OLEH
2. Perhitungan
Percobaan 1
B2
1 Bj Bulk =
(B ¿ ¿ 3+500−B1 )¿
496,8 496,8
= = = 2,66
(671,7+500−985,0) 186,7
500
2 Bj JPK/SSD =
(B ¿ ¿ 3+500−B1 )¿
500 500
= = = 2,68
(671,7+500−985,0) 186,7
B2
3 Bj APP =
(B3 + B2−B1)
496,8 496,8
= = = 2,71
(671,7+ 496,8−985,0) 183,5
(500−B 2)
4 Abs = ×100 %
B2
(500−496,8)
= ×100 % = 0.64%
496,8
Percobaan 2
B2
1 Bj Bulk =
(B ¿ ¿ 3+500−B1 )¿
496 496
= = = 2,73
(671,7+500−990,2) 181,5
500
2 Bj JPK/SSD =
(B ¿ ¿ 3+500−B1 )¿
500 500
= = = 2,75
(671,7+500−990,2) 181,5
B2
3 Bj APP =
(B3 + B2−B1)
496 496
= = = 2,79
(671,7+ 496−990,2) 177,5
(500−B 2)
4 Abs = ×100 %
B2
(500−496)
= × 100 % = 0.81 %
496
Tabel 1.2 Data Hasil Perhitungan
Benda Uji
Perhitungan Rata-rata
I II
BJ bulk 2,66 2,73 2,695
BJ JPK 2,68 2,75 2,72
BJ APP 2,71 2,79 2,75
Penyerapan (Abs) 0,64% 0,81% 0,725%
Dari percobaan diatas diperoleh data Berat Jenis Bulk senilai 2, 695(percobaan 1 senilai 2,66
dan percobaan 2 senilai 2,73 dengan selisih 0.07 ); Berat Jenis JPK senilai 2, 72 ; dan Berat
Jenis APP senilai 2,75 serta Penyerapan senilai 0, 725%.
Berdasarkan Revisi SNI 03-1737-1989 nilai dari Berat Jenis Bulk minimum 2,5 dengan
perbedaannya tidak lebih dari 0,2 serta penyerapan air oleh agregat maksimum 3%. Dengan
demikian, jenis agregat tersebut dapat digunakan dalam bahan pembuatan aspal.
BAB II
PENGUJIAN KADAR AIR PASIR HITAM
1. Hasil Pengujian
Tabel 2.1 Data Hasil Pengamatan
Benda Uji (gr)
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 39,0 34,0
Berat Cawan + Benda Uji W2 474,4 533,4
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 435,4 499,4
Berat Cawan + Benda Uji
W4 461,1 527,4
Kering Oven
Benda Uji Kering Oven W5 = W4-W1 430,1 493,4
2. Pembahasan
Data Perhitungan
(W 3 – W 5)
Kadar Air Pasir Hitam I = x 100 %
W5
( 435,4 – 430,1 )
¿ x 100 %
430,1
¿ 1,20 %
( W 3 – W 5)
Kadar Air Pasir Hitam II= x 100 %
W5
( 499,4 – 493,4 )
¿ x 100 %
493,4
¿ 1,20 %
(1,20 %+ 1,20 %)
Rata-rata Kadar Air Pasir Hitam I ¿ =1,20 %
2
Tabel 2.2 Data Hasil Perhitungan
Benda Uji (gr)
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 39,0 34,0
Berat Cawan + Benda Uji W2 474,4 533,4
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 435,4 499,4
Berat Cawan + Benda Uji
W4 461,1 527,4
Kering Oven
Benda Uji Kering Oven W5 = W4-W1 430,1 493,4
(W 3−W 5)
Kadar Air Agregat ¿ × 100 %
W3 1,20 % 1,20 %
Berat di saringan
¿ ×100 %
Berat semula
Kadar Air Rata-rata Pasir Hitam 1,20%
Dari percobaan diatas diperoleh data kadar air rata-rata sebesar 1,21%. Hal tersebut
berarti kandungan air yang terdapat dalam agregat dalam keadaan kering yaitu sebesar 1,21
%. Dalam hal ini pengujian sudah sesuai dengan standart kadar air dalam ASTM C 555-97
adalah 0.5-2.0%. Jumlah kadar air dalam suatu agregat perlu diketahui karena akan
mempengaruhi jumlah air yang diperlukan dalam campuran beton. Agregat yang
mengandung banyak air akan membuat campuran lebih basah sehingga sebelum suatu
agregat digunakan dalam campuran beton harus diketahui terlebih dahulu kadar airnya agar
campuran beton tidak menjadi terlalu basah atau terlalu kering.
