Anda di halaman 1dari 25

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan kawasari hutan di Provinsi Sumatera Barat perlu dipertahankan untuk
kelangsungan pembangunan dan kehidupan manusia. Hal ini berfungsi untuk menjamin
kelestarian fungsi dan manfaat sumber daya hutan bagi kesejahteraan masyarkat. Dalam
hal ini kawasan yang telah ditunjuk menjadi kawasan hutan sesuai dengan Keputusan
Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: SK.422/KPTS-11/1999 tanggal 19 Juni
1999 jo Keputusan Menteri Kehutanan No.SK.304/Menhut-11/2011 tentang perubahan
peruntukkan kawasan hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas + 96.904 (sembilan
puluh enam ribu sembilan ratus empat) hektar, perubahan antar fungsi kawasan hutan
seluas 147.213 (seratus empat puluh tujuh ribu dua ratus tiga belas) hektar dan
Penunjukan Bukan Kawasan hutan menjadi Kawasan Hutan seluas ± 9.906 (Sembilan
ribu sembilan ratus enam) hektar di Propinsi Sumatera Barat. perlu dilaksanakan
kegiatan pemancangan batas sebagai tahapan pengukuhan penetapan kaasan hutan.
Luas kawasan hutan di Provirisi Sumatera Barat sesuai dengan Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan Nornor : SK.422/KPTS-JT/1999 tanggal Juni 1999 jo
Keputusan Menteri Kehutanan No.SK.304/Menhut-I1/2011 tentang perubahan
pembentukan kawasan hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas 96.904 (sembilan
puluh enam ribu sembilan ratus empat) hektar, perubahan antar fungsi kawasan hutan
seluas ± 147.213 ( seratus empat puluh tujuh ribu dua ratus tiga belas hektar dan
Penunjukan Bukan Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan seluas = 9.906
( Sembilan ribu sembilan ratus enam) hektar di Propinsi Sumatera Barat diataranya
Hutan Konservasi Iebih kurang 846.175 Ha (32.54 %), Hutan Lindung Iebih kurang
seluas 910.533 ha (35.02 %), Hutan Produksi Terbatas lebih kurang seluas 246.383 ha
(9,48 %). Hutan Produksi tetap Iebih kurang seluas 407.849 ha (15,68 %), dan Hutan
Produksi yang dapat dikonversi lebih kurang seluas 189.346 ha (7,28 %).
Dari luas kawasan hutan tersebut, diantarnya terletak di Kabupaten Pasaman
Barat, Berupa hutan Produksi Terbatas (HPT) Pasaman dan laporan ini berupa
pelaksanaan pemancangan batas sementara pada tahun 2012 sepanjang lebih kurang
11.350M dan selanjutnya di tata batas sebagai tanda batas definiatif di lapangan

1
B. Maksud dan Tujuan
Pelaksanaan pemancangan batas sementara kawasan HPT Pasaman ini
dimaksudkan untuk membuat batas sementara di lapangan dan mengumumkan kepada
masyarkat sekitar kawasan sekaligus untuk menghimpun data – data permasalahan di
lapangan.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini sebagai dasar atau pedoman dalam tahapan
penataan batas defenitif untuk dapat dikukuhkan menjadi kawasan hutan.

2
II. RISALAH DAERAH

A. Keadaan Fisik Daerah


1. Letak dan Luas
Secara geografis kawasan HPT Pasaman yang dilaksanakan pemancangan batas
sementara terletak antara 00°14 Lintang Utara (LU) sampai dengan 00 o190
Lintang Utara (LU), dan 99°540 Bujur Timur (BT) sampai dengan 99° Bujur
Timur (BT). Selanjutnya berdasarkan administrasi wilayah pemerintahan kawasan
HPT. Pasaman bcrada di wilayah administrasi Kabupaten Pasaman Barat dan
wilayah administrasi kecamatan yaitu Kecamatan Talamau

2. Topografi
Kawasan HPT Pasaman yang dilaksanakan pemancangan batas sementara, pada
umumnya mempunyai topografi agak curam sampai curam dengan kelerengan
antara 15 - 25% dan pada lokasi tertentu 25 - 45%.

