Anda di halaman 1dari 28

Wirausaha menurut asal katanya terdiri atas kata wira dan usaha.

 Wira berarti
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan
berwatak agung. Usaha berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.
Pengertian wirausaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru,menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya serta memasarkannya.
Kata Wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam Bahasa
sanksekerta. Wira berarti utama, berani, teladan, swa berarti sendiri, mandiri, sta
berarti berdiri; swasta berarti “berdiri di atas kaki sendiri”.
Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan
suatu hal yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya sendiri maupun
orang lain.
Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan
untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat,
watak, dan kemampuan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata
secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.
2.     Ciri-ciri Wirausahawan
·     Fokus yang terkendali
·     Berenergi yang tinggi
·     Kebutuhan akan prestasi
·     Bertoleransi terhadap keraguan
·     Percaya diri
·     Berorientasi terhadap tindakan

Karakteristik Kewirausahaan
1. Inisiatif
Seorang wirausaha harus mempunyai inisiatif, yaitu prakarsa atau ikhtiar dalam
membuka peluang atau membangun kegiatan yang berguna bagi dirinya dan orang
lain.
2. Disiplin
Dalam menjalankan kehidupan dan kegiatan usahanya, wirausahawan dituntut untuk
memiliki kedisiplinan. Kedislipinan harus diterapkan dalam berbagai hal, sesuai
dengan usaha yang sedang dijalankan.
3. Komitmen Tinggi
Untuk mendukung tercapainya keberhasilan usaha, wirausaha harus mempunyai
komitmen yang tinggi terhadap jegiatan usaha yang dijalankannya.
4. Jujur
Sifat jujur adalah perilaku utama yang harus ditonjolkan wirausaha untuk
membangun kepercayaan (kredibilitas) dari semua pihak antara lain mitra kerja,
kreditor, dan pelanggan.
5. Kreatif dan Inovatif
Wirausaha harus mempunyai kreativitas (daya cipta) yang relatif tinggi, intuisi yang
kuat, wawasan yang luas, prakarsa/inisiatif yang relatif tinggi, sehingga mampu
menjadi pribadi yang inovatif.
6. Mandiri dan Realistis
Wirausaha harus memiliki sikap hidup mandiri, dinamis, dan dapat memandang
kehidupan serta perkembangan bisnis secara realistis. Ia harus memiliki jiwa
kepemimpinan dan sikap yang pantang menyerah.

PELUANG USAHA
Kesempatan yang harus diambil oleh seorang wirausahawan untuk mewujudkan
atau melaksanakan suatu usaha dengan keberanian mengambil resiko

Pendekatan dalam Menemukan Peluang Usaha


1. in-side-out (dari dalam keluar) bahwa keberhasilan akan dapat diraih
dengan memenuhi kebutuhan yang ada saat ini. Lebih mengarah pada jasa.
2. out-side-in (dari luar kedalam) bahwa keberhasilan akan dapat diraih
dengan menciptakan kebutuhan. Lebih mengarah pada barang

Langkah-langkah dalam Memilih Lapangan Usaha


1. Menginventarisir berbagai jenis lapangan usaha dan gagasan produk yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
2. Mempertimbangkan tingkat permintaan dan harga
3. Mempertimbangkan potensi diri

Ciri-ciri Peluang Usaha yang Baik


1. Orisinil dan tidak meniru.
Peluang usaha yang baik merupakan asli hasil riset dan pemikiran diri sendiri.
Karena pada umumnya usaha yang sukses itu harus berbeda dan tidak meniru
usaha yang sudah ada, karena jika meniru orang lain hasil yang didapatkan belum
tentu sama.
2. Mengantisipasi Perubahan Persaingan di Pasar dan Kebutuhan Pasar.
Sebuah peluang usaha yang baik harus dapat diinovasikan lagi sesuai
perkembangan pasar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar sekarang maupun
yang akan datang.
3. Sesuai Keinginan Wirausaha.
Peluang usaha harus sesuai dengan keinginan diri sendiri supaya bisa bertahan
lama dan pelaku usaha bersemangat dalam berinovasi.
4. Kelayakan Usaha Sudah Teruji.
Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji untuk dilakukan riset dan uji
coba dalam pasar.
5. Kreatif dan Inovatif.
Peluang usaha mempunyai ide yang kreatif dan inovatif bukan merupakan tiruan dari
ide orang lain.
6. Keyakinan Bisa Mewujudkannya.
Peluang usaha harus dapat meyakinkan pelaku usaha untuk mewujudkannya dan
berpeluang untuk sukses dalam menjalankannya.
7. Terdapat Rasa Senang Menjalankan Usaha.
Ada rasa senang menjalankannya dan benar-benar suka dengan usaha tersebut.

Sumber-sumber Peluang Usaha


1. Peluang dari Diri Sendiri
Peluang yang paling potensial dan sangat besar rasio kesuksesannya.
a. Hobi
Contoh: Ulfa memiliki hobi mendesain, dari hobinya itulah Ulfa membuka jasa desain
untuk kebaya wisuda teman-temannya.
b. Keahlian
Contoh: Putri mempunyai keahlian dalam menjahit baju, dari keahliannya itu ia
membuka jasa menjahit.
c. Pengetahuan dan Latar Pendidikan
Contoh: Yuni merupakan lulusan SMK jurusan tata busana, Yuni tentu telah
menguasai teknik tata busana berdasarkan pengetahuan yang didapatkan dari
pendidikannya, hal tersebut menjadi peluang usaha bagi dirinya.
2. Peluang dari Lingkungan
a. Usaha Orang Tua
Contoh: Dea mempunyai orang tua yang menggeluti bidang konveksi. Dari usaha
orangtuanya itu, Dea mempunyai peluang usaha untuk memasarkan produk hasil
konveksinya secara online.
b. Lingkungan Rumah
Contoh: disekitar rumah Nisa terdapat sungai yang banyak ditumbuhi oleh enceng
gondok yang sangat banyak jumlahnya, Nisa memanfaatkan enceng gondok
menjadi kerajinan yang mempu yai nilai jual tinggi.
c. Kebiasaan
Contoh: Intan sering berbelanja baju secara online, dari kebiasaannya tersebut Intan
terinspirasi untuk membuat usahanya sendiri yaitu menjual baju secara online.
3. Peluang dari Perubahan yang Terjadi
a. Perubahan Lingkungan
Contoh: daerah Plosokandang Tulungagung sekarang menjadi daerah perguruan
tinggi yang banyak mahasiswanya. Masyarakat setempat memanfaatkan kadaan
tersebut sebagai peluang usaha seperti membuka kos-kosan dan membuka warung
makan.
b. Perubahan Peraturan Pemerintah
Perubahan peraturan pemerintah akan menimbulkan peluang bagi yang mampu
membaca situasi dan mendapatkan manfaatnya.
c. Perubahan Teknologi
Adanya smartphone dan internet banyak memunculkan peluang usaha seperti took
online.
d. Perubahan Tekanan Kerja
Tekanan kerja yang semakin tinggi membuat banyak orang membutuhkan banyak
hiburan.
e. Perubahan Tingkat Kebutuhan
Contoh: gaya hidup jaman sekarang cenderung menyukai hal-hal yang praktis, untuk
itu memunculkan peluang usaha membelikan makanan bagi mereka yang tidak
sempat untuk membeli makanan sendiri.
4. Peluang dari Konsumen
a. Saran dari konsumen, dengan adanya saran dari konsumen makan seorang
wirausaha dapat memperbaiki/membuat lagi produk baru yang akan dijual.
b. Keluhan dari konsumen terhadap produk
c. Permintaan konsumen terhadap barang dan jasa
d. Harapan konsumen terhadap barang dan jasa yang ada ataupun yang belum ada
di pasar.

