Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KEGIATAN

LABORATORIUM UJI BAHAN


PENGUJIAN AGREGAT

OLEH

1. ALESSANDRO MAULANA PY ( 02 / 1931330029)


2. ERLANDO HARIS AKBAR ( 08 / 1931330028)
3. FIRDA GAMAR MARWANA ( 10 / 1931330037)
4. HALIFA ARUM ( 11 / 1931330050)
5. NUR AINI ZAHRO ( 19 / 1931330024)
6. RAHMANDA IBADILLAH ( 20 / 1931330051)

D-III TEKNOLOGI KONSTRUKSI JALAN, JEMBATAN, dan BANGUNAN AIR


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
BAB I
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN PASIR HITAM
1. Hasil Pengujian `
Tabel 1.1 Data Hasil Pengamatan
Benda Uji (gram)
Pemeriksaan
I II
Berat piknometer + air +
B1 985,0 990,2
pasir
Berat kering oven B2 496,8 496
B3
Berat Piknometer + air 671,7 671,7

Berat benda uji JPK/SSD BJ 500 500

2. Perhitungan
 Percobaan 1
B2
1 Bj Bulk =
(B ¿ ¿ 3+500−B1 )¿
496,8 496,8
= = = 2,66
(671,7+500−985,0) 186,7
500
2 Bj JPK/SSD =
(B ¿ ¿ 3+500−B1 )¿
500 500
= = = 2,68
(671,7+500−985,0) 186,7
B2
3 Bj APP =
(B3 + B2−B1)
496,8 496,8
= = = 2,71
(671,7+ 496,8−985,0) 183,5
(500−B 2)
4 Abs = ×100 %
B2
(500−496,8)
= ×100 % = 0.64%
496,8
 Percobaan 2
B2
1 Bj Bulk =
(B ¿ ¿ 3+500−B1 )¿
496 496
= = = 2,73
(671,7+500−990,2) 181,5
500
2 Bj JPK/SSD =
(B ¿ ¿ 3+500−B1 )¿
500 500
= = = 2,75
(671,7+500−990,2) 181,5
B2
3 Bj APP =
(B3 + B2−B1)
496 496
= = = 2,79
(671,7+ 496−990,2) 177,5
(500−B 2)
4 Abs = ×100 %
B2
(500−496)
= × 100 % = 0.81 %
496
Tabel 1.2 Data Hasil Perhitungan
Benda Uji
Perhitungan Rata-rata
I II
BJ bulk 2,66 2,73 2,695
BJ JPK 2,68 2,75 2,72
BJ APP 2,71 2,79 2,75
Penyerapan (Abs) 0,64% 0,81% 0,725%

Dari percobaan diatas diperoleh data Berat Jenis Bulk senilai 2, 695(percobaan 1 senilai 2,66
dan percobaan 2 senilai 2,73 dengan selisih 0.07 ); Berat Jenis JPK senilai 2, 72 ; dan Berat
Jenis APP senilai 2,75 serta Penyerapan senilai 0, 725%.

Berdasarkan Revisi SNI 03-1737-1989 nilai dari Berat Jenis Bulk minimum 2,5 dengan
perbedaannya tidak lebih dari 0,2 serta penyerapan air oleh agregat maksimum 3%. Dengan
demikian, jenis agregat tersebut dapat digunakan dalam bahan pembuatan aspal.
BAB II
PENGUJIAN KADAR AIR PASIR HITAM

1. Hasil Pengujian
Tabel 2.1 Data Hasil Pengamatan
Benda Uji (gr)
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 39,0 34,0
Berat Cawan + Benda Uji W2 474,4 533,4
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 435,4 499,4
Berat Cawan + Benda Uji
W4 461,1 527,4
Kering Oven
Benda Uji Kering Oven W5 = W4-W1 430,1 493,4

