Anda di halaman 1dari 11

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND

SINISTRA OLEH KARENA FRAKTUR KOMPLIT OBLIQUE OS


HUMERUS SINISTRA 1/3 MEDIO DISTAL DI RS PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar


Diploma III Fisioterappii Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

EDRA AZARIA HARYANTO


NIM : J 100 141 004

PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HALAMAN PERSETUJUAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND


SINISTRA OLEH KARENA FRAKTUR KOMPLIT OBLIQUE OS
HUMERUS SINISTRA 1/3 MEDIO DISTAL DI RS PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

EDRA AZARIA HARYANTO


NIM : J 100 141 004

Telah Diperiksa dan di setujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dwi Rosella K, S.Fis, M.Fis

i
HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND


SINISTRA OLEH KARENA FRAKTUR KOMPLIT OBLIQUE OS
HUMERUS SINISTRA 1/3 MEDIO DISTAL DI RS PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

EDRA AZARIA HARYANTO


NIM : J 100 141 004

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pasa Hari Rabu 14 Januari 2015
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Dewan Penguji:

Penguji I Dwi Rosella K., S.Fis, M.Fis. ( )

Penguji II Umi Budi Rahayu, S.Fis., S.Pd., M.Kes. ( )

Penguji III Totok Budi Santoso, S.Fis, M.PH. ( )

Dekan

(Dr. H. Suwaji, M.Kes)


NIP 19531123 198303 1 002

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Diploma III di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.

Surakarta, 25 Oktober 2016


Penulis

EDRA AZARIA HARYANTO


NIM : J 100 141 004

iii
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND
SINISTRA OLEH KARENA FRAKTUR KOMPLIT OBLIQUE OS
HUMERUS SINISTRA 1/3 MEDIO DISTAL DI RS PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ABSTRAK
Karya tulis ilmiah penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Drop hand sinistra oleh karena
faktur komplit oblique os humerus sinistra 1/3 medio distal ini dimaksudkan untuk
mengetahui penatalaksanaan fisioterapi, menambah wawasan, dan ilmu pengetahuan serta
menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan fisik yang berhubungan dengan daerah
lengan bawah dan modalitas yang diberikan pada kondisi ini adalah infra merah (IR),
Electrical stimulation (ES) dan terapi latihan. pembatasan yang ada pada karya tulis ilmiah ini
bertujuan untuk mengetahui efektifitas infra red (IR), electrical stimulasi dengan arus faradik
(ES) dan terapi latihan pada kondisi drop hand oleh karena fraktur komplit oblique os
humerus sinistra 1/3 medio distal. Pada kasus ini terapi dilakukan sebanyak 6 kali.
Adanya penurunan derajat nyeri tekan pada daerah inchise dan nyeri gerak pada wrist.
Adanya peningkatan LGS pada gerakan fleksi dan ekstensi. Adanya peningkatan kekuatan
otot wrist sinistra dan tidak terjadi peningkatan kemampuan fungsional wrist sinistra. Saran
selanjutnya pada karya tulis ilmiah ini adalah perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui modalitas fisioterapi apa yang berpengaruh diantara modalitas yang telah
diterapkan tersebut di atas pada kondisi drop hand sinistra.

Kata kunci: Drop hand, Fraktur komplit, dan IR, ES dan Terapi latihan

ABSTRAK
Scientific paper on case management physiotherapy wrist drop et causa fracture complit
oblique os humerus sinistra 1/3 medio distal is intended to determine the management of
physioterapy, add insight and knowledge, and give rise to a variety of physical problems
related to the lower arm area and modalities that are given in this condition is infra red (IR),
electrical stimulation with faradic (ES) and exercise therapy. Restrictions that exist in a
scientific paper aims to determine the effectiveness of the infra red (IR), electrical stimulation
with faradic (ES) and exercise therapy on the condition wrist drop et causa fracture complit
oblique os humerus sinistra 1/3 medio distal. In this case the treatmen is done 6 times. A
decrease in the degree of inchise pain. An increase in LGS in flexion and extension
movement. An increase in muscle strenght of the flexor and extensor wrist. And an not
increase in functional capability. Further advice on scientific writing is more research needs to
be conducted to determine what physiotherapy modalities that have been applied to the
above-mentioned conditions wrist drop.