Faktor-faktor Keberhasilan dan Kegagalan Peluang Usaha


1. Faktor Keberhasilan Peluang Usaha
a. Memenuhi ciri-ciri peluang usaha yang baik
b. Memiliki tingkat risiko kegagalan yang kecil bila dijalankan
c. Produk yang akan dihasilkan telah diuji pasar
d. Produk yang akan dihasilkan mengikuti tren
e. Produk yang akan dihasilkan dari peluang itu dapat terus menerus diinovasi dan
ditingkatkan kualitasnya.
2. Faktor Kegagalan Peluang Usaha
a. Bersifat jangka pendek karena kebutuhan pasar bersifat sesaat
b. Peluang itu sudah kadaluarsa atau telah ada orang yang memulai usaha tersebut
c. Peluang itu lewat bagitu saja karena tidak segera diambil keputusan untuk
memulainya
d. Produk yang dihasilkan tidak melalui uji pasar yang akurat
Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Lapangan Usaha
1. Lapangan usaha yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok bagi kita
2. Waktu, lapangan usaha yang pada masa lalu menguntungkan belum tentu
pada saat ini masih menguntungkan atau lapangan usaha yang
menguntungkan saat ini belum tentu menguntungkan di masa yang akan
datang.
3. Daerah, lapangan usaha yang berkembang baik di suatu daerah belum tentu
dapat berkembang dengan baik pula di daerah lain, dan sebaliknya.
4. Kondisi internal dan eksternal, faktor internal yang dimaksud seperti
penguasaan sumber daya (lahan, bangunan, peralatan, dan finansial),
penguasaan teknis/keterampilan, penguasaan manajemen, dan jejaring sosial
yang kita miliki. Sedangkan faktor eksternal seperti peraturan pemerintah,
tingkat permintaan dan penawaran, persaingan, resiko, dan prospek ekonomi
baik lokal, regional, nasional, maupun global.
Pada dasarnya untuk mengidentifikasi peluang usaha harus memiliki berapa tahap
agar menangkap peluang usaha tidak keliru dan tidak mengalami kegagalan.
Diantaranya:
1. Pertama, memiliki ide awal, jika memperoleh peluang, seorang wirausaha
harus memiliki ide mau dimanakan peluang yang sudah ada.
2. Kedua, Identifikasi dan evaluasi kesempatan investasi. Setelah memperoleh
ide, seorang wirausaha harus mengidentifikasi dan mengevaluasi
kesempatan yang telah ada agar tidak terjadi kebimbangan dalam melakukan
investasi.
3. Ketiga, Keputusan yang dilakukan. Setelah mengidentifikasi dan
mengevaluasi, langkah selanjutnya adalah, pengambilan keputusan apakah
peluang tersebut akan diambil atau dibiarkan begitu saja bersama angin.
4. Keempat, Memulai usaha dalam dunia usaha.Setelah keputusan telah bulat,
usaha siap dirintis.
5. Kelima, memulai usaha baru, Jika usaha yang dibuat sebelumnya mengalami
perkembangan pesat, sehingga seorang wirausaha tergiur untuk membuka
cabang usaha tapi dengan penambahan ide didalamnya.Begitupun dengan
kegagalan pada usaha sebelumnya, seorang wirausaha harus bangkit dan
merintis usaha yang baru.
6. Keenam, Membeli bisnis yang sudah ada. Ini langkah terkahir jika ingin
membuat usaha baru, apakah seorang wirausaha akan membeli bisnis orang
lain dengan ide yang sama atau membuat bisnis baru dengan konsep yang
dibuat dari awal.
ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif
adalah dengan memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
serta meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam pengembangan usaha produk kerajinan sebagai alat penyusun strategi.
Analisis SWOT dapat menentukan strategi pengembangan usaha produk/jasa dalam
jangka panjang sehingga arah tujuan dapat dicapai dengan jelas dan dapat
dilakukan pengambilan keputusan secara cepat.
 Strengths (kekuatan), kekuatan apa yang akan mendukung usaha kita untuk
mencapai sasaran
 Weakness (kelemahan), kelemahan apa yang dapat membatasi atau
menghambat usaha kita
 Opportunities (peluang), kesempatan atau peluang usaha apa saja yang
dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan dan sesuai dengan
kemampuan
 Threats (ancaman), ancaman apa saja yang dapat terjadi pada saat kita
berusaha
Pengelolaan Sumber Daya Usaha
Untuk mencapai tujuan perusahaan/industri maka diperlukan pengelolaan sumber
daya yang baik. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikategorikan
atas 6 tipe sumber daya (6M), yaitu:
1. Man (manusia), manusia merupakan unsur manajemen yang penting dalam
mencapai tujuan perusahaan.
2. Money (uang), uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan unsur yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan
yang harus dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3. Material (fisik), perusahaan pada umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan
mentah yang dibutuhkan melainkan membeli dari pihak lain. Untuk itu
perusahaan berusaha untuk memperoleh bahan mentah dengan harga yang
paling murah, menggunakan cara pengangkutan yang murah dan aman,
kemudian akan diproses sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil
secara efisien. 
4. Machine (teknologi), mesin-mesin memungkikan peningkatan dalam
produksi.
5. Method (metode), metode kerja sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja
berjalan efektif dan efisien.
6. Market (pasar), penguasaan pasar (menyebarkan hasil produksi) memiliki
peran yang sangat penting sebab jika barang yang diproduksi tidak laku
proses produksi barang akan berhenti. Agar pasar dapat dikuasai, kualitas
dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
konsumen.
Peluang-peluang Wirausaha bagi Siswa
1. Bidang Jasa, usaha pada bidang jasa adalah usaha berupa pelayanan.
Contoh: jasa sablon kaos, jasa pencucian motor, jasa salon mobil, jasa
pengantaran barang, jasa travel online, dll.
2. Bidang Perdagangan, adalah usaha yang membeli barang untuk dijual
kembali dan mendapatkan keuntungan dari jual beli barang tersebut. Contoh:
jual beli minuman/makanan, jual beli pakaian, dll.
3. Bidang Produksi, adalah usaha yang membutuhkan proses produksi untuk
menghasilkan barang baru, kemudian menjualnya. Contoh: produksi kaos,
produksi boneka, produksi baju seragam, produksi topi, produksi makanan,
dll.

.  Pengertian HAKI
Istilah HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari
Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7
Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade
Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman
mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia,
yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi
manusia (human right).
HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan
suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya
ciptanya. Pada intinya HaKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari
suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang
timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Setiap hak yang digolongkan ke dalam HaKI harus mendapat kekuatan hukum
atas karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HaKI. Tujuan dari
penerapan HaKI yang Pertama, antisipasi kemungkinan melanggar HaKI milik pihak
lain, Kedua meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi
kekayaan intelektual, Ketiga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
penentuan strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia.

Prinsip HAKI
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut:
a.  Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya pikir
manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member keuntungan
kepada pemilik hak cipta.
b.  Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil dari 
kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak atas
kekayaan intelektual terhadap karyanya.
c.  Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan
seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan bagi
masyarakat, bangsa dan Negara.
d.  Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga hak
yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang
diberikan perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat/ lingkungan.
4.  Manfaat HAKI
a.  Bagi dunia usaha, adanya perlindungan terhadap penyalahgunaan atau pemalsuan
karya intelektual yang dimilikinya oleh pihak lain di dalam negeri maupun di luar
negeri. Perusahaan yang telah dibangun mendapat citra yang positif dalam
persaingan apabila memiliki perlindungan hukum di bidang HKI.
b.  Bagi inventor dapat menjamin kepastian hukum baik individu maupun kelompok
serta terhindar dari kerugian akibat pemalsuan dan perbuatan curang pihak lain.
c.  Bagi pemerintah, adanya citra positif pemerintah yang menerapkan HKI di tingkat
WTO. Selain itu adanya penerimaan devisa yang diperoleh dari pendaftaran HKI.
d.  Adanya kepastian hukum bagi pemegang hak dalam melakukan usahanya tanpa
gangguan dari pihak lain.
e.  Pemegang hak dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun pidana bila
terjadi pelanggaran/peniruan.
f.   Pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain.

Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia


Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :
 Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing
the World Trade Organization (WTO)
 Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
 Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
 Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
 Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
 Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention
for the Protection of   Industrial Property dan Convention Establishing the
World Intellectual Property Organization
 Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law
Treaty
 Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention
for the Protection of Literary and Artistic Works
 Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights
Treaty
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI) dapat dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki
hak atas pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat
diperoleh dengan mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini
merupakan  tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual,
Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia.
 
Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
Secara umum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1. Hak Cipta
2. Hak Kekayaan Industri, yang meliputi :
3. Hak Paten
4. Hak Merek
5. Hak Desain Industri
6. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
7. Hak Rahasia Dagang
8. Hak Indikasi
Dalam tulisan ini, penulis hanya akan membahas Hak Cipta, Hak Paten, dan Hak
Merek.
 Hak Cipta
Hak Cipta adalah Hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan ciptaannya atau
memperbanyak ciptaannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19/2002 Pasal 1
ayat 1 mengenai Hak Cipta :
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Hak cipta termasuk kedalam benda immateriil, yang
dimaksud dengan hak milik immateriil adalah hak milik yang objek haknya adalah
benda tidak berwujud (benda tidak bertubuh). Sehingga dalam hal ini bukan fisik
suatu benda atau barang yang di hak ciptakan, namun apa yang terkandung di
dalamnya yang memiliki hak cipta. Contoh dari hak cipta tersebut adalah hak cipta
dalam penerbitan buku berjudul “Manusia Setengah Salmon”. Dalam hak cipta, bukan
bukunya yang diberikan hak cipta, namun Judul serta isi didalam buku tersebutlah
yang di hak ciptakan oleh penulis maupun penerbit buku tersebut. Dengan begitu
yang menjadi objek dalam hak cipta merupakan ciptaan sang pencipta yaitu setiap
hasil karya dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam ilmu
pengetahuan, seni dan sastra. Dasar hukum Undang-undang yang mengatur hak
cipta antara lain :
 UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
 UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun
1982 Nomor 15)
 UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
 UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI
Tahun 1997 Nomor 29)
 
  Hak Kekayaan Industri
Hak kekayaan industri adalah hak yang mengatur segala sesuatu milik perindustrian,
terutama yang mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan industri sangat penting
untuk didaftarkan oleh perusahaan-perusahaan karena hal ini sangat berguna untuk
melindungi kegiatan industri perusahaan dari hal-hal yang sifatnya menghancurkan
seperti plagiatisme. Dengan di legalkan suatu industri dengan produk yang dihasilkan
dengan begitu industri lain tidak bisa semudahnya untuk membuat produk yang
sejenis/ benar-benar mirip dengan mudah. Dalam hak kekayaan industri salah
satunya meliputi hak paten dan hak merek.
 
 Hak Paten
Menurut Undang-undang Nomor 14/2001 pasal 1 ayat 1, Hak Paten adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil penemuannya di
bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu dalam melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau dengan membuat persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah
menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud
dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi,
hal yang  dimaksud berupa proses, hasil produksi, penyempurnaan dan
pengembangan proses, serta penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.
Perlindungan hak paten dapat diberikan untuk jangka waktu 20 tahun terhitung
dari filling date. Undang-undang yang mengatur hak paten antara lain :
 UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989
Nomor 39)
 UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989
tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
 UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001
Nomor 109).
 
 Hak Merek
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15/2001 pasal 1 ayat 1, hak merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Merek merupakan tanda yang
digunakan untuk membedakan produk/jasa tertentu dengan produk/jasa yang sejenis
sehingga memiliki nilai jual dari pemberian merek tersebut. Dengan adanya pembeda
dalam setiap produk/jasa sejenis yang ditawarkan, maka para costumer tentu dapat
memilih produk.jasa merek apa yang akan digunakan sesuai dengan kualitas dari
masing-masing produk/jasa tersebut. Merek memiliki beberapa istilah, antara lain :
   Merek Dagang
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
 Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
 Merek Kolektif
Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis
lainnya.
Selain itu terdapat pula hak atas merek, yaitu hak khusus yang diberikan negara
kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu
tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
menggunakannya. Dengan terdaftarnya suatu merek, maka sudah dipatenkan bahwa
nama merek yang sama dari produk/jasa lain tidak dapat digunakan dan harus
mengganti nama mereknya. Bagi pelanggaran pasal 1 tersebut, maka pemilik merek
dapat mengajukan gugatan kepada pelanggar melalui Badan Hukum atas
penggunaan nama merek yang memiliki kesamaan tanpa izin, gugatan dapat berupa
ganti rugi dan penghentian pemakaian nama tersebut.
Selain itu pelanggaran juga dapat berujung pada pidana yang tertuang pada bab V
pasal 12, yaitu setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan
merek yang sama secara keseluruhan dengan merek terdaftar milik orang lain atau
badan hukum lain, untuk barang atau jasa sejenis yang diproduksi dan
diperdagangkan, dipidana penjara paling lama tujuh tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000,-
Oleh karena itu, ada baiknya jika merek suatu barang/jasa untuk di hak patenkan
sehingga pemilik ide atau pemikiran inovasi mengenai suatu hasil penentuan dan
kreatifitas dalam pemberian nama merek suatu produk/jasa untuk dihargai dengan
semestinya dengan memberikan hak merek kepada pemilik baik individu maupun
kelompok organisasi (perusahaan/industri) agar dapat tetap melaksanakan kegiatan-
kegiatan perekonomiannya dengan tanpa ada rasa was-was terhadap pencurian
nama merek dagang/jasa tersebut.
Undang-undang yang mengatur mengenai hak merek antara lain :
 UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992
Nomor 81)
 UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992
tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
 UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001
Nomor 110)

Konsep HAKI
Setiap hak yang termasuk kekayaan intelektual memiliki konsep yang bernama
konsep HAKI. Berikut ini merupakan konsep HAKI:
 Haki kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (UU & wewenang
menurut hukum).
 Kekayaan hal-hal yang bersifat ciri yang menjadi milik orang.
 Kekayaan intelektual kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual
manusia (karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra) –
dihasilkan atas kemampuan intelektual pemikiran, daya cipta dan rasa yang
memerlukan curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh “produk”
baru dengan landasan kegiatan penelitian atau yang sejenis2.

