Anda di halaman 1dari 32

KEPERAWATAN KELUARGA

“KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA”

Di Susun Oleh:

Kelompok 6

Hermawati 21117063
Ilhami Nadion 21117067
Kartika Ulfa Alfiyah 21117072
Meireza 21117081
Mutiara Fransiska 21117086
Nurul Maesya 21117092
Pariska Rahma Dia 21117093

Kelas : PSIK III B

Dosen Pembimbing : Septi


Ardianty,S.Kep.,Ns.,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


PALEMBANG

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat


dan karunia yang telah diberikan kepada kami sehingga bisa menyelesaikan Tugas
Keperawatan Keluarga Tentang “KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA”.
Dalam penyusunan Tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa  dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan dari beberapa orang, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. ALLAH SWT yang telah memberikan kami rezeki, rahmat, dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
2. Ibu Septi Ardianty,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga
yang telah memberikan instruksi kepada kami sehingga kami termotivasi dan
menyelesaikan tugas ini.
3. Rekan kelompok yang telah turut membantu dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik


pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini dan bila untuk makalah selanjutnya.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Aamiiin

Palembang, 5 Maret 2020

Penulis 

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 3

A. Tanggung jawab Perawat Pada ASKEP Keluarga.......................................... 3

B. Asuhan Keperawatan Keluarga........................................................................ 4

1. Tahap Pengkajian....................................................................................... 4
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan...................................................... 15
3. Tahap Perencanaan............................................................................... 22
4. Tahap Pelaksanaan................................................................................ 25
5. Tahap Evaluasi...................................................................................... 26

BAB III PENUTUP......................................................................................... 29


A. Kesimpulan.................................................................................................. 29
B. Saran ............................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan,hidup dalam satu rumah
tangga,berinteraksi satu sama lain,serta masing-masing berperan dalam
menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.menurut Burgess(1963)
keluarga terdiri atas orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,darah dan
ikatan adopsi. Mereka hidup bersama dalam sebuah rumah tangga atau jika mereka
hidup secara terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai
rumah mereka,anggota keluarga. Berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan
lainnya dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri,ayah dan ibu,anak
laki-laki dan anak perempuan,serta saudara dan saudari yang sama-sama
menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat dengan berbagai ciri unik.
Keluarga sebagai unit pelayanan perawatan,sebab keluarga sebagai unit
utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
bermasyarakat. Keluarga sebagai kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengbaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
sendiri. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan,penyakit yang diderita
salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi keluarga tersebut,karena keluarga
merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat. Perawat dapat menjangkau masyarakat melalui
keluarga,dalam memelihara klien sebagai individu,keluarga tetap berperan dalam
mengambil keputusan dalam pemeliharaannya,keluarga merupakan lingkungan
yang serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga. Tujuan
perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk mengelola
masalah kesehatan ,mempertahankan fungsi keluarga,melindungi dan memperkuat
pelayanan masyarakat tentang perawatan kesehatan.

1
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Mahasiswa Mampu Mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa Mampu Mengetahui Tanggung jawab Perawat Pada ASKEP
Keluarga
2. Mahasiswa Mampu Mengetahui Tahap Pengkajian pada Asuhan Keperawatan
Keluarga
3. Mahasiswa Mampu Mengetahui Perumusan Diagnosa Keperawatan pada
Asuhan Keperawatan Keluarga
4. Mahasiswa Mampu Mengetahui Tahap Perencanaan pada Asuhan
Keperawatan Keluarga
5. Mahasiswa Mampu Mengetahui Tahap Pelaksanaan pada Asuhan Keperawatan
Keluarga
6. Mahasiswa Mampu Mengetahui Tahap Evaluasi pada Asuhan Keperawatan
Keluarga

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanggung Jawab Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga


Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai tanggung
jawab sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan meliputi: pengkajian fisikatau psikososial, menunjukkan
pemberian tindakan secara terampil dan memberikan intervensi.adanya kerja
sama dari klien, keluarga dan perawat sebagai pemberi perawatan utama di
keluarga pada tahap perencanaan sangat penting.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan dirumah sangat penting
untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya.
3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para profesional lain
dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang
menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan ,
menetukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara memenuhi kebutuhan,
mengidentifikasi cara memenuhi kebutuhan dan mengimplementasikan rencana
yang telah disusun.
4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya perawatan
yang dilakukan di rumah.
5. Advokasi
Peran perawat sebagai penasihat berhubungan dengan masalah pembayaran yang
terkait dengan pelayanan yang diberikan.

3
B. Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai
berikut.
a. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga.
Pengkajian keluarga dilakukan dengan cara mengidentifikasi data demografi dan
sosial kultural, data lingkungan, struktur keluarga,fingsi keluarga, stres dan
koping yang digunakan keluarga serta perkembangan keluarga. Sedangkan
pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga meliputi:pengkajian
fisik,mental,emosi,sosial dan spiritual.
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Penyusunan keperawatan
d. Pelaksanaan asuhan keperawatan
e. Evaluasi

1. Tahapan pengkajian
Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data
dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah :
a. Struktur dan karakteristik keluarga
b. Sosial, ekonomi, dan budaya
c. Faktor lingkungan
d. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga
e. Psikososial keluarga
Hal-hal perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala
keluarga, status imunisasi dari masing masing anggota keluarga, dan
genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi)

4
b. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga besertakendaa atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik),mengkaji asal suku bangsa
keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan
kesehatan
 Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga
 Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah
lingkungan yang secara etnik bersifat homogen).
 Kegiatan-kegiatan sosial budaya, rekreasi dan pendidikan. Apakah
kegiatan-kegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya keluarga
 Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana, baik tradisional maupun
modern.
 Bahasa yang digunakan di dalam keluarga (rumah)
 Pengunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah
keluarga mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-praktik pelayanan
kesehatan tradisional, atau mempunyai kepercayaan tradisional dalam
bidang kesehatan.
d. Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan seperti:
 Apakah anda anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan
bergamanya
 Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau organisasi
keagamaan
 Agama yang dianut oleh keluarga
 Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan
e. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan
oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki
oleh keluarga seperti :
 Jumlah pendapatan perbulan

5
 Sumber-sumber pendapatan perbulan
 Jumlah pengeluaran perbulan
 Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga
 Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya
f. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya di
lihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi,
namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau
senggang keluarga.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap
kehidupan keluarga. Menurut Duvali, tahap perkembangan keluarga ditentukan
dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga
melaksanakan tugas tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat
keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat kesehatan
keluarga.
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
c. Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga
inti, meliputi: riwayat keturunan, riwayat kesehatan masing-masing,
anggota,dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti
penceraian, kematian, dan keluarga yang hilang
d. Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua (seperti
apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan
orang tua dari kedua orang tua.
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
 Gambaran tipe tempat tinggal ( rumah, apartemen, sewa kamar, kontrak
atau lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah
untuk tempat tinggal.

6
 Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior interior
rumah meliputi : jumlah kamar dan tipe kamar ( kamar tamu, kamar
tidur); penggunaan = penggunaan kamar tersebut; dan bagaimana
kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot,
penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah, susunan, dan kondisi
bangunan tempat tinggal, termasuk perasaan-perasaan subjektif
keluarga terhadap rumah tinggalnya,, apakah keluarga menganggap
rumahnya memadai bagi mereka.
 Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada
fasilitas pengaman bahaya kebakaran.
 Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk
 Kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur, apakah memadai
bagaimana anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka,
hubungan, dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya.
 Kebersihan dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-serangga kecil
( khususnya didalam) dan masalah masalah sanitasi yang disebabkan
akibat binatang-binatang peliharaan lainnya seperti ayam, kambing,
kerbau, dan hewan peliharaan lainnya.
 Pengaturan privasi. Bagaimana dengan perasaan keluarga terhadap
pengaturan privasi rumah mereka memadai atau tidak. Termasuk
bahaya bahaya terhadap keamanan rumah atau lingkungan.
 Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah
mereka.
b. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
 Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa.
 Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan industry
kecil, agraris).
 Keadaan tempat tinggal dan jalan raya ( terpelihara, rusak, dalam
perbaikan, atau lainnya)
 Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara penanganan
sampah, dan lainnya.

7
 Adakah jenis-jenis industry di lingkungan rumah (kebisingan, polusi
air, dan udara).
 Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut
 Kelas sosial dan karakteristik etnik penghuni
 Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam
lingkungan dan komunitas(klinik, rumah sakit, penanganan keadaan
gawat darurat,kesejahteraan, konseling, dan pekerjaan)
 Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas, apakah mudah di
akses, dan bagaimana kondisinya.
 Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki di komunitas tersebut.
 Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, took, apotek, pasar dan lainnya
 Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut dapat
diakses( jarak, kecocokan, jam pemberangkatan, dan lainnya). Untuk
keluarga/komunitas.
 Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas, apakah ada
masalah yang serius seperti tidak aman dan ancaman serius.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga yang di tentukan, apakah keluarga tinggal di
daerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah
tempat tinggal.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang di gunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
e. Sistem pendukung keluarga meliputi :
 Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis.
 Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun
swasta/LSM.
 Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga.

8
4. Struktur Keluarga
a. Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, termasuk pesan
yang disampaikan, bahasa yang di gunakan, komunikasi secara langsung atau
tidak, pesan emosional (positif atau negatif), frekuensi, dan kualitas
komunikasi yang berlangsung. Adakah hal-hal yang tertutup dalam keluarga
untuk di diskusikan.
b. Struktur kekuatan keluarga
 Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang memutuskan
dalam penggunaan keuangan, pengambilan keputusan dalam pekerjaan
atau tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan
kedisiplinan anak-anak.
 Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam
membuat keputusan.
c. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga, baik
secara formal maupun informal.
 Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota keluarga,
(gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan peran masing-
masing) dan apakah ada konflik peran dalam keluarga.
 Peran informal, adalah peran informal dalam keluarga, siapa yang
memainkan peran tersebut, beberapa kali dan bagaimana peran tersebut
dilaksanakan secara konsisten.
 Analisis model peran, siapa yang menjadi model dalam menjalankan
peran di keluarga, apakah status sosial mempengaruhi pembagian peran
keluarga, apakah budaya masyarakat, bagaimana agama mempengaruhi
pembagian peran keluarga, apakah peran yang di jalankan sesuai tahap
perkembangannya, bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi peran
keluarga, adakah peran baru, bagaimana anggota keluarga yang sakit
terhadap perubahan peran atau hilangnya peran, serta apakah ada
konflik akibat perang.

9
d. Struktur nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang di anut keluarga dengan kelompok
atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang di anut, seberapa
penting nilai yang di anut, apakah nilai yang di anut secara sadar atau tidak,
apakah konflik nilai yang menonjol dalam keluarga, bagaimana kelas sosial
keluarga, bagaimana latar belakang budaya yang mempengaruhi nilai-nilai
keluarga, serta bagaimana nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
 Pola kebutuhan keluarga. Apakah anggota keluarga merasakan
kebutuhan individu lain dalam keluarga, apakah orang tua mampu
menggambarkan kebutuhan mereka, bagaimana psikologis keluarganya,
apakah setiap anggota keluarga memiliki orang yang di percaya dalam
keluarga, apakah dalam keluarga saling menghormati satu sama
lainnya, dan apakah setiap anggota keluarga sensitif terhadap persoalan
individu.
 Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, kehangatan pada keluarga, serta keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
 Keterpisahan dan keterikatan. Bagaimana keluarga menghadapi
keterpisahan dengan anggota keluarga lain, apakah keluarga merasa
adanya keterikatan yang erat antar anggota keluarga yang lain.
2) Fungsi sosialisasi
 Tanyakan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga.
 Apakah saling ketergantungan.
 Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak atau fungsi
sosialisasi.
 Adakah faktor sosial budaya yang mempengaruhi pola-pola
membesarkan anak.
 Apakah keluarga mempunyai masalah dalam mengasuh anak.

10
 Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak bermain
sesuai dengan tahap perkembangannya.
 Apakah ada peralatan atau permainan anak yang cocok dengan usianya.

3) Fungsi perawatan kesehatan


Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan
perlindungan terhadap anggota keluarga yang sakit, pengetahuan keluarga
mengenai konsep sehat sakit, kesanggupan keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut
Mengenai masalah kesehatan. Sejauh mana keluarga mengenal fakta-
fakta dari masalah kesehatan meliputi : pengertian, tanda gejala, penyebab
serta yang mempengaruhi prinsip keluarga terhadap masalah.
 Keyakinan, nilai dan perilaku keluarga meliputi :
 Nilai yang di anut terkait kesehatan
 Apakah keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai tersebut
 Bagaimana perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung
peningkatan kesehatan.
 Konsep dan pengetahuan keluarga tentang konsep sehat sakit
 Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat dan sakit bagi anggota
keluarga
 Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi tanda gejala pada
anggota keluarga yang sakit
 Sumber-sumber informasi yang di peroleh keluarga dalam kesehatan
 Masalah kesehatan yang di anggap serius dalam keluarga dan
tindakan apa yang diambil.
 Praktik diet keluarga
 Pengetahuan keluarga tentang makanan yang bergizi
 Riwayat pola makan keluarga
 Bagaimana cara keluarga menyiapkan makanan, keluarga
menyiapkan makanan dengan di goreng, direbus, dipanggang,
dimasak atau disajikan mentah.

11
 Jenis makanan yang di konsumsi keluarga setiap hari dan cara
menyimpannya.
 Bagaimana jadwal makan keluarga (utama dan selingan)
 Siapa anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan, belanja dan menyiapkan makanan.
 Kebiasaan tidur dan istirahat. Waktu tidur keluarga, kecukupan,
adakah kesulitan tidur, dan dimana tempat keluarga tidur.
 Latihan dan rekreasi
 Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara
aktif sangat diperlukan bagi kesehatan
 Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik anggota keluarga
 Keikutsertaan anggota keluarga dalam aktivitas olahraga atau
rekreasi.
 Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
 Kebiasaan penggunaan alkohol, tembakau, dan kopi.
 Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep atau
dengan resep.
 Kebiasaan keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu
lama dan menggunakan kembali.
 Kebiasaan menyimpan obat dan memberi label.

• Peran keluarga dalam dalam praktik perawatan diri,


 Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan.
 Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit atau penyakit.
 Siapa yang berperan mengambil keputusan dalam hal kesehatan
keluarga
 Pengetahuan keluarga tentang cara perawatan pada anggota keluarga
yang sakit
• Cara-cara pencegahan penyakit
 Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit
 Kebiasaan keluarga dalam pemeriksaan kesehatan
 Status imunisasi keluarga pada bayi, balita, dan ibu hamil

12
• Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan
 Perasaan keluarga terhadap jenis-jenis perawatan kesehatan
 Pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan
 Kepuasan dan kepercayaan keluarga terhadap pelayanan kesehatan
 Harapan keluarga terhadap petugas pelayanan kesehatan
• Riwayat kesehatan keluarga.
Tanyakan riwayat penyakit genetik dan penyakit keluarga pada masa
lalu dan masa sekarang seperti diabetes mellitus, penyakit jantung,
hipertensi, kanker, stroke, dan atritis reumatis, penyakit gagal ginjal,
tiroid, asma, alergi, penyakit-penyakit darah, dan lain-lain.
• Sumber keuangan
Tanyakan bagaimana pola keluarga dalam pembayaran biaya kesehatan
dan asuransi kesehatan yang dimiliki keluarga.
Memelihara lingkungan rumah yang sehat, sejauh mana keluarga
mengetahui sumber-sumber yang dimiliki, keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan
kekompakan antar anggota keluarga pada praktik lingkungan. Apakah
saat ini keluarga terpapar oleh polusi udara, air, atau kebisingan dari
lingkungan tempat tinggalnya, apa yang di lakukan keluarga untuk
mencegah penyakit, siapa orang yang berperan membuat keputusan
terkait masalah kesehatan keluarga cara perawatan anggota keluarga
yang sakit.
Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat, apakah
keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami
keuntungan yang di peroleh dari fasilitas kesehatan, dan fasilitas
kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.

• Pelayanan kesehatan darurat;


 Pengetahuan keluarga terkait tempat pelayanan kesehatan darurat
kesehatan
 Pengetahuan keluarga cara memanggil ambulan atau pelayanan
kesehatan darurat

13
 Pengetahuan keluarga mengenai cara penanganan keadaan darurat
• Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan
 Bagaimana jarak fasilitas pelayanan kesehatan dirumah
 Jenis alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk mencapai
fasilitas kesehatan
 Masalah apa yang dihadapi keluarga dalam hubungannya antara
transportasi dengan tempat fasilitas layanan kesehatan
4). Fungsi reproduksi
Mengkaji beberapa jumlah anak, merencanakan jumlah anak,
merencanakan jumlah anggota keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
5). Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat guna meningkatkan status kesehatan keluarga.

5. Stress dan koping

a. Stresor jangka pendek, yaitu stresor yang di alami keluarga yang


memerlukan penyelesaian dalam waktu ±6 bulan
b. Stresor jangka panjang, yaitu stresor yang saat ini di alami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan
c. Kemampuan dalam keluarga berespon terhadap situasi atau stresor,
mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi stresor
d. Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan
e. Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

6. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang


digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik

7. Harapan keluarga

14
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

2. Perumusan Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga,


atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisis data secara cermat, memberi dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan
dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Diagnose
keperawatan keluarga di analisis dari hasil pengkajian terhadap masalah dalam
tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, stuktur keluarga, fungsi-fungsi
keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko, maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan
tindakan untuk melakukan keperawatan bersama-sama dengan keluarga,
berdasarkan kemampuan, dan sumberdaya keluarga.

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan


pada pengkajian, komponen diagnose keperawatan meliputi problem atau masalah,
etiologi atau penyebab, dan sing atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES.

1. Problem atau masalah (P)

2. Etiologi atau penyebab (E)

3. Sign atau tanda (S)

3. Tipologi dari diagnose keperawatan.


1. Diagnosis aktual (terjadi devisit atau gangguan kesehatan) Dari hasil pengkajian
di dapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan, dimana
masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk
segera ditangani dengan cepat. Pada diagnosis keperawatan aktual, faktor yang
berhubungan merupakan etiologi, atau factor penunjang lain yang telah
mempengaruhi perubahan status kesehatan, sedangkan faktor tersebut dapat di
kelompokkan kedalam empat katagori, yaitu:

a. Patofisiologi (biologi atau)

15
b. Tindakan yang berhubungan;

c. Situasonal (lingkungn, personal);

d. Maturasional.

Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis


keperawatan keluarga adalah adanya:

a. Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan


persepsi)

b. Ketidakmauan (sikap dan motivasi)

c. Ketidakmauan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau


tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik finansial, fasilitas, sistem
pendukung, lingkungan fisik dan fisikologis)

2. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan).

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda
tersebut dapat menjadi masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan
pemecahan dari tim kesehatan dan keperawatan. Faktor-faktor resiko untuk
diagnosis resiko dan resiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan
meningkat terhadap klien atau kelompok resiko tinggi dari yang lainnya pada
populasi yang sama yang mempunyai resiko.

3. Diagnosis potensial (Keadaan sejahteraatau wellness)

Suatu keadaan jika keluargadalam keadaan sejahtera kesehatan keluarga dapat


diringankan. Diagnosis keperawatan kesejahteraan tidak mencangkup faktor-
faktor yang berhubungan. Perawat dapat memperkirakan kemampuan atau
potensial keluarga dapat ditingkatkan kearah yang lebih baik. Daftar diagnosis
keperawatan keluarga berdasarkan NANDA tahun 1995 adalah sebagai berikut :

a. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

• Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Hygiene lingkungan)

16
• Resiko terhadap keluarga

• Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

b. Diagnosis keperawtan keluarga pada masalahstruktur komunikasi


(Komunikasi keluarga disfungsional).
c. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

• Berduka dan antisipasi

• Berduka Disfungsional

• Isolasi sosial

• Potensial peningkatan menjadi orang tua

• Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)

• Perubahan penampilan peran

• Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

• Gangguan citra tubuh

d. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif.

• Perubahan proses keluarga

• Perubahan menjadi orang tua

• Potensial peningkatan menjadi orang tua

• Berduka yang di antisipasi

• Koping keluarga tidak efektif, menurun

• Koping keluarga tidak efektif, ketidak mampuan

• Resiko terhadap tindakan terlarang

e. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial

• Perubahan proses keluarga

17
• Perubahan mencari bantuan kesehatan

• Konflik peran orang tua

• Perubahan menjadi orang tua

• Potensial peningkatan menjadi orang tua

• Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

• Peruabahan pemeliharaan kesehatan

• Kuarang pengetahuan

• Isolasi sosial

• Kerusakan ineraksisosial

• Ketidak patuhan

• Gangguan identitas diri.

f. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawat kesehatan

• Perubahan pemeliharaan kesehatan

• Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

• Perilaku mencari pertolongan kesehatan

• Ketidak efektifan penatalaksanaan aturan teraupetik atau pengobatan


keluarga

• Resiko terhadap penularan penyakit

• Diagnosis keperaatan keluarga pada masalah koping

• Potensial peningkatan koping keluarga

• Koping keluarga tidak efektif, menurun

• Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

• Resiko terhadap tindakan kekerasan

18
Setelah data di analisis, kemungkinan perawat menentukan lebih dari satu
masalah. Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang dimiliki oleh
keluarga maupun perawat, maka masalah-masalah tersebut tidak dapat di tangani
sekaligus. Oleh karena itu perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun perioritas
masalah kesehatan keluarga. Menurut Bailon dan Maglaya, perioritas masalah
kesehatan keluarga degan menggunakan proses skoring sebagai berikut.

No Kriteria Skor Bobot


.
1. Sifat masalah 1
Tidak atau kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat di ubah 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak tepat 0
3. Potensial masalah untuk di cegah 3
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Manonjolnya masalah 4
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu segera 1
ditangani
Masalah tidak di rasakan 0

Proses skoring dilakukan untuk setiap disgnosa keperawatan dengan cara


ini.

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah di buat


2. Selanjutnya skor di bagi dengan aneka tertinggi yang di kalikan dengan bobot
Skor
= Bobot
Angka Tertinggi
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan
seluruh bobot

Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah.

19
1. Sifat masalah

Sifat masalah kesehatan dapat di kelompokkan ke dalam tidak atau kurang sehat
diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan
yang segera dan baisanya masalahnya di rasakan apa di sadari oleh keluarga.
Krisis atau keadaan kesejahteraan di berikan bobot yang paling sedikit atau
rendah karena faktor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi
keluarga untuk mengatasi masalah dengan baik.

2. Kemungkinan masalah dapat di ubah

Adanya kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada


tindakan (intervensi). Faktor- faktor yang perlu di perhatikan dlaam menentukan
skor kemungkinan masalah dapat di perbaiki adalah :

a. Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk


menangani masalah,
b. Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik, keuangan,
atau tenaga,
c. Sumber-sumber di keperawatan, misalanya dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, dan waktu
d. Sumber-sumber dari masyarakat, misalnya dalam bentuk
fasilotaskesehatan,organisasi masyarakat, dan dukungan sosial masayarakat.

3. Potensi masalah bila di cegah

Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat di kurangi atau
di cegah. Faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam menentukan skor kriteria
potensial masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut.

a. Kepelikan dari masalah


Berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah , prognosis penyakit atau
kemungkinan mengubah masalah . Umumnya makin berat masalah tersebut
makin sedikit kemungkinana untuk mengubah atau mencegah sehingga
makin kecil potensi masalah yang akan timbul.
b. Lamanya masalah

20
Hal ini dengan jangka wkatu terjadinya maslaah tersebut biaanya lamanya
masalah mempunyai dekungan langsung dengan potensi masalah bila
dicegah.
c. Adanya kelompok resiko tinggi atau kelompok yang peka atau rawan
Adanya kelompok tersebut ada keluarga akan menambah potensi masalah
bila dicegah.

4. Menonjolnya masalah
Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalh dan mengenai beratnya
maslaah serta mendesaknya masalah untuk di atasi. Hal yang perlu di
perlihatkan dlaam memberikan skor pada kriteria ini, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika
keluarga menyadari maslaah dan merasa perlu untuk menangani segera, maka
harus diberi skor yang tinggi.

4. Tahapan Perencanaan Keperawatan Keluarga

Apabila maslaah kesehatan maupun masalah keperawatan telah


teridentifikasi, maka langkah selanjtnya adalah menyusun rencana keperawatan
sesuai dengan urutan prioritas maslaahnya. Rencana keperawatan keluarga
merupakan kumpulan tindakan yang di rencanakan perawat untuk dilaksanakan
dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan/ masalah keperawatan
yang telah di identifikai. Rencana keperawatan yang berkualitas akan menjamin
keberhasilan dengan mencapai tujuan serta menyelesaikan masalah. Beberapa yang
perlu di perhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga diantaranya.

1. Rencana keperawatan harus di dasarkan atas analisis yang menyeluruh tentang


msalah atau situasi keluarga
2. Rencana yang baik harus realisti, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
mengahsilkan apa yang diharapkan .
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan. Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah tersebut tidak
21
memungkinkan pemberian pelayanan cuma-Cuma, maka perawat harus
mempertimbangkan hal tersebut dalam menyusun perencanaan.
4. Renacana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga. Hal ini sesuai dengan
prinsip bahwa perawat bekerja bersama keluarga bukan untuk keluarga.
5. Rencana asuhan keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis hal ini selai
berguna untuk perawat, juga akan berguna bagi anggota tim kesehatan lainnya,
khususnya perencanaan yang telah disusun untuk keluarga tersebut.

Langkah-langkah dalam mengembangkan rencanaasuhan keperawatan


keluarga.
1. Menentukan sasaran atau goal, yang paling penting adalah bahwa sasaran harus
ditentukan bersama keluarga jika keluarga mengerti dan menerima sasaran
yang telah ditentukan, mereka diharapkan dapat berpartisipasi dalam mencapai
secara aktif tersebut. Misalnya setelah dilakukan tindakan keperawatan,
keluarga mampu meawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
2. Menentukan tujuan dan objektif. Objektif merupakan pernyataan yang lebih
spesifik atau lebih terperinci, berisis tentang hasil yang diharapkan dari
tindakan perawatan yang akan dilakukan. Ciri tujuan atau objektif yang baik
adalah spesifik, dapat di ukur, dapat dicapai, realistis, dan ada batasan waktu.
Misalnya setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan anggota
keluarga yang sakit hipertenis mengerti tentang cara pencegahan, pengobatan
hipertensi, dan tekanan darah 120/80 mmHg.
3. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Tindakan keperawatan yang dipilih sangat bergantung pada sifat masalah dan
sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah. Dalam perawatan
kesehatan keluarga tindakan keperawatan yang dilakukan ditujukan untuk
mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab yang mengakibatkan timbulnya
ketidaksanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
 Perawat dapat melakukan tindakan keperawatan dengan menstimulasi
kesadaran dan penerimaan terhadap masalahatau kebutuhan kesehatan
keluarga dengan jalan:
a) Memperluas informasi atau pengetahuan keluarga.
b) Membantu keluarga melihat dampak atau akibat dari situasi yang ada.

22
c) Menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang telah
ditentukan.
d) Menunjang sikap atau emosi yang sehat dalam menghadapi masalah.
 Tindakan perawat untuk menolong keluarga agar dapat menentukan
keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalahnya dapat dilakukan
dengan:
a) Mendiskusikan konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan
tindakan.
b) Memperkenalkan kepada keluarga alternative kemungkinan yang akan
diambil serta sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
alternative tersebut.
c) Mendiskusikan dengan keluarga manfaat dari masing-masing alternative
atau tindakan.
 Untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, perawat dapat
melakukan tindakan sebagai berikut:
a) Mendemonstrasikan tindakan yang diperlukan.
b) Memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada dirumah keluarga.
c) Menghindarkan hal-hal yang mengganggu keberhasilan keluarga dalam
merujuk klien/mencari pertolongan kepada tim kesehatan yang ada.
 Perawat dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan
lingkungan yang menunjang kesehatan keluarga antara lain dengan cara:
a) Membantu mencari cara untuk menghindari adanya ancaman kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
b) Membantu keluarga memperbaiki fasilitas fisik yang sudah ada.
c) Menghindarkan ancaman psikologis dalam keluarga dengan
memperbaiki pola komunikasi keluarga, memperjelas masing-masing
anggota, dan lain-lain.
d) Mengembangkan kesanggupan keluarga menemukan kebutuhan
psikososial.
Agar perawat dapat membantu keluaga memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada, maka perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas dan tepat
tentang sumber daya yang ada di masyarakat dan cara memanfaatkan sumber

23
daya tersebut. Sumber-sumber yang terdapat di masyarakat antara lain instansi-
instansi kesehatan, program-program peningkatan kesehatan, dan organisai-
organisasi masyarakat.
4. Menentukan kriteria dan standar krieria.
Kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk mengukur
pencapaian tujuan, sedangkan standar menunjukkan tingkat penampilan yang
diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi tujuan
tindakan perawat telah dicapai. Pernyataan tujuan yang tepat akan menentukan
kejelasan kriteria dan standar evaluasi:
a. Tujuan, sesudah perawat kesehatan masyarakat melakukan kunjungan
rumah, keluarga akan memanfaatkan puskesmas atau poliklinik sebagai
tempat mencari pengobatan.
b. Kriteria, kunjungan ke puskesmas atau poliklinik.
c. Standar, ibu memeriksakan kehamilannya kepuskesmas atau poliklinik,
keluarga membawa berobat anaknya yang sakit kepuskesmas.

5. Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga


Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga
dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan,
kebingungan, serta ketidakmampuan yang dihadapi keluarga harus menjadikan
perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat memberikan kekuatan dan
membantu mengembangkan potensi-potensi yang ada, sehingga keluarga
mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah.
Guna membangkitkan minat keluarga dalm berperilaku hidup sehat, maka
perawat harus memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan keperawatan keluarga
mencakup hal-hal dibawah ini:
1. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan
kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.

24
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan
cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan
konsekuensi setiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi
sehat dengan menemukan sumber-sumber yang daoat digunakan keluarga dan
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara
mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga cara
menggunakan fasilitas tersebut
Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk
bekerjasama melakukan tindakan kesehatan antara lain:
1. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan
informasi, tetapi keliru;
2. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat
masalah hanya sebagian;
3. Keluarga tidak mau menghadapi situasi;
4. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial;
5. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku;
6. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya
keperawatan;
7. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.

Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapt dilakukan oleh berbagai faktor yang
berasal dari petugas, antara lain:
1. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku dan
kurang fleksibel;
2. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor-faktor
sosial budaya;

25
3. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan
bermacam macam teknik dalam mengatasi masalah yang rumit.

6. Tahap Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian diberikan, tahap
penilaian diberikan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil,
maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawaatan
mungkin tidak dapat dilakukan dlam satu kali kunjungan keluarga. Oleh karena itu,
kunjungan dapat dilakukan secara bertahap seuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga. Langkah langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang
diberikan, baik kepada individu maupun keluarga adalah sebagai berikut:
1. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana
keluarga mengatasi masalah tersebut
2. Tentukan bagaimana rumusn tujuan perawatan yang akan capai.
3. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan
dengan sumber sumber proses atau hasil, bergantung pada dimensi evaluasi
yang di inginkan.
4. Tentukan metode atau tehnik evaluasi yang sesuai serta sumber data yang
diperlukan.
5. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan standar dan
kriteria untuk evaluasi.
6. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau
pelaksanaan yang kurang memuaskan.
7. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, perlu ditentukan alasan
kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau mungkin ada
faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

7. Macam – macam Evaluasi


Evaluasi proses keperawatan ada dua yaitu: evaluasi kuantitatif dan kualitatif.
1. Evaluasi kuantitatif
Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah pelayanan, atau
kegiatan yang telah dikerjakan. Misalkan jumlah keluarga yang dibina atau
jumlah imunisasi yang telah diberikan, evaluasi kuantitatif sering digunakan

26
dengan evaluasi kualitatif. Pada evaluasi kualitatif jumlah kegiatan dianggap
dapat memberi hasil yang memuaskan.
2. Evaluasi kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah
satu dari tiga dimensi yang terkait.
a. Struktur atau sumber
Evaluasi struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia atau dengan
bahan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Upaya
keperawatan yang terkait antara lain.
- Kecakapan atau kualifikasi perwat
- Minat atau dorongan
- Waktu atau tenaga yang digunakan
- Macam dan banyaknya peralatan yang digunakan
- Dana yang tersedia.

b. Proses
Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan. Misalnya mutu penyuluhan kesehatan yang diberikan
kepada keluarga lansia dengan masalah nutrisi.
c. Hasil
Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan keluarga
dalam melaksanakan tugas tugas kesehatan
8. Luasnya Evaluasi
Evaluasi sebagai proses dipusatkan pada pencapaian tujuan dengan
memperhatikan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah diberikan
evaluasi dapat diputuskan pada tiga dimensi yaitu :
1. Efesiensi atau tepat guna, evaluasi ini dikaitkan dengan sumber daya yang
digunakan misalnya, uang, waktu, tenaga, atau bahan.
2. Kecocokan (Appropriateness), evaluasi ini dikaitkan dengan adanya kesesuaian
antara tindakan keperawatan yang dilakukan dengan pertimbangan professional.

27
3. Kecukupan (Adequacy), evaluasi ini dikaitkan dengan kelengkapan tindakan
keperawatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.
9. Kegiatan dan Evaluasi
Kegiatan adalah hal hal yang dikerjakan oleh perawat untuk mencapai suatu hasil
yang diinginkan. Sedangkan hasil adalah akibat dari kegiatan yang telah dilakukan.
Hasil dari perawatan kliendapat diukur melalui 3 tahap.
1. Keadaan fisik, dapat diobservasi melalui suhu tubuh yang turun, berat badan
naik, dan perubahan tanda klinik.
2. Psikologis sikap, seperti perasaan cemas berkurang, keluarga bersikap positif
terhadap petugas kesehatan.
3. Pengetahuan tentang prilaku, misalnya keluarga dapat menjalankan petunjuk
yang diberikan keluarga, dapat menjelaskan manfaat dari tindakan
keperawatan.

Terhadap evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan sumatif.


Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakuakn pada akhir
asuhan keperawatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
saran/penyalur. Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para
anggotanya dan saling memelihara.

Dalam prakteknya, proses keperawatan keluarga menggunakan dua


tingkatan yaitu tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan melaksanakan
keperawatan keluarga dengan mengikuti langkah-langkah dalam proses
keperawatan keluarga yaitu, Pengkajian (pengkajian terhadap keluarga dan
pengkajian dan anggota keluarga secara individu), identifikasi masalah keluarga
28
dan individu (diagnosa keperawatan ), rencana perawatan, intervensi dan evaluasi
perawatan.

B. Saran
Diharapkan kepada para perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti
tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga dan dapat menerapkan dan
memberikan pelayanan yang efektif kepada keluarga yang mungkin mengalami
masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.


Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Nuha Medika.

29

Anda mungkin juga menyukai