Keyword: wrist drop, fractur, and IR, ES and exercise

1. PENDAHULUAN
Wrist Drop merupakan salah satu jenis dari neuropatika radiks, yaiitu suatu
kelainan fungsional dan struktural pada syaraf eadialis. Kelainan yang dihubungkan pada
keadaan dimana ketidak mampuan untuk mengangkat tangan keatas dari sendi

1
pergelangan tangan, yang terjadi karena adanya kelemahan pada otot extensor
pergelangan tangan dan jari.
Faktur adalah hilangnya konstinuitas tulang, baik yang bersifat total maupun
sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma. Insiden fraktur secara keseluruhan adalah
11,3 dalam 1000 per tahun, pada laki-laki adalah 11,67 dalam 1000 per tahun, sedangkan
pada perempuan 10,65 dalam 1000 per tahun. Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat
trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah, deformitas, gangguan fungsi
muskuloskeletal, putusnya kontinuitas tulang, dan gangguan neurovaskular (Maharta et
al., 2013).
Fraktur komplit Oblique os Humerus adalah bentuk fraktur yang garis patahan
melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang dengan bentuk
patahan miring. Fraktur pada os Humerus biasa menyebabkan trauma pada saraf radialis.
Pada trauma, saraf radialis dikenal lesi atas (high lesion) dan lesi bawah (low lesion). Pada
lesi atas terjadi paralisis otot-otot ekstensor sehingga tangan terkulai (wrist drop). Pada
lesi bawah karena fraktur dislokasi sendi siku, luka sekitar sendi atau akibat operasi pada
radius proksimalis (Bernstein, 2003).

2. METODE
2.1 Pengkajian Fisioterapi
Assesment atau pemeriksaan merupakan komponen penting dalam manajemen
penatalaksanaan fisioterapi. Tindakan ini bertujuan untuk menegakkan diagnosis dan
pedoman dalam pelaksanaan terapi terhadap keluhan yang dialami pasien.
2.2 Problematik Fisioterapi
Pada kasus ischialgia spondilosis dapat disimpulkan impairment, functional limitation
serta participation restriction sebagai berikut: Impairment,Functional limitation,
articipation restriction.
2.3 Tujuan Fisioterapi
Tujuan yang hendak dicapai oleh terapis yaitu jangka pendek yang meliputi:
mengurangi nyeri, meningkatkan LGS pada wrist, meningkatkan kekuatan otot pada
lengan bawah dan mencegah atrofi, sedangkan tujuan jangka panjang yaitu
meningkatkan kemampuan pasien agar dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara
optimal.

2
2.4 Teknologi Intervensi Alternatif
Teknologi intervensi alternatif yang dapat diberikan pada kasus wrist drop antara lain:
(1) microwave diathermy, (2) infra red, (3) transcutaneus electrical nerve stimulation,
(4) ultrasound, (5) massage.
2.5 Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan pemriksaan yang dilakukan dengan kriteria dan
parameter yang digunakan antara lain: Evaluasi nyeri dengan VAS, Evaluasi kekuatan
otot dengan MMT, dan Evaluasi lingkup gerak sendi dengan menggunakan
goniometer dengan pencatatan hasil memakai sistem ISOM.
3. HASIL DAN PEMBAHSAN
3.1 HASIL
Hasil pengukuran derajat nyeri bekas inchisi menggunakan visual analogue scale
Tabel 4.1 Hasil pengukuran derajat nyeri menggunakan visual analogue scale
Nyeri T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Nyeri diam 0 0 0 0 0 0 1
Nyeri tekan 4 4 3 4 3 3 2
Nyeri gerak 6 5 5 5 4 3 3

(Data primer, 2014)


Hasil pengukuran kekuatan otot dengan Manual muscle testing
Tabel 4.2 Hasil pengukuran kekuatan otot dengan MMT
MMT T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Palmar fleksi wrist 3 3 4 4 4 4 5
Dorsi fleksi wrist 1 1 1 2 2 2 2
Ulnar deviasi 3 3 3 4 4 4 4
Radial deviasi 3 3 3 3 4 4 5
(Data primer, 2014)
Hasil pengukuran lingkup gerak sendi
Tabel 4.3 Hasil pengukuran lingkup gerak sendi
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
o o o o o o o o o o
S= 0 -0-70 o
S=0 -0-70 o
S=5 -0-70 S=5 -0-75 S=10 -0-75 S=15 -0-80 S=20 -0o-80o
o