1.  Pengertian Prototype Produk


Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management
(TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk.
Karena kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi
akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung
harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini
penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak
ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka
sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan
produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk
adalah pembuatan prototipe produk.
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk
merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena
menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di
masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe
dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat
mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain
ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya
untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem
inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai
upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan
sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan
proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk
bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan
pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta
prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi
sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab
pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang
perlu pada produk final.
2.  Tahapan Prototype
Berikut tahapan prototype:
a.  Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan
dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk
aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan
perlindungan terhadap konsumen.
b.  Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara
keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan
konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter
fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
c.  Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model
namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working
model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan
menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
d.  Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan
kebutuhan rancangan sistem produksi.
e.  Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh
fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun
pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan
produk dan part-nya.
f.   Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan
diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi
segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk
tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
g.  Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk
perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal:
keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear),
pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan
peningkatan program pemasaran.
h. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–
models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan
skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan
dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
i.   Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun
jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko
responden akan menyamakannya dengan produk akhir.
3.  Pengertian Kemasan Produk
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material,
warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar
produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi,
mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah
produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun,
sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran
(Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan
mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi
pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
4.  Fungsi Kemasan Produk
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang
sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai
pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan
pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
a.  Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan
saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan
protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk
rusak atau cacat.
b.  Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun
kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi,
perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran,
dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai
satu alat pemasaran, yaitu :
a.  Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan,
dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan
konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
b.  Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,
penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
c.  Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung
dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen
mengenali perusahaan atau merek produk.
d.  Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi
konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa
fungsi lain, yaitu sebagai berikut:
a.  Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan
adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui
pencurian atau kesalahan penempatan.
b.  Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah
produk dan memperkuat citra produk.
c.  Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk
dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
5.  Tujuan Kemasan Produk
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a.  Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
b.  Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
c.  Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan
bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
d.  Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur
ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
e.  Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara
fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan
pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-
pencurian.
f.   Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan,
tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
g.  Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli
untuk membeli produk.
6.  Jenis Jenis Kemasan
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a.  Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng
susu, botol minuman, dll).
b.  Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok
kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak
kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
c.  Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai
pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a.  Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton
dus, makanan kaleng.
b.  Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya
tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual
untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan
botol kecap.
c.  Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan
untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng
biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.  Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang
telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah
kaleng, dan sebagainya.
b.  Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel,
wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
C.    Petunjuk Praktikum
1.   Judul : Desain Prototype dan Kemasan
2.   Tugas Masalah
a.     Menganalisis desain prototype produk barang alat bantu sederhana pekerjaan
sehari sehari.
b.     Desain produk barang digunakan diberbagai bidang seperti pertanian, transportasi,
pendidikan, pertukangan dan sebagainya.
3.   Prinsip Teori
a.     Mengaplikasikan ide - ide yang sudah dikumpulkan kedalam bentuk fisik, dapat
berupa catatan post-it yang ditempel di Tembok, kegiatan roleplay, objek, atau
bahkan Story Board.
b.     Duplikasi suatu bentuk barang dengan mengadakan perubahan baik bentuk
maupun tambahan adalah kegiatan inovatif.
4.   Kegiatan Praktikum
a.     Buatlah kelompok berpasangan (2 siswa) untuk melakukan praktikum ini.
b.     Mencari video yang mengandung prototype dalam suatu Produk
c.     Menganalisa tahap produksi prototype dan kemasannya.
d.     Satu siswa membuat desain revisi atau penambahan fungsi dari produk yang ada
dalam video tersebut.
e.     Satu siswa lain membuat desain kemasan baru dari produk yang ada dalam video
tersebut.
5.   Diskusikan hasil analisis desain prototype dan kemasan .
6.   Diakhir praktikum dilakukan test

A. Uraian Materi
1. Produksi Massal
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menambah dayaguna sebuah benda tanpa mengubah bentuknya
dinamakan produksi jasa, sedangkan kegiatan menambah dayaguna sebuah
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya disebut produksi barang.
Produksi  massal  adalah  nama yang  diberikan kepada  sebuah metode
memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya.
Walau harganya  yang murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya
diproduksinya barang dalam jumlah yang besar telah distandarisasi oleh
interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi
barang yang sama.
Menurut Amstrong dan kotler (2009), Mass Production atau produksi
massal adalah kemampuan untuk menyediakan produk dalam skala masal yang
didesain secara individual dan dikomunikasikan untuk dipertemukan dengan
kebutuhan setiap pelanggan.
Produksi masal biasanya terdiri atas :
1. Bangunan pabrik
2. Peralatan (equipment)
3. Perkakas (tools)
A. Ciri-ciri utama produksi masal :
1. Adanya standard yang jelas dalam proses produksi
2. Memiliki mesin yang bisa memproduksi secara terus menerus dan dalam
jumlah yang banyak
3. Semua alur produksi bisa berjalan seimbang
4. Waktu produksi reatif singkat
5. Dalam penggunaan bahan baku sudah berjalan secara otomatis
6. Kemudahan dalam, kontrol produksi

B. Keuntungan dan kekurangan produksi masal


A. Keuntungan :
1. Akurasi dan otomatisasi tinggi 
2. Kurang biaya tenaga kerja
3. Tingkat produksi cepat
4. Biaya per unit murah
B. Kekurangan :
1. Sumber daya yang terbuang (jika ada kesalahan pada mesin atau
kesalahan desain produk)
2. Tidak ada jaminan (tidak ada jaminan produk akan seluruhnya terjual)
3. Ada biaya bahan baku tambahan untuk merancang desain produk
4. Kurang beragam
5. Memerlukan banyak investasi untuk membeli mesin

C. Penerapan Produksi Massal


Perusahaan yang ingin bertahan di era kompetisi yang sengit harus
mempunyai produk berkualitas dengan harga yang bersaing hal ini disebut
ecomomic scale atau skala ekonomi, semakin baik perusahaan menciptakan
produk dengan skala ekonomis, semakin kuat bersaing di pasaran. Untuk
mendapat harga yang baik perusahaan biasanya menekan biaya produksi
dengan cara :
1. Mengurangi biaya bahan baku dengan membeli bahan baku dengan jumlah
besar untuk mendapatkan potongan harga
2. Membeli mesin-mesin yang lebih canggih dengan tingkat efisiensi tinggi
3. Menambah kapasitas produksi 

Dalam melakukan kegiatan produksi dan operasi yang efektif dapat dilakukan
dengan cara :
1. Mengurangi biaya produksi
2. Meningkatkan mutu/kualitas produk
3. Segera merespon permintaan
4. Memungkinkan inovasi produk
5. Mempercepat produksi produk
6. Rancangan Produksi Massal
 
Terdapat  5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa
digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1.  Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan
mempengaruhi pangsa pasar  dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh
pelanggan.
2.  Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang
dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3.  Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam
berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada
akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian
ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4.  Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5.  Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis
dimasa yang akan datang.
Proses produksi masal pada umumnya memproduksi kumpulan-kumpulan
produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama
dengan produk sebelumnya, sehingga proses ini sering disebut sebagai repetitive
process. Tahapan produksi masal yaitu :
 

 
 

2. Perencanaan Produksi masal


Perencanaan adalah tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
sesuai dengan periode dan waktu yang direncanakan. Perencanaan produksi
adalah perencanaan dan pengorganisasian mengenai pekerja, bahan,mesin,
dan peralatan serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang
dengan suatu metode tertentu sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Dalam penyusunan proses produksi masal harus memperhatikan :
1. Karakter produk itu sendiri
2. Tingkat kesulitan produk itu sendiri
3. Banyaknya permintaan
4. Komponen dan bahan yang harus disipakan
5. Tata cara urutan pengerjaan produk, pembagian kerja dan lamanya
pekerjaan
6. Biaya produksi yang diperlukan
 
Perencanaan produksi memiliki tujuan sebagai langkah awal untuk menentukan
aktivitas produksi dan sebagai masukan rencana sumberdaya.
Rancangan produksi masal yang biasanya dikerjakan perusahaan yaitu :
1. Mengidentifikasi produk yang akan dibuat
2. Mengidentifikasi alat (mesin) dan bahan yang dibutuhkan
3. Mengidentifikasi tenaga kerja dan soft skill
4. Menyusun urutan kerja, pembagian kerja, perintah kerja, dan target waktu
pengerjaan
5. Menyusun/menata denah/lokasi atau pengerjaan produk
6. Menyiapkan alat dan bahan terkait
7. Memulai proses produksi sesuai standard an proseur yang telah
ditetapkan
8. Memperhatikan keselamatan dan standar kerja
9. Memulai sesuai alur kerja dari awal sampai akhir
10. Mengemas produkakhir
 
