berkata kepadanya “Yusuf, anak Daud, engkau jangan takut mengambil Maria menjadi
isterimu, sebab anak yang ada di dalam dia, dilahirkan dari Roh Kudus.”

- Ayat 21

Τέξεται : Futurum medium indikatif, orang III tunggal, dari τικτω, arti: dia akan
melahirkan

δὲ : Kata penghubung, arti: tetapi

υἱόν : Kata benda (A) tunggal maskulin, arti: anak laki-laki

και : Kata penghubung, arti: dan

καλέσεις : Futurum indikatif aktif, orang II tunggal, dari: καλέω, arti: eengkau akan
memanggil

τὸ : Kata sandang tertentu (A) tunggal neuter

ὄνομα : Kata benda (A) tunggal neuter, arti: nama

αὐτοȗ : Kata ganti (G) orang III tunggal maskulin, arti: dia

4
Ἰησοȗν : Kata benda (A) tunggal maskulin, dari: Ἰησοȗ, arti: Yesus

αὐτὸς : Kata ganti (N) orang I tunggal maskulin, arti: dia

γάρ : Kata penghubung, arti: karena

σώσει : Futurum indikatif aktif, orang III tunggal, dari: σώζω, arti: dia sendiri akan
menyelamatkan

τὸν : Kata sandang tertentu (A) tunggal maskulin

λαὸν : Kata benda (A) tunggal maskulin, arti: bangsa, umat

αὐτοȗ : Kata ganti (G) orang III tunggal maskulin, arti: -Nya

ἀπὸ : Kata depan (G) jamak feminin, arti: dari

τῶν : Kata sandang tertentu (G) jamak feminin

ἁμαρτιῶν : Kata benda (G) jamak feminin, dari: ἁμαρτια, arti: dosa-dosa

αὐτῶν : Kata ganti (G) orang III jamak maskulin, arti: mereka

Terjemahan : Tetapi, dia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan memanggil nama-
Nya Yesus. Karena Dia sendiri akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.

- Ayat 22

Τοȗτο : Kata ganti demonstratif (N) tunggal neuter, arti: ini

δὲ : Kata penghubung, arti: tetapi

ὅλον : Kata sifat (N) tunggal neuter, arti: seluruh, semua

γέγονεν : Perfek indikatif aktif, orang III tunggal, dari γιομαι, arti: dia menjadikan

ἵνα : Kata penghubung, arti: agar, supaya

πληρωθῇ : Aorist subjunctif pasif, orang III tunggal, dari: πληρωμα, arti: digenapi

τὸ : Kata sandang tertentu (N) tunggal neuter

ῤηθὲν : Aorist partisip pasif, orang III tunggal neuter, dari: λέγω, arti: dikatakan

ὑπὸ : Kata depan (G) tunggal maskulin, arti: oleh

κυρίου : Kata benda (G) tunggal maskulin, dari: κυρίος, arti: Tuhan

δια : Kata depan (G) tunggal maskulin, arti: melalui

5
τοȗ : Kata sandang tertentu (G) tunggal maskulin

προφήτου : Kata benda (G) tunggal maskulin, dari: προφήτὴς, arti: nabi

λέγοντος : Present partisip aktif, tunggal maskulin, dari: λέγω, arti: sedang berkata

Terjemahan : tetapi, ini semua ia jadikan supaya digenapi yang telah dikatakan Tuhan melalui
nabi yang berkata:

- Ayat 23

Ίδοὺ : Interjection, arti: perhatikanlah

ἡ : Kata sandang tertentu (N) tunggal feminin

παρθένος : Kata benda (N) tunggal feminin, arti: dara, perawan

ἐν : Kata depan (D), arti: di dalam

γαστρὶ : Kata benda (D) tunggal feminin, dari γαστηρ, arti: rahim, kandungan

ἕξει : Futurum indikatif aktif, orang III tunggal, dari: έχω, arti: dia akan mempunyai

και : Kata penghubung, arti: dan

τέξεται : Futurum indikatif medium, orang III tunggal, dari: τικτω, arti: dia akan
melahirkan

υίόν : Kata benda (A) tunggal maskulin, dari: υίός, arti: anak laki-laki

καλέσουσιν : Futurum indikatif aktif, orang III tunggal, dari καλέω, arti: mereka akan
menyebut

τὸ : Kata sandang tertentu (A) neuter

ὄνομα : Kata benda (A) tunggal neuter, arti: nama

αὐτοȗ : Kata ganti orang III (G) tunggal maskulin, artinya: -Nya

Ἐμμανουήλ : Kata benda (A) tunggal maskulin, arti: imanuel

ὅ : Kata ganti, relatif (N) tunggal neuter

ἐστιν : Present indikatif aktif, orang III tunggal, arti: adalah

μεθερμηνυόμενον: Present partisip pasif (N) tunggal neuter, arti: diterjemahkan

Μεθ҆ : Kata depan (G) orang I jamak, arti: menyertai

6
ἡμῶν : Kata ganti (G) orang I jamak, arti: kita

ὁ : Kata sandang tertentu (N) tunggal maskulin

Θεός : Kata benda (N) tunggal maskulin, arti: Allah

Terjemahan : Perhatikanlah, anak dara itu akan mempunyai kandungan dan akan melahirkan
anak laki-laki dan mereka akan menyebut nama-Nya Imanuel bila diterjemahkan artinya adalah
Allah menyertai kita.

- Ayat 24

ἐγερθὶς : Aorist partisip pasif, orang III tunggal, dari: ἐγερσὶς, arti: dia telah bangun

δὲ : Kata penghubung, arti: tetapi

ὁ : Kata sandang tertentu (N) tunggal maskulin

Ίωσὴφ : Kata benda (N) tunggal maskulin, arti: Yusuf

ἀπὸ : Kata depan (G) tunggal maskulin, arti: dari

τοȗ : Kata sandang tertentu (G) tunggal maskulin

ὕπνου : Kata benda (G) tunggal maskulin, dari: ὕπνος, arti: tidur

ἐποίησεν : Aorist indikatif aktif, orang III tunggal, dari: ποίησις, arti: dia telah berbuat

ὡς : Kata penghubung, arti: seperti

προσέταξεν : Aorist indikatif aktif, orang III tunggal, dari: προστασσω, arti: dia telah
menyuruh/memerintahkan

αὐτῷ : Kata ganti (D) orang III tunggal maskulin, arti: kepada kita

ὁ : Kata sandang tertentu (N) tunggal maskulin

ἂγγελος : Kata benda (N) tunggal maskulin, arti: malaikat

κυρίου : Kata benda (G) tunggal maskulin, dari: κυρίος, arti: Tuhan

και : Kata penghubung, arti: dan

παρέλαβεν : Aorist indikatif aktif, orang III tunggal, dari: παρέλαμβανω, arti: dia telah
mengambil

τὴν : Kata sandang tertentu (A) tunggal feminin

γυναîκά : Kata Benda (A) tunggal femini, arti: tunangan

7
αὐτοȗ : Kata ganti (G) orang III tunggal maskulin, arti: -nya

Terjemahan : Tetapi, setelah Yusuf bangun dari tidurnya, dia berbuat seperti yang telah
diperintahkan oleh malaikat Tuhan kepadanya dan dia mengambil Maria sebagai isterinya.

- Ayat 25

Και : Kata penghubung, arti: dan

οὐκ : Partikel negatif, arti: tidak

ἐγίνωσκεν : Imperfek indikatif aktif, orang III tunggal, dari: γίνωσκω, arti: dia telah
menggauli/bersetubuh

αὐτὴν : Kata ganti (A) orang III tunggal feminin, arti: -nya

ἕως : Kata penghubung, arti: sampai

οὗ : partikel negatif, arti: tidak

ἔτεκεν : Aorist indikatif aktif, orang III tunggal, dari τικτω, arti: dia telah melahirkan

υἱὸν : Kata benda (A) tunggal maskulin, arti: anak laki-laki

και : Kata penghubung, arti: dan

ἐκάλεσεν : Aorist indikatif aktif, orang III tunggal, dari: κάλεω, arti: dia telah memanggil

τὸ : Kata sandang tertentu (A) tunggal neuter

ὄνομα : Kata benda (A) tunggal maskulin, arti: nama

αύτοȗ : Kata ganti (G) orang III tunggal maskulin, arti: -Nya

Ίησοȗν : Kata benda (A) tunggal maskulin, arti: Yesus

Terjemahan : Tetapi, Yusuf tidak menggaulinya sampai dia melahirkan anak laki-laki dan
Yusuf memanggil nama-Nya Yesus.

Terjemahan keseluruhan:

8
18. Tetapi, demikianlah kelahiran Yesus Kristus itu. Waktu ibu-Nya Maria sedang ditunangkan
dengan Yusuf, dia telah ditemukan mempunyai kandungan dari Roh Kudus, sebelum mereka
menikah.

19. Akan tetapi Yusuf suaminya adalah orang benar dan dia tidak bertujuan untuk mencemarkan
namanya, dia ingin menceraikannya dengan cara diam-diam.

20. Tetapi dia memikirkan hal-hal itu, dia melihat malaikat Tuhan di dalam mimpi yang berkata
kepadanya “Yusuf, anak Daud, engkau jangan takut mengambil Maria menjadi isterimu, sebab
anak laki-laki yang ada di dalam dia, dilahirkan dari Roh Kudus.”

21. Tetapi, dia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan memanggil nama-Nya Yesus.
Karena Dia sendiri akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.

22. Tetapi, Dia menjadikan semuanya ini supaya digenapi yang telah dikatakan Tuhan melalui
nabi yang berkata:

23. “Perhatikanlah, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan anak laki-laki dan
mereka akan menyebut nama-Nya Imanuel bila diterjemahkan artinya adalah Allah menyertai
kita.”

24. Tetapi, setelah Yusuf bangun dari tidurnya, dia berbuat seperti yang telah diperintahkan oleh
malaikat Tuhan kepadanya dan dia mengambil Maria sebagai isterinya.

25. Tetapi, Yusuf tidak menyetubuhinya sampai dia melahirkan anak laki-laki dan Yusuf
memanggil nama-Nya Yesus.

Terjemahan LAI :

18. Kelahiran Yesus adalah sebagai berikut: pada waktu Maria, ibu-Nya bertunangan dengan
Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri.

19. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya
di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

20. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam
mimpi dan berkata, “Yususf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil maria sebagai
istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

21. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang
akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.”

22. Hal itu terjadi supaya digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi berkata:

23. “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan
mereka akan menamai Dia Imanuel.” (Yang berarti: Allah menyertai kita.)

9
24. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu
kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya,

25. tetapi tidak bersetubuh dengannya sampai Maria melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf
menakan Dia Yesus.

Tanggapan

Kedua terjemahan ini tidak memperlihatkan adanya sebuah perbedaan yang mencolok
yang dapat mengubah makna teks aslinya. Perbedaannya hanya terletak dalam penyusunan kata
per kata oleh LAI dan penerjemah. Namun perbedaan itu tidak mengurangi makna yang
sesungguhnya.

B. Ringkasan Isi Kitab

Kitab Matius memulai ceritanya dari silsilah kelahiran Yesus Kristus (daftar nenek
moyang Yesus Kristus) hingga kemudian diceritakanlah tentang kelahiran Yesus Kristus yang
lahir di Betlehem serta orang majus yang datang dari Timur untuk melihat-Nya. Setelah orang
majus itu mendatangi Yesus dan kemudian pulang, Yusuf dan Maria menyingkir ke Mesir
membawa serta Yesus Kristus sebab Herodes hendak membunuh semua anak yang berada
dibawah dua tahun ke bawah di Yerusalem. Namun setelah Herodes mati, Yusuf dan Maria
kembali lagi dari Mesir ke Galilea dan tinggal di kota Nazaret atas perintah malaikat Tuhan.

Kemudian tampillah Yohanes pembaptis di Yudea dan membabtis Yesus Kristus. Ketika
Yesus sudah selesai dibaptis, terbukalah langit dan Roh Allah seperti burung merpati turun
keatas-Nya dan pada saat itu terdengar suara yang mengatakan “inilah anak-Ku yang terkasih,
kepada-Nyalah Aku berkenaan.” Setelah itu, Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun dan Ia
dicobai oleh Iblis di sana. Kemudian Yesus menyingkir ke Galilea meninggalkan Nazaret dan
diam di Kapernaum. Di sana ia mulai memberitakan supaya bertobat, sebab Kerajaan Surga telah
dekat. Kemudian Yesus mulai memanggil murid-murid-Nya yang pertama saat Ia menyusuri
Danau Galilea. Dilanjut dengan Yesus yang mengajar di rumah-rumah ibadat dan menyembukan
orang banyak.

Kemudian orang banyak datang berbondong-bondong mengikuti Yesus, lalu Yesus naik
ke atas bukit, Ia berbicara dan mengajar mereka di sana. Adapun yang Ia ajarkan ialah ucapan
bahagia, garam dunia dan terang dunia, Yesus dan Hukum Taurat, hal memberi sedekah, hal
berdoa, hal berpuasa, hal mengumpulkan harta, hal kekhawatiran, hal menghakimi, hal yang
kudus dan berharga, hal pengabulan doa, jalan yang benar, hal pengajaran yang sesat, dua
macam dasar dan diakhiri dengan kesan pendengar (Pasal 5-7).

Selanjutnya, setelah Yesus turun dari bukit, Ia kemudian menyembuhkan seorang yang
penyakit kusta, menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum, menyembuhkan ibu
mertua Petrus dan orang-orang lain. Kemudian, diceritakan tentang hal mengikut Yesus, Yesus

10
naik ke dalam perahu dan meredakan angin ribut, dan setelah sampai di seberang, Ia
menyembuhkan dua orang yang kerasukan dan setelah Ia kembali, Ia kemudian menyembuhkan
orang lumpuh. Cerita itu dilanjutkan dengan Matius pemungut cukai yang mengikut Yesus.
Setelah itu, diceritakan kembali tentang hal berpuasa, dan ketika Yesus berbicara tentang hal
berpuasa itu, seorang anak kepala rumah ibadat yang mengalami pendarahan datang dan
kemudian disembuhkan oleh Yesus, Ia juga menyembuhkan mata dua orang buta dan orang bisu
(Pasal 10).

Kemudian Yesus memanggil keduabelas rasul dan mengutus mereka. Dilanjut dengan
cerita tentang penganiayaan yang akan datang serta pengakuan akan Yesus. Seterusnya
diceritakan tentang Yesus yang berhadapan dengan Yohanes pembaptis (Pasal 11-12), kemudian
ia kembali mengajar dengan Perumpamaan-perumpamaan (Pasal 13) dan melakukan Mujizat-
mujizat (14-15).

Pada pasal 16, diceritakan bahwa orang Farisi dan orang Saduki meminta tanda, juga
dijelaskan tentang ragi orang Farisi dan Saduki yang diperintahkan Yesus untuk diwaspadai oleh
murid-murid-Nya. Kemudian setelah Yesus di Kaisarea Filipi, ia bertanya kepada murid-murid-
Nya tentang siapa Dia dan Petrus mengatakan bahwa Dia adalah Mesias, dan pasal 16 ini
diakhiri dengan pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut
Dia. Pada pasal 17, Yesus dimuliakan di atas gunung. Kemudian setelah itu Ia kembali
menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan dan setelah itu, penderitaan Yesus yang
keduapun diberitahukan. Pasal 18-20 menceritakan tentang Yesus yang kembali melakukan
perumpamaan-perupamaan hingga pada pasal 20:17-19 diceritakan tentang pemberitahuan ketiga
tentang penderitaan Yesus. Kemudian Yesus kembali melayani dengan melakukan
penyembuhan-penyembuhan.

Pada pasal 21, Yesus dielu-elukan di Yerusalem. Setelah itu, ia masuk ke Bait Allah dan
mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah itu, Ia mengutuk pohon ara, Ia
juga kembali mengajar dengan perumpamaan, Ia ditanyai oleh orang Saduki yaitu mengenai:
kebangkitan dan hukum yang terutama dan kemudian Yesus bertanya tentang hubungan-Nya
dengan Daud kepada orang Farisi, Ia kemudian mengecam ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi
serta mengeluh terhadap Yerusalem.

Pada pasal 24-25 diceritakan tentang khotbah atau perumpamaan-perumpamaan Yesus


tentang akhir zaman dan pada pasal 26 dijelaskan tentang pemberitahuan keempat tentang
penderitaan yaitu rencana untuk membunuh Yesus. Yesus kemudian diurapi di Betania dan
dilanjut dengan pengkhianatan Yudas terhadap Yesus. Kemudian dijelaskan juga tentang Yesus
yang makan Paskah bersama murid-murid-Nya dan menetapkan perjamuan Tuhan.
Pengkhianatan Yudas itu dinyatakan dalam penangkapan Yesus oleh Yudas sendiri dan
rombongannya. Selanjutnya Yesus diperhadapkan ke Mahkamah Agama dan dilanjut dengan
cerita tentang Petrus yang menyangkal Yesus. Kemudian Yesus diperhadapkan kepada Pilatus,
Ia diolok-olok, disalibkan dan kemudian Ia mati dan dikuburkan. Setelah Ia mati, kuburan-Nya

11
dijaga oleh pihak Pilatus. Kemudian ia bangkit pada hari yang ketiga. Setelah Ia bangkit,
Mahkamah Agama berdusta tentang kebangkitan Yesus itu. Dan cerita Yesus dalam Matius ini
diakhiri dengan pengutusan murid-murid oleh Yesus Kristus sendiri.

C. Kritik Teks

Perikop ini mengandung dua ayat yang mengalami kritik teks yaitu ayat 18 dan ayat 25.
Ayat 18 memuat dua kata yang mengalami kritik teks. Dua kata itu ialah Ίησοȗ Χρɩστοȗ dan
γἐνεσις. Setiap kata yang mengalami kritik teks mengalami perbedaan pada naskah-naskah lain.

i. Ayat 18.
1) Ίησοȗ Χρɩστοȗ, kata benda (G) Tunggal Maskulin, artinya Yesus Kristus, para ahli sedikit
meragukan keaslian teks ini. Naskah yang menggunakan teks ini ialah antara lain,
London: Sinaiticus abad IV, Paris: Ephraemi Resciptus abad V, Paris abad IX, Dublin
abad VI, St.Gall abad IX, Tiflis: Koridethi abad IX, Sekelompok naskah-naskah Yunani
yang dilukiskan untuk pertama kali oleh Lake, Sekelompok naskah-naskah Yunani yang
dilukiskan untuk pertama kali oleh Ferar, naskah-naskah unisial kodeks e abad XI,
kodeks eap abad IX, kodeks e abad XII, kodeks e;eapr abad XII, kodeks eapr abad XV,
kodeks e abad IX, kodeks e abad XIII, kodeks e abad XI, kodeks er abad IX, kodeks e
abad XI, kodeks e abad XII, kodeks eap abad XII, kodeks eap abad XIII, kodeks eap abad
XI, kodeks eap abad IX/X, kodeks eap tahun 1084, Bacaan dari bagian terbesar naskah
Byzantium,[naskah di kota Basel abad VIII, Wolfenbuttel abad VI, dan Rossano abad
VI], Bacaan dari bagian terbesar daftar-daftar bacaan kitab suci menurut Synaxarion dan
menurut Menologion jika keduanya sesuai, Versi Peshita Syria, Versi Harclean Syria,
Versi Palestina Syria, Versi Koptik, dialek Sahidi, Versi Koptik, dialek Bohairi, Versi
Armenia (Etiopia), Versi Georgia, Versi Slavia, Diatessaron Armenia, teks Yunani dan
naskah yang memakai dua bahasa (D, E, G) yang berbeda dari teks yang sama dalam
bahasa yang menyertainya, Juga dipakai bersama-sama dengan tulisan bapak-bapak
gereja untuk membedakan tulisan mereka dalam bahasa Yunani dengan sebuah versi
dalam bahasa lain yaitu Irenaeus, Origen, Eusibius, Didymus, Epiphanius Chrisostom,
Theodotus-Ancyra dan Nestorius.

Naskah lain menggunakan kata Χρɩστοȗ Ίησοȗ, artinya Kristus Yesus. Para ahli
sedikit meragukan keaslian teks ini. Naskah yang menggunakan teks ini ialah Versi latin
dari bapak gereja Yunani yaitu Origen; Jerome

Naskah lain menggunakan kata Ίησοȗ, artinya Yesus. Naskah yang menggunakan
teks ini ialah naskah Versi Washington: Freer Gospels abad V dan Ps-Athanasius.

Naskah lain menggunakan kata Χρɩστοȗ, artinya Kristus. Naskah yang


menggunakan kata ini ialah naskah-naskah Italia atau Latin tua oleh para korektor yang
berturut-turut mengoreksi naskah ‫א‬, D (Bezae Cantabrigiensis), dan D (Claromontanus).

12
Versi Vulgata, Versi Curetonia Syria, Versi Sinaiticum Syria, Versi latin dari bapak-
bapak gereja yaitu Irenaeus; Chromatius Jerome Augustin.

- Kesimpulan

Dari sekian banyak naskah dari kata tersebut, naskah yang paling tua adalah
naskah yang menggunakan kata Ίησοȗ Χρɩστοȗ, artinya Yesus Kristus yaitu pada abad
IV di London: Sinaiticus.

Kata yang banyak digunakan oleh naskah-naskah salinan kuno ialah kata Ίησοȗ
Χρɩστοȗ, artinya Yesus Kristus.

- Perbedaan

Kata Ίησοȗ Χρɩστοȗ dan Χρɩστοȗ Ίησοȗ mempunyai arti yaitu Yesus Kristus dan
Kristus Yesus. Kedua kata ini tidaklah berbeda jika dilihat dari segi artinya.
Perbedaannya hanya terletak pada peletakan kedua kata tersebut.

2) γἐνεσις, artinya Kelahiran. Para ahli sedikit meragukan keaslian teks ini. Beberapa
naskah yang menggunakan kata γἐνεσις ialah antara lain: London: Sinaiticus abad IV,
Roma: Vaticanus abad IV, Paris: Ephraemi Rescriptus abad V, Wolfenbǚttel abad VI,
Washington: Freee Gospels abad V, Dublin abad VI, St.Gall abad IX, Tiflis: Koridethi
abad IX, Sekelompok naskah-naskah Yunani yang dilukiskan untuk pertama kali oleh
Lake, naskah unisial kodeks e abad XIII, Versi Armenia, Eusibius dan Ps-Athanasius.
Naskah lain menggunakan kata γἐννησις, artinya kelahiran. Naskah-naskah yang
menggunakannya ialah Paris: Regius abad VIII, Sekelompok naskah-naskah Yunani yang
dilukiskan untuk pertama kali oleh Ferar, naskah unisial kodeks Abad e abad XI, kodeks
eap abad IX, kodeks e abad XII, kodeks e;eapr abad XII, kodeks eapr abad XV, kodeks e
abad IX, kodeks e abad XIII, kodeks e abad XI, kodeks er abad IX, kodeks e abad XI,
kodeks e abad XII, kodeks eap abad XII, kodeks eap abad XIII, kodeks eap abad XI,
kodeks eap abad IX/X, Bacaan dari bagian terbesar naskah Byzantium, [naskah basel
abad VII], Bacaan dari bagian terbesar daftar-daftar bacaan kitab suci menurut
Synaxarion dan menurut Menologion, jika keduanya sesuai, Huruf-huruf superscript
menandakan naskah-naslah Italia atau latin tua, kemudian dikoreksi oleh para korektor
yang secara berturut-turut mengoreksi naskah ‫א‬, D (Bezae Cantabrigiensis), dan D
(Claromontanus). Versi Vulgata, Versi Curetonia Syria, Versi Sinaiticum Syria, Versi
latin dari bapak-bapak gereja yaitu Irenaeus; Chromatius Jerome Augustin.
- kesimpulan:

Dari sekian banyak naskah dari kata tersebut, naskah yang paling tua adalah
naskah yang menggunakan kata γἐνεσις, artinya Kelahiran yaitu pada abad IV di London
dan di Roma: Vaticanus.

13
Kata yang banyak digunakan oleh naskah-naskah salinan kuno ialah kata γἐνεσις,
artinya Kelahiran.

- Perbedaan
γἐνεσις dan γἐννησις dalam kamus bahasa Yunani – Indonesia mempunyai arti
yang sama yakni kelahiran. Namun, γἐνεσις mendapat pengertian yang lebih luas yakni
bisa diartikan sebagai silsilah, kelahiran dan riwayat hidup. Sementara γἐννησις hanya
mempunyai pengertian kelahiran saja. Namun jika dipahami lagi, makna dari keduanya
itu tidaklah berbeda, perbedaannya hanya terletak pada penggunaan huruf ν dan huruf itu
tidak mempengaruhi pada makna yang sebenarnya.
ii. Ayat 25

υἱὸν

Kata υἱὸν dianggap asli oleh para ahli, naskah ini dipakai di London: Sinaiticus abad
IV, Roma: Vaticanus abad IV, Dublin abad VI, Sekelompok naskah-naskah Yunani yang
dilukiskan untuk pertama kali oleh Lake, oleh Ferar, naskah unisial kodeks eap abad IX,
dengan berbagai huruf-huruf superscript menandakan naskah-naskah Italia atau Latin tua
naskah-naskah itu adalah tulisan-tulisan Theopylact, Versi Curetonia Syria, Versi Sinaiticum
Syria,Versi Koptik dialek sahidi, dialek Bohairi, dan Versi georgia Ambrose.

Tidak ditemukan naskah-naskah lain yang menggunakan kata υἱὸν sebagai kata yang
berbeda, sebab kata ini adalah asli.

- Kesimpulan:

Kata υἱὸν merupakan naskah asli.

- Perbedaan

Kata yang dikritik ini tidak mempunyai perbedaan sebab tidak ada naskah lain
ditemukan.

D. Struktur Kitab
I. Jembatan yang dimulai oleh penulis tentang silsilah dari Perjanjian Lama (PL) menuju
Yesus. (Pasal 1:1-17)
II. Gambaran Yesus (penulis mulai meriwayatkan Yesus)
- Kelahiran Yesus (Pasal 1:18-2:18) merupakan pengantar tentang kisah Yesus yang
didukung oleh perwujudan nubuatan PL (nubuat Yesaya).
III.Penjelasan mengenai siapa Yesus
- Yohanes membaptis Yesus dan semakin diperjelas bahwa Yesus adalah Anak Allah
yang terkasih, yang kepada-Nya Allah berkenan (Pasal 3:1-17)
- Yesus dicobai di Padang gurun, menggambarkan Yesus adalah Raja yang menang
(Pasal 4:11)

14
IV. Yesus murid-murid mengumpulkan murid-murid dan memulai mengadakan perkuliahan
- Yesus mengumpulkan pengikut (Pasal 4:12-18)
- Yesus mengajar dan melakukan mujizat (Pasal 4:23-25)
- Khotbah di Bukit (Pasal 5-7:27)
- Yesus sebagai orang yang berkuasa tidak sama dengan ahli taurat (Pasal 7:28-29)
- Penyembuhan dan mujizat (Pasal 8-9)
- Yesus memanggil dan mengutus kedua belas rasul (Pasal 10:1-15)
- Penganiayaan yang akan datang dan pengakuan akan Yesus (Pasal 10)
- Yesus berhadapan dengan Yohanes pembabtis : Yesus memang berkuasa, namun
tantangan yang dihadapi-Nya cukup berat (Pasal 11-12)
- Perumpamaan-perumpamaan (Pasal 13)
- Mujizat-mujizat Yesus (14-15)
V. Pengakuan Petrus: Sekalipun Yesus mendapat tantangan yang berat, Dia tetap Mesias
(Pasal 16:13-20)
VI. Yesus masuk Yerusalem
- Pedang Salib (Pasal 21-28:10)
- Dusta Mahkamah Agama (Pasal 28:11-15)
VII. Pesan Yesus: Tantangan bukanlah penghalang untuk melakukan misi nazar (Pasal
28:16-20)

E. Konteks Umum

Perikop saya berada pada bagian II mengenai gambaran Yesus. Peranan perikop ini
adalah untuk memperlihatkan bahwa sejak awal Yesus telah dinubuatkan dalam Perjanjian
Lama. Hal itu nampak dalam ayat 22 khususnya ayat 23 yang mengatakan: Hal itu terjadi supaya
digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi berkata:

“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan
mereka akan menamai Dia Imanuel.” (Yang berarti: Allah menyertai kita.) kutipan ini dapat
dilihat dalam kitab Yesaya 7:14, 8:8.

Nubuatan-nubuatan yang ada dalam Perjanjian Lama itu bukan sekedar nubuatan saja,
namun nubuatan itu sudah terwujud dalam Perjanjian Baru yaitu dalam diri Yesus Kristus. Jadi,
kesimpulannya adalah untuk memperlihatkan kelahiran Yesus sebagai perwujudan Perjanjian
Lama.

F. Konteks Khusus

Perikop yang saya tafsir ini berada diantara perikop silsilah Yesus sebagai jembatan dari
Perjanjian Lama dan Yohanes yang membaptis Yesus. Perikop yang saya tafsir ini mempunyai
hubungan dan kesinambungan dengan perikop sebelumnya, di mana pada perikop sebelumnya
dijelaskan mengenai silsilah yang menjembatani Perjanjian Lama hingga sampai pada kelahiran

15
Yesus sesuai nubuat dari Perjanjian Lama. Perikop yang ditafsir ini juga mempunyai hubungan
dengan perikop selanjutnya, yang mana perikop selanjutnya berbicara tentang penjelasan
mengenai siapa Yesus yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama itu. Ia adalah Anak Allah
yang terkasih, yang kepada-Nya Allah berkenan serta yang menang melawan cobaan Iblis.

G. Kritik Sumber1

Perikop yang saya tafsir ini menggunakan macam-macam bahan untuk penyusunan
Injilnya, yaitu Markus, Sumber Q, bahan yang langsung dari Matius (bahan M). Markus
merupakan Injil yang tertua yang dipakai oleh Matius dan Lukas. Sumber Markus nampak ketika
dalam ketiga Injil terdapat persamaan mengenai garis besar dan isi. Kadang kala dalam ketiga
Injil ini terdapat kesamaan yang sangat harafiah, misalnya dalam Markus 9:5 // Matius 17:4 //
Lukas 9:33. Sumber Q merupakan sumber lain yang dipakai oleh Matius dan Lukas yang tidak
terdapat dalam Markus, misalnya dalam Matius 23:37 // Lukas 13:34. Bahan M merupakan
Bahan yang dipakai oleh Matius saja dan tidak terdapat dalam kitab lain, misalnya Matius 1,2,
3:14, 15 dan sebagainya. Sedangkan bahan yang langsung dari Matius dapat dilihat dalam Pasal
26:1, 2.

Jadi, jika dilihat dari segi isinya perikop saya ini berasal dari bahan M oleh karena
perikop ini tidak terdapat kesamaan dalam kitab lain.

H. Kritik Sastra

Perjanjian Baru mempunyai beberapa gaya sastra, diantaranya ialah Sejarah Yesus atau
disebut dengan Injil (Euanggelion) yang menceritakan tentang kemenangan Yesus sebagai
Mesias, sejarah Rasul-rasul, surat-surat Paulus, surat-surat umum dan sastra apokaliptik. Sejarah
Yesus atau Injil mencakup Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, Sejarah rasul-rasul mencakup
Kisah Para Rasul, surat-surat Paulus mencakup kitab Roma - Ibrani, Surat-surat umum
mencakup kitab Yakobus - Yudas dan apokaliptik mencakup kitab wahyu.

Perikop yang saya tafsir ini tergolong pada sastra Injil (Euanggelion) yang menceritakan
tentang kemenangan Yesus sebagai Mesias khususnya pada bagian kelahiran-Nya.

I. Kritik Bentuk2

Jika dilihat dari isinya, perikop ini lebih menekankan hal-hal yang menceritakan tentang
cerita sehubungan dengan Yesus. Sebab kelahiran Yesus tidak memuat hal-hal yang
berhubungan dengan mujizat, cerita-ucapan, sabda-sabda dan bentuk lainnya. Disamping itu,
cerita sehubungan dengan Yesus juga mencerminkan suatu perhatian terhadap peristiwa-
peristiwa dari hidup Yesus dan orang disekitar-Nya. Cerita sehubungan dengan Yesus seringkali
mau membangun kepercayaan dan juga bahan yang berperan sebagai pedoman atau peringatan
bagi orang percaya. Cerita ini juga tidak mempunyai bentuk tetap dan pada umumnya cerita ini
1
B. F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta: BPK-GM, 2001), hlm. 31-33.
2
B. F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta: BPK-GM, 2001), hlm.76-77

16
tidak berbentuk sebulat dan seterbuka cerita mujuzat dan cerita ucapan. Ciri-ciri diatas
menunjukkan bahwa perikop ini merupakan bentuk cerita sehubungan dengan Yesus dan orang
disekitar-Nya. Hal itu nampak dalam isi cerita perikop yang menceritakan Yusuf yang
bertunangan dengan Maria dan dikandung oleh Roh Kudus. Yusuf hendak menceraikannya
dengan diam-diam, namun malaikat Tuhan datang kepadanya melalui mimpi dan berkata supaya
Yusuf tidak takut mengambil Maria sebagai istrinya. Maria akan melahirkan seorang anak laki-
laki dan akan diberi nama Yesus, hal itu terjadi supaya genaplah apa yang telah dikatakan oleh
nabi bahwa anak dara akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan diberi nama Imanuel
yang artinya Allah menyertai kita. Ketika Yusuf sudah bangun, iapun menamai anak itu Imanuel.

J. Kritik Peredaksian3

Kitab yang saya tafsir ini memakai sumber Markus dan Q dan bahan yang muncul dalam
Matius (bahan M). Matius mengikuti garis besar Markus namun tidak secara mutlak. Misalnya,
dalam pasal 8:1-4 // Markus 1:40-45, Matius 8:5-13 // Q (bnd. Luk. 7:1-10), Matius 8:14,15 //
Markus 1:29-31 dan sebagainya.

Disamping itu, dapat juga dilihat bahwa Matius beberapa kali mengubah gaya bahasa
Markus. Misalnya, Markus 2:3 yang berbunyi: “Ada orang datang membawa kepada-Nya
seorang lumpuh digotong oleh empat orang” sedangkan dalam Matius 9:2 dikatakan “Lihat, ada
orang membawa kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring ditempat tidurnya.” Kalimat yang
kurang lancar dari Markus (“membawa... seorang... digotong oleh empat oarng”) diganti oleh
Matius.

Matius suka mengaitkan tentang pokok yang sama/bahan-bahan dikumpulkan Matius


menjadi kesatuan mengenai pokok tertentu. Misalnya, Matius 13:10,11 mempunyai latar
belakang dalam Markus 4:10,11a, Matius 13:12 mempunyai latar belakang dalam Markus 4:25
dan sebagainya.

Matius memakai bahan tertentu berulang kali. Misalnya kalimat “Tetapi orang yang
bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat”, perkataan ini yang terambil-alih dari Markus
13:13b ditemui baik dalam Matius 10:22b dan Matius 24:13.

Matius juga sama dengan Markus dalam menggabungkan dua perikop yaitu
menggunakan istilah Και (dan), misalnya dalam Matius 4:23; 8:14; 8:23; 8:28; 9:1 dan lain
sebagainya. Namun, ada kecenderungan dalam Matius untuk menggabungkan satu perikop
dengan perikop di mukanya secara erat. Jadi, seringkali perikop dalam Matius tidak dimulai
dengan “dan” saja, melainkan umpamanya “pada waktu itu” (Τότε) atau “pada hari itu” (Ἐν τῇ),
misalnya Matius 4:1; 9:14; 2:16; 3:13; 13:1 dan sebagainya. Kecenderungan itu sangat nyata
pula dalam pasal 14:12, 13 // Markus 6:29, 30. Matius membuat kedua perikop tersebut menjadi
tergabung, sementara dalam Markus tidak demikian.

3
Ibid, hlm.177-188.

17
Matius juga menggunakan istilah atau perkataan tertentu menjadi kata kunci. Misalnya
dalam pasal 8:18-27 kata kerja “mengikuti” dipakai berulangkali dalam ayat 19, 22 dan 23.
Sehingga pokok utama dalam ayat 18-27 adalah “mengikut Yesus”. Contoh lain dalam pasal
13:18-23 menjelaskan tentang “mendengar dan tidak mengerti” (ayat 19) dan “mendengar dan
mengerti” (ayat 23); inilah pokok utama dari keterangan tentang penabur dalam Matius 13.

Di samping itu, Matius juga menggunakan “Inklusio” yang mana dalam suatu bagian
dimulai dan diakhiri dengan perkataan yang sama (perangkuman). Misalnya Matius 12:39-45 (Q)
dimulai dan diakhiri “dengan angkatan jahat”, dalam Lukas 11:24-26 (ayat sejajarnya) tidak
menutup dengan “angkatan jahat”, jadi diduga bahwa dalam ayat 45 disusun sendiri oleh Matius.
Melalui suatu “Inklusio” dapat dijelaskan suatu pokok dari suatu bagian tertentu, bagian ini bisa
singkat atau panjang. Demikianlah peredaksian yang dilakukan oleh Matius.

Jadi, dari penjelasan mengenai apa yang penafsir cantumkan dalam kritik peredaksian,
maka penafsir dapat melihat dan menyimpulkan bahwa peredaksian terhadap perikop ini yaitu
peredaksian dengan menggunakan istilah atau perkataan tertentu menjadi kata kunci. Di mana
kata kuncinya ialah “anak Daud.” Kata kunci ini berhubungan dengan latar belakang mengapa
kitab atau perikop ini menggunakan kata kunci “anak Daud.” Hal ini penafsir simpulkan karena
peredaksian mengubah gaya bahasa Markus, mengaitkan tentang pokok yang sama/bahan-bahan
dikumpulkan Matius menjadi kesatuan mengenai pokok tertentu, Matius memakai bahan tertentu
berulang kali dan juga menggunakan “Inklusio” yang mana dalam suatu bagian dimulai dan
diakhiri dengan perkataan yang sama tidak terlihat pada perikop yang ditafsir.

K. Perbandingan Perikop yang Ditafsir dengan Tema Perikop Lain

Matius 1:18-25 merupakan perikop yang bertemakan tentang “kelahiran Yesus”. Perikop
ini dimulai dari Maria dan Yusuf yang sudah bertunangan. sebelum mereka menjadi suami istri
ternyata Maria telah mengandung dari Roh Kudus. Yusuf tidak ingin menceraikan Maria akan
hal itu sebab ia adalah seorang yang tulus hati, tetapi ia ingin menceraikannya dengan diam-diam
saja. Namun ketika Yusuf tidur dan bermimpi, seorang malaikat Tuhan datang kepadanya dan
mengatakan agar ia jangan takut mengambil Maria sebagai istrinya karena kandungan Maria itu
berasal dari Roh Kudus dan Maria akan melahirkan anak laki-laki yang akan diberi nama Yesus.
Semua itu harus terjadi agar apa yang dikatakan Tuhan melalui nabi menjadi genap. Nabi
mengatakan bahwa seorang anak dara akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan diberi
nama Imanuel yang artinya “Allah beserta kita”. Ketika Yusuf terbangun dari tidurnya, ia pun
melakukan apa yang telah dikatakan oleh malaikat dalam mimpinya itu. Lalu ia mengambil
Maria sebagai istrinya. Mereka tidak bersetubuh sampai Maria melahirkan anak laki-laki dan
Yusuf memanggilnya Yesus.

Selain dari tema perikop yang ditafsir, masih ada tema perikop lain yang mengatakan
tentang “kelahiran Yesus”. Tema itu ditemukan dalam ayat paralelnya yaitu Lukas 2:1-7. Lukas
memulai ceritanya dari peristiwa yang terjadi pada saat itu. Kaisar agustus mengeluarkan

18
perintah agar semua orang di seluruh dunia mendaftarkan diri. Pendaftaran ini merupakan
pendaftaran yang pertama kali pada waktu Kirenius menjadi gubernur syria. Yusuf dan Maria
yang sedang mengandung pergi mendaftarkan dirinya. Ketika Maria bersalin, ia pun melahirkan
seorang anak laki-laki sulung yang dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan dalam
palungan, sebab tidak ada tempat lain bagi mereka.

“Kelahiran Yesus” dalam Lukas diceritakan jauh berbeda dengan “Kelahiran Yesus”
dalam Matius. Perbedaannya hamper mencakup seluruh isi perikop. Matius menceritakan
perikopnya dengan lebih memperhatikan tentang bagaimana proses kelahiran Yesus dan
bagaimana Yusuf menerima anak laki-laki yang dikandung dari Roh Kudus yang kemudian
diberi nama Yesus oleh perintah Roh Kudus. Sementara Lukas dalam perikopnya lebih
menekankan tentang peristiwa kelahiran Yesus yang bertepatan pada pemerintahan penguasa
yaitu kaisar Agustus yang menyuruh agar semua orang mendaftarkan diri di kotanya masing-
masing. Peristiwa itu bersamaan dengan Yusuf dan istrinya Maria yang sedang mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki di tempat hina.

Kesamaan dari kedua perikop ini hanya terletak pada kalimat yang menceritakan tentang
kelahiran seorang anak laki-laki yang lahir dari rahim Maria dan Yusuf sebagai suaminya.

L. Latar Belakang
1. Umum
1.1. Penulis dan Tahun Penulisan

Penulis Injil Matius menurut tradisi gereja yang sudah berabad-abad lamanya menunjuk
rasul Matius, yaitu bekas pemungut cukai, yang disebut juga Lewi (Mat. 9:9; 10:3). Namun perlu
diketahui bahwa bahasa yang digunakan oleh tradisi gereja adalah bahasa Aram. Sementara para
ahli sendiri mengatakan bahwa Injil Matius yang kita miliki menggunakan bahasa Yunani asli
dan bukan terjemahan.4 Memang, seorang pemungut cukai bisa saja atau malah harus
mengetahui bahasa Yunani, tapi bahasa Yunaninya tidak sebaik bahasa Yunani yang tertulis di
dalam Injil Matius.5 Jadi, tidak mungkin Injil Matius yang ditulis ditulis oleh Matius bekas
pemungut cukai yang menggunakan bahasa Aram. Di samping itu, sebagai bekas pemungut
cukai, tentu dia bergaul akrab dengan orang-bukan Yahudi sebab dia adalah ‘kaki-tangan’
pemerintahan Romawi. Namun kenyataannya Injil Matius merupakan Injil yang paling bersifat
‘Yahudi’.

Jadi, penulis Matius ini bukanlah seorang Matius bekas pemungut cukai. Ia adalah orang
Yahudi yang mengerti bahasa Yunani dengan baik dan dari bahasa Yunaninya yang halus itu,
sepertinya ia bukan seorang Yahudi yang berasal dari palestina. Ia dewasa di perantauan yaitu di
tengah-tengah orang Yahudi yang berbahasa Yunani dan berpendidikan tinggi. Ia juga tahu baik

4
M.E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian baru (Jakarta: BPK-GM, 2003), hlm. 54.
5
C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 87.

19
dan malah mahir dalam Perjanian Lama, sehingga ia dengan leluasanya mengutip kitab
Perjanjian Lama dalam Injil Matius, ditambah lagi bahwa ia mengetahui adat istiadat Yahudi.

Matius 22:7 menyinggung tentang pembakaran kota dan kota itu adalah kota Yerusalem,
yang dibakar dan dihancurkan oleh penguasa pada saat itu, peristiwa itu terjadi pada tahun 70.
Itu artinya bahwa Injil Matius ini ditulis setelah hancurnya Bait Suci di Yerusalem pada tahun 70
tersebut. Jadi, Injil Matius ini kira-kira ditulis pada tahun 75-80. Yang mana melalui Injilnya
penulis Matius menyelamatkan dan memelihara bagi seluruh Gereja warisan dari umat Kristen
Yahudi. 6

1.2. Jemaat Sasaran

Penulis Matius membina jemaat orang percaya atau orang Kristen. Dari keterangan
tentang penulis Matius di atas, jemaat sasaran Injil Matius bukanlah jemaat yang keras Yahudi,
jadi bukan jemaat di Palestina, tetapi di sekitarnya. Dapat dikatakan daerah yang paling cocok
ialah daerah Siria, khususnya Antiokhia, atau di pantai Palestina, misalnya kota Kaisarea. Tentu
jemaat sasaran Injil matius ini merupakan jemaat yang berbahasa Yunani. Jemaat itu masih dekat
dengan masyarakat dan agama Yahudi, hal itu dinyatakan dari Injil Matius yang memberi
tekanan terhadap Perjanjian Lama dan Hukum Taurat.7

1.3. Situasi dan Kondisi Masyarakat


1.3.1. Politik

Dalam bidang ini, kekalahan Yahudi melawan Roma mendatangkan perubahan-


perubahan yang sangat penting. Kedudukan gubernur ditingkatkan pangkatnya setara dengan
utusan kaisar dan diberikan kepada orang-orang yang berkualifikasi tinggi dengan pengalaman
dalam administrasi Propinsi. Pasukan militer juga diperkuat dan sebuah legiun dilengkapi dengan
tentara profesional ditempatkan di Yerusalem, dan juga di lokasi paling besar memiliki
kemungkinan meletus di kemudian hari. Penjagaan ketat dilakukan untuk menghalangi setiap
kemungkinan munculnya para mesias sebelum memperoleh pengikut dan keturunan Daud. Pada
masa ini juga tuntutan pajak berlaku bagi orang Yahudi di seluruh kekaisaran dengan jumlah
yang sama bagi semua orang.8

Setelah kehancuran Bait Suci, semua golongan ikut pula hilang kecuali golongan Farisi
dan ahli-ahli kitab. Golongan Farisi mendapat persetujuan dari pemeritahan Romawi untuk
mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam bidang keagamaan. Sebutan orang-orang Farisi
setelah tahun 70 berangsur-angsur hilang. Sebutan baru bagi mereka yang berperan penting bagi
perkembangan keagamaan Yahudi selanjutnya ialah “para rabi” yang artinya “orang-orang
berhikmat.” Jadi, golongan para rabi itu ialah berasal dari orang-orang Farisi. Ahli-ahli kitab
kemudian berbaur dengan golongan para rabi. Salah satu tujuan para rabi ialah untuk
6
C. Groenen, Op. Cit., hlm. 87-90.
7
C. Groenen, Op. Cit., hlm. 88-89.
8
John Stambaugh, Dunia Sosial Kekristenan Mula-mula (Jakarta BPK-GM, 1997), hlm. 21.

20
mengadakan pembangunan-pembangunan kembali. Fungsi rabi bukanlah suatu jabatan,
melainkan cara hidup yang bertujuan untuk hidup sesuai dengan ajaran-ajaran dalam taurat.9

1.3.2. Sosial – Ekonomi

Kehancuran Bait Suci membawa perubahan dalam bidang sosial budaya bagi orang
Yahudi. Mereka yang dulunya melakukan persembahan korban di Bait suci tidak lagi dilakukan
dan itu hanya menjadi kenangan bagi mereka. Pusat sosial ekonomi juga telah hilang setelah
hancurnya Bait Allah di Yerusalem. Hal itu dibuktikan bahwa orang yang begitu banyak dari
diaspora tidak akan datang lagi ke Yerusalem pada hari-hari raya. Dengan hilangnya Bait Allah,
maka hilang juga lembaga keuangan yang penting di Yerusalem yaitu ketika diadakan upacara
korban yang membawa keuntungan besar di bidang ekonomi. Struktur kependudukanpun
mengalami perubahan-perubahan besar yaitu setelah jatuhnya Yerusalem maka kota Yerusalem
dan sekitarnya ditempatkan legiun kesepuluh yaitu para tentara yang ikut dalam pengepungan di
Yerusalem, dan semua orang Yahudi dari kota telah diusir seperti di kota Kaisarea. Meskipun
dalam keadaan kehancuran dan kemiskinan yang berat, di Yudea masih terdapat orang yang
memiliki kekayaan yang cukup. 10

1.3.3. Agama

Kehancuran Bait Allah mengakibatkan pusat keagamaan dan pusat nasional hilang,
akibatnya ialah bahwa penduduk negeri dan penduduk diaspora tidak mengadakan hari-hari
besar Yahudi dan upacara koban. Selain upacara-upacara keagamaan tidak terlaksana, yang
sangat menyakitkan hati orang Yahudi ialah pajak Bait Allah harus diserahkan sebagai Fiscus
Yudasisus kepada kuil Jupiter Capitalinus di Roma.11 Di samping itu, pada masa ini orang-orang
Yahudi Kristen terbuka bagi bangsa-bangsa lain dan bahkan mereka mengabarkan Injil kepada
bangsa-bangsa lain tersebut. Mereka (orang Yahudi dan orang non-Yahudi) tidak mengalami
pertentangan. Sunat yang bagi orang Yahudi penting tidak ditekankan lagi dan digantikan
dengan Baptisan dan hal itulah yang membuat non-Yahudi lebih mudah masuk Kristen. Namun
pada masa ini terjadi permusuhan antara jemaat Yahudi dengan pimpinan Yahudi khususnya
kaum Farisi dan Ahli-ahli Taurat, juga para imam kepala dan tua-tua ikut dimusuhi oleh jemaat.
Hal itu membuat orang Kristen dianiaya dan di antara mereka ada yang ragu-ragu dalam
keimanannya. Keadaan itu membuat para pemimpin Yahudi dihukum dan dibuang oleh Allah.12

2. Khusus/Perikop

Perikop ini berintikan tentang Pemberita Injil yang memberitakan kelahiran Yesus
melalui malaikat yang berkata kepada Yusuf di dalam mimpi, ketika Yusuf sedang
mempertimbangkan untuk menceraikan Maria yang sedang bertunangan dengannya dan sedang

9
H. Jagersma, dari Alexander Agung sampai Bar Kokhba, (Jakarta: BPK-GM, 2003), hlm. 212.
10
Ibid., hlm. 213.
11
Ibid., hlm. 209.
12
C. Groenen, Op. Cit., hlm. 88-89.

21
mengandung dari Roh Kudus, yaitu seorang anak yang disuruh malaikat diberi nama Yesus,
sebagaimana dinubuatkan oleh nabi, dan Yusuf mengikuti perintah malaikat namun mereka tidak
bersetubuh hingga Yesus lahir. Perikop yang ditafsir ini berhubungan dengan aspek keagamaan
yang terjadi pada saat penulis Matius menuliskan Injil Matius ini kepada jemaatnya yang
dihubungkan dengan nubuatan nabi dalam Perjanjian Lama. Hal itu terlihat pada pengutipan
Matius dari Perjanjian Lama tersebut.

Keadaan keagamaan yang perlu dibahas tentu pada masa perikop/kitab Matius ditulis dan
itu terjadi pada tahun 70-85an. Pada masa itu, orang Yahudi hidup tanpa Bait Suci karena telah
hancur pada tahun 70. Di samping Bait Suci hancur, semua golongan ikut pula hilang kecuali
golongan Farisi dan ahli-ahli kitab. Golongan Farisi mendapat persetujuan dari pemeritahan
Romawi untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam bidang keagamaan. Sebutan orang-
orang Farisi setelah tahun 70 berangsur-angsur hilang. Sebutan baru bagi mereka yang berperan
penting bagi perkembangan keagamaan Yahudi selanjutnya ialah “para rabi” yang artinya
“orang-orang berhikhmat.” Jadi, golongan para rabi itu ialah berasal dari orang-orang Farisi dan
ahli-ahli kitab kemudian berbaur dengan golongan para rabi ini.13

Oleh karena orang Yahudi tidak terikat lagi pada Bait Allah di Yerusalem, maka
pengaruh kaum Farisi terhadap rakyat sangat luas sekali. Orang Farisi itu taat dan setia kepada
agama. Mereka mencoba dengan jujur dan setia melaksanakan hukum Musa 14 dan ajaran-ajaran
mereka lainnya, yang salah satunya adalah bahwa mereka percaya akan adanya malaikat yang
baik dan yang jahat. Mereka memberikan tekanan yang lebih pada pengharapan Mesias yang
akan lahir sebagai Raja dari keturunan Daud yang dinubuatkan oleh para nabi dalam Perjanjian
Lama dan mereka tidak percaya kepada Mesias yang dapat mengalami penderitaan Jasmani.
Mereka adalah golongan yang menentang Yesus dengan gencar. 15 Mereka mempercayai bahwa
Roh Kudus memiliki tugas-tugas yang jelas dan nyata. Roh Kudus bagi mereka adalah pribadi
yang membawa kebenaran Allah kepada manusia dan memampukan manusia itu untuk
mengakui kebenaran yang mereka lihat itu. Mereka juga menghubungkan Roh Kudus dengan
karya penciptaan dan juga karya penciptaan ulang.16

Pada masa ini terjadi permusuhan antara jemaat Matius dengan pimpinan Yahudi
khususnya kaum Farisi dan Ahli-ahli Taurat, para imam kepala dan tua-tua ikut juga menjadi
sasaran.17 Jadi, kaum Farisi merupakan lawan jemaat Matius pada saat itu. Mereka menuduh
bahwa Yesus itu lahir dari persundalan. Mereka juga menyebarkan berita bahwa Yesus
dilahirkan dari hubungan Maria dengan seorang serdadu Romawi bernama Pantera sehingga
mereka menolak Yesus.18 Di samping itu, penulis Matius menuliskan Injil berdasarkan nubuat
dalam Perjanjian Lama. Nubuatan itu disampaikan kepada jemaatnya yang masih belum percaya.
13
H. Jagersma, Op. Cit., hlm. 213-215.
14
C. Groenen, Op. Cit., hlm. 45.
15
Lukas Tjandra, Op. Cit., hlm. 40-41.
16
William Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari (Jakarta: BPK-GM, 2006), hlm. 31-35.
17
ibid., hlm. 89.
18
J.J. de Herr, Tafsiran Alkitab Injil Matius: pasal 1-22 (Jakarta: BPK-GM, 2003), hlm.16.

22
Nubuatan ini menjadi pedoman bagi Matius untuk menyatakan bahwa Mesias yang dinubuatkan
oleh nabi-nabi dalam Perjanjian Lama itu telah digenapi dalam diri Yesus. Matius
memperlihatkan bahwa Yesuslah pemenuhan pengharapan yang terungkap dalam gelar ‘Mesias’
atau ‘Anak Daud’ yang merupakan suatu gelar yang laku di kalangan orang Yahudi. Namun
pada saat itu kebanyakan orang Yahudi tidak percaya, khususnya pimpinan mereka. Mereka
menolak Yesus dan mengutuk mereka serta keturunan mereka sehingga jemaat Matius bentrokan
dengan orang Yahudi dan membedakan dirinya dengan mereka.19

M. Tafsiran
1. Ayat 18

Tetapi, demikianlah kelahiran Yesus Kristus itu: Waktu ibu-Nya Maria sedang
ditunangkan dengan Yusuf, dia telah ditemukan mempunyai kandungan dari Roh Kudus,
sebelum mereka datang bersama/telah menikah.

Ayat ini diawali dengan kalimat demikianlah kelahiran Yesus Kristus itu. Kalimat ini
merupakan semacam pengantar yang digunakan oleh penulis Matius untuk memberitakan
tentang kelahiran Yesus. Pada perikop sebelumnya telah dijelaskan dan juga ditekankan silsilah
Yesus Kristus yang telah dimulai dari zaman Perjanjian Lama. Itu merupakan semacam jembatan
yang digunakan oleh penulis hingga pada akhirnya Yesus kemudian dijelaskan khusus mengenai
kelahiran-Nya di dalam perikop ini. Di sini, pemberita Injil memegang peranan yang sangat
penting. Kata waktu yang digunakannya menunjukkan bahwa ia mengetahui proses dari kejadian
yang telah terjadi dalam diri Yesus khususnya pada kelahiran-Nya. Kata ibu-Nya Maria
menunjukkan bahwa Yesus mempunyai seorang ibu yang bernama Maria. Ketika Maria sedang
bertunangan dengan Yusuf, Maria ditemukan telah mempunyai kandungan dari Roh Kudus dan
itu terjadi sebelum mereka datang bersama/telah menikah 20. Bertunangan dalam masyarakat
Yahudi merupakan salah satu tahapan menuju jenjang pernikahan. Tahapan ini resmi bagi
mereka dan tahapan ini merupakan tahapan yang sifatnya mengikat. Masa pertunangan itu
berlangsung selama satu tahun. Dalam masa pertunangan itu, kedua orang yang berhubungan
sudah dikenal sebagai suami isteri. Hubungan itu sama sekali tidak boleh diputuskan kecuali
dengan cara cerai. Jadi, jelas bahwa hubungan antara Maria dan Yusuf itu sudah resmi dan
normal dalam masyarakat Yahudi. Selanjutnya, kita bisa melihat bahwa ketika mereka sedang
bertunangan, Maria telah mengandung dari Roh Kudus. Kata Roh Kudus yang telah membuat
Maria mengandung pada ayat ini merupakan penekanan yang dibuat oleh pemberita Injil kepada
orang Yahudi yang belum percaya. Orang Yahudi mempunyai anggapan bahwa Roh Kudus
adalah pribadi yang membawa kebenaran Allah kepada manusia. Dengan kata lain bahwa
penulis Matius mau mengungkapkan bahwa Yesus adalah seorang pribadi yang dapat memberi
tahu kita tentang keadaan Allah dan tentang maksud Allah terhadap kita. Di dalam diri Yesus

19
C. Groenen, Op. Cit., hlm. 100.
20
Kata Sunerxomai dalam Kamus Yunani – Indonesia memberikan beberapa arti, yaitu: berkumpul, bertemu,
datang atau pergi bersama dengan, menemai, berada bersama dengan, telah menikah dan kawin. Penafsir
menggunakan kata datang bersama/telah menikah.

23
sajalah kita dapat mengenal Allah dan mengetahui apa yang harus dilakukan oleh manusia.
Orang Yahudi juga percaya bahwa bahwa Roh Kudus bukan hanya membawa kebenaran Allah
melainkan juga memampukan manusia untuk mengakui kebenaran yang mereka lihat itu. Orang
Yahudi secara khusus juga menghubungkan Roh Kudus dalam karya penciptaan. Mereka
memahami bahwa Roh adalah pencipta dunia dan pemberi hidup. Dengan demikian pemberita
Injil juga secara tersirat mengungkapkan bahwa Yesus yang dikandung dari Roh Kudus itu telah
datang untuk memberi hidup. Orang Yahudi juga menghubungkan Roh dengan karya penciptaan
ulang. Itu berarti bahwa Yesus yang adalah dari Roh Kudus bisa melakukan penciptaan ulang. Ia
bisa menciptakan kembali hidup dalam dunia ini21. Jadi jelas bahwa pemberita Injil memberikan
penekanan mengenai Roh Kudus untuk memberikan suatu pemahaman bagi orang Yahudi bahwa
Yesus lahir dari Roh Kudus tersebut. Pemberita Injil juga memberikan keterangan bahwa Roh
Kudus itu telah membuat Maria mengandung sebelum Yusuf dan Maria menikah. Artinya bahwa
Maria mengandung dari Roh Kudus dan bukan dari manusia, sebab ia masih belum menikah.

2. Ayat 19

Akan tetapi Yusuf suaminya adalah orang benar dan dia tidak bertujuan untuk
mencemarkan nama istrinya, dia ingin menceraikannya dengan cara diam-diam.

Pada ayat ini kita bisa melihat dan juga merasakan bahwa betapa kecewanya Yusuf
ketika mengetahui hal itu. Yusuf adalah seorang yang baik hati ternyata mendapati seorang
tunangannya yang sudah mempunyai kandungan. Secara manusiawi hal itu sangat membuat hati
Yusuf terpukul dan bahkan susah baginya untuk menerima kenyataan yang ada. Di sini, Yusuf
disebut sebagai orang benar, yang dalam bahasa Yunani disebut dikaios yang juga dapat
diartikan orang adil. Karena ia adalah adil, ia berniat menyelesaikan perkara itu menurut Hukum
Taurat yang memberi dua kemungkinan bagi Yusuf. Pertama, ia bisa saja mengadukan Maria ke
pengadilan dan akan membawa dampak bahwa nama Maria akan dicemarkan di muka umum.
Jika Yusuf mengadukan hal itu ke pengadilan, maka Maria akan dinyatakan sebagai perempuan
yang telah melakukan persundalan dan Maria bisa saja dilempari dengan batu hingga ia mati
(Ulangan 22:23-24). Kemungkinan yang kedua ialah memberi surat perceraian kepada Maria
dan dengan demikian, Yusuf telah menceraikan Maria dengan cara diam-diam. Dalam ayat ini
diperlihatkan bahwa Yusuf lebih cenderung untuk memilih yang kedua tersebut. 22 Jadi, jelas
bahwa pada ayat ini tindakan yang sangat ekstrim sangat dihindari oleh Yusuf. Yusuf lebih
memilih suatu pilihan yang bijak, yakni dengan memberikan surat perceraian kepada Maria dan
dengan demikian, persoalan yang ada telah ia simpan di antara mereka berdua saja. Sebagai
seorang yang tulus, yakni yang taat kepada hukum, ia tidak akan melanjutkan untuk menikahi
Maria, tetapi memutuskan untuk menceraikannya dengan cara diam-diam.

3. Ayat 20

21
William Barclay, Op. Cit., hlm. 30-36.
22
J.J. de Her, Op. Cit., hlm. 16.

24
Tetapi dia memikirkan hal-hal ini, dia melihat malaikat Tuhan di dalam mimpi yang
berkata kepadanya “Yusuf, anak Daud, engkau jangan takut mengambil Maria menjadi
isterimu, sebab anak yang ada di dalam dia, dilahirkan dari Roh Kudus.”

