Peritonitis adalah peradangan lapisan tipis di dinding bagian dalam perut (peritoneum).
Peritoneum juga berfungsi untuk melindungi organ di dalam perut. Jika dibiarkan memburuk,
maka peritonitis bisa menyebabkan infeksi seluruh sistem tubuh yang membahayakan nyawa.
Infeksi di seluruh tubuh (sepsis), yang bisa menyebabkan kegagalan organ secara
mendadak.
Ensefalopati hepatik, adalah hilangnya fungsi otak akibat organ hati tidak mampu
lagi menyaring zat racun dalam darah.
Infeksi aliran darah (bakteremia).
Sindrom hepatorenal, adalah kegagalan ginjal progresif.
Gejala Peritonitis
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Peritonitis memiliki
beberapa gejala umum, yaitu:
Bagi penderita gagal ginjal yang sedang menjalani tindakan dialisis peritoneal, cairan yang
mengalir ke kantung penampung akan terlihat lebih keruh dan bisa mengandung bintik putih
atau gumpalan.
Anda mungkin tidak akan merasa kesakitan sama sekali jika peritonitis disebabkan oleh
sirosis (kerusakan fungsi hati). Anda hanya akan merasa tidak enak badan atau muncul
komplikasi dari penyakit hati berupa penumpukan cairan di rongga perut.
Penyebab Peritonitis
Infeksi pada peritoneum bisa disebabkan oleh bakteri atau jamur. Jika dibedakan dari asal
infeksinya, peritonitis dibagi menjadi dua jenis: peritonitis sekunder dan primer.
Peritonitis yang terjadi akibat penyebaran infeksi dari bagian tubuh lain biasa disebut
peritonitis sekunder. Beberapa penyebab peritonitis sekunder adalah penyakit radang
panggul, kelainan pencernaan seperti penyakit Crohn, pembedahan, robeknya ulkus atau
tukak lambung, divertikulitis, luka parah pada perut akibat tusukan pisau atau tembakan,
pecahnya usus buntu, dan peradangan pada pankreas (pankreatitis akut).
Sedangkan peritonitis primer adalah infeksi yang langsung muncul pada peritoneum.
Biasanya, peritonitis primer terjadi akibat jaringan parut pada hati (sirosis atau kerusakan
fungsi hati) atau karena prosedur medis (contohnya dialisis peritoneal).
Diagnosis Peritonitis
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang
menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Beberapa hal yang biasanya
dilakukan dokter untuk mendiagnosis peritonitis adalah:
Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa bagian perut penderita. Jika menderita
peritonitis, biasanya, dinding perut akan terasa sakit saat disentuh.
Tes darah dan tes urine. Tes ini untuk memastikan adanya infeksi.
Pembedahan eksplorasi.
Uji pencitraan. Dokter akan merekomendasikan penderita untuk menjalani
pencitraan sinar-X, CT scan, atau ultrasound. Prosedur ini untuk memeriksa adanya
lubang atau robekan lain pada saluran pencernaan.
Analisis cairan peritoneum (parasintesis). Dokter akan mengambil sampel cairan
peritoneum untuk memastikan adanya infeksi.
Bagi yang menjalani prosedur dialisis peritoneal, dokter juga akan memeriksa cairan dialisis
untuk mendiagnosis peritonitis.
Agar lebih mudah untuk dimonitor, penderita peritonitis akan disarankan untuk menjalani
rawat inap di rumah sakit. Beberapa penanganan bagi penderita peritonitis adalah:
Bagi seseorang yang menjalani tindakan dialisis peritoneal, ada beberapa langkah untuk
menghindari peritonitis yaitu:
Peritonitis adalah peradangan peritoneum. Peritoneum adalah lapisan tipis jaringan yang
menutupi bagian dalam perut Anda dan sebagian besar organ. Peradangan biasanya
merupakan hasil dari infeksi jamur atau bakteri yang disebabkan oleh cedera perut, kondisi
medis yang mendasari, atau perawatan perangkat, seperti kateter dialisis atau makan tabung.
Peritonitis adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. antibiotik
intravena yang cepat diperlukan untuk mengobati infeksi. Pembedahan kadang-kadang
diperlukan untuk menghilangkan jaringan yang terinfeksi. infeksi dapat menyebar dan
menjadi hidup mengancam jika tidak segera diobati.
Gejala peritonitis
Gejala bervariasi tergantung pada penyebab infeksi yang mendasari. Gejala yang sering
terjadi pada peritonitis meliputi:
Jika Anda berada dalam kondisi dialisis peritoneal, cairan dialisis mungkin buram atau
memiliki bintik-bintik putih atau gumpalan di dalamnya. Anda juga dapat melihat adanya
kemerahan atau merasa sakit di sekitar kateter.
Tes darah, yang disebut hitung darah lengkap (CBC) dapat mengukur jumlah sel darah putih
Anda. Jumlah sel darah putih yang tinggi biasanya menandakan peradangan atau infeksi.
Kultur darah dapat membantu mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan infeksi atau
peradangan.
Jika Anda memiliki penumpukan cairan di perut Anda, dokter dapat menggunakan jarum
untuk mengambil sejumlah cairan dan mengirimkannya ke laboratorium untuk analisis
cairan. Kultur cairan juga dapat membantu mengidentifikasi bakteri.
Tes pencitraan, seperti CT scan dan sinar-X, dapat menunjukkan perforasi atau lubang di
peritoneum Anda.
Jika Anda dalam kondisi dialisis, dokter mungkin mendiagnosis Anda berdasarkan
penampilan cairan dialisis yang berawan atau keruh.
Jika perut telah terinfeksi, abses (kumpulan nanah), atau radang, pasien membutuhkan
pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi.
Jika Anda dalam kondisi dialisis dan mengalami peritonitis, Anda harus menunggu sampai
infeksi bersih untuk menerima dialisis lagi. Jika infeksi berlanjut, Anda mungkin perlu
beralih ke berbagai jenis dialisis lainnya (selain dialisis peritoneum).
Komplikasi peritonitis
Jika tidak segera diobati, infeksi dapat memasuki aliran darah Anda, menyebabkan syok dan
kerusakan organ-organ lain. Hal ini dapat berakibat fatal.
Ensefalopati, yang merupakan hilangnya fungsi otak yang terjadi ketika hati tidak bisa
lagi membuang zat beracun dari darah Anda
Sindrom hepatorenal, yaitu gagal ginjal yang progresif akibat kegagalan hati
Sepsis, yang merupakan reaksi parah yang terjadi ketika aliran darah menjadi
kewalahan oleh bakteri
STROKE
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan
atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak.
Stroke adalah kondisi kesehatan yang serius yang membutuhkan penanganan cepat.
Ketika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terputus, maka sel-sel otak
akan mulai mati. Karena itu semakin cepat penderita ditangani, kerusakan yang terjadi pun
semakin kecil bahkan kematian bisa dihindari. Jika Anda merasakan serangan stroke atau
melihat orang lain terserang stroke, segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans.
Gejala stroke
Cara bicara penderita tidak jelas atau kacau, bahkan ada juga penderita yang tidak
bisa bicara sama sekali walau mereka terlihat sadar
Mata dan mulut pada salah satu sisi wajah penderita terlihat turun
Lengan si penderita mengalami kelumpuhan saat terserang stroke, karena itu mereka
tidak mampu mengangkat salah satu atau bahkan kedua lengannya
Otak dapat berfungsi dengan baik jika pasokan oksigen dan nutrisi yang disediakan darah
mengalir dengan baik. Jika pasokan darah terhambat, maka otak akan rusak, bahkan
seseorang yang terkena stroke bisa meninggal.
Jenis stroke jika dilihat dari penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Stroke iskemik terjadi jika pasokan darah berhenti akibat gumpalan darah dan
stroke hemoragik terjadi jika pembuluh darah yang memasok darah ke otak pecah.