Proses persiapan alur atau skema/bagan dalam produksi masal terdiri atas kegiatan :
1. Penjadwalan waktu
Berapa lama waktu yang dikerjakan untuk menyelesaikan produk tersebut
2. Pemilihan peralatan
Peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam membuat produk tersebut 
3. Pengerjaan dengan perkakas
Cara, strategi dan metode pengerjaan produk tersebut seperti apa, bagaimana
metodenya
4. Mobilisasi personalia
Berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan dan bagaimana cara kerjanya
5. Pembelian material 
Menyiapkan bahan baku dan pendukungnyaserta bahannya seperti apa, bagaimana
kriteria bahan bakunya
6. Pembagian pekerjaan
Pembagian kerja setiap bagian/orang dan berapalama waktu yang dibutuhkan serta
tahapan perakitan produknya bagaimana
 
a.Perencanaan produksi dan pengontrolan (Production planning and
controlling)
Routing adalah menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari bahan
mentah sampai menjadi produk akhir. Di dalam menentukan urutan-urutannya, harus
sudah termasuk penyusunan alat-alat yang akan dipergunakan.
b.  Scheduling
Scheduling adalah menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi proses
produksi yang disenergikan sebagai suatu kesatuan. Dari scheduling, nantinya akan
dapat diketahui dan diawasi penggunaan waktu pada setiap saat pemrosesan
produksi, sesuai dengan urutan-urutannya.
c.  Dispatching
Dispatching adalah menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk
mulai melaksanakan operasi proses produksi yang sudah direncanakan di
dalam routing dan scheduling.
d.  Follow-up
Follow-up adalah menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi
penundaan dan mendorong terkoordinasinya seluruh perencanaan operasi proses
produksi.

1. Tahap perencanaan produksi masal :

1. Tahap desain awal


Pada tahap ini suatu perusahaan sudah menentukan desain awal produk yang
berupa desain spesifikasi dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk
yang dibuat nantinya.
2. Tahap desain produk
Pada tahap ini perusahaan sudah dapat menentukan design dari suatu produk yang
dapat berupa gambaran dari produk tersebut seperti bentuk, warna, ukuran, dan
lainnya dengan tepat.
3. Tahap cara pembuatan
Pada tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan harus menentukan urutan
proses pembuatan suatu barang, tempat untuk bekerja yang tepat, dan segala
macam peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang tersebut
4. Tahap pembuatan
Pada tahap ini perusahaan mulai memproduksi barang yang diinginkan dan
memodifikasi lebih lanjut barang yang sedang dibuat tersebut. Proses pembuatan
barang harus disesuaikan dengan design, memiliki kualitas yang terbaik, dan
peralatan mesin yang tersedia. 

Cara memilih media promosi


1. Tentukan Anggaran Promosi.
2. Tentukan Segmentasi Pasar.
3. Pilih yang Sesuai dengan Materi Iklan.
4. Tentukan Media yang Digunakan.

Kegiatan promosi membutuhkan media. Ada banyak media promosi yang dapat
digunakan untuk mendongkrak penjualan. Secara garis besar, ada tiga jenis media
iklan yaitu media iklan cetak, elektronik, dan iklan media luar ruang atau outdoor.
Media cetak
Media cetak mengutamakan penggunaan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari
proses percetakan seperti iklan di koran, majalah, tabloid, poster, dan jurnal.
Masing-masing media ini memiliki keunggulan tersendiri dengan cakupan audience
yang bermacam-macam. Koran harian menguntungkan untuk digunakan seandainya
diinginkan promosi yang dilakukan dapat tersebar luas dan setiap hari terbit.
Berbeda dengan koran, majalah memiliki audience yang lebih runcing dengan waktu
terbit yang tidak setiap hari. Jurnal serupa dengan majalah namun memiliki audience
yang lebih spesifik, dan lebih efektif digunakan ketika ingin menyasar target pasar
tertentu.
Media elektronik
Dengan merebaknya media sosial dan internet sebagai jantung kehidupan manusia
modern masa kini, media elektronik sering dianggap sebagai media paling efektif
untuk menjadi media iklan dan promosi. Contoh media elektronik bisa berupa televisi
dan radio; website, majalah, dan koran elektronik; bisa juga media sosial
seperti Facebook dan Instagram.
Iklan outdoor
Jenis media ini adalah media yang paling sering kita jumpai di luar ruangan seperti
di jalan, pasar, stasiun, dan ruang-ruang publik lain. Beberapa contoh media iklan
outdoor yakni
 Billboard, media promosi yang berbentuk seperti poster dengan ukuran yang
besar. Saat ini muncul versi digital dari billboard yaitu videotron, dan versi mobile
yang biasa ditempel di kendaraan.
 Baliho, media promosi yang sering digunakan untuk memberikan informasi
promosi jangka pendek tentang acara atau promosi komersil.
 Neon box, media promosi berbentuk kotak yang diterangi cahaya dari lampu
neon yang dipasangkan di dalamnya. Media ini cocok digunakan sebagai media
promosi di malam hari.
 Round tag, atau biasa disebut rontek. Media yang biasa ditempel di tepi jalan
dengan bahan dasar banner.
Pengertian Promosi penjualan secara umum adalah suatu akitivitas komunikasi
yang dilakukan oleh seseorang atau suatu perusahaan dengan masyarakat luas,
dimana tujuannya adalah untuk memperkenalkan sesuatu (barang/ jasa/ merek/
perusahaan) kepada masyarakat dan sekaligus mempengaruhi masyarakat luas
agar membeli dan menggunakan produk tersebut.
Promosi adalah kegiatan pemasaran yang umum dilakukan tenaga pemasar untuk
memberikan informasi suatu produk dan mendorong konsumen agar melakukan
pembelian produk tersebut. Cara dan media promosi ada banyak sekali, bahkan
metode promosi selalu berkembang dari waktu ke waktu.
 
Masyarakat awam sering mendengar dan membaca promosi, baik itu promosi dalam
bentuk media cetak, baliho, billboard, radio, televisi, dan internet. Mereka yang
memiliki minat yang sesuai dengan iklan atau promosi tersebut umumnya akan
membaca informasi yang ada di promosi tersebut lebih lama.
Pengertian Promosi Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti promosi, kita dapat merujuk kepada pendapat
beberapa ahli. Di bawah ini adalah pengertian promosi menurut para ahli:
1. Harper Boyd
Definisi promosi menurut Boyd adalah upaya membujuk orang untuk menerima
produk, konsep dan gagasan.
2. Swastha
Pengertian promosi menurut Swastha adalah persuasi satu arah yang di buat untuk
mempengaruhi orang lain yang bertujuan pada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.
3. Boone & Kurtz
Definisi promosi menurut Boone dan Kurtz adalah proses menginformasikan,
membujuk,dan mempengaruhi suatu keputusan pembelian.
 