Sebelum Yusuf melakukan apa yang hendak ia lakukan, ia terlebih dahulu


memikirkannya. Pada saat ia memikirkan hal itu, ia lalu bermimpi dan di dalam mimpinya itu
malaikat Tuhan berbicara dengan dia. Hal ini mengingatkan kita dengan cara yang dilakukan
oleh Allah saat berbicara kepada pada bapak leluhur. Cara itu sudah lama tidak digunakan
setelah para bapak leluhur. Namun sekarang (tentu pada masa peristiwa ini terjadi), hubungan
dengan Allah melalui malaikat telah hidup kembali. Pada latar belakang perikop, penafsir telah
menjelaskan bahwa orang Yahudi percaya terhadap adanya malaikat yang baik dan yang jahat.
Melalui itu, penafsir boleh mengerti bahwa malaikat Tuhan yang datang dalam mimpi Yusuf itu
pastilah salah satu hal yang dapat meyakinkan orang Yahudi tentang kemesiasan Yesus, sebab
dalam ayat ini jelas bahwa malaikat itu tidak menunjukkan sebuah tindakan atau perkataan yang
jahat. Malaikat itu masuk dalam mimpi Yusuf lalu menyapa Yusuf sebagai anak Daud. Hal ini
seolah-olah mengingatkan bahwa Yusuf adalah seorang keturunan Daud, dan itu dilakukan agar
ia dapat menerima kabar yang mengejutkan yaitu tentang hubungannya dengan Mesias yang
sebagaimana diketahui oleh semua orang bahwa Mesias akan lahir dari keturunan Daud. Gelar
‘anak Daud’ ini cocok dipakai pada saat itu, karena malaikat itu memesan agar Yusuf menikah
dengan Maria serta memberi nama kepada anak yang akan dilahirkan oleh Maria. Hal ini
berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat orang Yahudi yang mana jika seorang laki-laki
memberi nama kepada seorang bayi, itu berarti bahwa laki-laki itu menerima anak itu sebagai
anaknya sendiri. Jika Yusuf taat kepada pesan malaikat itu dan akan memberi nama kepada bayi
yang sedang dikandung oleh Maria, maka anak itu akan menjadi anak angkat penuh dan menjadi
ahli waris Yusuf. Jadi, dengan sengaja malaikat Tuhan menyapa Yusuf sebagai anak Daud,
sebab melalui Yusuf, Yesus akan menjadi dikenal sebagai keturunan Daud dan itu sekaligus hal
yang ditekankan oleh pemberita Injil bahwa Yesus itu adalah keturunan Daud dan hal ini
membantu memperkenalkan kemesiasan Yesus kepada orang Yahudi yang belum percaya pada
saat itu.

Janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu.. begitulah kata-kata yang
dapat kita baca dari teks ini. Yusuf yang merasa kecewa terhadap istrinya Maria yang telah
hamil, merasa takut kalau-kalau hal itu mendatangkan kesalahan dan atau celaan atas dirinya
sendiri. Yusuf juga boleh saja merasa takut atas apa yang telah ia ketahui mungkin dari Maria
tentang keberadaan kandungan dari istrinya itu, hal itu mungkin membuatnya takut karena harus
menikahi seorang perempuan yang telah dikandung oleh Roh Kudus yang derajatnya lebih tinggi
dari dia. Namun Tuhan mengatakan tidak, dan jangan takut kepada Yusuf dan perkataan itu
mencoba menenangkan hati Yusuf yang ada dalam ketakutan untuk mengambil Maria sebagai
istrinya. Ini merupakan sebuah penguatan yang sangat mendorong Yusuf untuk melanjutkan
menghadapi masalah yang ada dengan ringan hati.

25
anak yang ada di dalam dia, dilahirkan dari Roh Kudus.. di sini, diberitahukan mengenai
hal yang kudus yang dikandung oleh Maria bahwa apa yang ada di dalam kandungan Maria itu
berasal dari Tuhan dan bukan dari alam. Di sini, peran Roh Kudus ditekankan lagi. Roh Kudus
yang menciptakan dunia sekarang berkarya dalam inkarnasi juruselamat dunia dengan
menyediakan tubuh bagi-Nya. Dia adalah anak Allah, namun juga turut mengambil substansi
kejasmanian dari Maria. Sangatlah penting bahwa peristiwa pengandugan harus berbeda dari
cara yang biasa, sehingga sekalipun Ia turut mengambil bagian dalam natur manusia, Ia dapat
menghindari kerusakan dan pencemarannya dan tidak dibentuk dan dikandung dalam
pelanggaran. Sekali lagi, ayat ini semakin menjelaskan bahwa anak yang dikandung oleh Maria
itu berasal Roh Kudus, yang mana peran Roh Kudus sangat penting dalam kehidupan orang
Yahudi seperti yang telah penafsir jelaskan pada ayat 18.

4. Ayat 21

Tetapi, dia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan memanggil nama-Nya
Yesus. Karena Dia sendiri akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.

dia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan memanggil nama-Nya Yesus.. di
sini, dijelaskan bahwa Maria akan melahirkan anak laki-laki. Ini mengawali pemberitahuan
tentang lahirnya seorang Mesias atau pemimpin laki-laki di tengah-tengah kehidupan orang
Yahudi sama seperti raja-raja yang diagungkan kebesarannya pada masa-masa lalu. Kemudian
diperintahkan supaya Yusuf memanggil nama anak itu Yesus. Di sini, nama Yesus sama dengan
nama Yosua, hanya akhirannya saja yang diganti, guna menyesuaikan dengan bahasa Yunani. Di
dalam Perjanjian Lama, terdapat dua orang dengan nama itu dan keduanya merupakan gambaran
dari Yesus. Pertama Yosua yang menjadi pemimpin bangsa Israel saat mereka mulai menetap di
kanaan, dan kedua, Yosua yang merupakan seorang imam besar ketika mereka menetap kedua
kalinya setelah terbebas dari pembuangan (Zakharia 6:11-12).23 Jadi, nama Yesus hendak
menjelaskan bahwa ia adalah seorang pemimpin dan Imam besar. Di samping itu, kita bisa
melihat dari segi artinya bahwa Yosua yang sama dengan Yesus itu berarti ‘Yahwe memberi
keselamatan atau pelepasan’. Jadi jelaslah arti dari nama Yesus dan nama itu sangat cocok untuk
Tuhan Yesus sebab di dalam Dia Allah memberi pelepasan. Selanjutnya, malaikat melanjutkan
perkataannya dengan memberikan keterangan bahwa pelepasan yang akan diberikan melalui
Yesus itu ialah bahwa Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa. Orang Yahudi pada zaman
Perjanjian Baru lebih menekankan kelepasan politis, yang menurut mereka bahwa pelepasan itu
akan dibawa oleh Mesias. Namun, ayat ini mau menjelaskan bahwa tidak ada penjajahan yang
lebih kejam dari pada dosa yang tidak diampuni. Kata-kata malaikat yang disampaikan kepada
Yusuf menekankan bahwa hal menghapuskan utang dosa akan merupakan perbuatan inti Yesus
yang akan dilahirkan itu. Kata Laos yang berarti umat sudah hampir tentu ditafsirkan sebagai
bangsa Israel. Kita dapat melihat perbandingannya dengan kata-kata malaikat kepada Maria
dalam Lukas 1:33 bahwa Yesus itu akan menjadi raja atas keturunan Yakub. Hal itu masuk akal,

23
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry Injil Matius 1-14, (Surabaya: Momentum, 2007), hlm. 14-16.

26
sebab malaikat yang berbicara itu menunjukkan perkataannya kepada orang Israel. Tentu hal
yang demikian sangat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang Yahudi. Melihat
kondisi politis mereka yang baru saja mengalami keterpukulan karena kehancuran bait Allah,
tentu mereka mengharapkan seorang Mesias yang bisa meringankan kondisi politis mereka pada
saat itu.

5. Ayat 22

tetapi, ini semua ia jadikan supaya digenapi yang telah dikatakan Tuhan melalui nabi
yang berkata:

semua ia jadikan supaya digenapi yang telah dikatakan Tuhan melalui nabi.. pemberita
Injil yang menulis di antara orang Yahudi menyampaikan nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama
mendapatkan penggenapannya dalam diri Yesus. Sebab di dalam Dia lah nabi yang ada dalam
Perjanjian Lama bersaksi. Sekarang Firman Tuhan yang digenapi dalam Yesus adalah tanda
yang dijanjikan Allah kepada raja Ahas.

Pemberita Injil menghubungkan perikop ini dengan Perjanjian Lama. Ia mau meyakinkan
orang Yahudi mengenai Yesus Kristus sebagai sosok yang dinubuatkan oleh para nabi dalam
Perjanjian Lama. Nubuat Perjanjian Lama dikutipnya khusus dari nabi Yesaya. Yesaya adalah
seorang nabi yang benubuat banyak hal terhadap orang Israel. Salah satu nubuatnya ialah tentang
masa depan yaitu tentang keruntuhan Yerusalem. Di masa keselamatan, semua yang bertobat
akan menjadi warga kerajaan baru. Semua dosa akan dihapus dan mereka yang terjerat dosa akan
dimusnahkan. Kerajaan akan terang tiada penyakit dan penduduknya bebas dari dosa. Yesaya
mengharapkan bangsa Israel cepat memutuskan untuk memilih jalan keselamatan, walaupun
kelahiran Mesias masih jauh. Penguasa kerajaan baru itu nanti adalah seorang keturunan Daud.
Kekuasaan-Nya akan abadi, adil dan makmur (16:5). Yesaya 7; 9; 11 memperlihatkan adanya
pertumbuhan pemahaman pengharapan terhadap Mesias yang akan terus bertumbuh hingga
masa-masa nabi sesudah pembuangan. Masa keselamatan itu didahului dengan masa penderitaan
(7:14 dst..) bangsa Israel sudah menunggu pembawa keselamatan yang membawa predikat
sebagai Anak Allah. Nubuat ini terjadi pada masa perang Siria-Efraim melawan Yehuda, yang
mana Yesaya menganjurkan Raja Ahas untuk tetap tenang dan meyakini pekerjaan dan tindakan
Yahweh. Ia menawarkan tanda ajaib untuk meyakinkan Ahas, yang ditolak oleh Raja Ahas
karena ia tidak ingin mencobai Yahweh.

