cepat tidur
Tidak merangsang saluran napas
Salivasi tidak banyak
Bronkhodilator obat pilihan untuk asma bronkhiale
Waktu pemulihan cepat (1 jam post anestesi)
Kadang tidak mual & tidak muntah, penderita sadar dalam kondisi yang enak
Kerugian
overdosis
Perlu obat tambahan selama anestesi
Hipotensi karena depresi miokard & vasodilatasi
aritmia jantung
Sifat analgetik ringan
Cukup mahal
Dosis dapat kurang sesuai akibat penyusutan
gas yang berbau, berpotensi rendah (MAC 104%), tidak mudah terbakar dan relatif tidak
larut dalam darah.
Efek:
- tidak berwarna, sangat mudah menguap dan terbakar, bau sangat merangsang
- iritasi saluran nafas dan sekresi kelenjar bronkus
- !margin safety sangat luas
- murah
- analgesi sangat kuat
- sedatif dan relaksasi baik
- memenuhi trias anestesi
- teknik sederhana
4. Enfluran
isomer isofluran
tidak mudah terbakar, namun berbau.
Dengan dosis tinggi diduga menimbulkan aktivitas gelombang otak seperti kejang (pada
EEG).
Efek depresi nafas dan depresi sirkulasi lebih kuat dibanding halotan dan enfluran lebih
iritatif dibanding halotan.
5. Isofluran
cairan bening, berbau sangat kuat, tidak mudah terbakar dalam suhu kamar
menempati urutan ke-2, dimana stabilitasnya tinggi dan tahan terhadap penyimpanan
sampai dengan 5 tahun atau paparan sinar matahari.
Dosis pelumpuh otot dapat dikurangi sampai 1/3 dosis jika pakai isofluran
6. Sevofluran
tidak terlalu berbau (tidak menusuk), efek bronkodilator sehingga banyak dipilih untuk
induksi melalui sungkup wajah pada anak dan orang dewasa.
tidak pernah dilaporkan kejadian immune-mediated hepatitis
5. Sebutkan 4 macam analgesik narkotika dan dosisnya?
a. Morfin
b. Pethidin
c. D
d. D
6. Sebutkan 4 macam obat pelumpuh otot (generik / paten ) dan dosisnya
a.
Ultrashort (5-10 menit): suksinilkolin
b.
Short (10-15 menit) : mivakurium
c.
Medium (15-30 menit) : atrakurium, vecuronium
d.
Long (30-120 menit) : tubokurarin, metokurin , pankuronium, pipekuronium,
doksakurium, galamin
7. Sebutkan persiapan anestesi kuret dan pemilihan anestesinya?
TIVA dengan ketamin dan
8. Sebutkan pembagian teknik anastesi secara garis besarnya saja?
9. Sebutkan 5 komponen darah dan indikasi pemberiannya
12 jam penyimpanan
indikasi : pasien dengan Hb& platelet rendah, trombositopenia, transfusi masif dengan
darah simpan
3. Packed Red Cell
Dari WB < 6 jam simpan. penyimpanan -20oC (3 bulan). Penyimpanan -30oC 1 tahun
diinfuskan setelah mencair
Indikasi: Mengganti faktor koagulasi, mengganti volume plasma
Diberikan 10 cc/kg satu jam pertama, dilanjutkan 1 cc/kg Bb per jam sampai PPT dan APTT
mencapai nilai 1,5 x nilai kontrol yang normal.
Terapi plasma tidak tepat untuk memperbaiki pasien hipoalbuminemia karena tidak akan
meningkatkan kadar albumin secara nyata
6. Thrombocyte Concentrate = TC
TRANSFUSI
Catatan:
1. Dulu diyakini bahwa kadar Hb harus lebih tinggi dari 9 sampai 10 ml/dl agar tersedia
cukup oksigen untuk memenuhi kebutuhan organ vital (otak, jantung) dalam
mencukupi stres. Sekarang sudah dibuktikan, bahwa Hb 3 sampai 6 g/dl masih dapat
mencukupi kebutuhan oksigen jaringan. Dari percobaan diketahui bahwa Hb 2-3 g/dl
atau 6-8% masih mampu menunjang kehidupan (Singler,1980;Johnson,1991). Batas
“anemia aman” bagi pasien yang memiliki jantung normal adalah hematokrit 20%.
Pasien yang menderita penyakit jantung koroner memerlukan batas 30%
2. Penggantian volume yang hilang harus didahului karena penurunan 30% saja sudah
dapat menyebabkan kematian. Sebaliknya batas toleransi kehilangan Hb lebih besar.
Kehilangan Hb sampai 50% masih dapat diatasi. Bagi pasien tanpa penyakit jantung,
Hb 8-10 gm/dl masih dapat memberikan cukup oksigen untuk jaringan dengan baik
(asal volume sirkulasi normal). Karena itu, tidak semua perdarahan harus diganti
transfuse. Terapi diprioritaskan untuk mengembalikan volume sirkulasi dengan
cairan Ringer Laktat atau NaCl 0,9% atau Plasma Substitute/koloid (Expafusin,
Dextran, Hemaccel, Gelafundin) selama Hb masih 8-10 gm/dl. Cara terapi dengan
cairan ini disebut hemodilusi. Perdarahan sampai volume darah masih dapat diganti
saja tanpa transfusi.
3. Pada kehilangan 30-50% volume darah, maka setelah pemberian cairan, jika Hb < 8-
10 gm/dl atau hematrokit < 20-25% maka transfusi diberikan.
4. Sasaran transfusi adalah mengembalikan kadar Hb sampai 8-10 gm/dl saja. Tidak
perlu sampai Hb “normal” 15 gm/dl lagi.
5. Dari perhitungan kadar Hb, darah satu kantong hanya menaikkan Hb 0,5 gm/dl.
Peningkatan sebesar ini juga dapat dicapai dengan pemberian gizi yang baik dan
terapi Fe++. Manfaat kenaikan Hb 0,5 gm/dl tidak sebanding dengan resiko
penularan penyakit.
6. Teknik hemodilusi tidak dapat digunakan pada pasien trauma dan trauma thorax
karena dapat menyebabkan edema otak/paru. Terus pakai apa?
TUJUAN TRANSFUSI
INDIKASI
1.Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.
2.Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain.
3.Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4.Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi diberikan plasma substituen atau
larutan albumin
TRANSFUSI AUTOLOGOUS
darah pasien sendiri diambil pada masa pra-bedah, disimpan untuk digunakan pada waktu
pembedahan yang terencana (efektif). Dengan demikian dapat dipastikan bahwa tidak ada resiko
penularan penyakit sama sekali.
I. Reaksi imunologi
b. Furosemid
Tanda: Menggigil, panas, nyeri kepala, nyeri otot, mual, batuk nonproduktif.
2. Reaksi alergi
a. “Anaphylactoid”
b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka penderita
sembab.
Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus dihentikan.
1. “dilutional coagulopathy”
2. disseminated intravascular coagulation (dic)
3. intoksikasi sitrat (komplikasi yang jarang terjadi)
4. keadaan asam basa
5. hiperkalemi
6. hipotermi
7. Post transfusion hepatitis (PTH)
a. Tes darah, untuk melihat cocok tidaknya darah donor dan resipien.
Dalam situasi darurat tidak perlu dilakukan pemeriksaan secara lengkap, dan jalan singkat untuk
melakukan tes sebagai berikut :
Bila menggunakan darah “un-crossmatched”, maka paling sedikit harus diperoleh tipe ABO-Rh
dan sebagian “crossmatched”.
Untuk tipe darah yang tepat maka tipe ABO-Rh harus sudah ditentukan selama penderita
dalam perjalanan ke rumah sakit.
Golongan darah O kekurangan antigen A dan B, akibatnya tidak dapat dihemolisis baik oleh
anti A ataupun anti B yang ada pada resipien. Oleh sebab itu golongan darah O kita sebut
sebagai donor universal dan dapat digunakan pada situasi yang gawat bila tidak
memungkinkan untuk melakukan penggolongan darah atau “crossmatched”.
TANDA OVERLOAD SIRKULASI
I. Pasien Sadar
1. dada sesak
2. batuk
3. dispnea
4. sianosis
5. vena leher membesar
6. takikardi
7. krepitasi basal
8. edema pulmo
II. Pasien dalam anestesi
1. takikardi
2. TD menurun
3. sianosis
4. vena leher membesar
5. krepitasi basal
Terapi:
1. stop transfusi
2. inhalasi O2
3. sandarkan pasien
4. digitalis iv, kecuali pasien gagal ginjal dan tua
5. diuretic furosemid
6. morfin
7. aminofilin
RUMUS-RUMUS TRANSFUSI
BE = Base Excess = jumlah asam basa yang harus ditambahkan supaya pH darah
meningkat
Pada pasien dewasa dengan Hb normal, perdarahan s.d 25% dari EBV
dapat ditolerir dan tidak perlu di lakukan transfusi.
Perdarahan 10-20% harus hati-hati mungkin perlu darah
Penggantian darah selama operasi digunakan Whole Blood (WB)
Pada kasus-kasus sangat darurat, tidak tersedia darah yang sesuai dengan
golongan darah pasien, gunakan O. tranfusi selanjutnya selama 2 minggu tetap O.