Anda di halaman 1dari 1

Nama : Alip Aksi Kotun Ismaya

NPM : 200110180030
Kelas : C

Tugas ke -4
Jawab dengan singkat dan jelas

1. Untuk apa kebijakan impor daging dan sapi bakalan dan indukan dilakukan.
Jawab:
Menurut Ditjennak (2010), dengan berswasembada daging sapi akan diperoleh keuntungan
dan nilai tambah yaitu: (1) meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan peternak, (2)
penyerapan tambahan tenaga kerja baru, (3) penghematan devisa negara, (4) optimalisasi
pemanfaatan potensi ternak sapi lokal, dan (5) semakin meningkatnya penyediaan daging sapi
yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) bagi masyarakat, sehingga ketentraman lebih
terjamin. Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) yang dimaksud merupakan swasembada
on-trend, yaitu minimal 90% kebutuhan daging sapi dipenuhi dari produksi domestik,
sementara 10% sisanya dipenuhi dari impor, termasuk yang berasal dari impor sapi bakalan.

2. Apa yang dimaksud dengan kebijakan impor sapi berdasarkan Country Base dan Zona
Base
Jawab:
Country based merupakan peraturan impor ternak yang mengharuskan daging yang dapat
diimpor adalah daging yang berasal dari negara yang terbebas penyakit mulut dan kuku
(PMK). Sedangkan zone based merupakan peraturan impor ternak yang belum terbebas dari
penyakit mulut dan kuku (PMK) dari negara asalnya.

3. Untuk apa tujuan penetapan kebijakan rasio impor bakalan dan indukan dilakukan
Jawab:
Rasio impor sapi bakalan dan indukanbertujuan agar perusahaan penggemukan melakukan
usaha pembibitan serta bermitra dengan peternakan rakyat, hal ini sesuai dengan Kebijakan
Pemerintah Nomor 2/2017 tentang rasio importasi sapi bakalan dan indukan (Tawaf 2018).

4. Jelaskan dampaknya terhadap aktivitas usaha penggemukan (feedloter) di dalam negeri,


serta manfaatnya terhadap peternakan di dalam negeri.
Jawab:
Berdasarkan fenomena yang terjadi, diperoleh informasi manfaat dan dampak terhadap
aktivitas usaha penggemukan (feedloter) di dalam negeri: (1) bahwa kewajiban impor sapi
indukan berbasis pada jumlah impor sapi bakalan menyebabkan menyebabkan jumlah sapi
indukan yang dipelihara akan lebih banyak dari pada jumlah sapi bakalan yang dipelihara. (2)
bahwa tidak tersedianya lahan dan kandang yang cukup dimiliki perusahaan feedlot untuk
pengembangan sapi indukan (Tawaf, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Ditjennak. 2010. Blue Print Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2014. Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta.
Tawaf R. 2018. Analisis usaha pembiakan sapi potong pola kemitraan antara koperasi dengan
peternakan rakyat. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Humaniora. 20(1):45-56.

Anda mungkin juga menyukai