Anda di halaman 1dari 7

KEKUASAAN, WEWENANG, DAN KEPEMIMPINAN

RESUME VI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Sosiologi

Disusun oleh :

Alip Aksi Kotun Ismaya

200110180030

Kelas A

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018/2019
Kekuasaan, Wewenang, dan Kepemimpinan
A. Pendahuluan
Kekuasan merupakan suatu peranan yang menentukan nasib banyak
orang. Sesuai dengan sifatnya sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi tidak
memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang baik ataupun sesuatu yang
buruk. Dalam sosiologi, kekuasaan diakui sebagai unsur penting dalam
kehidupan bermasyarakat. Penilaian baik atau buruk harus diukur sesuai
dengan kegunaannya untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditentukan
atau disadari oleh masyarakat.
Kekuasaan merupakan suatu kemampuan untuk mempengaruhi
seseorang atau suatu kelompok. Sedangkan wewenang merupakan kekuasaan
yang dimiliki seseorang atau kelompok yang memiliki dukungan atau
pengakuan dari masyarakat.

B. Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya


Sifat dan hakikat kekuasaan terbagi menjadi dua yaitu simetris dan
asimetris.
1. Simetris
a. Hubungan persahabatan
b. Hubungan sehari-hari
c. Hubungan yang bersifat ambivalen
d. Pertentangan antara mereka yang sejajar kedudukannya
2. Asimetris
a. Popularitas
b. Peniruan
c. Mengikuti perintah
d. Tunduk pada pemimpin formal atau informal
e. Tunduk pada seorang ahli
f. Pertentangan antara mereka yang tidak sejajar kedudukannya
g. Hubungan sehari-hari
Kekuasaan bersumber dari berbagai macam faktor. Apabila sumber
tersebut dikaitkan dengan kegunaannya, maka dapat diperoleh suatu gambaran:

- Sumber dan Kegunaannya


a. Militer
Sebagai pengendalian kekerasan
b. Ekonomi
Untuk mengendalikan tanah, buruh, kekayaan material, produksi
c. Politik
Sebagai pengambilan keputusan
d. Hukum
Untuk mempertahankan, mengubah, dan melancarkan interaksi
e. Tradisi
Sebagai siterm kepercayaan nilai-nilai
f. Ideologi
Sebagai pandangan hidup
g. “Diversionary Power”
Sebagai kepentingan rekreatif

C. Unsur-Unsur Saluran Kekuasaan dan Dimensinya


Kekuasaan yang dapat dijumpai pada hubungan sosial atau interaksi
sosial antar individu dengan kelompok mempunyai beberapa unsur pokok,
diantaranya :
1. Rasa Takut
Perasaan rakut pada seseorang yang merupakan penguasa memberikan
respon suatu kepatuhan terhadap segala kemauan dan tindakan orang yang
ditakuti tersebut.
2. Rasa Cinta
Perasaan cinta yang dimiliki oleh seseorang yang ditujukan kepada orang
lain akan menimbulkan perbuatan yang umumnya positif. Rasa cinta yang
efisien, baiknya dimulai dari pihak penguasa. Apabila terdapat rekasi
positif dari masyarakat yang dikuasai, maka kekuasaan yang dijalankan
akan berjalan dengan lancar.
3. Kepercayaan
Kepercayaan timbul sebgai hasil dari hubungan langsung antar dua orang
atau lebih yang asosiatif. Kepercayaan mempunyai peranan sangat penting
demi langgengnya suatu kekuasaan.
4. Pemujaan
Pada sistem pemujaan, orang tau kelompok yang memiliki kekuasaan
mempunyai dasar pemujaan dari olang lain. Yang berdampak segala
tindakan yang dilakukan penguasa dibenarkan atau dianggap benar.
Apabila dilihat kekuasaan dalam masyarakat, pelaksanaan suatu kekuasaan
dijalankan melalui saluran-saluran tertentu, daintaranya:
a. Saluran Militer
b. Saluran Ekonomi
c. Saluran Politik
d. Saluran Tradisional
e. Saluran Ideologi
f. Saluran Lainnya

D. Cara-Cara Mempertahankan Kekuasaan


Cara mempertahankan kekuasaan diantaranya:
1. Memilih jalan meninggalkan peraturan yang sudah ada sejak lama,
terutama terkait dengan bidnag politik yang dapat merugian kedudukan
penguasa
2. Membuat dan mengdakan sistem-sistem kepercayaan yang memengaruhi
masyarakat
3. Melaksakan sistem administrasi dan birokrasi yang baik
4. Mengdakan konsolidasi secara veryikal dan horizontal
Cara memperkuat kedudukan dintaranya:
1. Dapat menguasai bidang kehidupan tertentu
2. Menguasai bidang-bidang kehidupa dalam masayrakat yang dilakukan
dengan paksa dan kekerasan

E. Beberapa Bentuk Lapisan Kekuasaan


Menurut Malcver, terdapat tiga pola umum suatu sistem lapisan
kekuasaan atau piramida kekuasaan, diantaranya:

1. Tipe Kasta
Merupakan sistem lapisan kekuasaan yang mempunyai garis
pemisah yang tegas dan kaku. Sistem ini biasanya dijumpai pada
masyarakat berkasta, dimana masyarakat tersebut hampir tidak terjadi
gerak sosial vertikal. Garis pemisah yang ada antar masing masing lapisan
hampir tidak mungkin ditembus.
2. Tipe Oligarkis
Pada lapisan ini, masih mempunyai garis pemisah yang tegas.
Tetapi, pembeda antar kelas kelas sosial ditentukan oleh masayrakat
setempat, terutama terdapat kesempatan yang diberikan kepada warga
untuk memperoleh suatu kekuasaan tertentu.
3. Tipe Demokratis
Pada lapisan ini ditunjukkan bahwa kenyataan adanya garis
pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil sekali. Lapisan ini kelahiran
tidak menentukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan
seseorang tesebut dan kadang juga karena adnaya faktor keberuntungan.
F. Wewenang
Wewenang dapat diartikan sebagai suatu hak yang telah ditetapkan
dalam suatu tata tertib sosial untuk menetpakan suatu kebijakan dan
menentukan suatu keputusan yang dimiliki oleh sesoerang yang memegang
kekuasaan mengenai maslah masalah pentingdan untuk menyelesaikan
pertentangan-pertentangan yang timbul.

Terdapat beberapa bentuk wewenang, diantaranya:


1. Wewenang Kharismatis, Tradisional, dan Rasional (Legal)
2. Wewenang Resmi dan Tidak Resmi
3. Wewenang Pribadi dan Teritorial
4. Wewenang Terbatas dan Menyeluruh

G. Kepemimpinan (Leadership)
Kemampuan seseorang dalam untuk mempengaruhi orang lain atau
kelompok lain sehingga orang atau kelompom tersebut bertingkah laku
sebgaimana yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

Kepemimpinan dibedakan menjadi dua, yaitu:


1. Sebagai kedudukan, dimana kepemimpinan merupakan suatu kompleks
dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang
atau suatu kelompok.
2. Sebagai proses sosial, dimana kepemimpinan merupaka segala tindakan
yang dilakukan oleh seseorang atau sutau kelompok yang menyebabkan
gerak dari masyarakat.
- Sifat Kepemimpinan
1. Resmi, yaitu kepemimpinan yang tersimpul dalam suatu jabatan
2. Tidak resmi, yaitu kepemimpinan karena terdapat pengakuan dari
masyarakat dan kemampuan orang tersebut dalm menjalankan
kepemimpinan.
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.


Luthan, S. (2000). Dialektika Hukum dan Kekuasaan. Jurnal Hukum , 83-100.

Anda mungkin juga menyukai