Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS ZAT GIZI

ANALISIS KADAR ABU

Pengampu: Titik Dwi Noviati S.Gz,M.Gz

Oleh:
Khantsa Mastura
J310200010
Kelompok 5
Shift 2A

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
A. Tujuan
Mengukur kadar abu wb dan db dari bahan pangan dengan metode kering.

B. Prinsip
Bahan dipijarkan hingga menjadi abu dan ditimbang hingga berat konstan

C. Tinjauan Pustaka
Dalam industri pangan untuk mengetahui kadar abu sangatlah perlu sebab dengan
mengetahuinya kita dapat menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan. Abu
merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik yang kandungan
dan komposisinya tergantung bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu suatu bahan
menunjukkan total mineral yang terkandung dalam bahan tersebut. Kadar abu total adalah
bagian dari analisis proksimat yang digunakan untuk mengevaluasi nilai gizi suatu
bahan/produk pangan. Pengabuan juga merupakan tahapan persiapan contoh yang
harus dilakukan pada analisis mineral.
mendestruksi komponen organik contoh dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur
pengabuan dengan suhu sekitar 500-600°C, tanpa terjadinya nyala api sampai terbentuk
abu berwarna putih keabuan dan berat tetap tercapai. Oksigen yang terdapat di dalam
udara bertindak sebagai oksidator. Residu yang didapatkan merupakan total abu dari
suatu contoh. Sedangkan cara basah prinsipnya adalah memberikan reagen kimia
tertentu ke dalam bahan sebelum pengabuan. (Laurencia :2017)
Kadar abu suatu bahan ditetapkan pula secara gravimetri. Penentuan kadar
abumerupakan cara pendugaan kandungan mineral bahan pangan secara kasar.
Bobotabu yang diperoleh sebagai perbedaan bobot cawan berisi abu dan cawan
kosong.Kadar abu/mineral merupakan bagian berat mineral dari bahan yang
didasarkanatas berat keringnya. Abu yaitu zat organik yang tidak menguap, sisa dari
prosespembakaran atau hasil oksidasi. Penentuan kadar abu ada hubungannya
denganmineral suatu bahan
Kadar abu yang yang terukur merupakan bahan-bahan anorganik yang tidakterbakar
dalam proses pengabuan, sedangkan bahan-bahan organik terbakar.Untuk
menentukan kandungan mineral pada bahan makanan, bahan
harusdihancurkan/didestruksi terlebih dahulu. Cara yang biasa dilakukan
yaitupengabuan kering (dry ashing) atau pengabuan langsung dan pengabuan basah(wet
digestion).

D. Metode
1.) Bahan :
- Biskuit

2.) Alat :
- Furnance
- Oven
- Kompor Listrik
- Penjepit
- Krusibel
- Timbangan Analitik

3.) Cara Kerja

Dipijarkan krusibel dalam muffle furnace.


Didinginkan dalam oven, kemudian
dimasukkan ke dalam eksikator sampai
dingin. Setelah dingin kemudian
ditimbang (Bkrus).

Ditimbang 3 –5 g sampel dalam krusibel


yang telah diketahui beratnya (Bkrus+s),
selanjutnya dipanaskan di atas kompor listrik
sehingga bahan menjadi arang dan tidak
berasap.

Dipijarkan krusibel dalam muffle sampai


sampel menjadi abu berwarna keputih-
putihan. Dimasukkan kedalam oven 100 C
untuk didinginkan. Kemudian didinginkan
dalam eksikator, lalu ditimbang
(Bkrus+abu).

Mengulangi pemijaran abu selama 30


menit sampai diperoleh berat konstan
(Bkons).

E. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil
- Tabel Hasil Perhitungan
No B.Krus B.Krus B.Kons K. Air B. Abu B. B. K. Abu K. Abu
+S (%db) (g) sampel Sampel (%wb)(%) (%db)(%)
(g) Bbs Air
(g)
1 16,631 18,080 16,663 1,91 0,032 1,449 1,442 2,21 2,25

2 15,163 17,296 15,195 2,27 0,032 2,133 2,087 1,5 1,5

3 14,964 16,987 14,993 2,99 0,047 2,023 1,965 1,4 1,4

4 16,772 18,793 16,790 4,78 0,018 2,021 1,927 0,89 0,93

5 15,120 17,121 15,158 2,25 0,038 2.001 1,78 1,9 2,1

6 22,812 24,897 22,840 1,91 0,028 2,085 2,046 1,3 1,3

7 16,711 18,711 16,772 1,9 0,061 2 1,962 0,55 0,56

8 15,490 17,521 15,550 2,42 0,06 2,031 1,983 2,9 3

9 16,630 18,639 16,742 2,56 0,112 2,009 1,95 5,6 5,7

10 12,930 14,932 12,958 2 0,028 2,002 1,962 1,4 1,4

- Perhitungan

Rumus Perhitungan :

Bobot Abu = (Bkons) – (Bkrus)

Bobot Sampel = (Bkrus+s) – (Bkrus)

B.Sampel Bebas Air = (B.Sampel-[(B.Sampel×(K.Air(%db)÷100)]


𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢
Kadar Abu (%wb) = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢
Kadar Abu (db%) = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟
× 100%

Kelompok 5 :

- Bobot Abu
B. Abu = (B. Kons) –(B. Krus)
= (15,158) –(15,120)
= 0,032
- Bobot Sampel
B.Sampel = (B.Krus+s) –B.Krus
= 17,121 –15,120
= 2,001 gram

- Bobot Sampel Bbs Air


𝑘.𝐴𝑖𝑟 (%𝑑𝑏)
= B.Sampel –(B.Sampel x 100
)
2,25
= 2,001 –(2,001 x 100
)
= 2,001 –0,045
= 1,956 g
- K. Abu (wb%)
𝐵.𝐴𝑏𝑢
= 𝐵.𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 100%
0,038
= × 100%
2,001
= 1,9%

- K. Abu (db%)
𝐵.𝐴𝑏𝑢
= 𝐵.𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐵𝑏𝑠 𝐴𝑖𝑟 × 100%
0,038
= 1,956 × 100%
= 1,94%

- Pembahasan
Abu merupakan unsur mineral atau zat anorganik yangterkandung dalam
bahan pangan. Abu juga merupakan zat dalam bahan pangan selain air dan
bahan organik. Selain itu kadar abu juga merupakan unsur mineral sebagai sisa
yang tertinggal setelah bahan dibakar sampai bebas unsur karbon, merupakan
komponen yang tidak mudah menguap, dan tetap tinggal dalam pembakaran
dan pemijaran senyawa organik.
Syarat mutu biskuit berdasarkan SNI 01-2973-1992, kadar abu maksimum
pada biskuit adalah 1,6 %. Berdasarkan penelitian kali ini dapat diketahui bahwa
kadar abu wb yaitu 1,343% dan pada kadar abu db yaitu 1,368%. Ini
menunjukan bahwa kadar abu tersebut memenuhi mutu biskuit SNI. Metode ini
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑏𝑢
menggunakan rumus wb:𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 100% dan db: 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟 × 100%
.Dari hasil praktikum diatas, didapatkan hasil kadar abu (%db) 1,94% dan kadar
abu (%wb) 1,9%pada kelompok 5. Kadar abu dari hasil ini termasuk tinggi bila
dibandingkan dengan kadar abu maksimum pada biscuit menurut SNI yaitu
1,6%. Kadar abu berhubungan dengan kandungan mineral suatu bahan.
Semakin tinggi kadar abu maka semakin tinggi pula kadar mineral dalam bahan
pangan tersebut.Sedangkan bila semakin rendah kadar abu maka semakin
rendah kadar mineralnya dan tinggi tingkat kemurniannya.

F. Kesimpulan
Kadar abu yang yang terukur merupakan bahan-bahan anorganik yang tidakterbakar
dalam proses pengabuan, sedangkan bahan-bahan organik terbakar.Untuk
menentukan kandungan mineral pada bahan makanan, bahan
harusdihancurkan/didestruksi terlebih dahulu. Pada praktikum Analisis Zat Gizi kali
ini adalah melakukan analisis kadar abudengan metode kering.Dari praktikum ini
didapatkan hasil kadar abu (%db) 2,25% dan kadar abu (%wb) 2,2%pada nomor 1. Kadar
abu menunjukkan dan mempengaruhi tinggi rendah kadar mineral pada makanan serta
kemurniannya.

DAFTAR PUSTAKA

Astute. 2012. Analisis Kadar Abu.

Feringo . 2019. Penuntun Praktikum Analisis Pangan. Jurusan Ilmu dan Teknologi pangan.
Fakultas teknologi pertanian. Universitas Udayana.

Laurencia. 2017. Analisis Kadar Air dan Kadar Abu. Analisis Makana (D03F501).

Lita, Yuvita. 2015. Laporan Praktikum Mata Kuliah Analisa Mutu Pangan dan Hasil
Pertanian. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Jember.

Anda mungkin juga menyukai