DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala, yang telah memberikan rahmat serta
petunjukNya sehingga penulisan proposal kegiatan yang berjudul “Penyuluhan Kesehatan
Pada Ibu Post Partum: Asupan Gizi Ibu Post Partum, Perawatan Vulva Higiene, Perawatan
Payudara Di Ruang Kebidanan RSUD Raden Mattaher Jambi”dapat terselesaikan dengan
baik.
1. Ibu Ns. Sri Mulyani, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Maternitas
2. Ibu Ns. Endah Pramukti, S.Kep selaku pembimbing lapangan stase
maternitas
3. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga
Allah Subhanahuwata’ala memberikan yang terbaik bagi kita semua.
Akhirnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan
ini, karena penulis menyadari sebagai manusia banyak kekurangan dan penulis mohon
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan riset dikemudian
hari.Penulis berharap semoga laporan penyuluhan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya yang membutuhkan.
Kelompok 2
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA RSUD
RADEN MATTAHER JAMBI
Hari/tanggal :Kamis/ 14 November 2019
A. Latar Belakang
Post partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik
maupun psikososial terhadap proses melahirkan yang dimulai segera setelah bersalin
sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati keadaan sebelum
hamil.Masa post partum adalah ± 6 minggu, dibagi dalam tiga tahap : Immediate post
partum dalam 24 jam pertama, Early post partum period (minggu pertama) dan Late post
partum period (minggu kedua sampai minggu ke enam). Potensial bahaya yang sering
terjadi adalah pada immediate dan early post partum period sedangkan perubahan secara
bertahap kebanyakan terjadi pada late post partum period.
Resiko yang terjadi pada ibu post partum adalah infeksi, Infeksi Post partum
merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pasca bersalin. (Saifuddin, 2011). Infeksi
post partum ialah infeksi yang terjadi pada traktus genitalia setelah persalinan (Rayburn
dan Carey, 2001).Secara umum suhu 38oC atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 post
partum dan diukur per-oral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiditas puerperalis.
Kenaikan suhu tubuh yang terjadi didalam masa post partum, dianggap sebagai infeksi post
partum jika tidak ditemukan sebab- sebab ekstragenital. Infeksi post partum dapat
disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi seperti hygiene, kelelahan, proses persalinan
bermasalah (partus lama/macet), persalinan traumatik, kurang baiknya proses pencegahan
infeksi, manipulasi yang berlebihan dan dapat berlanjut ke infeksi dalam masa post partum
(Saifuddin dkk., 2011).
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Hari/tanggal : Kamis,14November2019
Tempat : Bangsal Kebidanan
Waktu : (30 menit)
Jumlah Perserta : 7-10orang
E. Tim Pelaksana
Presentator : Yuza Olsi Rahmi
b. Penyuluh / Presenter
Uraian tugas:
1) Menjelaskan tujuan dan manfaat penyuluhan dengan jelas dengan
bahasa yang dipahami oleh peserta
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif danmemperhatikan proses
penyuluhan
3) Menjawab pertanyaan peserta.
c. Notulen
Uraian tugas: Mencatat hasil dari diskusi dan Tanya jawab serta membuat
lapora hasil penyuluhan
d. Fasilitator
Uraian tugas:
PINTU
Proyeksi
Pembimbing Peserta
Presenter Observer
Fasilitator Notulen
Moderator
H. Susunan Kegiatan
Pendahuluan M o d e r a t o r :
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
75 % peserta menghadiri penyuluhan
Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai
75 % Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
75 % Peserta yang mengikuti penyuluhan mengetahui tentang kebutuhan
dasar perawatan post partum
75 % Peserta yang mengikuti mampu menyebutkan cara perawatan vulva
higiene
75 % Peserta yang mengikuti mampu menyebutkan asupan gizi post partum
75 % Peserta yang mengikuti mampu menyebutkan cara perawatan payudara
Lampiran
Post Partum
1. Pengertian Post Partum
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan
seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan
(Suherni,2009). Pada masa postpartum ibu banyak mengalami kejadian yang
penting, Mulai dari perubahan fisik, masa laktasi maupun perubahan psikologis
menghadapi keluarga baru dengan kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan
perhatian dan kasih sayang. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa
kritis bagi kesehatan ibu, kemungkinan timbul masalah atau penyulit, yang bila
tidak ditangani segera dengan efektif akan dapat membahayakan kesehatan atau
mendatangkan kematian bagi ibu, sehingga masa postpartum ini sangat penting
dipantau oleh bidan.
2. Tahapan Masa Postpartum
Adapun tahapan-tahapan masa postpartum adalah :
a. Puerperium dini : Masa kepulihan, yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial : Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital,
kira-kira 6-8 minggu.
c. Remot puerperium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
3. Kebutuhan Dasar Perawatan Postpartum
Nutrisi dan cairan pada masa postpartum masalah diet perlu mendapat perhatian
yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu
dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu,
bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu
yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi seperti mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral, dan vitamin yang cukup, dan minum sedikitnya 3 liter air setiap
hari. Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin
bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing
ibu secepat mungkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu
postpartum telentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu
postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48
jam postpartum. Eliminasi Dalam 6 jam ibu post partum harus sudah bisa BAK
spontan. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih tau sekali berkemih
belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata
kandung kemih penuh, tidak perlu 8 jam untuk kateterisasi. Ibu postpartum
diharapkan dapat buang air besar setelah hari kedua postpartum.Bila lebih dari tiga
hari belum BAB bisaa diberikan obat laksantia. Ambulasi secara dini dan teratur
akan membantu dalam regulasi BAB. Asupan cairan yang adekuat dan diit tinggi
serat sangat dianjurkan.
Personal higiene sangat penting dilakukan Pada masa post partum, seorang ibu
sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat
penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat
tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. Ibu postpartum sangat
membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan
fisiknya.Keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk
beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk menyusui bayinya nanti.
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa
rasa nyeri. Banyaknya budaya dan agama yang melarang untuk melakukan
hubungan seksual sampai masa waktu 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan tersebut tergantung pada pasangan yang bersangkutan (Jannah,
2011). Senam nifas dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai
hari kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk
mempercepat pemulihan keadaan ibu. Senam nifas membantu memperbaiki
sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan,
memperkuat otot panggul dan membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasca
melahirkan.
Berikut merupakan jabaran mengenai beberapa kebutuhan yang dibutuhkan oleh
ibu post partum, diantaranya:
4.5. Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan vulva hygiene hendaknya perawat memberikan penjelasan
terlebih dahulu tentang hal yang akan dilakukan kepada klien.
Pelaksanaan
1) Pintu dan jendela ditutup dan jika perlu pasanglah sampiran
2) Alat-alat didekatkan pada pasien dan pasien diberitahu tentang hal yang akan dilakukan
3) Perawat mencuci tangan
4) Pakaian pasien bagian bawah dikeataskan atau dibuka.
5) Pengalas dan dipasang dibawah bokong pasien, sikap pasien dorsal recumbent
6) Perawat memakai sarung tangan (tangan kiri)
7) Siram vulva dengan air cebok yang berisi larutan desinfektan
8) Kemudian ambil kapas sublimat untuk membuka labia minora. vulva dibersihkan mulai
dari labia minora kiri, labia minora kanan, labia mayora kiri, labia mayora kanan,
vestibulum, perineum.
9) Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor diusap lagi dengan kapas sublimat
yang baru hingga bersih.
10) Keadaan perineum diperhatikan jahitannya, bagaimana jahitannya apakah masih basah,
apakah ada pembengkakan, iritasi dan sebagainya
11) Jahitan perineum dikompres dengan betadin
12) Setelah selesai pasien dirapihkan dan posisinya diatur kembali
13) Peralatan dibereskan, dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula.
B. Perawatan Payudara
5.1 Definisi Perawatan Payudara
Perawatan payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawat payudara yang
dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain itu untuk
kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke dalam atau datar. Puting
susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu untuk menyusui dengan baik
dengan mengetahui sejak awal, ibu mempunyai waktu untuk mengusahakan agar
puting susu lebih mudah sewaktu menyusui. Disamping itu juga sangat penting
memperhatikan kebersihan personal hygiene (Rustam, 2009). Payudara adalah
pelengkap organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu.
Payudara mungkin akan sedikit berubah warna sebelum kehamilan, areola (area yang
mengelilingi puting susu) biasanya berwarna kemerahan, tetapi akan menjadi coklat
dan mungkin akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan masa
menyusui(Manuaba, 2011).
b. Pengurutan kedua
1. Licinkan telapak tangan dengan minyak/baby oil.
2. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan
saling dirapatkan Sisi kelingking tangan kanan memegang payudara kiri
dari pangkal payudara kearah puting, demikian pula payudara kanan
lakukan 30 kali selama 5 menit (Manuaba, 2010).
c. Pengurutan ketiga
1. Licinkan telapak tangan dengan minyak
2. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri.Jari-jari tangan kanan
dikepalkan, kemudian tulang kepalantangan kanan mengurut payudara
dari pangkal ke arah puting susulakukan 30 kali selama 5 menit.
d. Perawatan Buah Payudara pada Masa Nifas
1. Menggunakan BH yang menyokong payudara
2. Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali
3. selesai menyusui, menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang
tidak lecet.
4. Apabila lecet sangat berat dapat di istirahatkan selama 24 jam ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
5. Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet
setiap 4-6 jam.
6. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan :
pengompresan payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit, urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu, keluarkan
ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi
lunak, susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat menghisap ASI
sisanya dikeluarkan dengan tangan letakkan kain dingin pada payudara
setelah menyusui.
1. Abdul Bari Saifuddin. 2011. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal. Jakarta; Pt Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Raybrun, W.F & Carey, C. 2001. Obsterti dan Ginekologi , Jakarta; Widya Medik.
3. Saputra, Dr Lyndon, 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Fisiologis dan Patologis.
Tangerang Selatan : Binarupa Aksara Publisher,
4. Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
5. Ambarwati, Retna 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia Offset. Jakarta
6. Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2010, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
7. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
8. Ibrahim, Christin S, 2013, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga
Media Jakarta
9. Pusdiknakes, 2013. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
10. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
11. Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
12. MB. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta