Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS 6 HARI POSTPARTUM

Dosen Pengampu : Fitria Jannatul Laili. M.Keb.,Bd

Disusun Oleh

Kelompok 2 :

Maudy Miftahul Jannah P07124118208

Maulida Hayati P07124118210

Miliani Nur P07124118212

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

PROGRAM DIPLOMA TIGA

SEMESTER IV A

2020
KONSEP DASAR

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (pueperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil.
Lama masa nifas 6 – 8 minggu.
Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada
batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu relatif pendek darah sudah
keluar sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.
Jadi, masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat – alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan
secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting,
dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan
bayi selalu terjaga.
2. Melaksanakan skrinning yang komprehensif (menyeluruh) di ranah
bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan. Pada ibu masa
nifas secara sistematis yaitu mulai pengajian data subjektif, objektif,
maupun penunjang.
3. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus
menganalisa data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat
mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi.
4. Mengobati atau merujuk bila trejadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung
masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat
dilaksanakan.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat, memberikan pelayanan keluarga
berencana.

2
C. Tahapan Masa Nifas
Dalam masa nifas terdapat tiga periode yaitu :
1. Periode Immediate Postpartum atau Puerperium dini
Merupakan masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.
Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan
karena atonia uteri. Oleh sebab itu, bidan harus dengan teratur
melakukan pemeriksaaan kontraksi uterus, pengeluaran lokhea,
tekanan darah dan suhu.
2. Periode Intermedial atau Early Postpartum (24 jam – 1 minggu)
Di fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu
cukup mendapatkan makanna dan cairan, serta ibu dapat menyusui
bayinya dengan baik.
3. Periode Late Postpartum (1 – 5 minggu)
Di periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari – hari serta konseling KB.

D. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas
sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
2. Memberikan dukungan serta memantau kesehatan fisik ibu dan bayi.
3. Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial, serta
memberikan semangat kepada ibu.
4. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
5. Membantu ibu dalam menyusui bayinya dan mendorong ibu untuk
menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
6. Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu.
7. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
8. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

3
9. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda – tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
10. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
11. Memberikan asuhan secara profesional.

E. Kebijakan Program Pemerintah dalam Asuhan Masa Nifas


Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit
empat kali melakukan pada masa nifas dengan tujuan untuk :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan – kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalh yang terjadi pada masa
nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan menggangu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas :

Kunjunga Waktu Asuhan


n

1 6 - 8 jam 1. Mencegah perdarah masa nifas oleh


post partum karena atonia uteri.
2. Mendeteksi dan perawtan penyebab lain
perdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu dan
keluarga tentang cara mencegah
perdarahan yang disebabkan atonia uteri.

4
4. Pemberian ASI awal.
5. Mengajarkan cara memperat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi
7. Setelah bidan melakukan pertolongan
persalinan, maka bdan harus menjaga
ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan
bayi baru lahir dalam keadaan baik.

2 6 hari 1. Memastikan involusi uterus berjalann


post partum dengan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal.
2. Menilai adanya tanda – tanda demam,
infeksi dan perdarahan.
3. Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup.
4. Memastikan ibu mendapat makanan
yang bergizi dan cukup cairan.
5. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan benar serta tidak ada tanda – tanda
kesulitan menyusui.
6. Memberikan konseling tentang
perawatan bayi baru lahir.

3 2 minggu Asuhan pada 2 minggu post partum sama


post partum dengan asuhan yang diberikan pada
kunjungan 6 hari post partum

4 6 minggu 1. Menanyakan penyulit – penyulit yang

5
post partum dialami ibu selama masa nifas.
2. Memberikan konseling KB secara dini.

F. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
1) Involusi Uterus
Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke keadaan sebelum
hamil baik dalam bentuk maupun posisi. Proses ini dimulai
segera setelah plasneta keluar akbiat kontraksi otot – otot polos
uterus.
2) Bagian Bekas Implantasi Plasenta
a) Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir
seluas 12 x 5 cm, permukaan kasar, dimana pembuluh
darah besar bermuara.
b) Pada pembuluh darah terjadi pembentukan thrombosis
disamping pembuluh darah tertutup karena kontraksi otot
rahim.
c) Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu
ke 2 sebesar 6 – 8 cm dan pada akhir masa nifas sebesar 2
cm.
d) Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan
nekrosis bersama dengan lochea.
e) Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena
pertumbuhan endometrium yang berasal dari tepi luka dan
lapisan basalis endometrium.
f) Luka sembuh sempurna pada 6 – 8 minggu postpartum.