4. Tjiptono
Menurut Tjiptono, arti promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk dan atau mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
5. Kotler
Pengertian promosi menurut Kotler adalah bagian dan proses strategi pemasaran
sebagai cara untuk berkomunikasi dengan pasar dengan menggunakan komposisi
bauran promosi “promotional mix”.
6. Gitosudarmo
Pengertian promosi menurut Gitosudarmo adalah kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka mengenal produk yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli
produk tersebut.
Tujuan Promosi
Semua orang yang melakukan promosi pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Mengacu pada pengertian promosi di atas, berikut ini adalah beberapa tujuan
promosi pada umumnya:
1. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai suatu produk (barang/ jasa)
kepada masyarakat atau calon konsumen potensial.
2. Untuk menjangkau dan mendapatkan konsumen baru serta menjaga loyalitas
mereka.
3. Untuk membantu meningkatkan angka penjualan sekaligus meningkatkan
keuntungan.
4. Untuk membantu mengangkat keunggulan dan membedakan suatu produk
dengan produk dari pesaing.
5. Untuk branding atau menciptakan citra suatu produk di mata konsumen
sesuai keinginan perusahaan.
6. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku konsumen terhadap suatu
produk.

Spanduk adalah suatu kain rentang yang isinya propaganda, slogan ataupun berita
yang perlu diketahui oleh umum. Atau spanduk yaitu kain membentang yang
biasanya berada di tepi jalan yang berisi text, berwarna serta bergambar. Spanduk
sebagai suatu media informasi, bisanya dibuat dengan menggunakan cat,
sablon (screen printing) atau dengan cara cat mesin.

banner adalah media promosi yang berisi pesan atau berita yang menjadi informasi
untuk khalayak ramai dan juga menjadi bahasa promosi untuk berdagang yang akan
menarik minat para konsumen untuk mengenali sebuah produk yang diiklankan.
umumnya berbentuk Potrait atau Vertikal. Banner adalah bentuk penyederhanaan
dari Baliho.
Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar. Bisa disebut
juga billboard adalah bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang diletakkan
tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang.
Baliho adalah suatu sarana atau media berpromosi yang mempunyai unsur
memberitakan informasi event atau kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat
luas, selain itu baliho juga digunakan untuk mengiklankan suatu produk baru.
Poster merupakan salah satu media publikasi yang terdiri atas tulisan, gambar
ataupun kombinasi antar keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada
khalayak ramai
Catalog
Media ini biasanya memuat informasi yang lebih lengkap dibanding flyer ataupun
brosur, sangat tepat untuk mempromosikan produk dengan jumlah banyak. Katalog
memuat informasi yang lebih lengkap, dari informasi seputar spesifikasi produk,
gambar produk, kelebihan dan keunggulan, bahkan setiap kali diinformasikan juga
harga produk tersebut. Katalog akan memudahkan konsumen untuk bisa memilih
sendiri produk mana yang sesuai dengan keinginan dan anggaran biayanya.
Terkadang produk-produk yang didisplay pada katalog disertai juga dengan info
diskon. Contoh penggunaan katalog antara lain digunakan oleh Giant, Alfamart,
Hero, Carrefour, Matahari, Olimpic, Colombia, dll
    Booklet
Booklet merupakan media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan
pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa
dan berbentuk cetakan. Sehingga akhir dari tujuannya tersebut adalah agar
masyarakat yang sebagai obyek memahami dan menuruti pesan yang terkandung
dalam media komunikasi massa tersebut.
Flyer merupakan sebutan lain dari br
osur, pamphlet, atau booklet. Merupakan terbitan tidak berkala yang dapat terdiri
dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan
selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan
stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan
jilidkertas.
Brosur
brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali
terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar
perhitungan sampul.
Bentuk dan isi bila terdiri dari satu halaman, brosur atau pamflet umumnya dicetak
pada kedua sisi, dan dilipat dengan pola lipatan tertentu hingga membentuk
sejumlah panel yang terpisah

Strategi pemasaran adalah upaya untuk memasarkan suatu produk, apakah


itu barang atau jasa, menggunakan pola rencana dan taktik tertentu sehingga
jumlah penjualan menjadi lebih tinggi.

implementasi atau penerapan Strategi Pemasaran melalui langkah-langkah berikut:


1. Segmentasi Pasar (Market Segmentation)
Tindakan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang berbeda dengan
kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin memerlukan
produk atau bauran pemasaran yang berbeda;
2. Penentuan Target Pasar (Market Targeting)
Yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih
satu atau lebih segmen yang akan dilayani,
menetapkan target pasar terdiri dari merancang strategi untuk membangun
hubungan yang tepat dengan pelanggan yang tepat,
atau besar perusahaan mungkin memutuskan untuk menawarkan rangkaian lengkap
produk untuk melayani semua segmen pasarnya,
sebagian besar perusahaan memasuki pasar baru dengan melayani satu segmen
tunggal, dan jika ini terbukti berhasil, mereka menambahkan segmen.
3. Diferensiasi & Posisi Pasar (Differentiation & Positioning)
Perusahaan harus memutuskan bagaimana membedakan penawaran pasar mereka
untuk setiap segmen target dan posisi apa yang ingin mereka tempati di segmen
tersebut,
posisi produk adalah produk yang ditempati relatif terhadap para pesaingnya di
benak konsumen, pemasar ingin mengembangkan posisi pasar yang unik untuk
produk mereka.
Jika suatu produk dianggap persis sama dengan produk lain di pasaran, konsumen
tidak punya alasan untuk membelinya.
Tujuan Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)
Pada umumnya, terdapat 4 tujuan strategi pemasaran, yaitu diantaranya:
1. Untuk meningkatkan kualitas koordinasi antar individu di dalam tim
pemasaran
2. Sebagai ukuran hasil pemasaran atas dasar standar pencapaian yang sudah
ditentukan
3. Sebagai dasar logis dalam langkah pengambilan keputusan pemasaran
4. Untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi apabila terdapat perubahan
pemasaran

 Siklus Hidup Produk adalah tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu


produk mulai dari diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada
akhirnya hilang dari pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk,
produsen harus bekerja keras melakukan berbagai strategi agar produknya
dapat bertahan lebih lama lagi di pasar (market).
Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4 Tahapan
yaitu Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan (Maturity),
Penurunan (Decline). Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai keempat
tahapan Siklus Hidup Produk beberapa strategi umum yang digunakan produsen
dalam memasarkan produknya berdasarkan Fase atau Tahap Siklusnya
Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana
produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum.
Beberapa ciri-ciri pada Tahap Perkenalan ini diantaranya adalah :
 Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market)
 Omset penjualan yang masih rendah
 Kapasitas produksi masih rendah
 Biaya per unit yang masih tinggi
 Cash Flow Negatif
 Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih
belum terbukti Kualitasnya.
 Diperlukannya promosi secara besar-besaran dalam rangka memperkenalkan
produknya (biaya promosi yang tinggi)
Strategi yang sering digunakan dalamTahap Perkenalan (Introduction) :
 Mendorong Adopsi pelanggan
 Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan
kesadaran pada produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya
kepada masyarakat
 Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau Harga Penetrasi
(Penetration)
 Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)
Tahap Perkembangan (Growth)
Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan
tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Beberapa ciri-ciri pada tahap
Perkembangan ini adalah :
 Memperluas pasar
 Omset penjualan yang naik signifikan
 Meningkatnya kapasitas produksi
 Produk mulai diterima oleh pasar
 Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
 Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-
pesaing baru akan mulai bermunculan
 Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis
Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Perkembangan
 Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan
memperkuat merek (branding)
 Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi.
 Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta
memperbanyak model atau varian.
 Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen
pasar
 Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan
mereknya.
Tahap Kedewasaan (Maturity)
Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan
berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.
 Kapasitas produksi yang tinggi
 Memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar
 Cash Flow akan berada dalam kondisi Positif yang kuat
 Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
 Harga Produk mulai turun
Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan
 Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model,
warna, bau, rasa, estetika)
 Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar.
 Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional
 Menerapkan harga yang lebih bersaing
 Menggunakan Iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan produknya.
 Menarik pengguna-pengguna baru
 Distribusi yang intensif
 Memasuki Segmen pasar yang baru
 Repositioning
Tahap Penurunan (Decline)
Padatahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan
jika tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan
hilang dari pasar (market). Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :
 Laba menurun secara signifikan dan Cash flow akan melemah
 Pasar menjadi Jenuh
 Akan banyak Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
 Kapasitas produksi akan menurun
Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :
 Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia
 Mempersempit saluran distribusi
 Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya
Strategi Ekstensi (Perpanjangan)
Untuk mempanjang umur produk, strategi-strategi yang sering dilakukan oleh
produsen agar memperlambat produknya memasuki tahap penurunan diantaranya
sebagai berikut :
 Periklanan, Mencoba untuk menambah pengguna baru dan berusaha
mengingatkan pengguna lama.
 Menurun Harga, Berusaha untuk menarik pelanggan baru.
 Penambahan Nilai (Adding Value), Menambahkan fitur baru pada produk
saat ini (contohnya menambahkan fitur Wifi pada Kamera).
 Menjelajahi pasar-pasar baru, Mencoba menjual produk keluar negeri.
 Memperbarui kemasan, Menggantikan kemasan pada produk dengan warna
yang lebih cerah dan segar.
Faktor Pendukung & Penghambat dalam Berwirausaha
Faktor yang menjadi sumber kegagalan usaha adalah :
1. Ketidakmampuan manajemen
2. Kurang pengalaman
3. Lemahnya kendali keuangan
4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis
5. Pertumbuhan tak terkendali
6. Pengendalian persediaan
7. Ketidakmampuan membuat transisi kewirausahaan
Faktor yang menjadi sumber kesuksesan usaha adalah:
1. Memiliki kreativitas, selalu berinovasi, dan memunculkan peluang ide baru
dalam berbisnis
2. Bekal pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan
3. Berani bermimpi, berani mencoba dan berani gagal
4. Dapat membaca peluang pasar
5. Mampu memanage keuangan
6. Mengambil inspirasi dari mega wirausaha
7. Berjiwa honesty (jujur)
8. Lucky (keberuntungan)

 Pengembangan usaha adalah ” Tugas dan proses persiapan analitis tentang


peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang
pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan
implementasi dari peluang pertumbuhan usaha “ .

TINGKATAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA


1.Tingkat Produk .
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau
teknologi baru.
Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke
perusahaan.Tingkat perkembangan usaha  dibagi menjadi satu kategori yaitu :
* Perkembangan incremental
Perkembangan Incremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi yang
ada platform atau teknologi, sementara pengembangan mengganggu atau terputus-
putus benar-benar  hal baru yang dikembangkan dari awal.Misalnya dari
pembangunan berkelanjutan adalah tambahan ekstensi untuk produk yang sudah
ada seperti baru baru ini untuk sampo, kamera digital dengan pixel 5MIO untuk
ponsel.Dalam kedua kasus platform ponsel, shampo dan mobile tetap sama.
2.  Tingkat Komersial .
     Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi
murni et Dur. Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang
baru.  Dengan    demikian pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang
kuat dan yang sangat didorong mampu menangani banyak masalah.Tingkat
berikutnya dari pengembangan usaha komersial  adalah saluran  atau    setup
organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra ,
agen  seperti, distributor, pemegang lisensi,franchisee, atau cabang anda sendiri
nasional atau internasional.Dan  terakhir tingkat pengembangan usaha komersial
adalah tingkat  rantai nilai.
Pada  pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan
penawaran produk secara keseluruhan akan menemukan jenis pengembangan
usaha /  bisnis di perusahaan – perusahaan teknologi yang telah  mengembangkan
platform yang harus diintegrasikan atau  dikombinasikan dengan teknologi lain atau
platform untuk membentuk seluruh produk.  Sebuah seluruh  produk umumnya
terdiri dari beberapa teknologi untuk membuatnya menjadi hidup.Sebuah teknologi
pada umumnya tidak dikembangkan oleh satu perusahaan tapi bersumber dari
orang lain yang bertujuan untuk menghemat waktu dalam proses usaha .
3.  Tingkat Korporasi .
     Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli
kompetensi organisasi tertentu Kemudian memasuki bidang pengembangan bisnis
perusahaan . Fokusnya adalah bukan pada produk maupun komersial tingkat tetapi
pada korporasi tingkatan usaha.
4.Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang
    Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang baik.

UNSUR PENGEMBANGAN USAHA


     Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 unsur yaitu :

 Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :


1. Adanya niat dari si pengusaha  / wirausaha  untuk mengembangkan
usahanya menjadi lebih besar.
2. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang
yang harus diproduksi , cara apa yang harus digunakan untuk
mengembangkan barang / produk , dan lain – lain.
3. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukan dan
pengeluaran produk .
 Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :
1. Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.
2. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalkan dari dalam seperti
meminjam dari luar.
3. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk
usaha .
4. Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui.
Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa
berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang
berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang murah pula.
Cakupan jajaran produk
Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memungkinkan pelanggan untuk
memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorong
perekonomian yang pada gilirannya akan memberi untung pada konsumen. Namun
sebaliknya, sebuah jajaran produk yang sedikit memungkinkan Anda untuk menggali
potensi produk tersebut dengan lebih dalam, mungkin termasuk banyak alternatif
untuk jenis produk yang sama. Variasi produk yang sedikit juga bisa disandingkan
dengan keahlian yang seksama.

Berikut adalah uraian terkait manfaat laporan keuangan:


1. Sebagai bahan evaluasi bisnis
Dalam seluruh kegiatan yang kita lakukan pada dasarnya membutuhkan sebuah
evaluasi demi kemajuan yang lebik baik. Hal tersebut juga berlaku pada bisnis, yang
mana dengan adanya laporan keuangan ini dapat menilai bisnis yang sedang
dijalani, mengetahui kekurangan yang ada, dan ketepatan dalam bertindak
khususnya dalam penggunaan dana.  Sehingga ketika anda memiliki laporan
keuangan yang baik maka akan memberikan pengaruh terhadap kelangsungan
bisnis kedepannya menjadi lebih baik. Dimana anda dapat lebih berhati- hati dalam
bertindak dan melakukan manajemen keuangan dengan lebih baik lagi. Selain itu,
dengan laporan keuangan dapat membantu anda dalam mengetahui perkembangan
bisnis yang sedang dijalankan.
2. Sebagai bahan untuk berinovasi
Adanya laporan keuangan dapat memberikan peluang bagi anda dan dapat
memberikan suatu ide tersendiri. Mengingat ketika laporan keuangan dibuat dengan
baik dan lengkap, maka secara tidak langsung akan membuat anda mengetahui apa
yang harus dilakukan. Sehingga dalam menjalankan bisnis anda dengan mudah
untuk melakukan inovasi atau trobosan untuk membawa bisnis anda semakin
sukses dan bertahan ditengah persaingan bisnis yang ketat.
3. Sebagai pertanggung jawaban
Pada dasarnya laporan keuangan dibuat untuk melakukan sebuah pertanggung
jawaban atas seluruh transaksi keuangan yang dilakukan. Mengingat sebagai anda
pelaku bisnis dalam membuat laporan keuangan ini sudah menjadi tanggung jawab.
Dimana hal tersebut terkait dengan cara dan untuk apa dana tersebut.
4. Sebagai acuan pengambilan keputusan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan
salah satu alat yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil sebuah
keputusan. Terutama bagi anda yang menjadi pemimpin suatu perusahaan, yang
mana dengan adanya laporan tersebut maka anda harus dengan segera mengambil
sebuah keputusan terkait dengan keuangan.
Selain beberapa manfaat laporan keuangan di atas, laporan keuangan juga memiliki
manfaat untuk berbagai pihak seperti pihak investor, karyawan, pelanggan, pemberi
pinjaman, pemerintah, dan lain sebagainya. Manfaat laporan keuangan untuk pihak
investor ini akan memberikan suatu pandangan untuk bertindak kedepannya.
Dimana dengan adanya laporan keuangan pihak investor dapat memikirkan tindakan
apa yang akan dilakukan, apakah akan berinvestasi atau tidak. Selain itu dengan
adanya laporan keuangan memungkinkan pihak investor untuk melakukan penilaian
terhadap suatu perusahaan. Selanjutnya manfaat laporan keuangan bagi pihak
karyawan ini menjadi suatu hal yang penting untuk mengetahui informasi dari
laporan keuangan perusahaan yang ia tempati. Dengan adanya informasi tersebut
karyawan mampu mengetahui stabilitas dan profitabilitas keuangan perusahaan,
selain itu karyawan juga akan mampu menilai perusahaan dalam hal feedback
terhadap kontribusi karyawan.

