Anda di halaman 1dari 12

Tarian Daud

Memuji dengan menanggalkan


‘jubah kehormatan raja’

@BukanGerejaPalsu
Tabut Perjanjian
(Baca Keluaran 25:10-22)

Untuk mengawali kisah ini, sebaiknya kita melihat


ke belakang sejenak. Kita belajar sedikit mengenai
Tabut Perjanjian.

Pada masa Perjanjian Lama,


Tuhan hadir di tengah-tengah
umat-Nya melalui kehadiran
Tabut Perjanjian.

Tabut Perjanjian dibuat pada jaman Musa, dilapisi


emas, dan di dalamnya tersimpan dua loh batu
(10 Perintah Tuhan), Taurat, buli-buli emas berisi
Manna dan tongkat Harun.

Semuanya adalah pengingat akan penyertaan


Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel.

Selama bertahun-tahun tabut ini ada bersama


Bangsa Israel, disimpan dalam Kemah Suci.
Sampai kemudian Tabut itu direbut oleh orang
Filistin

@BukanGerejaPalsu
Tabut Perjanjian di tanah Filistin
Mengapa orang Filistin mengambil Tabut Perjanjian?
Orang Filistin mengira itu adalah jimat dan kunci
kemenangan yang selalu diperoleh orang Israel.

Tabut Perjanjian dimasukkan ke kuil Dagon di Asdod


oleh orang Filistin, di taruh di sampingnya. Oya,
Dagon adalah dewa orang Filistin saat itu.

Apa yang terjadi pada Dagon yang malang?


Hari pertama Dagon terjatuh dengan muka ke tanah
di hadapan Tabut Perjanjian itu.

Mereka membangunkan lagi Dagon ke tempatnya,


tapi esoknya, Dagon malah patah-patah. Kepala
dan dua tangannya terlempar hingga hanya sisa
badannya saja.

@BukanGerejaPalsu
Tidak hanya sampai di situ , seluruh penduduk
Asdod dan sekitarnya terkena borok ,

Tabut Tuhan itu kemudian dipindahkan ke Gat.


Namun Tuhan pun mendatangkan borok ke sana.
Lalu dipindahkan lagi ke Ekron, dan hal yang sama
terjadi lagi.

Hal itu membuat orang Filistin sangat takut. Mereka


kemudian berniat mengembalikan Tabut itu ke
Orang Israel

Anda semua bisa membaca kisah ini di 1 Samuel 5

Akhirnya orang Filistin mengembalikan Tabut itu


dengan segala tebusan supaya mereka menjadi
sembuh (Baca sendiri di 1 Samuel 6 ya)

@BukanGerejaPalsu
Tabut Perjanjian dikembalikan

Kepada umat-Nya Tuhan memerintahkan


bagaimana cara memperlakukan tabut itu
(Bilangan 4)

Tabut itu harus diangkat langsung oleh Imam dari


Suku Lewi, tidak boleh tersentuh langsung dan
tidak boleh ada yang melihat ke dalamnya.
Ini adalah ketetapan yang diceritakan turun
temurun. Menunjukkan bahwa kehadiran Tuhan itu
begitu mulia, suci dan tak tersentuh manusia.

Namun oleh orang Filistin, tabut itu disimpan di atas


kereta yang ditarik lembu yang kemudian tidak
menyimpang ke kanan ke kiri, berjalan menuju Bet
Semes.
Kita simpan
urusan kereta
lembu ini
sementara,
nanti akan kita
bahas lagi.

Di Bet Semes, 70 orang mati karena melihat ke


dalam Tabut Perjanjian dan melanggar kesucian
kehadiran Tuhan.

@BukanGerejaPalsu
Daud menjemput Tabut dengan caranya

Singkat cerita, Tabut itu dibawa ke rumah Abinadab,


seorang Lewi, dan anaknya, Eleazar menjaga tabut
itu.

Tabut itu ada di rumah Abinadab selama lebih dari


60 tahun. Sampai kemudian Daud diangkat menjadi
Raja Israel dan berniat untuk mengembalikan
kejayaan Israel, bangsa yang memiliki Tuhan
di tengah-tengahnya.

Dengan membawa kereta lembu (ah, kita bertemu


lagi dengan lembu-lembu) dan mengenakan
pakaian kebesarannya Daud pergi ke rumah
Abinadab untuk menjemput Tabut itu.

@BukanGerejaPalsu
Permasalahannya adalah,

1) Daud menggunakan cara seperti orang Filistin


dalam mengangkut tabut itu, padahal Tuhan sudah
mengatur bagaimana seharusnya umat-Nya
mengangkat Tabut itu.

2) Daud merasa seolah dia ‘berkuasa mendatang-


kan hadirat Tuhan di Yerusalem’, menggunakan
caranya memposisikan Tuhan dengan cara yang
ia anggap layak.