6
3) Perubahan Normal Uterus Selama Postpartum

Involusi uterus Tinggi Fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Plasenta lahir Dua jari bawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat – 500 gram


simfisis

2 minggu Tidak teraba di atas 350 gram


simfisis

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Involusi uteri dari luar dapat diamati yaitu dengan


memeriksa fundus uteri dengan cara :
a) Segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2 cm dibawah
pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan
menurun kira – kira 1 cm setiap hari.
b) Pada hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm
dibawah pusat. Pada hari ke 3 – 4 tinggi fundus uteri 2 cm
dibawah pusat. Pada hari ke 5 – 7 tinggi fundus uteri
setengah pusat simfisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri
tidak teraba.
4) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari
dalam uterus. Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri
atas 4 tahapan :
a) Lochea Rubra / Merah ( Kruenta )
Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 3 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena
berisi darah segar, jaringan sisa – sisa plasenta, dinding
rahim, verniks caseosa, rambut lanugo, dan mekonium.
b) Lochea Sanguilenta

7
Lochea ini muncul pada hari 3 sampai hari ke 7 masa
postpartum berwarna merah kuning dan sisa darah
bercampur lendir.
c) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leokusit, dan robekan / laserasi
plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14
postpartum.
d) Lochea Alba / Putih
Mengandung leokusit, sel desidua, sel epitel, selaput lender
serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa
berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.
e) Lochea Purulenta
Merupakan lochea terjadi karena infeksi, keluar cairan
seperti nanah, dan berbau busuk.
f) Lochiostatis
Merupakan lochea yang tidak lancar keluarnya.
b. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama – sama dengan uterus.
Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu persalinan,
menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa
masuk ke rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2 – 3 jari,
pada minggu ke 6 postpartum serviks menutup.
c. Ovarium dan Tuba Falopi
Setelah kelahiran plasenta, produksi estrogen dan
progesteron menurun, sehingga menimbulkan mekanisme timbal
balik dari siklus menstruasi. Dimana dimulainya kembali proses
ovulasi sehingga wanita bisa hamil kembali.
d. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali
secara bertahap dalam 6 – 8 minggu postpartum. Penurunan

8
hormon estrogen pada masa postpartum berperan dalam penipisan
mokusa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali
pada sekitar minggu ke 4.
e. Perineum
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan
perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas
apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih
kecil daripada biasanya, kepala janin melewati pintu bawah
panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia
suboksipito bregmatika bila ada laserasi penjahitan dan perawatan.
2. Perubahan Sistem Pencernaan
Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi
progesteron. Sehingga hal ini dapat menyebabkan heartburn dan
konstipasi terutama dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan
terjadi hal demikian karena inaktifitas motilitas usus karena kurangnya
keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek hambatan
defekasi dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum karena adanya
luka episiotomi, pengeluaran cairan yang berlebihan waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, haemorroid. Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diet atau makanan yang mengandung
serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil
dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah
atau gliserin spuit atau berikan obat laksan yang lain.
3. Perubahan Sistem Perkemihan
a. Diuresis Postpartum
Diuresis dapat terjadi setelah 2 – 3 hari postpartum. Diuresis
terjadi karena saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan
kembali normal setelah 4 minggu postpartum. Pada awal
postpartum, kandung kemih mengalami edema, kongesti, dan
hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya overdistansi pada saat
kala II persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama

9
proses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya
trauma pada saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat
berkurang setelah 24 jam postpartum.
b. Komposisi Urine
Glilokusuria ginjal diinduksikan oleh kehamilan yang telah
berakhir. Laktosuria positif pada ibu menyusui merupakan hal
yang normal. Blood Urea Nitrogen (BUN) yang meningkat selama
pasca partum merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi.
Pemecahan protein di dalam sel otot uterus juga menyebabkan
proteinuria ringan (+1) selama satu sampai dua hari setelah wanita
melahirkan. Hal ini terjadi pada sekitar 50 % wanita. Asetonuria
bisa terjadi pada wanita yang tidak mengalami komplikasi
persalinan atau setelah suatu persalinan yang lama dan disertai
dehidrasi.
c. Trauma pada Uretra dan Kandung Kemih
Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama
proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir.
Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan edema,
sering kali disertai di daerah – daerah kecil hemoragi.
Uretra dan meatus urinarium bisa juga mengalami edema.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas
kandung kemih setelah bayi lahir, dan efek konduksi anestesi
menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu, rasa
nyeri pada panggul yang timbul akbiat dorongan saat melahirkan,
laserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah
refleks berkemih. Penurunan berkemih, seiring diuresis
pascapartum, bisa menyebabkan distensi kandung kemih.
4. Perubahan Sistem Musculoskeletal
Ligament, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada
waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur – angsur
menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jauh
ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum

10
menjadi kendor. Stabilitas secara sempurna terjadi pada 6 – 8
minggu setelah persalinan. Sebagai akibat putusnya serat – serat
elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya
uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak akibat
besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan
kendur untuk sementara waktu. Pemulihan dibantu dengan latihan.
5. Perubahan Sistem Endokrin
Hormon yang berperan dalam sistem endokrin sebagai berikut :
a. Hormon Plasenta
Penurunan hormon Human Placental Lactogen (HPL),
estrogen dan progesteron serta plasental enzyme insulinase
membalik efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah
menurun secara bermakna pada nifas. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai
10 % dalam 3 jam hingga hari ke 7 postpartum dan sebagai onset
pemenuhan pada hari ke 3 postpartum.
b. Hormon Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kalenjar otak bagian belakang.
Selama tahap kala III persalinan, hormon oksitosin berperan dalam
pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga
mencegah pendarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi
ASI dan sekresi oksitosin yang dapat membantu uterus kembali ke
bentuk normal.
c. Hormon Prolaktin
Hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk
merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya
kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan
folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak
menyusui tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14 sampai 21
hari setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah depan
otak yang mengontrol ovarium ke arah permulaan pola produksi

11
estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel
ovulasi dan menstruasi.
d. Hormon Estrogen dan Progesteron
Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi
memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan volume
darah. Di samping itu, progesteron mempengaruhi otot halus yang
mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah yang
sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena,
dasar panggul, perineum dan vulva, serta vagina.
e. Hormon Hipofisis dan fungsi ovarium
Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui
berperan dalam menekan ovulasi karena kadar hormon FSH
terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui,
disimpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika
kadar prolaktin meningkat. Pada wanita menyusui kadar prolaktin
tetap meningkat sampai minggu ke 6 setelah melahirkan. Kadar
prolaktin serum dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama setiap
kali menyusui dan banyak makanan tambahan yang diberikan.
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan
mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Sering kali
menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan
rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
6. Perubahan Kardiovaskular
Kardiak output meningkat selama persalinan dan berlangsung
sampai kala III ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan
terjadi pada beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali
normal pada akhir minggu ke 3 postpartum. Pada persalinan
pervaginam kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc, bila kelahiran
melalui sectio caeseria kehilangan darah dapat dua kali lipat.
Perubahan terdiri dari volume darah dan haemokonsentrasi akan
naik dan pada sectio caesaria haemokosentrasi cenderung stabil
dan kembali normal setelah 4 – 6 minggu.

12
7. Perubahan Sistem Hematologi
Pada 2 – 3 hari postpartum konsentrasi hematokrit menurun
sekitar 2 % atau lebih. Kira – kira selama kelahiran dan masa
postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 250 – 500 ml. Pada
minggu pertama postpartum berkisar 500 – 800 ml dan selama sisa
masa nifas berkisar 500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel
darah merah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan
hematokrit dan hemoglobin hari ke 3 – 7 postpartum dan akan
kembali normal dalam 4 – 5 minggu.
8. Perubahan Tanda – Tanda Vital
a. Suhu Badan
24 jam postpartum suhu badan akan naik sedikit (37, 5˚C -
38˚C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan
cairan dan kelelahan, apabila dalam keadaaan normal suhu badan
akan biasa lagi. Pada hari ketiga suhu badan akan naik lagi karena
ada pembentukan ASI. Buah dada menjadi bengkak, berwarna
merah karena banyaknya ASI bila suhu tidak turun kemungkinan
adanya infeksi pada endometrium, mastitis, traktus urogenitalis
atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60 – 80 kali
permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih
cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan
hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan
postpartum yang tertunda. Sebagian wanita mungkin saja memiliki
apa yang disebut bradikardi nifas (puerperal bradycardia) hal ini
terjadi segera setelah kelahiran dan biasa berlanjut sampai
beberapa jam setelah kelahiran anak. Wanita semacam ini bisa
memiliki angka denyut jantung serendah 40 – 50 detak per menit.
c. Tekanan Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan

13
darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklamsi postpartum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan
suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal,
pernafasan juga akan mengikutinya ada gangguan khusus pada
saluran pernafasan.

G. Proses Adaptasi Psikologis Ibu dalam Masa Nifas


1. Adaptasi Psikologis pada Masa Nifas
Ada beberapa tahap perubahan psikologis dalam masa nifas dalam
Varney (2007), penyesuaian ini meliputi 3 fase, antara lain :
a. Fase Taking In (1 – 2 hari postpartum)
Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari
pertama sempai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus
perhatian ibu terutama pada bayinya sendiri. Pengalaman selama
proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahannya
membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang
tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung
menjadi pasif terhadap lingkungannya.
b. Fase Taking Hold (3 – 4 hari postpartum)
Fase ini berlangsung antara 3 – 4 hari setelah melahirkan. Pada
fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan
rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu, perasaan
yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika
komunikasinya kurang hati – hati. Oleh karena itu ibu memerlukan
dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk
menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya
sehingga tumbuh rasa percaya diri.
c. Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah

14
mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase
ini.
2. Macam-macam Masalah Adaptasi Psikologis Ibu Pada Masa Nifas
a. Postpartum Blues
Periode emosional stress yang terjadi antara hari ketiga dan ke
10 setelah persalinan. Karakteristik : iritabilitas meningkat,
perubahan mood, cemas, pusing, dan perasaan sedih dan
kesendirian. Penyebabnya ada beberapa faktor yang berperan :
1) Perubahan level hormoneyang terjadi secara tepat
2) Ketidaknyamanan yang diharapkan (payudara bengkak, nyeri
persalinan)
3) Kecemasan setelah pulang dari RS/ tempat bersalin
4) BreastFeeding
5) Perubahan pola tidur
6) Managemen
7) Tidak ada perawatan khusus pada postpartum Blues Jika tidak
ada gelaja yang signifikan
8) Empathy dan support dari keluarga dan staff
9) Jika gejala tetap ada lebih dari 2 minggu bantuan profesional
Cara mengatasi postpartumblues
1) Komunikasikan segala permasalahan atau hal lain yang ingin
diungkapkan
2) Bicarakan rasa cemas yang dialami
3) Bersikap tulus ikhlas dalam menerima aktivitas dan peran baru
setelah melahirkan
4) Bersikap fleksibel dan tidak terlalu perfeksionis dalam
mengurus bayi atau rumah tangga
5) Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
6) Kebutuhan istirahat harus cukup, tidurlah ketika bayi sedang
tidur
7) Berolah raga ringan

15
8) Bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
9) Dukungan tenaga kesehatan
10) Dukungan suami, keluarga, teman-teman sesama ibu
11) Konsultasikan pada dokter atau orang yang profesional, agar
dapat meminimalisir faktor resikolainnya dan membantu
melakukan pengawasan

b. Depresi Postnatal

Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Gejala bisa
muncul pada 1 tahun pertama lebih sering pada 4 bulan pertama
setelah persalinan. Gejala ada selama 2 minggu atau lebih. Jika
depresi parah, akan mengganggu kegiatan seperti makan, tidur dan
berpikir. Adapun gejala dari depresi postnatal adalah :

1) Sering menangis

2) Sulit tidur

3) Nafsu makan hilang

4) Gelisah

5) Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol

6) Cemas atau kurang perhatian pada bayi

7) Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi

8) Pikiran menakutkan mengenai bayi

9) Kurang perhatuian terhadap penampilan dirinya sendiri

10) Perasaan bersalah dan putus harapan

11) Penurunan atau peningkatan berat badan

12) Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar –


debar.

Beberapa intervensi yang dapat membantu ibu terhindari dari


depresi postpartum antara lain :

1) Pelajari diri sendiri

16
2) Tidur dan makan yang cukup

3) Olahraga

4) Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan

5) Beritahukan perasaan Anda

6) Dukungan keluarga dan orang lain

7) Persiapan diri yang baik

8) Lakukan pekerjaan rumah tangga

9) Dukungan emosional dari orang-orang sekitar juga akan


membantu ibu lepas dari rasa depresi dan frustasi

10) Dukungan kelompok depresi postpartum

11) Bersikap tulus ikhlas dalam menerima peran barunya

c. PsikosisPostPartum

Gejala muncul umumnya dari beberapa hari sampai 4-6 Minggu


postpartum

Gejala Psikosis PostPartum, diantaranya :

1) Gangguan tidur
2) Cepat marah
3) Gaya bicara keras
4) Menarik diri dari pergaulan

Penatalaksanaan Psikosis PostPartum :

1) Pemberian anti depresan atau lithium


2) Sebaiknya menyusui dihentikan karena anti depresandisekresi
melalui ASI
3) Perawatan di RS

d. Greafing(Kesedihan dan Duka Cita)


Kesedihan “GRIEF” adalah reaksi normal ketika mengalami
kehilangan sesuatu atau seseorang yang dicintai (Davies,1998).

17
Tahap pertama dari kesedihan adalah adanya syok yang
merupakan respon individual terhadap hilangnya sesuatu, (misal,
manifestasi tindakandalam bentuk penolakan, tidak percaya,
marah, takut, putus asa, merasa sendiri, kesepian, sedih, merasa
terisolasi, menangis, menarik diri, mudah tersinggung, prustasi,
kehilangan kesedihan). Manisfestasi fisik dari
distresssomaticbiasanya berlangsung antara 20-60 menit.
Kehilangan BB nafas cepat, anoreksia, insomnia, kelelahan,
gelisah, tidak bisa mengendalikan diri, sulit bernafas, nyeri kepala,
dan kelemahan pada lengan.
Tahap kedua dari kesedihan adalah merasa menderita pada
tahap ini. Ibu mulai bisa menerima kenyataan yang ada kadang ibu
masih sering terlihat menangis bila melihat kejadian tersebut.
Tahap ketiga ibu sudah bisa menerima kenyataan yang ada dan
mulai mempersiapkan perannya kembali.

H. Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas


1. Nutrisi dan Cairan

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama
bila menyusui akan meningkat 25% karena berguna untuk proses
kesembuhan karena habis melahirkan dan untuk memproduksi air susu
yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat 3 kali
dari kebutuhan biasa makanan yang dikonsumsi berguna untuk
melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan, dalam tubuh, proses
memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi
bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan

Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan sangat


mempengaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu dengan status gizi
baik rata-rata memproduksi ASI sekitar 800 CC yang mengandung 600
kkal, sedangkan ibu yang status gizinya kurang biasanya akan sedikit

18
menghasilkan ASI. Pemberian ASI sangatlah penting karena bayi akan
tumbuh sempurna sebagai manusia yang sehat dan pintar, sebab ASI
mengandung DHA. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh ibu
saat menyusui, terkait dengan pemenuhan gizi bagi bayi, antara lain :

a. Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari.


b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein mineral,
dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 1-1,5 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setelah setiap kali selesai menyusui)
Makan yang dikonsumsi haruslah makanan yang sehat, makanan
yang sehat adalah makanan denganmenu seimbang yaitu mengandung
unsur-unsur, seperti sumber tenaga, pengatur dan pelindung.
a. Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga diperlukan untuk pembakaran tubuh,
pembentukan jaringan baru, serta penghematan protein (jika
sumber tenaga kurang protein digunakan sebagai cadangan untuk
memenuhi kebutuhan energi). Penambahan kalori sepanjang 3
bulan pertama pascapostpartum mencapai 500 kkal, rata-rata
prokduksi asi sehari 800 CC yang mengandung 600 kkal.
Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI
sebanyak 750 kkal. Jika laktasi berlangsung selama lebih dari 3
bulan, selama itu pula berat badan ibu akan menurun, yang berarti
jumlah kalori tambahan harus diingatkan. Sesungguhnya,
tambahan kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal, sementara
sisanya(sekitar 200 kkal)diambil dari cadangan indogen, yaitu
timbunan lemak selama hamil, mengingatkan efisiensi kofersi
energi hanya 80-90% maka eneergi dari makanan yang dianjurkan
(500 kkal). Hanya akan menjadi energi ASI sebesar 400-500 kkal.
Untuk menghasilkan 850 CC ASI dibutuhkan energi 680-807 kkal
energi. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan ASI,
berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat. Zat gizi yang

19
termasuk sumber tenaga adalah yaitu beras, sagu, jagung, dan
tepung terigu, havermountdan ubi.
b. Sumber pembangun
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-
sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari
protein hewani (ikan, udang, kerang, kepiting, daging, ayam, hati,
telur, susu, dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang
merah, kacang hijau, kedelai, tahu, dan tempe) sumber protein
terlengkap terdapat dalam susu, telur, dan keju, ketiga makanan
tersebut juga mengandung zat kapur, zat besi, dan vitamin B
c. Sumber pengatur dan pelindung (Mineral, Vitamin dan Air)
Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter setiap hari (dianjurkan
ibu untuk minum setiap kali habis menyusui). Sumber zat pengatur
dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-
buahan segar.

Jenis-jenis mineral penting :

1) Zat kapur
Untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang-
kacangan dan sayuran berwarna hijau
2) Fosfor
Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak
sumbernya : susu, keju, dan daging
3) Zat besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusu karena
dibutukan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta
menambah sel darah merah (HB) sehingga daya angkut oksigen
mencukupi kebutuhan sumber zat besi antara lain : kuning
telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran
hijau
4) Yodium

20
Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mental
dan kekerdilan fisik yang serius sumbernya : minyak ikan, ikan
laut, dan garam beryodium
5) Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi
anak sumbernya : susu dan keju

Jenis-jenis Vitamin antara lain :

1) Vitamin A
Digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi, dan tulang,
perkembangan syaraf penglihatan, meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap infeksi sumber : kuning telur, hati, mentega,
sayuran berwarna hijau dan buah berwana kuning (wortel,
tomat, dan nangka) selain itu ibu menyusui juga mendapat
tambahan berupa kapsul vitamin A (200.000 IU)
2) Vitamin B1 (Thiamin)
Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu
metabolisme, karbohidrat secara cepat oleh tubuh, nafsu makan
baik, membantu proses pencernaan makanan, meningkatkan
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mengurangi kelelahan
sumbernya : hati, kuning telur, susu, kacang-kacangan, tomat,
jeruk, nanas, dan kentang bakar
3) Vitamin B2 (Ribuflavin)
Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu
makan, pencernaan, system urat syaraf jaringan kulit dan mata
sumber : hati, kuning telur, susu, keju, kacang-kacangan, dan
sayuran berwarna hijau
4) Vitamin B3 (Niacin)
Disebut juga NitocinAcid, dibutuhkan dalam proses
pencernaan, kesehatan kulit, jaringan syaraf, dan pertumbuhan
sumber : susu, kuning telur, daging, kaldu daging, hati, daging
ayam, kacang-kacangan, beras merah, jamur, dan tomat

21
5) Vitamin B6 (Pyridoksin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta
kesehatan gigi dan gusi sumber : gandum, jagung, hati, dan
daging
6) Vitamin B12 (cyanocobalamin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan
jaringan syaraf sumber : telur, daging, hati, keju, ikan laut, dan
kerang laut
7) FolicAcid
Vitamin ini dibutuhkan untuk pertumbuhan perkembangan sel
darah merah dan produksi inti sel sumber : hati, daging, ikan,
jeroan, dan sayuran hijau
8) Vitamin C
Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat
(untuk penyembuhan luka) pertumbuhan tulang, gigi, dan gusi,
daya tahan terhadap infeksi, serta memberikan kekuatan pada
pembuluh darah, sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu
biji, mangga, pepaya, dan sayuran
9) Vitamin D
Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi,
serta penyerapan kalsium dan fosfor, sumbernya antara lain :
minyak ikan, susu, margarin, dan penyinaran kulit dengan sinar
matahari pagi (sebelum pukul 09.00)
10) Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses
pembekuan darah normal. Sumber vitamin K adalah kuning
telur, hati, brokoli, asparagus, dan bayam

Kebutuhan energi ibu nifas / menyusui pada enam bulan


pertama kira-kira 700kkal / hari dan enam bulan kedua 500kkal/
hari sedangkan ibu menyusui bayi yang berumur 2 tahun rata-rata
sebesar 400kkal/hari.

22
2. Ambulasi

Disebut juga earlyambulation. Early ambulation adalah kebijakan


untuk selekas mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya
dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Klien sudah
diperbolehkan bangun dari tempat tidur dan dalam 24-48 jam
postpartum. Dapat lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk
merawat atau memelihara anaknya, memandikan dll selama ibu masih
dalam perawatan.

3. Eliminasi : BAK atau BAB

a. Miksidisebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4
jam.

b. Defekasi biasanyan 2-3 hari postpartum masih sulit buang air


besar. Jika klien pada hari ketiga belum juga buang air besar maka
akan diberikan laksan supositoriadan minum air hangat. Agar dapat
buang air besar secara teratur dapat dilakukan dengan diet teratur,
pemberian cairan yang banyak, makanan cukup serat, olahraga.

4. Kebersihan Diri

a. Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap
keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi
keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume
saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar didaerah dada
sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga
dengan pakaian dalam agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah
sekitarnya akibat lochea.
b. Rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan
rambut akibat gangguan perubahan hormonesehingga keadannya
menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan

23
lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan
wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih
setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioneryang
cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut.
c. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil
akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat dan
menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan
ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih
banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar
kulit tetap kering.
d. Perawatan payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu
dengan menggunakan BH yang menyongkong payudara
2) Apabila puting susu lecet oleskan colostrumatau ASI yang
keluar pada sekitar puting susu setiap selesai menyusui.
Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak
lecet
3) Apabila lecet sangat berat diistirahatkan selama 24jam, ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok
4) Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat diberikan Paracetamol1
tablet setiap 4-6 jam
e. Perawatan Perineum dan Vagina
Perawatan luka Perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci
daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB
yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kemudian daerah
anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjurkan untuk mencuci
tangan. Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila
pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut
dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar
matahari dan disetrika

24
5. Istirahat

Anjurkan ibu untuk :

a) Istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan


b) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur
c) Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan
d) Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu
untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam

Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat :

a) Mengurangi jumlah ASI


b) Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan
perdarahan
c) Depresi

6. Seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu


darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri, aman untuk melakukan hubungan
suami istri.

7. Latihan atau Senam Nifas

Senam Nifasadalah senam yang dilakukan sejak hari pertama


melahirkan setiap hari sampai hari kesepuluh, terdiri dari
sederetangerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan
keadaan ibu. Senam masa nifas berupa gerakan-gerakan yang berguna
untuk mengencangkan otot-otot perut yang telah terjadi longgar setelah
kehamilan.

8. Keluarga Berencana

Idealnya setelah melahirkan boleh hamil lagi setelah dua tahun.


Dasarnya ibu tidak mengalami ovulasi selama menyusui eksklusif atau

25
penuh enam bulan dan ibu belum mendapatkan haid (metode
amenorhelaktasi). Meskipun setiap metode kontrasepsi beresiko.
Tetapi menggunakan kontrasepsi jauh lebih aman.

26
TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL

DENGAN 6 HARI POSTPARTUM DI PUSKESMAS A

No. Register : xxxxx

Tanggal pengkajian : 18 Maret 2020

IDENTITAS
Ibu Ayah

Nama Ny. A Tn. S

Umur 22 tahun 23 tahun

Agama Islam Islam

Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia

Pendidikan SMA SMP

Pekerjaan IRT Wiraswasta

Alamat JL. Alabio – Babirik. Amuntai, Kalimantan Selatan

PROLOG
Ibu melahirkan pada hari jumat, 13 maret 2020 pukul 07.00 WITA. Lahir spontan
belakang kepala, bayi lahir segera menangis, berjenis kelamin perempuan dengan
berat badan 2,600 gram, panjang badan 48,5cm, lingkar kepala 33 cm dan tidak
terdapat luka perinium.

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak dapat tidur nyenyak karena bayi sering terbangun saat
malam.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, berat badan 55 kg, tinggi
badan 150 cm, tekanan darah 100/70 mmHg, pernafasan 24x/menit, nadi

27
82x/menit, suhu 36,40C, TFU pertengan pst-simpisis, kontraksi uterus baik, lochea
sanguilenta, laserasi jalan lahir tidak ada,eliminasi ibu BAK sebanyak 4-5 kali
dalam sehari dan BAB 2 hari 1 kali, ibu tidak mengalami tanda bahaya pada masa
nifas dan ibu sudah melakukan kunjungan nifas sebanyak 2 kali di nakes terdekat,
kebiasaan ibu masa nifas adalah tidak tidur di pagi hari dan makan makanan yang
berminyak dan berlemak serta ibu belum ingin menggunakan kontrasepsi dengan
alasan karena menunggu setelah 40 hari.

Pada riwayat kehamilan sekarang ibu G1P0A0 dengan HPHT tanggal 22


Juni 2019 dan HTP nya 29 Maret 2020, tekanan darah 100/70 mmHg, pernafasan
22x/menit, nadi 88x/menit, LILA 25cm, TFU 27cm, Golongan darah A,
hemoglobin 11,9gr%, dan tidak ada edema. Pemeriksaan kehamilan dilakukan
oleh bidan di puskesmas sebanyak 9 kali yaitu 1 kali pada T1, 4 kali pada T2 dan
4 kali pada T3, Imunisasi TT dilakakukan ibunya sebanyak 2 kali dan ibu
mengonsumsi obat-obatan yang diberikan bidan seperti Tablet Fe dan vitamin. Ibu
mendapatkan sumber inforamsi tentang kehamilan dari bidan dan membaca di
buku KIA, ibu mengetahui tanda bahaya pada kehamilan seperi terjadinya
perdarahan pervaginam, pusing berkepanjangan,nyeri di bagian ulu hati, gerakan
janin kurang <10 dalam 24 jam, pandangan kabur, serta bengkak pada muka dan
tangan dan ibu mengatakan tidak mengalami gejala yang diaatas. Kehamilan ibu
sudah direncanakan dan rencana yang menolong persalinan adalah bidan dan
sudah ada persiapan untuk persalinan.

ANALISA
P1A0 postpartum hari ke- 6.

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan ibu
2. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya bahwa bayinya terbangun pada
malam hari adalah normal. Bayi terbangun karena bayi lebih banyak
menghabiskan waktu tidurnya pada siang hari dan juga karena bayi lapar saat
malam hari.
3. Menganjurkan pada ibu bahwa ibu dapat beristirahat sebentar pada siang hari
agar tidak terlalu lelah pada malam hari saat menyusui nanti.

28
4. Menganjurrkan pada ibu untuk tetap menyusui bayinya dan melakukan
perawatan sehari-hari seperti memandikan bayinya dan melakukan perawatan
talipusat.
5. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang di rebus atau dikukus jika ibu
tidak ingin makanan yang berlemak dan berminyak seperti tempe kukus dan
jangan lupa untuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan juga agar ibu tidak
mengalami sembelit dan produksi ASI ibu lancar.

29
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Taufan.dkk. 2014. Buku Ajar Kebidanan Nifas (Askeb 3). Yogyakarta :
Nuha Medika

Rukiyah, Ai Yeyeh. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta : CV. Trans Info
Media

Sari, Eka Puspita dan Kurnia Dwi Rimandini. 2014. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas (Postnatal Care). Jakarta : CV. Trans Info Media

Wulandari, Setyo Reno dan Sri Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa
Nifas. Yogyakarta : Gosyen Publishing

30

Anda mungkin juga menyukai