Anda di halaman 1dari 6

Analisis Pertunjukan Teater Koma “Tanda Cinta”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Drama di SD

Dosen Pengampu Drs. Hendratno M.Hum

Disusun Oleh :

Nama : Rifdatul Mufidah

NIM : 13010644144

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2016
Analisis Pertunjukan Teater Koma “Tanda Cinta”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Drama di SD

Dosen Pengampu Drs. Hendratno M.Hum

Disusun Oleh :

Nama : Fitriani Uswatun Chasanah

NIM : 13010644142

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2016
Analisis Pertunjukan Teater Koma “Tanda Cinta”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Drama di SD

Dosen Pengampu Drs. Hendratno M.Hum

Disusun Oleh :

Nama : Sunyaruri Syahnas M.

NIM : 13010644181

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2016
Analisis Prtunjukan Teater

Oleh : Teater Koma

Judul Pementasan : Tanda Cinta

Pemain :

 Isteri :Ratna Riantiarno


 Suami :N. Riantiarno
 Penari : Ratna Ully, Grace Suzan, Eka Octaviana, Poppy Parisa
 Pembawa Cahaya : Asmin Timbil, Sena Sukarya, Bayu Dharmawan, Tuti Hartati,
Angga Yasti, Ina Kaka
 Pelantun : Ratna Ully
 Para Pekerja :
Karya Dan Sutradara - N. Riantiarno
Co-Sutradara - Ohan Adiputra
Skenografi - Syaeful Anwar
Penata Cahaya - Iskandar K. Loedin
Penata Gerak - Ratna Ully
Penata Rias Dan Rambut - Subarkah Hadisarjana
Busana - Alex Fatahillah
Akustik - Totom Kodrat
Pengarah Tekhnik - Tinton Prianggoro
Pimpinan Panggung - Bayu Dharmawan
Pimpinan Produksi - Sari Madjid

Rangkuman Pertunjukan Teater “Tanda Cinta”

Kisah ini bercerita tentang keprihatinan sesuatu yang hilang dari pasangan suami istri.
Pementasan tersebut bertambah menarik ketika setiap penggalan cerita diisi dengan sebuah tarian
dengan iringan musik sederhana.

Nano Riantiaro dan Ratna Riantiarno memerankan suami dan instri yang sudah lanjut
usia yang masing-masing sudah mengerti satu sama lain. Hingga usia di ambang senja, suami
tetap penasaran karena isteri tak pernah mau menjawab sebuah pertanyaan mendasar; “Masih
Adakah Cinta Di Antara Kita?

Bukan berarti tiada jawaban, tapi jawaban malah sering menyimpan berbagai pertanyaan
baru. Bagi istri, mencinta tidak harus selalu dengan kata-kata, tapi lebih nyata jika berupa
tindakan. Sedang suami yakin, meski tindakan penting, kata-kata penting pula.

Akibat rasa penasaran yang begitu mencuat, sang suami mencetak dan menyebarkan
“Pamflet Cinta”. Isinya hanyalah sebuah pertanyaan yang tak kunjung ia dapatkan jawabannya
setelah kian tahun hidup bersama sang isteri ‘Masih Adakah Cinta Di Antara Kita?’, dengan satu 
pilihan dari dua jawaban tertulis; ‘masih ada’ atau ‘tidak ada’.Pamflet tersebut ia bagikan ke
ruang public dan berharap masyarakat mau menjawabnya. Sang suami beranggapan bahwa kata
cinta juga harus di ucapkan.

Suami bertanya kepada langit. Tapi langit malam hanya digantungi  bintang-gemintang,
yang meskipun bercahaya gemerlapan tapi diam membisu. Tak sepotong jawaban pun terukir di
sana.
Semakin memasuki usia lanjut, sang suami menyadari bahwa sesungguhnya ia tak perlu
mendengar jawaban “masih” atau “tidak” dari sang isteri, karena kesetiaan sang isteri yang selalu
mendampinginya sudah memberikan lebih dari sekedar jawaban.

Teater ini dimainkan oleh 2 orang saja namun penuh makna. Pementasan ini dikemas
dengan tatanan panggung yang sedehana dengan backdrop hitam, namun terkesan lembut dan
mampu memikat penonton yang melihatnya. Terdapat juga penari-penari yang begitu powerfull
menarikan tariannya, sehingga mampu menghidupkan suasana.

Anda mungkin juga menyukai