Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK DASAR-DASAR GIZI

OLEH :

FANY SARI HARNUM K11108030


FITRIANI SUDIRMAN K11108251
NURUL HAIRUNNISA A K111 08258
SYARIFAH ADRIANA K11108259
RINI ARYANI Y K11108260

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2009

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG

Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama


yang kemungkinan disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi, sehingga
zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan perumbuhan
tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya. Banyak anak
yang bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi buruk. Jika
sudah terlalu lama maka akan terjadi Kekurangan Energi Kronik (KEK). Pada keadaan ini
banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka
kematian ibu dan anak. Berdasarkan data SDKI tahun 1997 menunjukkan angka kematian
bayi adalah 52.2 per 1000 kelahiran hidup dan dari data SDKI tahun 1994 angka
kematian ibu adalah 390 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan dari data
Susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah 27.6 %.
Sedangkan Dari hasil observasi yang dilakukan pada bulan September 2005 di
Kabupaten Banjarnegara diperoleh data dimana kejadian status gizi buruk khususnya
yang menderita KEK pada ibu hamil sejumlah 452 dari 4.802 ibu atau 9,41%. (Dinkes
Banjarnegara).

I.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan KEK ?
2. Apa yang menjadi indikator KEK?
3. Siapakah yang berisiko menderita KEK?
4. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya kasus KEK pada ibu
hamil(penyebab terjadinya KEK pada Bumil) ?
5. Apa dampak yang diakibatkan dari KEK pada Bumil?
6. Bagaimana cara pencegahan penyakit KEK?
7. Bagaimana menilai status gizi Bumil?

I.3 TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui tentang KEK dengan
mengkaji pengertiannya, indikator KEK, orang ynag berisiko terkena KEK, faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya KEK,dampak yang ditimbulkan oleh KEK pada
Bumil, pencegahannya serta penilaian status gizi Bumil.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Kekurangan Energi Kronik
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita atau
ibu mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau
menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada wanita atau ibu
hamil .
 
II.2 Indikator KEK
Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA <23,5 cm. Ibu hamil
yang menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal
atau risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).

II.3 Kelompok Berisiko Menderita KEK

 wanita usia subur (15-49 tahun) dengan LILA < 23.5 cm (berisiko KEK)

 Ibu hamil dengan kadar Hb <10 g/dl mempunyai risiko 2.25 kali lebih tinggi
untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil dengan kadar Hb
di atas 10 g/dl , dimana ibu hamil yang menderita anemia berat mempunyai risiko
untuk melahirkan BBLR 4.2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dan ibu
yang tdak anemia berat.

II.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Penyebab) Terjadinya KEK Pada Bumil


Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil diantaranya
adalah jumlah energi yang dikonsumsi, paritas, jarak kelahiran, usia ibu, adanya
penyakit infeksi, konsumsi tablet besi, beban kerja , pengetahuan ibu hamil
tentang gizi dan kesehatan, pendapatan keluarga dan pantangan makan
(Soetjiningsih, 1995: 103).
a. Jumlah Energi Yang Dikonsumsi
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan untuk
wanita tidak hamil. Adapun kebutuhan makanan tersebut adalah
Tabel Kebutuhan Makanan Ibu Hamil Per Hari