3. Geologi dan tanah


Menurut Peta Geologi Provinsi Sumatera Barat skala 1 : 500.000, kawasan HPT
Pasaman yang dilaksanakan pemancangan batas sementara dilapangan terdiri dari
formasi paleogin, oligosin, eosin, granit dan diorit sedangkan jenis tanah menurut
peta tanah tinjau terdiri dari latosol dan andosol, brown forest soil dan komplek
podsolik merah latosol dan andosol dengan bahan induk batuan beku endapan dan
metamor, fisiografi pegunungan patahan yang bersifat agak peka terhadap erosi
atau mudah longsor.

4. Iklim
Berdasarkan data stasiun pengamat cuaca di Kecamatan Talamau menunjukkan
bahwa iklim di kawasan HPT Pasaman. yang dilaksanakan pemancangan batas
sementara tergolong dalam tipe iklim "H" menurut klasifikasi iklim Schimid dan
Fergusson. Selanjutnya penentuan tipe iklim didasarkan pada data curah hujan
dan hari hujan rata-rata tahunan pada stasiun pengamat cuaca terdekat yang

3
terletak di Kecamatan Talamau menunjukkan curah hujan rata-rata sebesar 314,15
mm/tahun dengan rata-rata hari hujan pada lokasi HPT Pasaman yang di
laksanakan pemancangan batas sementara sebesar 15,14 hari/bulan.
Curah hujan terendah setiap tahunnya terdapat pada bulan Januari danbulan Mei
sedangkan curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April danbulan Oktober. Adapun
hari hujan terendah terdapat pada bulan Januari danbulan Mei, sedangkan hari hujan
tertinggi terjadi pada bulan Nopember danbulan Desember. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel l.Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010
Keadaan Hujan
No Bulan
Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hh)
1 Januari 241 5,12
2 Februari 315 5,40
3 Maret 460 8,17
4 April 537 9,40
5 Mei 140 3,60
6 Juni 366 6,17
7 Juii 277 7,42
8 Agustus 451 7,15
9 September 340 9,22
10 Oktober 478 8,48
11 Nopember 314 10,15
12 Desember 465 9,60

Sumber : Kabupaten Pasaman Barat dalam angka tahun 2010

4
B. Keadaan Sosial Ekonomi

1. Penduduk

Jumlah penduduk yang ada di wilayah Kecamatan Talamau -berdasarkan


buku statistik Kabupaten Pasaman Barat tahun 2010 sebanyak 25.871 jiwa atau
secara rinci dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2.Keadaan Penduduk per Wilayah Kecamatan Sekitar HPT Pasaman di


Kabupaten Pasaman Barat

Jumlah
Luas Kepadatan
No Kecamatan Penduduk
(km2) (jiwa/km2)
(jiwa)
Kecamatan Talamau 324,24 25.871 80
Jumlah 324,2.4 25.871 80
Sumber : BPT Kabupaten Pasaman Barat dalam angka takun 2010

2. Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di wilayah Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman


Barat, dapat dilihat secara rinci sebagaimana tertera pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Sarana Pendidikan per Wilayah Kecamatan Sekitar HPTTasaman di


Kabupaten Pasaman Barat.

Sarana Pendidikan (Unit)


No Kecamatan
SD Neg/Swasta SMP Neg/Swasta SMU Neg/Swasta
Kecamatan 25 4 2
Jumlah 25 4 2
Sumber: BPT Kabupaten Pasaman Barat dalam angka tahun 2010

5
3. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Pasaman Barat terutama padakecamatan
sekitar kawasan HPT Pasaman yang dilaksanakan pemancangan batas sementara pada
umumnya yakni dari sektor pertanian yaitu karet, kelapa sawit, pinang, cabe kopi dan
tanaman lainnya serta hasil peternakan terutama kerbau, sapi, ayam, kambing, dan
untuk hasil hutan masih ditemukan disepanjang trayek batas.

4. Perhubungan
Sarana perhubungan ke lokasi Kawasan HPT. Pasaman yang dipancang dapat
diterapuh dengan jalan (route) sebagai berikut: Dari Medan ke ibukota Provinsi
Sumatera Barat (Kota Padang) dapat di tempuh dengan pesawat terbang seiama lebih
kurang 1 jam perjalanan atau dengan angkutan roda empat seiama lebih kurang 20 jam
perjalanan Dari ibukota Provinsi Sumatera Barat (Kota Padang ) ke ibukota Kabupaten
Pasaman Barat dapat ditempuh dengan angkutan roda empat selama lebih kurang 4 jam
perjalanan lebih kurang 360 km. Selanjutnya dari ibukota Kabupaten Pasaman Barat
menuju Nagari dapat ditempuh dengan kenderaan roda empat lebih kurang 1 jam
perjalanan dengan jarak tempuh lebih kurang 40 km, dari Nagari Sinuruik ke (Lokasi)
Kawasan Hutan Produksi

C. Keadaan Hutan
1. Fungsi dan Status Kawasan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.
SK.422/KPTS-II/1999 tanggal 19 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan
Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Barat jo Keputusan Menteri Kehutanan
No.SK.304/Menhut-II/2010 tentang perubahan peruntukan kawasan hutan
menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas ± 96.904 (sembilan puluh enam ribu
sembilan ratus empat) hektar, perubahan antar fungsi kawasan hutan seluas ±
147.213 ( seratus empat puluh tujuh ribu dua ratus tiga belas) hektar dan
Penunjukan Bukan Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan seluas ± 9.906
(Sembilan ribu sembilan ratus enam) hektar di Propinsi Sumatera Barat.

6
2. Flora dan Fauna
Vegetasi kawasan HPT. Pasarrwn.. pada trayek yang dilaksanakan
pemancangan batas sementara sepanjang lebih kurang 11.350 m sebagian besar
masih berhutan dan tanaman kelapa sawit serta perladangan masyarakat dan
permukiman masyarakat. Selanjumya dari hasil pengamatan di lapangan dalam
kawasan HPT Pasaman masih terdapat jenis binatang dan yang lain seperti
kijang, imbo, siamang, dan jenis reptilian seperti ular biawak termasuk jenis
aves seperti burung murai dan sebagainya.

7
III. PELAKSANAAN

A. Dasar Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pemancangan batas sementara kawasan HPT Pasaman di
wilayah Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat pada dasamya mengacu
pada :
1. Keputusan Menteri Kehutanan No.P.50/Menhut-II/2011 tanggal 28 Mi 2011
tentang Pengukuhan Kawasan Hutan.
2. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 422/KPTS-II/1999 tanggal
19 Juni 1999 Jo 304 tentang perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi
Bukan Kawasan Hutan seluas ± 96.904 (sembilan puluh enam ribu sembilan
ratus empat) hektar, perubahan antar fungsi kawasan hutan seluas ± 147.213
( seratus empat puluh tujuh ribu dua ratus tiga belas) hektar dan Penunjukan
Bukan Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan seluas ± 9.906 ( Sembilan ribu
sembilan ratus enam) hektar di Propinsi Sumatera Barat
3. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.44/Menhut-II/2010
tanggal 21 September 2010 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian
Kehutanan.
4. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.13/Menhut-II/2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Keputusan Menteri Kehutanan No.6188/Kpts-II/2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantapan Kawasan Hutan.
5. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan No. P.6/VII-KUH/2011
tanggal 27 Desember 2011 tentang Petunjuk Teknis Pengukuhan Kawasan
Hutan.
6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( DIPA ) BPKH Wil. I tahun 2012
No.0227/029-06.2.01/02/2012 tanggal 9 Desember 2011.
7. Rencana Operasional Kegiatan ( ROK ) DIPA BPKH wilayah I tahun 2011
8. Peta kerja Pemancangan batas sementara kawasan HPT Pasaman skala
1:25.000.

8
9. Instruksi Kerja Pemancangan Batas Sementara Kawasan HPT Pasaman oleh
BPKH Wilayah I No. INST.982/VII/BPKH 1-2/2012 tanggal 31 Juli 2012.
10. Surat Perintah Tugas Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah I
No. PT.403/VII/BPKH 1-1/2011 tanggal 3 Agustus 2012.

B. Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan pemancangan batas sementara dimulai terdapat
beberapa tahapan persiapan yang telah dilakukan antara lain :
1. Konsultasi kepada Pihak Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat.
2. Konsultasi kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat dan Dinas Kehutanan
Kabupaten Pasaman Barat.

