1. Aulya Awali
2. Echa Aini
3. Gina Sonia
4. Sri Wahyuningsih
Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, argumentasi berarti alasan yang digunakan
untuk memperkuat atau memperlemah suatu gagasan atau pendapat. Karangan argumentasi
adalah karangan yang berisi pendapat-pendapat tentang suatu topik yang ingin disampaikan
kepada pembaca. Pendapat yang dikemukakan dapat berupa alasan, contoh atau bukti yang
nyata. Karangan ini bertujukan untuk mempengaruhi pembaca agar memiliki pandangan atau
pemikiran yang sama dengan penulis.
Secara garis besar, paragraf argumentasi atau teks argumentasi memiliki 3 struktur utama
yang harus ada. Ketiga struktur tersebut adalah pendahuluan, tubuh argumen, dan
kesimpulan. Memiliki 3 struktur utama tidak berarti dalam satu bacaan hanya terdapat 3
paragraf. Dalam satu bacaan teks argumentasi, sangat memungkinkan memiliki lebih dari 3
paragraf. Beberapa paragraf dapat mewakili pendahuluan, beberapa paragraf mewakili tubuh
argumen, dan beberapa paragraf lainnya mewakili kesimpulan.
1. Pendahuluan
2. Tubuh argumen
Pada bagian tubuh argumen, isi yang disampaikan berfokus pada usaha untuk
membuktikan pendapat atau gagasan yang telah dituliskan pada bagian pendahuluan. Tulisan
dapat berupa alasan logis, fakta, atau data yang mendukung pendapat yang akan disampaikan.
Tulisan sebaiknya disampaikan harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan
mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikir yang logis. Sehingga,
nantinya dapat dicapai kesimpulan yang benar.
3. Kesimpulan
Pendahuluan:
Pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia dapat dikatakan sangat tidak merata. Pada
umumnya, kualitas pendidikan di daerah kota lebih unggul dari wilayah yang jauh dari
perkotaan atau daerah pelosok. Kondisi ini didukung dengan fasilitas kota yang lebih
memadai daripada wilayah pelosok. Hal ini membuat banyak wilayah pelosok yang susah
berkembang
.
Tubuh argumen:
Seperti yang telah sedikit disinggung di atas bahwa fasilitas yang diberikan di wilayah kota
lebih memadai. Sebut saja beberapa universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas
Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Institut Teknologi
Surabaya, dan Universitas Padjajaran. Kelima universitas tersebut berada di wilayah
perkotaan. Sehingga, rakyat kota dengan mendapatkan akses yang mudah dalam
mendapatkan pendidikan yang layak. Sedangkan masyarakat di wilayah pelosok, mereka
perlu merantau untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak seperti di kelima universitas
tersebut.
Belum lagi ditambah fasilitas penujang lain yang sangat lengkap seperti adanya
perpustakaan, rekreasi edukatif, dan fasilitas penujang lain yang dimiliki daerah perkotaan.
Bahkan masyarakat kota juga didukung oleh akses pendukung lain, misalnya jalan dan
transportasi umum. Sebagian besar, fasilitas tersebut tidak dimiliki oleh masyarakat di daerah
pelosok.
Kesimpulan:
Kualitas pendidikan di Indonesia yang tidak merata dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Namun, penyebab utama dari kurang meratanya pendidikan Indonesia disebabkan oleh
fasilitas untuk mendapatkan pendidikan tersebut. Wilayah kota memiliki banyak akses dan
kemudahan untuk mendapatkan pendidikan. Kondisi yang sebaliknya terjadi di wilayah
pelosok. Perlu upaya yang harus dilakukan untuk melakukan pemerataan pendidikan di
Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah membangun fasilitas dan akses
yang mudah untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Pendahuluan:
Sayangnya, banyaknya pilihan sekolah ini belum termanfaatkan oleh banyak pihak. Hal ini
dikarenakan masih paradigma masyarakat yang cenderung melanjutkan sekolah ke SMA
daripada ke SMK. Padahal keduanya memiliki potensi yang sama untuk mendapatkan masa
depan yang baik.
Tubuh Argumen:
Semua orang terlahir dengan bakatnya masing-masing. Tidak semua dilahirkan dengan
bakat akademis yang sama. Ada yang memang terlahir dengan kemampuan analisis dan
akademis yang baik. Namun banyak juga dari kita yang terlahir dengan kemampuan seni
yang lebih unggul. Tidak ada yang lebih unggul dari keduanya. Masing-masing memiliki
peluang yang sama untuk berkarya di bidangnya masing-masing.
Sudah saatnya para orangtua mengarahkan anaknya mendapatkan pendidikan yang tepat.
Jika dilihat memiliki bakat pada jalur profesi maka SMK bisa menjadi pilihan yang tepat.
Untuk anak yang memiliki bakat akademis dan analisis yang kuat maka SMA adalah pilihan
yang tepat. Keduanya sama-sama memiliki peluang yang baik di masa depan.
Kesimpulan:
Dengan memilih jurusan yang tepat, potensi anak akan lebih terarahkan di sekolah yang
tepat. Potensi yang mereka miliki dapat terasah dengan baik dan pada akhirnya mereka dapat
berkarya sesuai bakat mereka. Sehingga, kondisi ini dapat mengurangi tingkat pengangguran.