2. Pembahasan
Data Perhitungan
(W 3 – W 5)
Kadar Air Pasir Hitam I = x 100 %
W5
( 435,4 – 430,1 )
¿ x 100 %
430,1
¿ 1,20 %
( W 3 – W 5)
Kadar Air Pasir Hitam II= x 100 %
W5
( 499,4 – 493,4 )
¿ x 100 %
493,4
¿ 1,20 %
(1,20 %+ 1,20 %)
Rata-rata Kadar Air Pasir Hitam I ¿ =1,20 %
2
Tabel 2.2 Data Hasil Perhitungan
Benda Uji (gr)
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 39,0 34,0
Berat Cawan + Benda Uji W2 474,4 533,4
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 435,4 499,4
Berat Cawan + Benda Uji
W4 461,1 527,4
Kering Oven
Benda Uji Kering Oven W5 = W4-W1 430,1 493,4
(W 3−W 5)
Kadar Air Agregat ¿ × 100 %
W3 1,20 % 1,20 %
Berat di saringan
¿ ×100 %
Berat semula
Kadar Air Rata-rata Pasir Hitam 1,20%

Dari percobaan diatas diperoleh data kadar air rata-rata sebesar 1,21%. Hal tersebut
berarti kandungan air yang terdapat dalam agregat dalam keadaan kering yaitu sebesar 1,21
%. Dalam hal ini pengujian sudah sesuai dengan standart kadar air dalam ASTM C 555-97
adalah 0.5-2.0%. Jumlah kadar air dalam suatu agregat perlu diketahui karena akan
mempengaruhi jumlah air yang diperlukan dalam campuran beton. Agregat yang
mengandung banyak air akan membuat campuran lebih basah sehingga sebelum suatu
agregat digunakan dalam campuran beton harus diketahui terlebih dahulu kadar airnya agar
campuran beton tidak menjadi terlalu basah atau terlalu kering.
BAB III
PENGUJIAN BERAT ISI PASIR HITAM

1. Hasil Pengujian
Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian Berat Isi BEBAS Pasir Hitam
Benda Uji (Kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 5,777 5,688
Benda Uji Pasir (W3) 3,575 3,486
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818

Tabel 3.2 Data Hasil Pengujian Berat Isi TUSUK Pasir Hitam
Benda Uji (Kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 6,313 6,335
Benda Uji Pasir (W3) 4,111 4,133
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818

Tabel 3.3 Data Hasil Pengujian Berat Isi GOYANG Pasir Hitam
Benda Uji (kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 6,456 6,542
Benda Uji Pasir (W3) 4,254 4,340
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818
3.7 Perhitungan
Hasil Perhitungan
Berat isi bebas
W3 W3
Berat isi I = Berat isi II =
W 4−W 1 W 4−W 1
3,575 3.486
= =
4.818−2.202 4.818−2.202
= 1.37 = 1.33
1.37+1.33
Berat isi rata-rata = = 1.35
2

Berat isi tusuk


W 2−W 1 W 2−W 1
Berat isi I = Berat isi II =
W 4−W 1 W 4−W 1
6,313−2,202 6,335−2,202
= =
4,818−2,202 4,818−2,202
= 1.57 = 1.52
1.57+1,52
Berat isi rata-rata = = 1,545
2
Berat isi goyang
W 2−W 1 W 2−W 1
Berat isi I = Berat isi II =
W 4−W 1 W 4−W 1
6,456−2,202 6,542−2.202
= =
4,818−2,202 4,818−2,202
= 1.63 = 1,66
1,63+1,66
Berat isi rata-rata = = 1,64
2
Tabel 3.4 Data Hasil Perhitungan Berat Isi BEBAS Pasir Hitam

Benda Uji (Kg)


PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 5,777 5,688
Benda Uji Pasir (W3) 3,575 3,486
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818
W 2−W 1
Berat Isi 1,37 1,33
W 4−W 1
Rerata Berat Isi 1.35

Tabel 3.5 Data Hasil Perhitungan Berat Isi TUSUK Pasir Hitam
Benda Uji (Kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 6,313 6,335
Benda Uji Pasir (W3) 4,111 4,133
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818
W 2−W 1
Berat Isi 1,57 1,52
W 4−W 1
Rerata Berat Isi 1.545

Tabel 3.6 Data Hasil Perhitungan Berat Isi GOYANG Pasir Hitam
Benda Uji (Kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould (W1) 2,202 2,202
Berat Mould + pasir (W2) 6,456 6,542
Benda Uji Pasir (W3) 4,254 4,340
Berat Mould + air (W4) 4,818 4,818
W 2−W 1
Berat Isi 1,63 1,66
W 4−W 1
Rerata Berat Isi 1.645
Berat isi atau berat satuan agregat merupakan rasio antara berat agregat terhadap volumenya.
Pada percobaan diatas, diperoleh data Berat isi agregat bebas senilai 1,35 ; Berat isi agregat
penusukan senilai 1,545 ; dan Berat isi agregat penggoyangan senilai 1,645. Hal tersebut
berat isi suatu agregat yang ditakar menggunakan metode penggoyangan memiliki nilai lebih
besar dibandingkan dengan metode penakaran bebas dan ditusuk. Hal tersebut diakibatkan
karena metode penggoyangan membuat agregat semakin padat dengan merata dibandingkan
dengan metode penusukan yang hanya memadat di area yang terkena penusukan saja.
Penentuan berat isi agregat ini sangat diperlukan apabila dalam perhitungan bahan campuran
beton yang ditakar dengan menggunakan ukuran volume.
BAB IV
PENGUJIAN GRADASI PASIR HITAM
4.6 Hasil Pengujian
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian
Berat saringan
Berat Berat agregat
Diameter dan agregat
saringan (gr) tertahan (gr)
Saringan (mm) tertahan (gr)
A C = B-A
B

9,5 566,30 566,30 0,00


4,75 586.60 586,80 0,2
2,36 545,80 617,10 71,3
1,18 516,30 648,60 132,3
0,6 475,90 627,70 151,8
0,3 431,20 589,10 157.9
0,15 405,60 558,20 152,6
PAN 432.80 517,80 82
Jumlah 751,1
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan

Diameter Tertahan % Komulatif


Lubang
Saringan Individu Individu Tertingga Tembus/
(mm) (gram) (%) l Lolos

9,5 0,00 0,00 0,00 100


4,75 0,2 0,03 0,03 99,97
2,36 71,3 9,49 9,52 90,48
1,18 132,3 17,16 27,13 72,87
0,6 151,8 20,21 47,34 52,66
0,3 157.9 21,02 68,36 31,64
0,15 152,6 20,32 88,68 11,32
PAN 82 11,32 100,00 0,00
Jumlah 751,1 100 341,06
Modulus dan Jumlah % kumulatif tertinggal 341,06
= =3,41
Kehalusan 100 100
Berdasarkan hasil pengujian tersebut,sesuai dengan Batas Gradasi Agregat Halus (BS 822)
dalam SK.SNI T-15-1993-03 didapatkan hasil bahwa pasir tersebut tergolong dalam pasir
golongan zona II yang merupakan pasir agak halus.

Modulus kehalusan pasir tersebut masuk Dalam batasan Modulus Halus Butir menurut SII
0052 yaitu antara 1,5-3,8
BAB V
PENGUJIAN KADAR ORGANIK PASIR HITAM

5.6 Hasil Pengujian

 Benda Uji 1

Titik Uji
Pemeriksaan Rata-rata
I II III IV
Pasir + Endapan 2.4 2.5 2 2.5 2.35
Pasir 1.4 1.9 1.5 1.5 1.575
Endapan 1 0.6 0.5 1 0.775

Benda Uji 2
Titik Uji
Pemeriksaan Rata-rata
I II III IV
Pasir + Endapan 2.2 2.8 2.3 2 2.325
Pasir 1.2 1.9 2.2 1.8 1.775
Endapan 1 0.9 0.1 0.2 0.55

Berdasarkan pengujian dan pengamatan yang kami lakukan diperoleh hasil bawa pada pasir
benda Uji 1 dan 2 tergolong pasir yang memiliki kadar organic rendah. Hal tersebut diperoleh
dari warna air endapan kedua benda uji termasuk jernih dan tergolong pada warna 2. Kadar
organik yang rendah berarti dalam pasir tersebut hanya mengandung sedikit bahan organik.
Kadar organic secara keseluruhan dapat menurunkan kekuatan beton, bahkan jika kadar
organic tersebut terlalu banyak akan meusak beton itu sendiri. Ketika suatu pasir memiliki
kadar organic yang terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton
dan juga menghambat hidrasi semen sehingga proses pengerasan berjalan dengan lambat.
BAB VI
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN KERIKIL
6.6 Hasil Pengujian
Tabel 6.2 Data Hasil Pengamatan
Benda Uji (gram)
Pemeriksaan
I II
Berat piknometer + air + benda uji B1 1259,9 1255,0
Berat kering oven B2 394,6 393,2
B3
Berat piknometer + air 998,1 998,1
Berat benda uji JPK/SSD BJ 402,2 401,0

6.7 Pembahasan
Data Perhitungan
 Percobaan 1 s
B2
1 Bj Bulk =
(B ¿ ¿ 3+ BJ−B1 )¿
394,6
= = 2,81gram
(998,1+ 402,2−1259,9)
BJ
2 Bj JPK/SSD =
(B ¿ ¿ 3+ BJ−B1 )¿
402,2
= = 2,86 gram
(998,1+ 402,2−1259,9)
B2
3 Bj APP =
( B 3+ B2 −B1 )
394,6
= = 2,97 gram
( 998,1+394,6−1259,9 )
( BJ −B2 )
4 Abs = × 100 %
B2
( 402,2−394,6 )
= ×100 % = 1,93%
394,6
 Percobaan 2
B2
1 Bj Bulk =
(B ¿ ¿ 3+ BJ−B1 )¿
393,2
= = 2,73 gram
(998,1+ 401−1255,0)
BJ
2 Bj JPK/SSD =
(B ¿ ¿ 3+ BJ−B1 )¿
401
= = 2,78 gram
(998,1+ 401−393,2)

B2
3 Bj APP =
( B 3+ B2 −B1 )
393,2
= = 2, 88 gram
( 998,1+393,2−1255 )
( BJ −B2 )
4 Abs = × 100 %
B2
( 401,0−393,2 )
= ×100 % = 1,98%
393,2
Tabel 6.3 Data Hasil Perhitungan
Benda Uji
Perhitungan Rata-rata (gram)
I II
BJ bulk 2,81 2,73 2,77
BJ JPK 2,86 2,78 2,82
BJ APP 2,97 2,88 2,925
Penyerapan (Abs) 1,93% 1,98 % 1,955 %

Dari percobaan diatas diperoleh data Berat Jenis Bulk senilai 2, 77 (percobaan 1 senilai 2,81
dan percobaan 2 senilai 2,73 dengan selisih 0.08 ); Berat Jenis JPK senilai 2, 82 ; dan Berat
Jenis APP senilai 2,925 serta Penyerapan senilai 1,955%

Berdasarkan Revisi SNI 03-1737-1989 nilai dari Berat Jenis Bulk minimum 2,5 dengan
perbedaannya tidak lebih dari 0,2 serta penyerapan air oleh agregat maksimum 3%. Dengan
demikian, jenis agregat tersebut dapat digunakan dalam bahan pembuatan aspal.
BAB VII
PENGUJIAN KADAR AIR KERIKIL

7.6 Hasil Pengujian


Tabel 7.1 Data Hasil Pengamatan
Benda Uji (gr)
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 39,1 30,5
Berat Cawan + Benda Uji W2 438,5 430,0
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 399,4 399,5
Berat Cawan + Benda Uji
W4 415,7 423,0
Kering Oven
Benda Uji Kering Oven W5 = W4-W1 394,6 392,5

7.7 Pembahasan
Data Perhitungan
( W 3 – W 5)
Kadar Air Kerikil I = x 100 %
W5
( 399,4 – 394,6 )
¿ x 100 %
394,6
¿ 1,22 %
(W 3 – W 5)
Kadar Air Kerikil II= x 100 %
W5
( 399,5 – 392,5 )
¿ x 100 %
392,5
¿ 1,8 %
(1,22 %+1,8 % )
Rata-rata Kadar Kerikil ¿ =1.51 %
2
Tabel 7.2 Data Hasil Perhitungan
Benda Uji (gr)
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 39,1 30,5
Berat Cawan + Benda Uji W2 438,5 430,0
Berat Benda Uji W3 = W2-W1 399,4 399,5
Berat Cawan + Benda Uji
W4 415,7 423,0
Kering Oven
Benda Uji Kering Oven W5 = W4-W1 394,6 392,5
(W 3−W 5)
Kadar Air Agregat ¿ × 100 %
W5 1,22% 1,8%
Berat di saringan
¿ ×100 %
Berat semula
Kadar Air Rata-rata Kerikil 1,51%

Dari percobaan diatas diperoleh data kadar air rata-rata sebesar 1,51%. Hal tersebut berarti
kandungan air yang terdapat dalam agregat dalam keadaan kering yaitu sebesar 1,51 %.
Dalam hal ini pengujian sudah sesuai dengan standart kadar air dalam ASTM C 555-97
adalah 0.5-2.0%. Jumlah kadar air dalam suatu agregat perlu diketahui karena akan
mempengaruhi jumlah air yang diperlukan dalam campuran beton. Agregat yang
mengandung banyak air akan membuat campuran lebih basah sehingga sebelum suatu
agregat digunakan dalam campuran beton harus diketahui terlebih dahulu kadar airnya agar
campuran beton tidak menjadi terlalu basah atau terlalu kering.
BAB VIII
PENGUJIAN BERAT ISI KERIKIL

8.6 Hasil Pengujian


Tabel 8.1 Data Hasil Pengamatan Berat Isi BEBAS Kerikil
Benda Uji (kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould 4,683 4,683
Berat Mould + air 15,130 14,800
Berat Mould + kerikil 10,447 10,177

Tabel 8.2 Data Hasil Pengamatan Berat Isi TUSUK kerikil


Benda Uji (gram)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould 4,683 4,683
Berat Mould + air 15,177 15,683
Berat Mould + kerikil 10,494 11,000

Tabel 8.3 Data Hasil Pengamatan Berat Isi GOYANG kerikil


Benda Uji (gram)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould 4,683 4,683
Berat Mould + air 15,820 15,670
Berat Mould + kerikil 11,137 10,987

8.7 Perhitungan
Berat isi bebas
W 2−W 1 W 2−W 1
Berat isi I = Berat isi II =
W 4−W 1 W 4−W 1
15,130−4,683 14,800−4,683
= =
12,770−4,683 12,770−4,683
10,447 10,117
= = 1,29 = = 1,25
8,087 8,087
1.,29+ 1,25
Berat isi rata-rata = = 1,27
2

Berat isi tusuk


W 2−W 1 W 2−W 1
Berat isi I = Berat isi II =
W 4−W 1 W 4−W 1
15,177−4,683 15,683−4,683
= =
12,770−4,683 12,770−4,683
10,494 11
= = 1.30 = = 1,36
8,087 8,087
1.30+1,36
Berat isi rata-rata = = 1,33
2

Berat isi goyang


W 2−W 1 W 2−W 1
Berat isi I = Berat isi II =
W 4−W 1 W 4−W 1
15,820−4,683 15,670−4,683
= =
12,770−4,683 12,770−4,683
11,137 10,987
= = 1,38 = = 1,36
8.087 8,087
1.38+1,36
Berat isi rata-rata = = 1.37
2

Tabel 8.4 Data Hasil Perhitungan Berat Isi BEBASkerikil


Benda Uji (kg)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould W1 4,683 4,683
Berat Mould + kerikil W2 15,130 14,800
Berat Mould + air W4 10,447 10,177

W 2−W 1
Berat Isi 1,29 1,25
W 4−W 1

Rerata Berat Isi 1,27


Tabel 8.5 Data Hasil Perhitungan Berat Isi TUSUK kerikil
Benda Uji (gram)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould W1 4,683 4,683
Berat Mould + kerikil W2 15,177 15,683
Berat Mould + air W4 10,494 11,000
W 2−W 1
Berat Isi 1,30 1,36
W 4−W 1
Rerata Berat Isi 1,33

Tabel 8.6 Data Hasil Perhitungan Berat Isi GOYANG kerikil


Benda Uji (gram)
PEMERIKSAAN
I II
Berat Mould W1 4,683 4,683
Berat Mould + kerikil W2 15,820 15,670
Berat Mould + air W4 11,137 10,987
W 2−W 1
Berat Isi 1,38 1,36
W 4−W 1
Rerata Berat Isi 1.37

Berat isi atau berat satuan agregat merupakan rasio antara berat agregat terhadap volumenya.
Pada percobaan diatas, diperoleh data Berat isi agregat bebas senilai 1,27 ; Berat isi agregat
penusukan senilai 1,33 ; dan Berat isi agregat penggoyangan senilai 1,37 Hal tersebut berat
isi suatu agregat yang ditakar menggunakan metode penggoyangan memiliki nilai lebih besar
dibandingkan dengan metode penakaran bebas dan ditusuk. Hal tersebut diakibatkan karena
metode penggoyangan membuat agregat semakin padat dengan merata dibandingkan dengan
metode penusukan yang hanya memadat di area yang terkena penusukan saja.
Penentuan berat isi agregat ini sangat diperlukan apabila dalam perhitungan bahan campuran
beton yang ditakar dengan menggunakan ukuran volume.
BAB IX
PENGUJIAN GRADASI KERIKIL
4.6 Hasil Pengujian
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian
Berat saringan
Berat Berat agregat
Diameter dan agregat
saringan (gr) tertahan (gr)
Saringan (mm) tertahan (gr)
A C = B-A
B

9,5 115,00 566,30 0,00


4,75 100,7 586,80 0,2
2,36 138,9 617,10 71,3
1,18 516,30 648,60 132,3
0,6 475,90 627,70 151,8
0,3 431,20 589,10 157.9
0,15 405,60 558,20 152,6
PAN 432.80 517,80 82
Jumlah 751,1
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan

Diameter Tertahan % Komulatif


Lubang
Saringan Individu Individu Tertingga Tembus/
(mm) (gram) (%) l Lolos

9,5 0,00 0,00 0,00 100


4,75 0,2 0,03 0,03 99,97
2,36 71,3 9,49 9,52 90,48
1,18 132,3 17,16 27,13 72,87
0,6 151,8 20,21 47,34 52,66
0,3 157.9 21,02 68,36 31,64
0,15 152,6 20,32 88,68 11,32
PAN 82 11,32 100,00 0,00
Jumlah 751,1 100 341,06
Modulus dan Jumlah % kumulatif tertinggal 341,06
= =3,41
Kehalusan 100 100

B
BAB X
PENGUJIAN KEKERASAN KERIKIL
10.6 Hasil Pengujian
Tabel 10.1 Data Hasil Pengamatan
Benda Uji (gram)
Data
I II

Berat silinder + plat alas C 3164 3164


Berat silinder + plat alas + benda uji D 3582 3585
Berat benda uji semula 2,63 mm A=D-C 418 421
Berat benda uji tertahan saringan
B 388,2 387,7
2,63 mm