Seharusnya, Tabut Perjanjian dibawa di pundak


Lewi, namun itupun Lewi tidak boleh menyentuh
tabut.

Apa yang terjadi dengan Tabut Perjanjian yang


dinaikkan ke atas kereta lembu. Suatu ketika
kereta itu goyah, Tabut itu hampir jatuh. Uza
mengulurkan tangannya ingin ‘menyelamatkan’
Tabut itu...dan ia mati seketika (2 Sam 6:6-7)

Tuhan kita itu konsisten. Jika Dia berkata, barang-


siapa menyentuh akan mati, maka saat ada yang
menyentuh, maka Tuhan memukulnya sampai mati?
Itulah masa sebelum kasih karunia Kristus...

@BukanGerejaPalsu
Caranya Tuhan
Daud sangat marah dan takut ketika melihat Tuhan
memukul Uza sampai mati. Apa yang dia lakukan?

Apakah Daud, favorit kita ini tetap melakukan


niatnya?

Tidak! Dia membatalkan niatnya. Ditaruhnya


Tabut Perjanjian Tuhan di rumah Obed Edom, dan
tiga bulan lamanya Tabut itu berada di rumah
Obed Edom.

Apa yang terjadi?


Tuhan memberkati Obed Edom dan seisi rumahnya
karena kehadiran-Nya

@BukanGerejaPalsu
Saat Daud mendengar bahwa Tuhan memberkati
Obed Edom, dia introspeksi... ada yang salah
dengan caranya yang pertama memposisikan
Tuhan.

Dia memposisikan Tuhan seperti orang Filistin


memposisikan Tuhan, menaikannya ke atas
kereta lembu.

Kali kedua, Daud menggunakan caranya Tuhan.


Dia lepaskan baju kebesaran raja dan mengena-
kan baju efod dari kain lenan (2 Sam 6:14), yang
melambangkan kesederhanaan dan kerendahan
hati.

Oya, siapa yang bilang Daud menari telanjang?


Anda salah info, bung!!

@BukanGerejaPalsu
Daud awalnya berpikir bisa
memposisikan Tuhan dengan caranya,..
dengan kereta lembu

Sama seperti kita terkadang berpikir


bisa memposisikan hadirat Tuhan
dengan cara kita: Gedung yang besar,
tata lampu, musik,...

Namun tanpa sadar sebenarnya Daud


sedang menarik perhatian kepada diri
sendiri... seorang raja yang berhasil
membawa pulang Tabut Perjanjian...
seorang yang mampu mendatangkan
hadirat Tuhan.

Seolah dirinya menjadi lebih penting


dari Tuhan sendiri.

Jika Anda pelayan Tuhan di mimbar,


pernahkah Anda merasa bahwa Anda
bisa ‘mengatur kehadiran Tuhan
dengan gaya Anda? dengan musik yang
Anda mainkan, dengan suara indah
yang Anda lantunkan??

@BukanGerejaPalsu
Saat Daud ditanya mengapa dia menari-nari,
Dia menjawab:

Di hadapan Tuhan aku mau menari-nari,...


bahkan menghinakan diriku lebih daripada itu
(2 Samuel 6:21-22)

Intinya, yang dilakukan Daud adalah untuk


MENGAKUI KEBESARAN TUHAN
dan merendahkan dirinya

Inilah WORSHIP atau PENYEMBAHAN yang


sebenarnya:

Saat kita menyembah


BUKAN UNTUK KEPUASAN KITA
tapi menyatakan kebesaran Tuhan

@BukanGerejaPalsu
Pertanyaan yang selalu saya terima adalah
“Bagaimana dengan anak muda yang
‘mengekspresikan dirinya’ saat menyembah
Tuhan?”

Mari kita jawab pertanyaan itu dengan pertanyaan


lagi. Jika tidak ada kereta lembu (musik yang
berdegup kencang, sound system dan lampu yang
berkilat-kilat, masih maukah mereka
‘mengekspresikan diri’ mereka?

Apakah mereka seperti itu karena hanyut oleh


suasana, untuk memuaskan diri mereka sendiri,
atau karena mereka sedang menyembah Tuhan?

Info tambahan Neuroscience


Musik berpengaruh terhadap otak manusia. Ada
bagian otak yang merespon ketika mendengar
musik dan meneruskannya untuk menjadi gerak.

Dalam frekuensi musik tertentu, respon ini begitu


cepat sampai manusia tidak dapat lagi mengontrol
gerak tubuhnya saat mendengarkan musik.

Inilah yang terjadi saat Anda mendengar musik


keras, dengan birama cepat.., atau ketika Anda
melihat konser Rock atau Metal...atau bahkan
musik underground.

@BukanGerejaPalsu

Anda mungkin juga menyukai