C. Bahan dan Peralatan Kerja


1. Bahan kerja yang digunakan oleh tim/regu pelaksana pengukuran
pemancangan batas sementara adalah :
a. Surat Perintah Tugas (SPT)
b. Dokumen Berita Acara Pengukuran Pemancangan Batas Sementara
Kawasan HPT Pasaman
c. Peta Kerja pengukuran pemancangan batas sementara kawasan HPT
Pasaman skala 1 : 25.000.
d. BukuUkur
e. Almanak Matahari
f. Blangko isian format P.01 dan P.02.
2. Selanjutnya peralatan kerja yang digunakan antara lain mencakup :
a. Instrumen theodolite (To) dan bak ukur.
b. GPS (Global Positioning System) Garmin Type 76 Csx
c. Kompas Shuunto, busur derajat, penggaris, dan kalkulator Fx. 3600
d. Camping unit dan obat-obatan.
e. ATK dan peralatan lain yang digunakan untuk lapangan.
f. Meteran (100 m)

9
D. Organisasi
Tenaga pelaksanaan pemancangan batas sementara kawasan HPT Pasaman
dilaksanakan oleh 1 (satu) regu dengan panjang batas lebih kurang 11.350 m, yang
berada di Kabupaten Pasaman Barat dengan 1 (satu) wilayah kecamatan dengan
menggunakan tenaga harian dari masyarakat desa terdekat. Kegiatan lapangan telah
dilaksanakan mulai tanggal 7 Agustus 2012 sampai dengan 20 Agustus 2012 atau
selama 17 hari kerja di lapangan dengan waktu konsultasi dan perjalanan dari tingkat
Provinsi 2 hari dan konsultasi ke Kabupaten seiama 3 hari.

E. Pengumpulan Data Sekunder dan Data Primer


Pemancangan batas sementara di lapangan dilakukan dengan cara pengukuran titik
ikat untuk menentukan titik awal. Selanjutnya, pelaksana melakukan pengukuran
dengan cara membuat rintis batas dan menarik meteran mengikuti trayek batas sesuai
dengan peta kerja sekaligus mencatat data lapangan.
a. Pengumpulan data sekunder:
Data sekunder dipero'eh dari instansi terkait seperti Dinas Kehutanan Kabupaten
Pasaman Barat, Biro Statisiik dan hasil wawancara dengan masyarakat nagari yang
bermukim di sekitar kawasan HPT Pasaman
b. Pengumpulan data primer:
Data primer dikumpulkan dengan pengamatan dan pengukuran langsung
dilapangan terhadap kondisi faktual trayek batas sesuai dengan peta kerja.
Pemancangan batas sementara kawasan HPT Pasaman di Kabupaten Pasaman
Barat Provinsi Sumatera Barat termasuk bagian dalam tugas pengumpulan data
primer lapangan.

10
F. Metoda
Pemancangan batas kawasan hutan dilaksanakan dengan pengukuran secara
langsung di lapangan dengan menggunakan Theodolit kompas untuk mengukur titik
ikatan menuju titik awal ukuran, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kompas
merk shuunto dan tali ukur mengikuti trayek batas pada peta skala 1 : 25.000.
Pemancangan batas sementara dilakukan dari patok ke patok dan di pasang kayu bulat
berdiameter 5 cm dengan tinggi 130 cm atau pohon yang masih berdiri dicat warna
merah di sebelah atas dan dibuat nomor patok dengan jarak patok ke patok ± 100 m.
Pada posisi tertentu seperti di persimpangan jalan atau pertigaan sungai diambil titik
koordinatnya dengan menggunakan alat GPS

11
IV. HASIL

A. Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pemancangan batas sementara kawasan hutan ini
menghasilkan dua data ukuran, dimana ukuran ikatan diukur menggunakan Theodolit
kompas yang datanya berupa pembacaan azimuth, jarak datar dan kelerengan yang
dicatat dalam buku ukur. Sedangkan sepanjang trayek yang sudah ditentukan diukur
menggunakan tali ukur berukuran 50 m dan kompas shuunto. Untuk mengetahui data-
data di sepanjang trayek yang dipancang, dicatat ke dalam blangko tabel yang sudah
disediakan seperti data bentuk lapangan, sungai dan anak sungai, vegetasi serta
permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan. Data tersebut kemudian dihitung dan
dioddrah ke dalam kertas millimeter untuk dapat digambarkan ke dalam kertas kalkir
menjadi Peta Hasil Pemancangan Batas Sementara.

B. Trayek Pengukuran
Pengukuran dimulai dari titik ikatan Y.l dari B.Cingkonat anak sungai B.Baudo
menuju B.l/HL dengan azimuth 410300 dengan jarak datar lurus 439.9 m dengan
koordinat 99°54°'44,7 dan 0° 18°04.6". Pengukuran dilanjutkan dari B. 1/HPT s/d B.
114/HPT

Realisasi hasil pemancangan batas sementara di lapangan adalah sebagai berikut:


1. Pemancangan batan sementara sepanjang ± 11.350m
2. Pembuatan rintis batas dengan lebar 2 m sepanjang ± 11.350m
3. Papan pengumuman ukuran 30 x 20 sebanyak 11 buah.

12
C. Peta
Peta hasil pemancangan batas sementara kawasan HP^Pasaman digambarkan ke
dalam kertas kalkir dengan skala 1 : 25.000, kemudian digandakan sebanyak yang
dibutuhkan, lalu diwarnai. Sebelum peta tersebut ditandatangani, terlebih dahulu
dipeiiksa oleh tim pemeriksa baru kemudian ditandatangani oleh pelaksana, Kepala
Seksi Pemolaan Kawasan Hutan dan Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan
Wilayah I. Peta hasil pemancangan batas sementara Kawasan HPT. Pasaman akan
dibahas dalam rapat panitia tata batas (PTB) dan disahkan oleh Panitia Tata Batas
Kabupaten Pasaman Barat.

D. Berita Acara
Setelah pelaksanaan kegiatan pemancangan batas sementara selesai, tim pelaksana
membuat Berita Acara (BA) hasil pelaksanaan pengukuran seperti Berita Acara
Pengumuman Pemancangan Batas Sementara Kawasan Pasaman HPT Pasaman dan
Berita Acara Pemancangan Batas Sementara Kawasan HPT Pasaman. Di dalam Berita
Acara tersebut memuat nama Nagari tempat dilaksanakannya kegiatan, tanggal, bulan
dan tahun pelaksanaannya serta hal-hal yang berkaitan dengan Berita Acara tersebut.
Kemudian Berita Acara tersebut ditandatangani semua pelaksana dan Wali Nagari serta
Camat dan Kepala Dinas Kehutanan, Kabupaten Pasaman Barat.

13
IV. PEMBAHASAN

A. Permasalahan
Dari hasil pengamatan dan analisis pelaksanaan kegiatan lapangan dapat
disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahwa di sepanjang trayek batas yang dipancang batas sementara ini sebagian
sudah menjadi perladangan masyarakat yaitu tanaman kelapa sawit, pinang,
karet, sawah dan permukiman masyarakat yang telah dikeluarkan dari kawasan
Hutan.
2. Sepanjang trayek batas Pemancangan Batas Sementara Kawasan HPT
Pasaman masih ada ladang masyarakat dalam kawasan HPT Pasaman

B. Pembahasan
Dengan selesainya kegiatan pemancangan batas sementara ditingkat lapangan, dan
telah dibahas di tingkat kabupaten dan diharapkan Panitia Tata Batas kawasan hutan
Kabupaten Pasaman Baiat dapat menyetujuinya untuk segera dilaksanakan pengukuran
dan pemancangan batas defenitif di lapangan dan menyelesaikan permasalahan yang
ada di dalamnya. Dalam hal menjamin persamaan persepsi dengan pihak masyarakat di
tingkat lapangan akan kembali dilaksanakan sosialisasi lanjutan ditingkat kecamatan
atau Nagari yang mewakili. Terhadap masih terdapatnya perladangan masyarakat yaitu
tanaman karet, masyarakat di dalam sebagian kawasan HPT Pasaman agar pihak
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat mengusulkan sawah dan kampung dikeluarkan
dari Kawasan. Selanjutnya setelah terdapat kejelasan posisi dan tanda-tanda batas
berikutnya, maka upaya pengamanan batas kawasan hendaknya menjadi perhatian yang
prioritas bagi pihak pengelola kawasan yakni Dinas Kehutanan Kabupaten Pasaman
Barat.

14
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan kegiatan pemancangan batas sementara kawasan HPT Pasaman
telah selesai dilaksanakan sepanjang lebih kurang 11.350 m sesuai dengan
volume kegiatan Anggaran DIPA BPKH I Wilayah Medan tahun 2012 dan
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) tanggal 9 Desember 2010.
2. Tanda-tanda batas sebagai tanda fisik di lapangan telah selesai dipasangberupa
patok kayu berdiameter 5 cm dan dengan tinggi 130 cm atau pohon yang masih
tegak dicat warna merah di sebelah atas dan buat nomor patok dengan jarak
patok ke patok iebih kurang 100 m sampai dengan 150 m dimulai dari B.1/HPT
sampai dengan B.114/HPT
3. Papan pengumuman dengan ukuran 30 x 20 cm dengan inisial HPT Pasaman di
cat dengan warna hitam sedangkan dasarnya di cat warna kuning dipakukan
pada kayu sehat dengan panjang di atas pennukaan tanah 170 cm.
4. Vegetasi sepanjang trayek batas yang dipancang sementara ditingkat lapangan
ini sebagian perkebunan masyarakat yaitu tanaman karet, kelapa sawit, sawah,
pinang, yang telah dikeluarkan dari kawasan HPT Pasaman.

B. Saran
1. Terhadap trayek batas yang sudah dilaksanakan pemancangan batas sementara
supaya ditinjau oleh Panitia Tata Batas dikarenakan masih terdapat
perladangan masyarakat dengan mengunakan keputusan Menteri Kehutanan
dan Perkebunan No. SK.422/KPTS-II/1999 tanggal 19 Juni 1999 tentang
Penunjukan Kawasan di Wilayah Provinsi Sumatera Barat jo Keputusan
Menteri Kehutanan No.SK.304/Menhut-II/2010. tentang perubahan peruntukan
kawasan hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas ± 96.904 (sembilan
puluh enam ribu sembilan ratus empat) hektar, perubahan antar fungsi kawasan
hutan seluas ± 147.213 ( seratus empat puluh tujuh ribu dua ratus tiga belas)
hektar dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan seluas
± 9.906 ( Sembilan ribu sembilan ratus enam) hektar di Propinsi Sumatera

15
Barat Masyarakat menyarankan untuk dapat dilaksanakan batas definitif
mengikuti fakta di lapangan.
2. Tanda-tanda batas sementara yang telah dipasang di lapangan diharapkan
ditindaklanjuti dengan menggelar rapat pembahasan oleh Panitia Tata Batas

16
LAMPIRAN

17
KEMENTRIAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN
BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH I
Jalan Pembangunan No. 6 Helvetia Mdan 20124
Telepon (061) 8460485 Faksimile (061) 8469051
e-mail : tatausaha@bpkhl.com, website : www.bpkh1.dephut.go.id

Nomor : L.P. / VII / BPKH I-2/2012 Tahun 2012

LAPORAN
HASIL PEMANCANGAN BATAS SEMENTARA
KAWASAN HUTAN PRODUKSI TERBATAS PASAMAN
KABUPATEN PASAMAN BARAT
PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2012

PANJANG BATAS : 11.350 M


PANJANG TITIK IKATAN : 439.9 M

___________________________

MEDAN, SPETEMBER 2012

18
i

KATA PENGANTAR

Keberadaan kawasan hutan di Provinsi Sumatera Barat perlu dipertahankan


untuk kelangsungan pembangunan dan kehidupan manusia. Untuk menjamin kelestarian
fungsi dan manfaat sumber daya hutan, Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH)
Wilayah I melaksanakan kegiatan pemancangan batas sementara dan Identifikasi dari
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah
I No. 0227/02906.2.01/02/2012 tanggal 9 Desember 2011 yang mengacu pada
Keputusan Menteri Kehutanan No. 50/KPTS-II/2011 tanggal 28 Juni 2011 tentang
Pengukuhan Kawasan Hutan.
Laporan ini disusun dan disajikan sebagai tindak lanjut dari hasil pembahasa
Trayek Batas Kawasan (HPT) Pasaman terletak di wilayah Kecamatan Talamau dengan
trayek batas sepanjang lebih kurang 11.350 m, yang dilaksanakan oleh Tim yang terdiri
dari 1 (satu) regu. Hasil pelaksanaan fisik trayek pemancangan batas sementara
disajikan dalam bentuk peta. Berita acara (BA) dan laporan hasil pemancangan batas
sementara.
Pada kesempatan ini tidak lupa diucapkan terima kasih kepada Pemerintah
Kabupaten Pasaman Barat, instansi terkait lainnya serta masyarakat desa yang
membantu kelancaran tugas lapangan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
mendukung kelancaran pengukuran dan pemancangan batas definitive.

Medan, September 2012


Kepala Balai,

Ir. Ully Budiwanto, MM


NIP. 19600808 198903 1 001

19
ii

SUSUNAN TIM

1. Penanggung Jawab : Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan


Wilayah I

2. Pengawas/Koordinator Teknis : Kepala Seksi Pemolaan Kawasan Hutan pada


Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah I

3. Pelaksana :
3.1. Ketua Tim/Ketua Regu : Ridwan/1963401/198902 1 001
Jabatan : Pengukur dan Pemeta Kawasan Hutan

3.2. Anggota Regu : Chairul Amri / 19600103 1989031005


Jabatan : Anggota/ Staf

3.3. Anggota Regu : Natran Hanri, S.Hut / 19800131 200501 1 007


Jabatan : Anggota/ staf Dinas Kehutanan Kabupaten
Pasaman
Barat

3.4. Anggota Regu : Abdul Haris Rasyid Purba / 19690919 199803 1


001
Jabatan : Anggota / Pengukur dan Pemeta Kawasan Hutan

3.5 Anggota Regu : Edison / 19620910 198603 1 006


Jabatan : Anggota / Staf Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Barat

20
iii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
SUSUNAN TIM PELAKSANA ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................v
I. PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan.........................................................................................................1
II. RISALAH DAERAK .....................................................................................................2
A. Keadaan Fisik Daerah..............................................................................................2
1. Letak dan luas...................................................................................................2
2. Topografi ..........................................................................................................2
3. Geologi dan tanah.............................................................................................2
4. Iklim..................................................................................................................2
B. Keadaan Sosial Ekonomi.........................................................................................3
1. Penduduk ..........................................................................................................3
2. Pendidikan.........................................................................................................4
3. Mata Pencaharian..............................................................................................4
4. Perhubungan .....................................................................................................5
C. Keadaan Hutan.........................................................................................................5
1. Fungsi dan status kawasan hutan......................................................................5
2. Flora dan fauna..................................................................................................5
III. PELAKSANAAN...........................................................................................................6
A. Dasar Pelaksanaan ...................................................................................................6
B. Persiapan .................................................................................................................7
C. Bahan dan Peralatan Kerja.......................................................................................7
D. Organisasi.................................................................................................................8
E. Pengumpulan Data Sekunder dan Data Primer........................................................8
F. Metode......................................................................................................................8
IV. HASIL ...........................................................................................................................9

21
A. Hasil Kegiatan..........................................................................................................9
B. Trayek Pengukuran..................................................................................................9

22
iv

C. Peta ...........................................................................................................................9
D. Berita Acara...................................................................................................................10
V. PEMBAHASAN...........................................................................................................11
A. Permasalahan.................................................................................................................11
B. Pembahasan...................................................................................................................11
VI. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................................12
LAMPIRAN ........................................................................................................................13

23
v

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Surat Perintah Tugs Kepala Bala Pemantapan Kawasan Huta Wilayah I


No. PT. 403/VH/BPKH 1-1/2012 tanggal 3 Agustus 2012...............................................14

2. Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat


tanggal 9 Agustus 2012 No. 094.3/2123/PK-2012.........................................................16
3. Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Pasaman
tanggal Agustus 2012 No. 522/450/SPT/DINHUT – 2012.........................................17

4. Instruksi Kerja Pemancangan Batas Sementara Kawasan hutanProduksi


terbatas Pasaman No. INST.982/V1I/BPKH 1-2/2012 tanggal 31 Juli 2012....................18

5. Berita Acara Pemancangan Batas Sementara Kawasan Hutan Produksi


terbatas Pasaman................................................................................................................25

6. Berita Acara Pengumuman Pemancangan Barns Sementara Kawasan Hutan


Produksi terbatas Pasaman.................................................................................................32

7. Surat Keterangan dan Wali Nagari Rabi Jonggor Nomor.59/WN-RJ/SK


/VIII/2012 tanggal 09 Agustus 2012..................................................................................36

8. Notulen Rapat Panitia Tata Batas Kawasan Hutan Kabupaten Pasaman Barat
Dalam Rangka Pembahasan Pengumuman Pemancangan Batas Sementara
Kawasan HPT Pasaman Barat Provinsi Provinsi Surnatera Barat.....................................38

24
9. Foto Dokumentasi Hasil Permancangan Batas Sementara Kawasan HPT
Pasaman.............................................................................................................................39

10. Peta Hasil Pemancangan Batas Sementara Kawasan HPT Pasaman


Skala 1: 25.000 (1 lembar).................................................................................................40

25

Anda mungkin juga menyukai