5 Komponen Dasar Laporan Keuangan


1. Laporan Laba dan Rugi
Komponen pertama adalah laporan laba dan rugi. Laporan laba dan rugi sendiri
merupakan perpaduan antara pemasukan dan pengeluaran yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan bersangkutan. Pertama, untuk laporan laba adalah laporan
pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut dalam jangka waktu yang
sudah ditentukan.
Sedangkan untuk laporan rugi adalah berapa banyak pengeluaran yang mesti
dikorbankan oleh perusahaan tersebut demi bisa mendapatkan keuntungan. Guna
dari membuat laporan laba dan rugi ini adalah agar mampu menilai kinerja
perusahaan dari waktu ke waktu. Sekaligus sebagai bentuk review perusahaan atas
berbagai keputusan apakah lebih banyak mendatangkan dampak positif atau malah
sebaliknya?
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas atau modal tentu tak ubahnya sebuah roda yang menjalankan perusahaan.
Hal ini membuat tiap perusahaan harus memiliki kontrol penuh terhadap modal yang
dimiliki. Tidak terkecuali dalam memperhatikan perkembangan modal yang dimiliki
oleh perusahaan dari waktu ke waktu.
Pembuatan laporan perubahan ekuitas atau modal memiliki maksud untuk
mengetahui perkembangan perusahaan, apakah berjalan ke arah yang diinginkan
atau malah sebaliknya? Dimana hal ini bisa dilakukan dengan melihat hak
kepemilikan modal dari perusahaan tersebut tentu dengan jumlah periode yang telah
ditentukan. Struktur pembuatan laporan ini sendiri terdiri dari investasi, saldo laba
dan rugi hingga kepemilikan pribadi.
3. Neraca
Laporan Neraca yang diperlukan perusahaan sendiri terdiri dari tiga hal paling
utama. Tiga hal yang dimaksud adalah aktiva, kewajiban dan modal. Dimana tiga hal
yang telah disebutkan barusan haruslah berada dalam ukuran yang seimbang demi
kebaikan perusahaan itu sendiri.
Tujuan dari pembuatan Laporan Neraca perusahaan agar kekayaan perusahaan
pada sebuah periode yang ditentukan dapat diketahui secara lebih detail. Hal
tersebutlah yang membuat Laporan Neraca perusahaan haruslah disusun secara
sistematis dan juga kronologis.
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Aliran kas dalam perusahaan seringkali digunakan demi kebutuhan produksi
perusahaan tersebut. Untuk itulah, harus dibuat sebuah laporan baku yang
menjelaskan secara detail dan juga rinci tentang kas perusahaan. Mulai dari aliran
kas yang masuk ke perusahaan hingga aliran kas yang keluar dari perusahaan.
Tentunya hitungannya tergantung berapa periode yang diinginkan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk laporan yang terakhir bisa dibilang adalah rangkuman dari semua laporan
yang telah dibuat. Hal tersebut disebabkan karena catatan atas laporan keuangan
merupakan sinergi dari laporan laporan neraca, laporan arus kas hingga laporan
realisasi anggaran yang dibuat dengan metode naratif.
Pembuatan laporan ini akan berguna bagi pihak manajemen perusahaan untuk
mengambil berbagai keputusan penting perusahaan untuk kedepannya. Yang
tentunya untuk bisa mewujudkan visi perusahaan dan juga keuntungan ekonomi.
Setelah mengetahui lima laporan dasar keuangan perusahaan tentunya membuat
siapapun tidak bisa lagi memandang sebelah mata terhadap hal ini. Karena tak bisa
dipungkiri bahwa laporan keuangan adalah hal vital bagi tiap perusahaan untuk terus
bergerak maju.

Langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan :


1. Menyusun Neraca Saldo
Neraca saldo adalah suatu daftar rekening-rekening buku besar
dengan saldo debet atau kredit. Penyusunan ini dilakukan kalau
semua jurnal sudah dibukukan ke dalam masing-masing
rekeningnya di buku besar. Karena penyusunannya sebelum adanya
ayat jurnal penyesuaian maka neraca ini sering disebut Neraca
Saldo. Sebelum penyesuaian, informasi yang disajikan dapat
digunakan untuk mengecek keseimbangan debet dan kredit dari
seluruh rekening di buku besar dan merupakan tahap pertama untuk
membuat jurnal penyesuaian dan neraca lajur.
2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal
penyesuaian
Beberapa transaksi mungkin belum tercatat dan masih tidak sesuai
dengan keadaan di akhir periode, sehingga data tersebut
dikumpulkan untuk membuat jurnal penyesuaian.
3. Menyusun neraca lajur (worksheet)
Neraca lajur atau kertas kerja merupakan suatu cara yang
memudahkan penyusunan laporan keuangan yang dimulai dari
neraca saldo dan disesuaikan dengan data yang diperoleh dari
jurnal penyesuaian. Kemudian, saldo yang sudah disesuaikan akan
nampak pada kolom neraca saldo disesuaikan dan merupakan
saldo-saldo yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan rugi
laba.
4. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan rugi laba
dan laporan perubahan modal serta laporan-laporan lainnya
Laporan-laporan tersebut dapat disusun langsung di neraca lajur,
karena dalam neraca lajur sudah dipisahkan jumlah-jumlah yang
dilaporkan dalam neraca atau laporan rugi laba. Kemudian, kedua
laporan tersebut diubah bentuknya sehingga dapat dihasilkan
neraca dan laporan rugi laba yang lebih mudah dibaca dan dianalisa.
5. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening
Setelah rekening-rekening di dalam buku besar disesuaikan, maka
berikutnya adalah membuat jurnal penutupan untuk menutup
rekening-rekening nominal ke rekening rugi laba dan memindahkan
saldo rugi laba ke rekening laba tidak dibagi. Setelah itu, informasi
pada jurnal tersebut dibukukan ke buku besar sesuai dengan
rekening-rekening yang bersangkutan.
6. Menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan
Untuk mengecek keseimbangan debet dan kredit rekening-rekening
yang masih terbuka, maka dibuatlah neraca saldo setelah
penutupan yang isinya rekening-rekening real saja, bukan termasuk
nominal yang sudah ditutup.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Vertikal (vertical analysis) adalah
jenis analisis laporan keuangan yang menggunakan persentase untuk
menunjukkan hubungan masing-masing komponen terhadap jumlah total
dalam satu laporan.

Pengertian Analisis Laporan Keuangan Horizontal (horizontal analysis)


adalah analisis persentase untuk kenaikan dan penurunan dalam pos-pos
terkait di laporan keuangan komparatif.

Anda mungkin juga menyukai