Ada juga yang disebut TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan. TIA terjadi ketika
pasokan darah ke otak mengalami gangguan sesaat yang biasanya diawali dengan gejala
pusing, penglihatan ganda, tubuh secara mendadak terasa lemas, dan sulit bicara.
Meski hanya sesaat, tetap harus ditangani secara serius. Karena hal ini biasanya merupakan
peringatan akan datangnya serangan stroke berat.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, terdapat sekitar 12 penderita stroke per
1000 penduduk Indonesia. Stroke juga merupakan penyakit pembunuh nomor satu di
Indonesia.
Orang-orang yang usianya lebih dari 65 tahun paling berisiko terkena stroke. Namun dua
puluh lima persen stroke terjadi pada orang-orang yang berusia di bawah 65 tahun, termasuk
anak-anak.
Orang-orang yang merokok, kurang olah raga, dan memiliki pola makan yang buruk juga
rentan terhadap stoke. Selain itu orang-orang yang sirkulasi darahnya terganggu akibat
tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung tidak teratur atau fibrilasi atrium, dan
diabetes, juga lebih rentan terhadap stroke.
Diagnosis stroke
Stroke dapat berdampak pada kehidupan dan kesejahteraan Anda dalam berbagai aspek.
Proses rehabilitasinya spesifik dan tergantung pada gejala yang Anda alami dan seberapa
parah gejala tersebut. Sejumlah ahli dan spesialis bisa membantu. Diantaranya adalah,
psikolog, ahli terapi okupasi, ahli terapi bicara, perawat dan dokter spesialis, serta fisioterapi.
Kerusakan akibat stroke bisa meluas dan berlangsung lama. Sebelum pulih seperti sedia kala,
penderita harus melakukan rehabilitasi dalam periode panjang. Namun sebagian besar dari
mereka tidak akan pernah pulih sepenuhnya.
Pencegahan stroke
Stroke dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Risiko mengalami stroke akan
berkurang jika Anda makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan
minum alkohol sesuai takaran. Berusaha menurunkan tingkat kolesterol dan tekanan darah
tinggi dengan obat-obatan juga bisa mengurangi risiko terkena stroke. Pada sebagian orang,
obat-obatan untuk mencegah pembekuan darah serta obat untuk menjaga kadar normal gula
darah juga penting untuk mencegah terjadinya stroke.
Komplikasi stroke
Jumlah penderita stroke di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Pada akhir tahun 2012 lalu,
sebuah lembaga mencatat telah terjadi sekitar 500.000 kasus penderita stroke dengan angka 12.500
orang meninggal akibat penyakit tersebut. Sementara sisanya mengalami cacat, baik ringan maupun
berat. Karena itu pengobatan awal serta pencegahan menjadi perang penting dalam memerangi
stroke.
Ada dua faktor yang merupakan penyebab stroke yaitu resiko medis dan resiko perilaku
Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga dan setiap orang harus memperoleh informasi yang jelas
dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan otak yang secara sederhana mempunyai lima tanda-
tanda utama yang harus dimengerti dan sangat difahami. Hal ini penting agar semua orang
mempunyai kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke.
Rasa bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan lemas pada muka, tangan atau
kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja
Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti
Satu mata atau kedua matamendadak kabur
Mendadak sukar berjalan, terhuyung dan kehilangan keseimbangan
Mendadak merasa pusing dan sakit kepala tanpa diketahui sebab musababnya
Selain itu harus dijelaskan pula kemungkinan munculnya tanda-tanda ikutan lain yang bisa timbul
dan atau harus diwaspadai, yaitu;
Adapun, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan termasuk
membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah 10 langkah yang dapat Anda lakukan
guna menghindarkan diri dari serangan stroke.
Dengan mengenali tentang gejala dan penyebab serta resiko stroke, diharapkan kita semua lebih
waspada dan hati-hati dengan selalu menjaga kesehatan. Semoga bermanfaat.
6. Kurangi garam
Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.
9. Kurangi alkohol
Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu menguranginya berarti
menghindarkan Anda dari tekanan darah tinggi.