F= 25o-0o-27o F=25o-0o-20o F=27o-0o-30o F=30o-0o-30o F=35o-0o-30o F=35o-0o-33o F=35o-0o-38o


R= 0o-0o-0o R=0o-0o-0o R=5o-0o-0o R=5o-0o-0o R=5o-0o-8o R=5o-0o-10o R=5o-0o-10o

Hasil pengukuran kemampuan fungsional


extremity functional scale
Upper extremity functional scale T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
TOTAL 28 28 28 28 28 28 28
(Data primer, 2014)

3
3.2 PEMBAHASAN
Penurunan nyeri pasca inchisi pada lengan bawah sinistra. Pengukuran nyeri
menggunakan skala visual analogue scale sebagai instrument. Nyeri yang dievaluasi
meliputi nyeri diam pada lengan bawah kiri, nyeri gerak saat digerakkan dorsi fleksi
dan palmar fleksi wrist, dan nyeri tekan pada daerah sekitar inchisi. Nyeri berkurang
secara bertahap setelah pelaksanaan terapi dilakukan. Pada saat awal terapi dilakukan
nyeri gerak masih berada pada nilai 6 cm, setelah diterapi berkurang secara bertahap
hingga menjadi 3 cm. Untuk nyeri tekan dari 4 cm menjadi 2 cm. Sedangkan nyeri
diam awal terapi dan akhir terapi tetap 0.
Peningkatan kekuatan otot lengan bawah sinistra. Penguatan kemampuan otot
dalam hal ini menggunakan manual muscle testing. Dari tindakan yang diberikan hasil
pemeriksaan kekuatan otot diperiksa untuk palmar fleksi wrist, dorsi fleksi wrist, ulnar
deviasi, dan radial deviasi. Saat penatalaksanaan terapi untuk meningkatkan kekuatan
otot diberikan berbeda-beda sesuai dengan kekuatan otot yang diperiksa.
Peningkatan lingkup gerak sendi (Wrist Sinistra), dalam hasil peningkatan
lingkup gerak sendi (Wrist Sinistra) menggunakan instrumen geneometer. Instrumen
penilaian meliputi pengukuran LGS aktif. Terapi latihan menggunakan active assisted
Peningkatan kemampuan fungsional, instrumen kemampuan fungsional pada
kasus ini menggunakan Upper extremity functional scale. UEFS terdiri dari beberapa
poin dan tiap poin memiliki rentan poin dari 0-4. Skor maksimal dari keseluruhan poin
tersebut adalah 100 yang menyatakan bawasannya aktifitas kemampuan fungsional
pasien tidak mengalami gangguan. Dalam penatalaksanaan terapi ini, pada T1 sampai
dengan T6 didapatkan hasil sama. Tidak ada peningkatan aktifitas fungsional lengan
bawah sinistra.

4. PENUTUP
Setelah dilakukan pelaksanaan fisioterapi pada wrist drop oleh karena lesi saraf
radialis sinistra pasien dengan nama Tn. Gibran; umur 17 tahun dengan modalitas infra
red, electrical stimulation (ES) dan terapi latihan sebanyak 6 kali terapi sehingga dapat
diambil hasil sebagai berikut: Terjadi penurunan tingkat nyeri tekan pada daerah inchisi
dan nyeri gerak pada wrist drop, Terjadi peningkatan LGS pada wrist sinistra, Terjadi

4
peningkatan kekuatan otot wrist sinistra, Tidak terjadi peningkatan aktifitas fungsional
wrist sinistra
Dari kesimpulan di atas peneliti dapat menyarankan bagi fisioterapis supaya dalam
melaksanakan tugas untuk lebih serius dan mempunyai keyakinan kuat demi kesembuhan
pasien dan sesuai prosedur pelaksanaan. Mulai dari tindakan pemeriksaan, diagnose,
program, tyjuan, pelaksanaan dan evaluasi.
Supaya pasien melakukan test laboratorium untuk mengetahui secara pasti
penyebab terjadnya dan grand wrist drop. EMG (electromiograf) dapat menjadi salah satu
saran untuk mengetahui penyebab terjadinya kasus ini, apakah pasien menderita lesi saraf
radialis yang terjadi disebabkan oleh neuropraxia, axonotmesis, ataupun neurotmesis
sehingga prognosis yang diberikan dapat lebih kuat. Selain pemeriksaan EMG, pasien
diberikan edukasi untuk menggunakan cook splint yang berfungsi untuk memfiksasi
tangan agar tidak selalu dalam posisi drop sehingga akibat lain yang ditimbulkan oleh
wrist drop tidak terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Apley, Graham. A, 1995; Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, seventh edition,
Butterworth, Heinemann ltd

