Anda di halaman 1dari 21

PEMANFAATAN BUAH BELIMBING WULUH SEBAGAI PENNGANTI

BATU BARA PADA BATERAI ABC

DISUSUN OLEH:

MUSA PRAYOGA (D041191049)

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2019
KATA PENGANTAR

Marilah kita rendahkan diri, membuang rasa congkak, untuk senantiasa


tunduk dan patuh kepada-Nya, pencpipta dari segala macam ciptaan, pemberi
kehidupan setiap mahluk, pengatur pergantian siang dan malam, penentu hidup
dan mati, ialah Allah Subhana Wa Ta’ala, yang mengasihi tanpa pernah pilih
kasih, memberkahi kepada setiap orang yang dikehendaki, dan pada saat ini kita
masih diberi rezeki yang tak tertandingi, anggota badan yang masih
bersinergidasarnya adalah sebagai laporan akhir dari praktikum saya.

Tak lupa pula marilah kita senantiasa menghanturkan shalawat serta salam
kepada baginda Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam, dia adalah
manusia terbaik sepanjang masa, yang rasa cintanya kepada kita melebihi rasa
cinta orang tua kita sendiri, air matanya untuk kita mendahului air mata siapapun,
yang membela dan memperjuangkan keadilan, dan menjadi panutan bagi kita
semua.

Sebagai pengantar penulis ingin menyampaikan bahwa jurnal praktikum


ini berdasarkan studi kepustakaan yang insya Allah kredibel karena dalam
prosesnya penulis sudah memaksimalkan upaya dan selalu memberikan yang
terbaik, namun demikian kita semua mengetahui bahwa kesempurnaan hanyalah
milik Sang Pencipta oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, melalui kesempatan ini pula penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang memberikan sumbangsi yang
begitu besar dalam penyusunan jurnal ini, penulis hanya bisa berdoa semoga
Allah membalas kebaikan mereka dengan kebaikan yang setimpal.

Gowa, 04 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

     A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1

     B. Rumusan Masalah........................................................................................2

     C. Tujuan Penelitian........................................................................................2

     D. Manfaat Penelitian......................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4

A. Belimbing Wuluh......................................................................................4
1. Definisi Belimbing Wuluh..................................................................4
2. Ciri-ciri Belimbing Wuluh..................................................................4
3. Kandungan Senyawa Kimia................................................................5
4. Manfaat Belimbing Wuluh..................................................................5
B. Baterai........................................................................................................6
1. Definisi Baterai....................................................................................6
2. Komponen dan Prinsip Kerja Baterai..................................................7
a. Anoda ...........................................................................................8
b. Katoda ...........................................................................................8
c. Elektrolit........................................................................................8
3. Jenis-jenis Baterai................................................................................9
a. Baterai Nikel-Kadmium................................................................9
b. Sel Aki...........................................................................................10
c. Baterai Kering ABC......................................................................10
d. Baterai Ion Lithium.......................................................................11
C. Potensi Listrik Belimbing Wuluh..............................................................12

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................14

A. Jenis Penelitian..........................................................................................14
B. Sumber Data..............................................................................................14
1. Sumber Eksperimen.............................................................................14
2. Sumber Pustaka...................................................................................14

iii
C. Variabel dan Sampel..................................................................................14
1. Variabel...............................................................................................14
a. Variable Bebas...............................................................................14
b. Variable Terikat ............................................................................14
c. Variable Kontrol............................................................................14
2. Sampel ................................................................................................15
D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data....................................................15
E. Teknik Analisis Data.................................................................................15
1. Pengumpulan Data...............................................................................15
2. Reduksi Data.......................................................................................16
3. Penyajian Data.....................................................................................16
4. Penyimpulan Data...............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam kehidupan sehari-hari tentu mendengar kata baterai bukan lagi hal
yang asing bagi kita selaku pemakai barang barang elektronik. Baterai sendiri
adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya
menjadi energi listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat elektronik.
Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone,
Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai
sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan
kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik, sehingga dapat
dengan mudah dibawa kemana-mana. Pada dasarnya ada dua jenis baterai
yang biasa kita pakai untuk keperluan sehari-hari yakni baterai yang
digunakan sekali saja (Single use) dan baterai yang dapat diisi ulang
(Rechargeable).