Namun, dalam Perjanjian Lama, bukan hanya nabi Yesaya yang bernubuat tentang
kelahiran anak dari keturunan Daud. Mikha juga yang menambahkan pengharapan bahwa raja
keturunan Daud bukan hanya berkuasa atas Israel dan Yehuda, tetapi pemerintahannya pun akan
sampai ke ujung-ujung bumi (Mikha 5:1-4). Yeremia yang berbicara tentang mesias yang akan
datang dari keturunan Daud pada saat kehancuran kerajaan Yehuda, kehancuran Bait Allah, dan
terhentinya pemujaan dan peribadatan dalam Bait Allah. Demikian halnya Yehezkiel, setelah
kehancuran Yerusalem, menubuatkan mesias akan datang. Tidak terlepas juga Hagai hingga

27
sampai pada Zakharia yang mengharapkan mesias yang lemah lembut. Dan nubuat zakharia ini
merupakan jembatan kepada Perjanjian Baru yang digenapi oleh Yesus Kristus.24

6. Ayat 23

Perhatikanlah, anak dara itu akan mempunyai kandungan dan akan melahirkan anak
laki-laki dan mereka akan menyebut nama-Nya Imanuel bila diterjemahkan artinya adalah
Allah menyertai kita.

Dengan menunjuk pada proses kelahiran, maka Matius menunjuk pada hubungan dengan
Yesaya 7:14 yang berbunyi bahwa Tuhan akan memberikan tanda kepada orang Israel, bahwa
seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan
dinamai Imanuel. Dasar pemerintahan Imanuel itu adalah keadilan. Jadi, di sini Yesaya
menunjuk pada Mesias yang akan datang dan memerintah sisa Israel yang selamat penuh
keadilan dan membawa masa keselamatan abadi. Pada pasal 11:1-9 menjelaskan bahwa dinasti
nenek moyang Daud digambarkan sebagai tunggul dan keturunannya sebagai tunas-tunas baru.
Tunggul ini akan menghasilkan penguasa yang lebih besar dari penguasa-penguasa Yehuda
sebelumnya, sebab Roh Allah akan ada pada-Nya. 25

Nubuat yang dikutip di sini pantas didahului dengan ucapan perhatikanlah, yang
menuntut perhatian maupun kekaguman karena di sini kita melihat misteri keilahian itu, yang
tidak disangkal lagi dan luar biasa. Di sini, kita juga perlu melihat penggunaan anak dara dalam
terjemahan Septuaginta. Sebenarnya jika kita mengutip terjemahan Perjanjian Lama khususnya
dari kitab Yesaya 7:14, kita hanya menemukan kata alma yang berarti perempuan muda. Namun,
dalam terjemahan septuaginta alma sudah diganti dengan parthenos yang artinya anak dara.
Dalam buku tafsiran Injil Matius yang ditulis oleh J.J. de Heer menjelaskan bahwa mungkin saja
pengarang Injil Matius betul insaf bahwa terjemahan anak dara dalam terjemahan septuaginta
adalah bebas. Tetapi barangkali ia menyangka bahwa ada pimpinan Tuhan dalam tulisan anak
dara dalam septuaginta tersebut.26 Penafsir melihat dan menyetujui bahwa ini bisa menjadi
alasan dan mendukung mengapa terjemahan alma itu diganti dalam terjemahan perthenos yang
berarti anak dara.

Ternyata, Anak dara yang digunakan pada ayat ini merupakan kata yang sangat
mendukung peristiwa luar biasa yang terjadi pada kelahiran Yesus. Seandainya tidak demikian,
maka kelahiran Yesus itu tidak akan ada hal yang luar biasanya. Sejak semula juga telah
diisyaratkan bahwa Mesias akan lahir dari seorang anak dara. Yesus lahir dari seorang anak
dara bukan saja karena kelahiran-Nya harus bersifat supernatural, sekaligus sangat hebat, tetapi
juga peristiwa itu harus terjadi tanpa cacat, suci dan tanpa setitik nodapun karena dosa. Yesus
akan lahir bukan dari seorang kaisar perempuan atau ratu, sebab ia muncul bukan dalam

24
Ibid., hlm. 128-130.
25
S. M. Siahaan, Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama (Jakarta:BPK-GM, 1991), hlm.15-19.
26
Penjelasan ini juga dikutip oleh J.J. de Heer dari pendapat seorang Professor yang bernama Michaelis.

28
kemegahan atau semarak lahiriah, melainkan dari seorang anak dara untuk mengajarkan kepada
kita kemurnian rohani, untuk mati dari semua kesenangan indrawi.

Pada bagian terakhir ayat ini, dikatakan bahwa mereka akan menyebut nama-Nya
Imanuel. Di sini, Matius menerjemahkan Imanuel sebagai ‘Allah menyertai kita’. Matius mau
menekankan bahwa di dalam Tuhan Yesus, Allah beserta kita. Nama Imanuel merupakan sebuah
nama yang penuh misteri, namun sangat berharga. Namun, kata Imanuel hendak menyampaikan
bahwa Allah berinkarnasi di antara kita, sehingga Allah dapat diperdamaikan dengan kita dan
menjadi rukun dengan kita. Umat Yahudi mempunyai Allah beserta mereka dalam bentuk
perlambangan dan bayang-bayang , yang bertakhta di atas kerubim, namun tidak pernah mereka
memilikinya sebagaimana firman itu yang telah menjadi manusia. Lahirnya Yesus dengan nama
Imanuel merupakan sebuah cara yang sangat baik yang dibuat oleh Allah dalam mewujudkan
pendamaian-Nya dengan manusia. Selain itu, sesuailah untuk mengatakan nubuat yang telah
dikatakan oleh nabi bahwa Ia harus dinamai Imanuel digenapi sesuai rancangan dan tujuannya
pada waktu ia dinamai Yesus.

7. Ayat 24

Tetapi, setelah Yusuf bangun dari tidurnya, dia berbuat seperti yang telah
diperintahkan oleh malaikat Tuhan kepadanya dan dia mengambil Maria sebagai isterinya.

Ayat ini memperlihatkan ketaatan Yusuf terhadap perkataan malaikat itu di dalam
mimpinya. Setelah Yusuf bangun dari tidurnya, dia berbuat seperti yang telah diperintahkan
oleh malaikat Tuhan kepadanya.. meskipun ini bertentangan dengan perasaan dan maksud Yusuf
yang semula, dia mengambil Maria sebagai isterinya, ia melakukan dengan segera tanpa
menunda-nunda dan tanpa ada bantahan. Kedatangan malaikat Tuhan di dalam mimpinya
sungguh sangat ia yakini sepenuhnya, ia kembali memperlihatkan dirinya sebagai seorang yang
taat. Rencana-rencana yang telah ia rancang sebelumnya harus ia padamkan atas petunjuk Allah
melalui malaikat-Nya. Perlakuan Yusuf yang mengambil Maria sebagai Istrinya memperlihatkan
bahwa ia telah menerima anak yang dikandung oleh Maria dengan penuh suka cita dan ia benar-
benar percaya bahwa anak itu dari Roh Kudus.

8. Ayat 25

Tetapi, Yusuf tidak menggaulinya sampai dia melahirkan anak laki-laki dan Yusuf
memanggil nama-Nya Yesus.

Ayat ini memperlihatkan penggenapan janji ilahi. Kita bisa melihat bahwa apa yang
dikandung dari Roh Kudus sudah dilahirkan dan tidak pernah gagal, melainkan pasti akan
diwujudkan pada waktunya. Ayat ini memperlihatkan bahwa Yusuf, meskipun melangsungkan
pernikahan dengan Maria tunangannya, tetap menjaga jarak dengan Maria sementara Maria
sedang mengandung. Mereka tidak bersetubuh sampai Maria melahirkan anak laki-laki yang ada
dalam kandungan Maria tersebut. Beberapa orang tidak setuju dengan hal ini dan bahkan

29
berpendapat bahwa Kitab Suci tidak dapat membuktikan peristiwa ini. Namun, kita perlu
memahami kata-kata yang ada dalam ayat ini yang menunjukkan bahwa Yusuf tidak menggauli
Maria sampai Maria melahirkan anak itu. Ayat ini secara tersirat memberikan penjelasan bahwa
setelah Yesus lahir, Yusuf dan Maria tentu melakukan persetubuhan. Yusuf hanya menunggu
kelahiran Yesus saja, dan tentu sebagai orang yang tulus hati dan taat, hal itu pastilah bisa
dilakukan oleh Yusuf dan keadaan seperti itu bisa menjawab keraguan sebagian orang yang
mengatakan bahwa itu tidak benar. Dan dengan taat Yusuf memanggil nama Anak itu Yesus.
Yesus yang pada ayat-ayat sebelumnya telah diterangkan, sudah memasuki dunia dan oleh
karena itu, apa yang telah dijelaskan oleh penafsir mengenai Yesus di atas sudah digenapi. Ayat-
ayat sebelumnya telah memberikan gambaran-gambaran siapa Yesus kepada jemaat sasaran Injil
Matius dan pada ayat ini pemberita Injil menyatakan bahwa apa yang telah dinubuatkan itu telah
terjadi sesuai dengan pemahaman orang Yahudi baik mengenai anak Daud, Roh Kudus,
pertunangan dan hal lain yang ada di dalam perikop ini.

N. Skopus

Penantian yang panjang telah terwujud.

O. Tujuan

Pemberita Injil mau meyakinkan pembacanya bahwa Mesias yang dinantikan sesuai
nubuat para nabi dalam Perjanjian Lama telah digenapi dalam diri Yesus yang lahir dari
keturunan Daud yang dikandung oleh Roh Kudus.

P. Pesan Teologis

Allah telah menggenapi janji yang telah Ia sampaikan melalui nabi dalam Perjanjian
Lama, yaitu akan lahirnya seorang anak dari keturunan Daud yang telah terwujud dalam diri
Yesus Kristus sebagai penyelamat manusia dari dosa-dosa mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Barclay William, Pemahaman Alkitab Sehari-hari, Jakarta: BPK-GM, 2006.

de Herr J.J., Tafsiran Alkitab Injil Matius: pasal 1-22, Jakarta: BPK-GM, 2003.

30
Drewes B.F., Satu Injil Tiga Pekabar, Jakarta: BPK-GM, 2001.

Duyverman M.E., Pembimbing ke dalam Perjanjian baru, Jakarta: BPK-GM, 2003.

Groenen C., Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Henry Matthew, Tafsiran Matthew Henry Injil Matius 1-14, Surabaya: Momentum, 2007.

Jagersma H., dari Alexander Agung sampai Bar Kokhba, Jakarta: BPK-GM, 2003.

Siahaan S.M., Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama, Jakarta:BPK-GM, 1991.

Stambaugh John, Dunia Sosial Kekristenan Mula-mula, Jakarta BPK-GM, 1997.

31

Anda mungkin juga menyukai