Sumber: makanan ibu hamil


b. Konsumsi Kafein (Merokok, Minuman Beralkohol)
Kafein adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak
dan system syaraf. Kafein bukan merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh, karena efek yang ditimbulakan kafein lebih banyak yang negatif dari
pada positifnya salah satunya adalah gangguan pencernaan (kafein dan wanita,
2004). Dengan adanya gangguan pencernaan makanan maka akan menghambat
penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan janin.
c. Paritas
Paritas adalah berapa kali seorang ibu telah melahirkan. Dalam hal ini ibu
dikatakan terlalu banyak melahirkan adalah lebih dari 3 kali. Manfaat riwayat
obstetrik ialah membantu menentukan besaran kebutuhan akan zat gizi karena
terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh (Arisman, 2004: 8).
d. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran adalah tiap berapa tahun seorang ibu melahirkan. Ibu
dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran 21 anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas
hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan
jarak kelahiran dibawah dua tahun. (Siswanto Aguswilopo, 2004: 5)
e. Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. (Yayuk
Farida Baliwati, 2004: 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20
tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang
masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi
selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik
adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun.
f. Penyakit Infeksi/Status Kesehatan
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi sebagai
akibat menurunya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan dalam saluran
pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya penyakit.. Penyakit
infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat
mempermudah infeksi. Penyakit yang umumnya terkait dengan masalah gizi
antara lain diare, tuberculosis, campak dan batuk rejan (I Dewa Nyoman
Supariasa, 2002: 187). Hampir semua penyakit infeksi yang berat yang diderita
pada waktu hamil dapat mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau Berat Badan
Lahir Rendah (Soetjiningsih, 1995: 131).
g. Beban Kerja/Aktivitas
Pada orang dewasa zat-zat gizi digunakan untuk aktifitas / kerja (Leane Suniar,
2002: 14). Kebutuhan energi untuk kegiatan ringan, sedang, berat dan sangat
berat berbeda, makin berat kegiatan/pekerjaan yang dilakukan makin banyak juga
energi yang dibutuhkan. Perhitungan rata-rata orang bekerja sehari adalah 8 jam
(Depkes RI, 1991: 159).
h. Pendapatan Keluarga
Faktor ekonomi berhubungan dengan tingkat pendapatan dan melahirkan daya
beli seseorang atau sekelompok orang apabila tingkat pendapatan tersebut
seimbang dengan jumlah anggota keluarga yang menjadi bebannya. Besarnya
suatu keluarga serta komposisi dari suatu keluarga dan tingkat pendapatan
keluarga berasosiasi dengan kualitas dan kuantias diet yang berlaku didalam
keluarga itu (Mulyono Joyomartono, 2004: 98)
i. Sosial budaya masyarakat
Kebiasaaan sosial seperti pantang makan dapat mempengaruhi gizi ibu hamil. Hal
ini disebabkan karena makanan dan minuman yang dipantang menggangu
kesehatan dan jasmani atau rohani bagi pemakannya atau peminumnya.
Sedangkan pantangan atau larangan yang berdasarkan kepercayaan umumnya
mengandung lambang atau nasihat yang dianggap baik dan tidak baik yang
lambat-laun menjadi kebiasaan (adat), terutama masyarakat sederhana.
j. “Women who worked in agriculture or at home had a 28% to 38% higher risk of
chronic energy deficiency than non-agricultural workers. Women who did not
answer questions about the use of contraceptive methods had almost twice the
risk of chronic energy deficiency as women who used contraceptives. Not owning
a television set or a radio was associated with chronic energy deficiency.”

II.5 Dampak Yang Ditimbulkan Akibat KEK

Kondisi anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil
mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara
lain meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran
premature dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Hasil survey menunjukkan
bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil masih sangat tinggi, yaitu 51 persen,dan
pada ibu nifas 45 persen. Sedangkan prevalensi wanita usia subur (WUS)
menderita KEK pada tahun 2002 adalah 17,6 persen. Tidak jarang kondisi anemia
dan KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan, partus
lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.Malnutrisi
bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga
mengancam keselamatan janin. Ibu yang bersikeras hamil dengan status gizi
buruk, berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar
dibandingkan ibu dengan status gizi baik, disamping kemungkinan bayi mati
sebesar 1.5 kali.

II.6 PENCEGAHAN KEK

a. Pelayanan Kesehatan (Perawatan Ante Natal)


Untuk memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus melakukan kunjungan
ke tenaga kesehatan. Karena pemeriksaan kenaikan berat badan perlu dilakukan
denagn teliti, jangan sampai wanita hamil menjadi terlalu gemuk untuk
menghindarkan kesulitan waktu melahirkan kelak. Dan bahkan jangan sampai
terlalu kurus karena dapat membahayakan keselamatan dirinya dan janin yang
dikandungnya.( Sjahmien Moehji, 2003: 23)
b. Konsumsi Tablet Besi (Fe)
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau
zat besi. Jumlah Fe yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat
meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan, seorang ibu
hamil menyimpan zat besi kurang dari 1.000 mg. Berdasarkan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998, seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi
rata-rata 20 mg per hari. Sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi
normal rata-rata 26 mg per hari (umur 20-45 tahun) (Zulhaida Lubis, 2003).
c. Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Kesehatan
Bagian penting dari pengelolaan gizi adalah pengetahuan. Menurut Sediaoetama
tingkat pengetahuan akan mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat
maka pengetahuan nutrisi dan praktik nutrisi bertambah baik. Usaha-usaha untuk
memilih makanan yang bernilai nutrisi makin meningkat, ibu-ibu rumah tangga
yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi
dari pada yang kurang bergizi. (Mulyono Joyomartono, 2004: 98)
d. Status Gizi Sebelum Hamil
Untuk mencegah risiko KEK pada ibu hamil sebelum hamil wanita usia subur
(WUS) sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LLA tidak
kurang dari 23.5 cm. apabila LILA ibu sebelum hamil kuarang dari 23.5 cm
sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak berisiko melahirkan BBLR.
e. Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein –
termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan
yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu
sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat
ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada
anak-anak atau remaja yang tidak terlalu suka makan.
f. Pemberian makanan tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang menderita KEK
dan berasal dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb walaupun besar
peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik. Terlihat juga
penurunan prevalensi anemia pada kelompok kontrol jauh lebih tinggi dibanding
pada kelompok perlakuan.
g. “Answers to problem of malnutrition already exist within the community.
Building capability of women in the household relying on good traditional
dietary practices will have more impact in improving malnutrition as also self-
reliance with ownership and responsibility resting with people. In our experience
this model yields more results than depending on nutrition supplements such as
Iron and Folic Acid, Vitamin A and supplementary nutrition as advocated by so
called 'external experts on nutrition'. Best nutrition experts are in the community,
the mothers, the parents and the women. Let us support and learn more from
them for wider application of community based actions, for better nutrition.”