10.7 Pembahasan
Data Perhitungan
Berat benda uji semula (A)
=D–C
= 3582-3585
= 418
Kekerasan agregat
A−B A−B
A
x 100% A
x 100%
= =
418−388,2 421−387,7
= x 100 % = x 100 %
418 421
= 7,13 % = 7,9 %
Tabel 10.2 Hasil Perhitungan Kekerasan Agregat Kasar

Benda Uji (gram)


Data
I II

Berat silinder + plat alas C 3164 3164


Berat silinder + plat alas + benda uji D 3582 3585
Berat benda uji semula 2,63 mm A=D-C 418 421
Berat benda uji tertahan saringan
B 388,2 387,7
2,63 mm
Kekerasan Agregat A−B 7,13 7,9
x
A
100%

Kekerasan Agregat Rata-Rata 7,515 %

Pegujian kekerasan agregat seberat 1 kg dan diayak dengan menggunakan ayakan no


12.7 mm dan ayakan 9,5. Dan ditekan pada mesin penekan dengan daya beban 40 ton,
kecepatan tekan 4 ton/ menit. Pada percobaan ini kami memperoleh data benda uji semula
dari pengurangan berat alat (silinder + plat alas) + benda uji dengan berat alat mendapat hasil
418 gram untuk benda uji I & 421 kg untuk benda uji II. Hasil benda uji tertahan pada ayakan
no 2.63 mm untuk benda uji I = 388,2 g dan 387,7 kg untuk benda uji II.sehingga didapat
kekerasan agregat untuk benda uji I sebesar 7,13 % & benda uji II 7,9 %. Dan yang terakhir
rata_rata perolehan prosentase agregat yakni 7,15 %

KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang kami lakukan, didapatkan kekerasan sebesar 7,15 %. Nilai
kekerasan agregat kasar untuk beton yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan tidak
boleh lebih dari 30% dan tidak boleh lebih dari 45% untuk beton yang digunakan pada
keperluan lain. Kekerasan agregat adalah daya tahan agregat terhadap kerusakan akibat
penggunaan dalam konstruksi. Sifat – sifat kekerasan agregat penting untuk diketahui bila
agregat akan digunakan sebagai material bahan bangunan dan jalan, sehingga agregat ini
dapat digunakan dalam pembuatan beton.
BAB XI
PENGUJIAN KEASUSAN KERIKIL
11.6 Hasil Pengujian
Tabel 11.2 Data Hasil Pengamatan
Gradasi Pemeriksaan
Berat Material
Ukuran Saringan ( mm )
( gram )
Lewat Tertahan
19,0 12,5 2500
12,5 9,5 2500
Berat lolos saringan No.12 Ø 1,71 mm 950
Berat total material ( A ) 5000
Berat tertahan saringan No.12 Ø 1,71 mm (B) 4050

11.7 Pembahasan
A = 2500+2500
= 5000 gram
B = 4050
A−B
Keausan x 100 %
A
= (5000 – 4050 ) : 5000 x 100%
= 19 %
Tabel 11.3 Hasil Perhitungan Keausan
Gradasi Pemeriksaan
Berat Material
Ukuran Saringan ( mm )
( gram )
Lewat Tertahan
19,0 12,5 2500
12,5 9,5 2500
Berat total material ( A ) 5000
Berat tertahan saringan No.12 Ø 1,71 mm (B) 4050
A−B
Keausan x 100 % 19%
A

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan denggan menggunakan mesin Los Angles, nilai dari
keausan agregat kasar yaitu sebesar 19%. Nilai ini diperoleh dari rasio berat yang tertahan di saringan
12,5 dan 9,5 terhadap jumlah agregat awal. Sesuai dengan Revisi SNI 03-1737-1989 yang
menyebutkan bahwa abrasi dengan mesin los Angles maksimum yaitu 40%, maka agregat kami
memenuhi standart dari agregat kasar

Anda mungkin juga menyukai