Salah satu baterai yang paling mudah untuk kita jumpai adalah baterai
Zinc-Karbon (seng-karbon). Baterai ini sering disebut sebagai baterai kering,
disebut demikian karena sel volta jenis ini menggunakan elektrolit dalam
bentuk padat atau pasta. Baterai ini terdiri dari bahan Zinc yang berfungsi
sebagai Terminal Negatif dan juga sebagai pembungkus Baterainya.
Sedangkan Terminal Positifnya adalah terbuat dari Karbon yang berbentuk
Batang (Rod).

Baterai kering terdiri dari anode berupa silinder yang dilapisi dengan Zn,
katode yang berbentuk batang grafit (Karbon), merupakan elektrode inert.
Sifat elektrolit baterai muncul akibat adanya campuran dari mangan dioksida
( MnO2), Zink klorida ( ZnCl2), amonium klorida ( NH4Cl ), air dan serbuk
karbon. Baterai kering ini banyak digunakan pada radio, senter, mainan dan
sejenisnya. Potensial sel dari baterai sekitar 1,5 V dan menurun sejalan
dengan N lama pemakaian sehingga harga di pasaran sangat murah.

1
Karena usia pemakaian baterai kering tidak lama maka saya berusaha
untuk mencari solusi agar masalah tersebut dapat diatasi melalui penggunaan
buah belimbing sebagai sumnber energi listrik pada baterai seng-karbon ini.
Belimbing wuluh atau disebut juga belimbing sayur, belimbing asam atau
belimbing buluh dengan nama latin Averrhoa bilimbi merupakan tanaman
yang mempunyai buah berasa asam yang kaya khasiat sering digunakan
sebagai bumbu sayuran atau campuran jamu. Adapun kandungan kimia yang
dimiliki oleh belimbing wuluh diantaranya mengandung flavonoid, steroid,
glikosida, protein, lemak, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C. Tak hanya itu
batang belimbing wuluh mengandung senyawa tanin, saponin, glukosida,
kalsium oksalat, sulfur, dan asam format.

Kandungan vitamin C dalam buah belimbing wuluh segar sebesar 25


miligram dalam 100 gram buah segar. Kandungan vitamin C ini mendekati
kandungan vitamin C jeruk nipis sebesar 27.00 miligram dalam 100 gram
buah segar. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi ini membuat tingkat
keasaman yang juga tinggi pada belimbing, sesuai dengan indikator suatu
larutan yang memiliki sifat elektrolit apabila memiliki derajat keasaman (pH)
yang tinggi maka dapat dibuktikan bahwa buah belimbing wuluh mampu
menghantarkan listrik atau dapat dijadikan sebagai sumber energi listrik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah belimbing sayur mampu mengahantarkan energi listrik?
2. Bagaimana memperoleh energy listrik dari belimbing sayur?
3. Dapatkah belimbing sayur menggantikan peran batang grafit pada
baterai?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk meneliti apakah belimbing sayur mampu menghasilkan energy
listrik.
2. Mengetahui manfaat belimbing sayur pada bidang kelistrikan

2
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis, untuk menambah pengalaman dalam membuat karya
tulis dan juga untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa
Indonesia.
2. Bagi masyarakat, sebagai energi alternatif pengganti energi tak
terbarukan.

3
BAB II

TINJAUAUN PUSTAKA

A. BELIMBING WULUH
1. Definisi Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh merupakan salah satu spesies dalam
keluarga belimbing (Averrhoa). Diperkirakan tanaman ini berasal
dari daerah Amerika tropik. Tanaman ini tumbuh baik di negara
asalnya sedangkan di Indonesia banyak dipelihara di pekarangan
dan kadang-kadang tumbuh secara liar di ladang atau tepi hutan.
Klasifikasi belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Roidae
Ordo : Geraiales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L.
2. Ciri-ciri Belimbing Wuluh
Tanaman berbentuk pohon dengan tinggi 5-10 m. Batang
tegak, bercabang, permukaan kasar, banyak tonjolan, warna hijau
kotor. Bunga majemuk, bentuk malai, tumbuh ditonjolan batang
atau cabang, panjang kelopak 6 mm, warna merah. Daun berbentuk
lanset dan berwarna ungu. Biji berbentuk lanset atau segitiga,
warna hijau saat muda dan berubah kuning kehijauan setelah tua.
Akar tunggang, warna coklat kehitaman.

4
Gambar 2.1 Belimbing Wuluh
Tanaman ini memiliki pohon yang kecil, berbunga
sepanjang tahun, bunga serta buahnya menempel pada batang.
Daunnya majemuk, anak daunnya berjumlah antara 10 sampai
dengan 20 pasang. Bunga belimbing wuluh hampir sama dengan
bunga mentimun, berbentuk silinder dengan panjang 5 sampai
dengan 7.5 cm. Bunga belimbing wuluh muncul pada batangnya.
Daging buah belimbing wuluh mempunyai biji dan panjangnya
sekitar 8 cm3.
3. Kandungan Senyawa Kimia
Buah belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L) mengandung
senyawa kimia yaitu asam format, asam sitrat, asam askorbat
(Vitamin C), saponin, tanin, glukosid, flavonoid, dan beberapa
mineral terutama kalsium dan kalium dalam bentuk kalium sitrat
dan kalium oksalat. Rasa asam belimbing wuluh terutama
ditentukan oleh asam sitrat.
Asam sitrat adalah zat padat kristalin yang sangat larut
dalam air, tidak berhidrat pada suhu 550 dan melebur pada suhu
1600. Ia merupakan asam tribasa, dan karenanya menghasilkan tiga
deret garam. Sitrat normal dari logam-logam alkali mudah larut
dalam air, sitrat logam lainnya larut sangat sedikit.
4. Manfaat Belimbing Wuluh
Sifat kimiawinya rasa asam dan bersifat sejuk. Berkhasiat
menghilangkan rasa sakit, memperbanyak pengeluaran empedu,
anti radang, peluruh kencing, astrigen, mengobati hipertensi, batuk
rejan, sariawan, pegal linu, gondongan, rematik, jerawat, dan panu.

5
Manfaat buah belimbing wuluh digunakan untuk pembuatan
acar, kari, dan diawetkan dalam bentuk sirup. Buah belimbing
wuluh ini juga digunakan untuk membersihkan logam dan
menghilangkan karat, dan untuk ramuan berbagai macam obat
tradisional (misalnya obat gangguan kulit dan demam).
B. BATERAI
1. Definisi Baterai
Baterai merupakan satu alat yang digunakan untuk
mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Perubahan ini
dilakukan dengan memanfaatkan prinsip transfer elektron dari satu
material ke material lainnya melalui sirkuit elektrik. Baterai saat ini
banyak digunakan sebagai sumber suplai tenaga listrik bagi
perangkat-perangkat elektronik, sehingga kita bisa menggunakan
perangkat elektronik tanpa harus menghubungkannya secara
langsung dengan sumber listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh
baterai berasal dari konversi energi kimia karena di dalamnya
terjadi reaksi reduksi - oksidasi (redoks).
Baterai berbeda dengan kapasitor, namun sama-sama
berfungsi sebagai penyimpan energi. Kapasitor menyimpan energi
lebih banyak dibandingkan dengan baterai yang biasa kita
gunakan.

Gambar Sel Baterai

6
Baterai mengubah energi kimia menjadi energi listrik
karena terjadi reaksi redoks dalam sel nya. Maka dari itu
komponen penyusun baterai itu sendiri tersusun atas elektroda
positif (katoda), elektroda negatif (anoda) dan larutan elektrolit.
Katoda merupakan bagian dimana terjadi proses oksidasi
sedangkan anoda merupakan bagian dimana terjadinya proses
reduksi. Sedangkan larutan elektrolit merupakan satu medium
transfer elektron antara katoda dan anoda. Sehingga dengan adanya
tiga komponen utama tersebut, reaksi redoks dapat berlangsung
dan bisa mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
2. Komponen dan Prinsip Kerja Baterai
Sedikit mengulang mengenai definisi baterai, baterai
merupakan satu alat yang digunakan untuk mengkonversi energi
kimia menjadi energi listrik. Konversi energi ini dilakukan dengan
memanfaatkan prinsip transfer elektro dari satu material ke
material lainnya melalui sirkuit elekttrik. Hasil yang didapat dari
proses transfer elektron tersebut adalah oksidasi dari agen
pereduksi yang tidak lain adalah anoda dan reduksi dari agen
pengoksidasi atau katoda. Dimana dalam hal ini, pengertian
reduksi itu sendiri merupakan keadaan dimana material
mendapatkan tambahan elektron dan sebaliknya oksidasi
merupakan keadaan dimana material kehilangan elektron. Sehingga
proses yang mendasari kinerja baterai ini adalah proses redoks atau
yang biasa kita kenal dengan reaksi reduksi –oksidasi.
Proses yang berlangsung dalam sebuah baterai
menggunakan prinsip reaksi redoks. Sehingga, komponen –
komponen yang menyusun sebuah sel baterai terdiri aras sebuah
anoda, sebuah katoda, larutan elektrolit, dan separator atau pemisah
antara katoda dan anoda. Di bawah ini adalah penjelasan yang
lebih mendalam mengenai komponen – komponen tersebut.

7
a. Anoda
Merupakan elektroda negatif yang berperan sebagai elektroda
pereduksi. Anoda ini memberikan elektron yang dimilikinya
sehingga mengalami oksidasi selama proses berlangsung. Anoda
ini terbuat dari material yang memiliki elektron valensi yang sangat
sedikit. Sebagai contoh logam yang berperan sebagai anoda atau
elektroda negatif adalah seng (Zn).
b. Katoda
Merupakan elektroda positif yang lebih dikenal sebagai
elektroda pengoksidasi. Elektroda ini dibuat sedemikian rupa untuk
bisa menangkap elektron sehingga elektroda ini akan tereduksi
selama proses berlangsung. Katoda pada umumnya terbuat dari
material dengan elektron valensi yang hampir penuh.
c. Elektrolit
Elektrolit ini biasanya berupa larutan asam, basa atau garam
karena larutan tersebut sangat bersifat konduktor ionik.Namun,
elektrolit tidak harus selalu berupa larutan. Elektrolit bisa berupa
bubuk kering atau pasta. Elektrolit ini berperan sebagai media
transfer antara katoda dan anoda.Saat elektron melewati sirkuit
eksternal, material elektroda dibagian dalam sel berubah menjadi
ion – ion. Untuk bisa mempertahankan aliran proses, maka ion–ion
tersebut harus melewati elektrolit yang berupa asam, basa atau
garam tadi.
Proses kerja yang terjadi dalam baterai ini menggunakan
prinsip reaksi reduksi oksidasi. Elektroda Zn mengandung atom
negatif dengan jumlah yang sangat banyak sedangkan di sisi lain
elektroda Cu mengandung atom positif yang melimpah. Kemudian,
saat kedua elektroda ini dimasukkan ke dalam larutan elektrolit,
reaksi kimia kemudian berjalan. Reaksi kimia berjalan sesuai
dengan sifat keelektronegatifan. Dimana elektroda dengan nilai

8
yang lebih negatif akan memberikan elektronnya kepada elektroda
yang lebih positif.
Dari reaksi tersebut, baterai akan mampu mengubah energi
kimia dari komponen yang terkandung di dalamnya menjadi energi
listrik. Proses konversi ini akan terus menerus terjadi, hingga pada
satu titik salah satu elektrodanya tidak mampu menyuplai elektron
lagi. Sehingga baterai akan menjadi tidak berfungsi atau mati.

Gambar Bagian dalam Baterai


3. Jenis-Jenis Baterai
a. Baterai Nikel-Kadmium
Baterai Ni-Cd memiliki kemiripan dengan baterai timbal.
Namun, pada baterai ini, masih sangat dimungkinkan untuk
membuatnya dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan dari
baterai timbal. Baterai ini juga bisa diisi ulang karena merupakan
satu produk dari reaksi padat. Pada umumnya, baterai Ni-Cd
diaplikasikan pada telepon gengg
am, lampu senter, radio, dan mainan anak –anak. Kelebihan
dari baterai ini adalah harganya yang murah dan ukurannya yang
kecil sehingga mudah disimpan dan dibawa kemana-mana.

9
Gambar Ni-Cd

b. Sel Aki
Sel aki ini sangat banyak digunakan saat ini terutama dalam
industri transportasi. Dimana dengan keberadaan sel aki ini,
kendaraan seperti mobil dan motor yang kita gunakan bisa
bergerak. Sel ini disusun oleh elektroda negatif berupa timbal,
elektroda positif berupa timbal oksida dengan larutan elektrolit
berupa asam sulfat.

Gambar Sel Aki


c. Baterai Kering ABC
Baterai alkaline merupakan satu contoh baterai sel kering yang
bisa dikatakan memiliki popularitas yang sangat tinggi di
masyarakat. Hal ini dilihat dari jumlahnya yang sangat banyak
dipasaran.Penggunaan baterai alkaline ini juga sangat akrab di
masyarakat karena digunakan untuk keperluan harian seperti
remote televisi dan senter. Dalam baterai alkaline ini, digunakan

10
padatan KOH sebagai pengganti NH4Cl jika dibandingkan dengan
baterai pada umumnya. Sehingga tidak ditemukan masalah korosi
pada sel yang membuat sel ini menjadi tahan lama.

Gambar Alkaline

d. Baterai Ion Lithium


Baterai ion lithium merupakan satu baterai yang pada
umumnya digunakan dalam alat elektronik seperi telepon genggam
atau kamera. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang bisa diisi
ulang. Selain itu, baterai ini memiliki densitas yang baik dan
penggunaannya juga tahan lama. Selain digunakan untuk peralat
elektronik, baterai ini juga banyak digunakan pada kendaraan
listrik dan militer.

11
Gambar Baterai Ion Lithium

C. POTENSI LISTRIK BELIMBING WULUH


Belimbing wuluh mengandung banyak zat tanin, saporin, glukosa
sulfur, asam format, peroksida, flavonoid, serta triterpenoid. Larutan
senyawa seperti asam format merupakan larutan elektrolit yang bisa
digunakan dalam percobaan Sel Gavani untuk menghantarkan ion ion dari
anoda ke katoda dan menghasilkan arus listrik.
Energi listrik ini tercipta karena belimbing wuluh yang memiliki
tingkat keasaman tinggi dapat menghantarkan ion dan elektron yang ada
pada lempengan tembaga dan seng, sehingga terciptalah arus listrik. Rata-
rata, 10 butir belimbing wuluh ini mampu menciptakan tegangan listrik
hingga mencapai 2,5 volt atau setara dengan satu buah batu baterai kering.
Bahkan energi listrik dari belimbing sayur atau belimbing wuluh ini dapat
bertahan lama hingga mencapai satu bulan.
Cara pengolahan belimbing wuluh sebagai sumber energi listrik
dengan percobaan sel gavani. Pertama belimbing wuluh yang sudah kita
beli dan tersedia dipasar ini dicuci bersih dan jika perlu menggunakan
sabun dan dihaluskan dengan menggunakan blander setelah itu disaring
untuk diambil sarinya dan dimasukan kedalam gelas plastik yang tersedia,
kemudian siapkan plat tembaga dan plat seng dengan ukuran 3 cm x 3 cm
dan hubungkan menggunakan kabel lalu masukan plat seng dan plat

12
tembaga kedalam gelas plastik berisi sari belimbing wuluh dan kemudian
ukur tegangan arus listrik yang terjadi.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen untuk menguji kebenaran teori
tentang zat-zat yang terkandung dalam buah belimbing wuluh yang dapat
menghasilkan energi listrik alternatif pengganti energy tak terbarukan.

B. SUMBER DATA
Data yang saya gunakan dalam penelitian ini berasal dari video di internet
melalui media sosial youtube untuk mengetahui lebih jauh mengenai potensi
buah belimbing wuluh untuk menghantarkan energy listrik. Namun, secara
keseluruhan data yang terdapat pada karya tulis ini terbagi menjadi dua yaitu:
1. Sumber Eksperimen
Penelitian sifat elektrolisis belimbing wuluh dengan cara mengganti
batu bara pada baterai ABC.
2. Sumber Pustaka
Buku-buku, jurnal, dan semua refrensi yang relevan yang diambil dari
internet.

C. VARIABEL dan SAMPEL


1. Variabel
Menurut Sugiyono (2009) Arti variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
a. Variabel Bebas
- Belimbing Wuluh.
b. Variabel Terikat
- Batu Bara Baterai ABC.
c. Variabel Kontrol
- Sifat Elektrolisis.

14
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Maka, sampel yang saya gunakan pada penelitian
ini yaitu sifat elektrolisis dari buah belimbing wuluh.

D. METODE dan TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang saya gunakan pada karya
tulis ini dengan cara observasi dengan jenis non participant observation
dimana saya hanya mengamati proses penelitian tanpa ikut dalam kegiatan
penelitian tersebut. Hal ini disebabkan oleh sumber data yang saya ambil
untuk karya tulis ilmiah ini bersumber dari media sosial Youtube.

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data model interaktif dari Miles dan Huberman. Pada teknik ini, pengumpulan
data ditempatkan sebagai komponen yang merupakan bagian integral dari
kegiatan analisis data. Dalam teknik analisis data, terdapat empat komponen
dimana keempat komponen tersebut merupakan proses siklus dan interaktif
dalam sebuah penelitian. Keempat komponen tersebut ialah:
1. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan oleh peneliti berupa data dari hasil wawancara,
observasi, dokumentasi yang dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri
dari dua aspek, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan
data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan,
disaksikan, dan dialami sendiri oleh peneliti. Pengamatan juga mencakup

15
data-data lainnya baik itu data verbal maupun nonverbal dari peneliti ini,
peneliti juga akan melakukan pencatatan terkait mahasiswi yang
menggunakan make up. Catatan refleksi merupakan catatan yang membuat
kesan, komentar, dan tafsiran dari peneliti tentang berbagai temuan yang
dijumpai pada saat melakukan penelitian dan merupakan bahan rencana.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan/ penyederhanaan data-data
yang diperoleh baik itu dari hasil wawancara, observasi, maupun
dokumentasi yang didasarkan atas fokus permasalahan. Setelah melalui
proses pemilihan data, maka akan ada data yang penting dan data yang
tidak digunakan. Maka, kemudian data diolah dan disajikan dengan bahasa
maupun tulisan yang lebih ilmiah dan lebih bermakna.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah proses penampilan data dari semua hasil
penelitian dalam bentuk paparan naratif representatif tabular termasuk
dalam format matriks, grafis dan sebagainya, yang nantinya dapat
mempermudah peneliti dalam melihat gambaran hasil penelitian karena
dari banyaknya data dan informasi tersebut peneliti kesulitan dalam
pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian ini. Data-data yang diperoleh
perlu disajikan dalam format yang lebih sederhana sehingga peneliti
mudah dalam menganalisisnya dan membuat tindakan berdasarkan
pemahaman yang diperoleh dari penyajian data-data tersebut.
4. Penyimpulan Data
Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pembuatan laporan
penelitian. Penarikan kesimpulan adalah usaha guna mencari atau
memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat.
Kesimpulan yang telah ditarik maka kemudian diverifikasi dengan cara
melihat dan mempertanyakan kembali dan melihat catatan lapangan agar
memperoleh pemahaman yang tepat. Selain itu, juga dapat dengan
mendiskusikannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Lathifah Qurrotu,. Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa Antibakteri pada Buah
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi l.) dengan Variasi Pelarut di
http://etheses.uin-malang.ac.id/4600/1/03530015.pdf [diakses 1
Desember 2019]

Lukas Tarsono Ali, Tanaman Obat dan Jus Untuk Mengatasi Penyakit Jantung,
Hipertensi, Kolesterol, dan Stroke di http://repository.uin-
suska.ac.id/4665/3/BAB%20II.pdf [diakses 1 Desember 2019]

Raden Enen Rosi Manggung, Pengujian Toksisitas Akut Lethal Dose 50 (Ld50)
Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averhoa Bilimbi L.) pada
Mencit (Mus musculus albinus) di
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/3430/1/b08rer_abs
tract.pd [diakses 2 Desember 2019]

Marlianis, Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pencampuran Belimbing Wuluh


(Avverhoa bilimbi L) terhadap Penurunan Kadar Logam Timbal (Pb)
yang Terdapat dalam Limbah Simulasi di
http://ejurnal.umri.ac.id/index.php/photon/article/view/163 [diakses 2
Desember 2019]

Vogel, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Edisi kelima di


http://lib.unwahas.ac.id/index.php?p=show_detail&id=264 [diakses 3
Desember 2019]

Muhammad Johan Setiawan, Pengertian baterai, kinerja, komponen, dan jenisnya


di https://id.scribd.com/doc/305121467/jurnal-baterai [diakses 4
Desember 2019]

17

Anda mungkin juga menyukai