II.7 Menilai status gizi Ibu Hamil

 Mengukur lingkar lengan atas(LILA)

Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS) umur
15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil
pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa
besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang
Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA <23,5cm. Dari hasil survei BPS tahun
2000-2005 gambaran risiko KEK yang diukur berdasarkan LILA menurut kelompok
umur menunjukkan bahwa persentase wanita usia subur dengan LILA < 23.5 cm
(berisiko KEK) umur 15-49 tahun rata-rata adalah 15.49.

 Mengukur tekanan darah

Penelitian Saraswati dan Sumarno (1998) menunjukkan bahwa ibu hamil dengan
kadar Hb <10 g/dl mempunyai risiko 2.25 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR
dibandingkan dengan ibu hamil dengan kadar Hb di atas 10 g/dl , dimana ibu hamil yang
menderita anemia berat mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR 4.2 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan ibu yang tdak anemia berat.

 Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

Berat badan (BB) sebelum hamil dan perubahan BB selama kehamilan berlangsung
merupakan parameter klinik yang penting untuk memprediksi berat badan lahir bayi.
Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat badan rendah
sebelum hamil, atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil cenderung
melahirkan bayi BBLR (Sayogo, 1993).Menurut Husaini kenaikan berat badan yang
dianggap baik untuk orang Indonesia ialah 9 kg. kenaikan berat badan ibu tidak sama,
tetapi pada umumnya kenaikan berat badan tertinggi adalah pada umur kehamilan 16 – 20
minggu, dan kenaikan yang paling rendah pada 10 minggu pertama kehamilan.Hasil
penelitian di Bogor, menunjukkan bahwa kenaikan berat badan pada trisemester pertama
adalah 1,0 kg, pada trisemester kedua 4,4 kg, dan pada trisemester ketiga 3,8 ketiga 3,8
kg (Husaini, dkk, 1986).Saat kehamilan tubuh wanita mengalami perubahan khususnya
genitalia ekstema, interna dan mammae. Berat badan akan naik 6,5 – 16,5 kg terutama
pada kehamilan 20 minggu terakhir (2 kg/bulan).

BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung
lama atau menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan
dimana remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK.
Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA <23,5 cm.

Ibu Hamil yang menderita KEK sangat beresiko melahirkan BBLR


dimana berat bayi kurang dari 2500 gram. Cara pencegahan KEK adalah dengan
mengkonsumsi berbagai makanan bergizi seimbang dengan pola makan yang
sehat.

III.2 SARAN

Disarankan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan program penyuluhan


tentang gizi seimbang dan bagi remaja lebih meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung sumber zat besi seperti sayuran hijau,potein hewani(susu, daging,telur) dan
penambahan suplemen zat besi. Dan untuk para pembaca sebaiknya juga memperhatikan
gizi dan pola makan sehari-harinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Combating Malnutrition in India Through Community Efforts.


http://www.indmedica.com/journals.php. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2009.
Anonim. 2009. Makalah KEK. chinue.wordpress.com. Diakses pada tanggal 11 Oktober
2009.

Anonim. Kurang Energi Kronik. www.gizi.net/kebijakan-gizi/download/GIZI


%20MAKRO.doc. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2009.

Anonim. Program Perbaikan Gizi Makro.


http://118.98.213.22/choirul/how/k/kesehatan/7_GIZI%20MAKRO.pdf. Diakses
pada tanggal 11 Oktober 2009.

Hadi, Hamam. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasi Nya Terhadap
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional.
Hidayanti, Healthy. 2006. Status Gizi Ibu Hamil dan Kejadian BBLR. Makassar : FKM
UH.
Lubis, Zulhaidah. 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang
Dilahirkan. zulhaida@.telkom.net. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2009.
Nurdiati, Detty Siti dkk. Concurrent prevalence of chronic energy deficiency and obesity
among women in Purworejo, Central Java, Indonesia.
http://www.unu.edu/unupress/food/fnb19-4.pdf#page=31. Diakses pada tanggal 11
Oktober 2009.

Surasih, Halym. 2006. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keadaan Kurang


Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/1261.pdf. Diakses pada
tanggal 11 Oktober 2009.

Susilowati. 2008. Dampak Anemia dan Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil.
www.eurekaindonesia.org/dampak-anemia-dan-kekurangan-energi-kronik-pada-
ibu-hamil/. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2009

Anda mungkin juga menyukai