BAB III
PENGUJIAN BERAT ISI PASIR HITAM
1. Hasil Pengujian
Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian Berat Isi BEBAS Pasir Hitam
Benda Uji (Kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 5,777 5,688
Benda Uji Pasir (W3) 3,575 3,486
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818
Tabel 3.2 Data Hasil Pengujian Berat Isi TUSUK Pasir Hitam
Benda Uji (Kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 6,313 6,335
Benda Uji Pasir (W3) 4,111 4,133
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818
Tabel 3.3 Data Hasil Pengujian Berat Isi GOYANG Pasir Hitam
Benda Uji (kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 6,456 6,542
Benda Uji Pasir (W3) 4,254 4,340
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818
3.7 Perhitungan
Hasil Perhitungan
Berat isi bebas
W3 W3
Berat isi I = Berat isi II =
W 4−W 1 W 4−W 1
3,575 3.486
= =
4.818−2.202 4.818−2.202
= 1.37 = 1.33
1.37+1.33
Berat isi rata-rata = = 1.35
2
Tabel 3.5 Data Hasil Perhitungan Berat Isi TUSUK Pasir Hitam
Benda Uji (Kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 6,313 6,335
Benda Uji Pasir (W3) 4,111 4,133
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818
W 2−W 1
Berat Isi 1,57 1,52
W 4−W 1
Rerata Berat Isi 1.545
Tabel 3.6 Data Hasil Perhitungan Berat Isi GOYANG Pasir Hitam
Benda Uji (Kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 6,456 6,542
Benda Uji Pasir (W3) 4,254 4,340
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818
W 2−W 1
Berat Isi 1,63 1,66
W 4−W 1
Rerata Berat Isi 1.645
Berat isi atau berat satuan agregat merupakan rasio antara berat agregat terhadap volumenya.
Pada percobaan diatas, diperoleh data Berat isi agregat bebas senilai 1,35 ; Berat isi agregat
penusukan senilai 1,545 ; dan Berat isi agregat penggoyangan senilai 1,645. Hal tersebut
berat isi suatu agregat yang ditakar menggunakan metode penggoyangan memiliki nilai lebih
besar dibandingkan dengan metode penakaran bebas dan ditusuk. Hal tersebut diakibatkan
karena metode penggoyangan membuat agregat semakin padat dengan merata dibandingkan
dengan metode penusukan yang hanya memadat di area yang terkena penusukan saja.
Penentuan berat isi agregat ini sangat diperlukan apabila dalam perhitungan bahan campuran
beton yang ditakar dengan menggunakan ukuran volume.
BAB IV
PENGUJIAN GRADASI PASIR HITAM
4.6 Hasil Pengujian
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian
Berat saringan
Berat Berat agregat
Diameter dan agregat
saringan (gr) tertahan (gr)
Saringan (mm) tertahan (gr)
A C = B-A
B
Modulus kehalusan pasir tersebut masuk Dalam batasan Modulus Halus Butir menurut SII
0052 yaitu antara 1,5-3,8
BAB V
PENGUJIAN KADAR ORGANIK PASIR HITAM
Benda Uji 1
Titik Uji
Pemeriksaan Rata-rata
I II III IV
Pasir + Endapan 2.4 2.5 2 2.5 2.35
Pasir 1.4 1.9 1.5 1.5 1.575
Endapan 1 0.6 0.5 1 0.775
Benda Uji 2
Titik Uji
Pemeriksaan Rata-rata
I II III IV
Pasir + Endapan 2.2 2.8 2.3 2 2.325
Pasir 1.2 1.9 2.2 1.8 1.775
Endapan 1 0.9 0.1 0.2 0.55
Berdasarkan pengujian dan pengamatan yang kami lakukan diperoleh hasil bawa pada pasir
benda Uji 1 dan 2 tergolong pasir yang memiliki kadar organic rendah. Hal tersebut diperoleh
dari warna air endapan kedua benda uji termasuk jernih dan tergolong pada warna 2. Kadar
organik yang rendah berarti dalam pasir tersebut hanya mengandung sedikit bahan organik.
Kadar organic secara keseluruhan dapat menurunkan kekuatan beton, bahkan jika kadar
organic tersebut terlalu banyak akan meusak beton itu sendiri. Ketika suatu pasir memiliki
kadar organic yang terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton
dan juga menghambat hidrasi semen sehingga proses pengerasan berjalan dengan lambat.
BAB VI
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN KERIKIL
6.6 Hasil Pengujian
Tabel 6.2 Data Hasil Pengamatan
Benda Uji (gram)
Pemeriksaan
I II
Berat piknometer + air + benda uji B1 1259,9 1255,0
Berat kering oven B2 394,6 393,2
B3
Berat piknometer + air 998,1 998,1
Berat benda uji JPK/SSD BJ 402,2 401,0
6.7 Pembahasan
Data Perhitungan
Percobaan 1 s
B2
1 Bj Bulk =
(B ¿ ¿ 3+ BJ−B1 )¿
394,6
= = 2,81gram
(998,1+ 402,2−1259,9)
BJ
2 Bj JPK/SSD =
(B ¿ ¿ 3+ BJ−B1 )¿
402,2
= = 2,86 gram
(998,1+ 402,2−1259,9)
B2
3 Bj APP =
( B 3+ B2 −B1 )
394,6
= = 2,97 gram
( 998,1+394,6−1259,9 )
( BJ −B2 )
4 Abs = × 100 %
B2
( 402,2−394,6 )
= ×100 % = 1,93%
394,6
Percobaan 2
B2
1 Bj Bulk =
(B ¿ ¿ 3+ BJ−B1 )¿
393,2
= = 2,73 gram
(998,1+ 401−1255,0)
BJ
2 Bj JPK/SSD =
(B ¿ ¿ 3+ BJ−B1 )¿
401
= = 2,78 gram
(998,1+ 401−393,2)
B2
3 Bj APP =
( B 3+ B2 −B1 )
393,2
= = 2, 88 gram
( 998,1+393,2−1255 )
( BJ −B2 )
4 Abs = × 100 %
B2
( 401,0−393,2 )
= ×100 % = 1,98%
393,2
Tabel 6.3 Data Hasil Perhitungan
Benda Uji
Perhitungan Rata-rata (gram)
I II
BJ bulk 2,81 2,73 2,77
BJ JPK 2,86 2,78 2,82
BJ APP 2,97 2,88 2,925
Penyerapan (Abs) 1,93% 1,98 % 1,955 %
Dari percobaan diatas diperoleh data Berat Jenis Bulk senilai 2, 77 (percobaan 1 senilai 2,81
dan percobaan 2 senilai 2,73 dengan selisih 0.08 ); Berat Jenis JPK senilai 2, 82 ; dan Berat
Jenis APP senilai 2,925 serta Penyerapan senilai 1,955%
Berdasarkan Revisi SNI 03-1737-1989 nilai dari Berat Jenis Bulk minimum 2,5 dengan
perbedaannya tidak lebih dari 0,2 serta penyerapan air oleh agregat maksimum 3%. Dengan
demikian, jenis agregat tersebut dapat digunakan dalam bahan pembuatan aspal.
BAB VII
PENGUJIAN KADAR AIR KERIKIL
7.7 Pembahasan
Data Perhitungan
( W 3 – W 5)
Kadar Air Kerikil I = x 100 %
W5
( 399,4 – 394,6 )
¿ x 100 %
394,6
¿ 1,22 %
(W 3 – W 5)
Kadar Air Kerikil II= x 100 %
W5
( 399,5 – 392,5 )
¿ x 100 %
392,5
¿ 1,8 %
(1,22 %+1,8 % )
Rata-rata Kadar Kerikil ¿ =1.51 %
2
Tabel 7.2 Data Hasil Perhitungan
Benda Uji (gr)
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 39,1 30,5
Berat Cawan + Benda Uji W2 438,5 430,0
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 399,4 399,5
Berat Cawan + Benda Uji
W4 415,7 423,0
Kering Oven
Benda Uji Kering Oven W5 = W4-W1 394,6 392,5
(W 3−W 5)
Kadar Air Agregat ¿ × 100 %
W5 1,22% 1,8%
Berat di saringan
¿ ×100 %
Berat semula
Kadar Air Rata-rata Kerikil 1,51%
Dari percobaan diatas diperoleh data kadar air rata-rata sebesar 1,51%. Hal tersebut berarti
kandungan air yang terdapat dalam agregat dalam keadaan kering yaitu sebesar 1,51 %.
Dalam hal ini pengujian sudah sesuai dengan standart kadar air dalam ASTM C 555-97
adalah 0.5-2.0%. Jumlah kadar air dalam suatu agregat perlu diketahui karena akan
mempengaruhi jumlah air yang diperlukan dalam campuran beton. Agregat yang
mengandung banyak air akan membuat campuran lebih basah sehingga sebelum suatu
agregat digunakan dalam campuran beton harus diketahui terlebih dahulu kadar airnya agar
campuran beton tidak menjadi terlalu basah atau terlalu kering.
BAB VIII
PENGUJIAN BERAT ISI KERIKIL
8.7 Perhitungan
Berat isi bebas
W 2−W 1 W 2−W 1
Berat isi I = Berat isi II =
W 4−W 1 W 4−W 1
15,130−4,683 14,800−4,683
= =
12,770−4,683 12,770−4,683
10,447 10,117
= = 1,29 = = 1,25
8,087 8,087
1.,29+ 1,25
Berat isi rata-rata = = 1,27
2
W 2−W 1
Berat Isi 1,29 1,25
W 4−W 1
Berat isi atau berat satuan agregat merupakan rasio antara berat agregat terhadap volumenya.
Pada percobaan diatas, diperoleh data Berat isi agregat bebas senilai 1,27 ; Berat isi agregat
penusukan senilai 1,33 ; dan Berat isi agregat penggoyangan senilai 1,37 Hal tersebut berat
isi suatu agregat yang ditakar menggunakan metode penggoyangan memiliki nilai lebih besar
dibandingkan dengan metode penakaran bebas dan ditusuk. Hal tersebut diakibatkan karena
metode penggoyangan membuat agregat semakin padat dengan merata dibandingkan dengan
metode penusukan yang hanya memadat di area yang terkena penusukan saja.
Penentuan berat isi agregat ini sangat diperlukan apabila dalam perhitungan bahan campuran
beton yang ditakar dengan menggunakan ukuran volume.
BAB IX
PENGUJIAN GRADASI KERIKIL
4.6 Hasil Pengujian
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian
Berat saringan
Berat Berat agregat
Diameter dan agregat
saringan (gr) tertahan (gr)
Saringan (mm) tertahan (gr)
A C = B-A
B
B
BAB X
PENGUJIAN KEKERASAN KERIKIL
10.6 Hasil Pengujian
Tabel 10.1 Data Hasil Pengamatan
Benda Uji (gram)
Data
I II
10.7 Pembahasan
Data Perhitungan
Berat benda uji semula (A)
=D–C
= 3582-3585
= 418
Kekerasan agregat
A−B A−B
A
x 100% A
x 100%
= =
418−388,2 421−387,7
= x 100 % = x 100 %
418 421
= 7,13 % = 7,9 %
Tabel 10.2 Hasil Perhitungan Kekerasan Agregat Kasar
KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang kami lakukan, didapatkan kekerasan sebesar 7,15 %. Nilai
kekerasan agregat kasar untuk beton yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan tidak
boleh lebih dari 30% dan tidak boleh lebih dari 45% untuk beton yang digunakan pada
keperluan lain. Kekerasan agregat adalah daya tahan agregat terhadap kerusakan akibat
penggunaan dalam konstruksi. Sifat – sifat kekerasan agregat penting untuk diketahui bila
agregat akan digunakan sebagai material bahan bangunan dan jalan, sehingga agregat ini
dapat digunakan dalam pembuatan beton.
BAB XI
PENGUJIAN KEASUSAN KERIKIL
11.6 Hasil Pengujian
Tabel 11.2 Data Hasil Pengamatan
Gradasi Pemeriksaan
Berat Material
Ukuran Saringan ( mm )
( gram )
Lewat Tertahan
19,0 12,5 2500
12,5 9,5 2500
Berat lolos saringan No.12 Ø 1,71 mm 950
Berat total material ( A ) 5000
Berat tertahan saringan No.12 Ø 1,71 mm (B) 4050
11.7 Pembahasan
A = 2500+2500
= 5000 gram
B = 4050
A−B
Keausan x 100 %
A
= (5000 – 4050 ) : 5000 x 100%
= 19 %
Tabel 11.3 Hasil Perhitungan Keausan
Gradasi Pemeriksaan
Berat Material
Ukuran Saringan ( mm )
( gram )
Lewat Tertahan
19,0 12,5 2500
12,5 9,5 2500
Berat total material ( A ) 5000
Berat tertahan saringan No.12 Ø 1,71 mm (B) 4050
A−B
Keausan x 100 % 19%
A
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan denggan menggunakan mesin Los Angles, nilai dari
keausan agregat kasar yaitu sebesar 19%. Nilai ini diperoleh dari rasio berat yang tertahan di saringan
12,5 dan 9,5 terhadap jumlah agregat awal. Sesuai dengan Revisi SNI 03-1737-1989 yang
menyebutkan bahwa abrasi dengan mesin los Angles maksimum yaitu 40%, maka agregat kami
memenuhi standart dari agregat kasar