Cahaitow, Leon, 2002; Clinical Aplication of Neuromuscular Techniques Volume I :


Churchill Livingstone, USA

Chusid,J.G.,1990; Correlative Neuroantomy and functional Neurology19 ED: Lange,


Singapure

De Deyne, Patrick, 2001; Aplication of Forced Passive and its Implications for Muscle Fibers
: Physical Therapy Journal . Volume 81 . Number 2, London

Dubois, 2006; Plumbsm or Lead Intoxication Mimicking and Abdominla Tumor; Journal of
general intermedicine:official Journal of society for research and educational in
primary care internal medicine : number 21. Belgium

Departemen Kesehatan RI, Indonesia Sehat 2010; Visi Baru Misi Kebijaksanaan dan Strategi
Pembangunan Kesehatan 1999.

De Wolf, J.M.A Mens; Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh; Cetakan Kedua, Bohn Stafleu
Van Loghum, Houten/Zaventem, 1994, hal 177-197.

Foster, Angela, and Nigel Palastanga; Clayton’s Electrotherapy Theory and Practice; 8th Ed,
Bailliere Tindall, London, 1981, hal 99-129.

5
Harsono, Ed; Kapita Selekta Neurologi; edisi ke-2, Gajah Mada Univercity Press,
Yogyakarta, hal 256-267.

Hislop, Helen J, and Jaqueline Montgomery; Daniels and Worthingham’s Muscle Testing; 6th
Ed, W.B. Sounders Company, Philadhelpia, 1995, hal 33-39.

Ig Sujatno, M Mudatsir dkk; Sumber Fisis; Akademi Fisioterapi, Surakarta, 2002, hal 200-
218.

Kapandji, I.A; The Pcysiology of The Joint; 2nd Ed, Churchill Livingstone, Edin Burg
London and New York, 1974, hal 68-81.
Kisner, Carolyn, Lynn Allen Colby; Therapeutic Exercise Foundation and Techniques, 3rd Ed,
F.A. Davids Company, Philadhelpia, 1996.

Kumar, Manish; Epidemiology, Pathophysiology and Shimptomatic Treatment of Sciatica: A


review, International Journal of Pharmaceutical & Biological Archives 2011;
2(4);1050-1061
Licth, Elizabeth; Therapeutic Exercise; 2nd Ed, Waverly Press In Corporeted, Baltimore
Marlyn USA, 1969, hal 920-921.

Mardiman,Sri,dkk.2002. Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi. Akademik


Fisioterapi Depkes RI. Surakarta

Micholovitz, Susan. L; Thermal Agent in Rehabilitation; 2nd Ed, F.A. Davids Company,
Philadelpia, 1990, hal 90-94, 100-104.

Pardjoto S, 2006. Terapi Listrik untuk Modulasi Nyeri. IFI (Ikatan Fisioterapi Indonesia)
Cabang Semarang

Pierre Valat, Jean, Genevay Stephane; Sciatica. Best Practice & Research Clinical
Rheumatology 24 (2010) 241-252

Pujiastuti, S.S. and Utomo, B, 2003; Fisioterapi pada Lansia; Penerbit buku Kedokteran EGC,
Jakarta, hal 63.

Putz R and Pabst, R; Atlas Anatomi Manusia Sobbota, Jakarta, EGC, 1995

Sidharta, Priguna; Neurologi Klinis dalam Praktek Umum; Cetakan Keenam. PT Dian
Rakyat, Jakarta 1994, hal 236-256

Sri Surini P, dan Budi Utomo, 2003; Fisioterapi pada Lansia; Cetakan Pertama, EGC, Jakarta

Thomson, Ann, Alison Skinner, and Joan Piercy; Tidy’s Physioterapy; Butterworth-
Heineman, 12th, London, 1991, hal113-121.

6
Yanuar Andre, (2002); Anatomi Fisiologi dan Biomekanik Tulang Belakang, dalam
Herdaetha, Adriesti (ed); Manajemen Terpadu Nyeri Punggung Bawah, hal 6-49, FK
UNS Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai