Anda di halaman 1dari 21

MPKT A

Lembar Tugas Mahasiswa


Bagian III

Oleh
Geoffrey Tyndall
1806147893
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah mengenai ringkasan Materi Ajar MPKT A Bagian II.
Adapun penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah MPKT A.
Penghargaan dan apresiasi penulis berikan kepada Bapak Dr. Drs. Rizal Subahar M.Biomed, atas
bimbingan dan arahan selama kegiatan belajar mengajar yang membantu penulis memahami
materi ajar. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dalam penyusunan makalah. Semoga pembaca dapat terbantu dalam mempelajari ringkasan
materi bagian II dengan memahami makalah ini.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan atas pemahaman ilmu kita bersama.

Depok, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Metode Penulisan 1
1.3 Kerangka Ringkasan 2

2. ISI
2.1 Manusia Sebagai Individu 3 – 6
2.2 Manusia Sebagai Makhluk Berkelompok 7 – 10
2.3 Manusia Sebagai Makhluk Berkebudayaan 11 – 14

3. PENUTUP
3. Kesimpulan 15

DAFTAR PUSTAKA 16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahasiswa adalah pelaku dalam pendidikan tinggi yang bertindak mempersiapkan
dirinya untuk menghadapi tantangan peradaban dunia. Dalam persiapan ini diperlukan prinsip-
prinsip dasar yang hendaknya dipahami untuk digunakan selama pembelajaran mahasiswa di
universitas dan selepasnya kembali ke lingkungan masyarakat sosial dan ilmu pengetahuan.
Paket dasar otak-kecerdasan, kepribadian, dan temperamen diharapkan dapat menjadi bekal
untuk mempelajari jati diri manusia sebagai individu dan sebagai makhluk berkebudayaan.

1.2 Metode Penulisan


Penulis menyusun ringkasan Materi Ajar MPKT A Bagian I dengan menuangkan
gagasan utama setiap pembahasan materi dalam buku tersebut. Penuangan gagasan utama
menjadi ringkasan didahului dengan menentukan gagasan utama setiap bahasan. Dalam
menulis ringkasan, penulis menganalisis bagian-bagian esensial yang hendak disampaikan
oleh tim penyusun Materi Ajar MPKT A. Perhatian terhadap materi esensial diperlukan agar
penulis dalam meringkas tidak menghilangkan kehadiran penyusun asli materi-materi
tersebut. Setiap bahasan dalam ringkasan ini telah disusun agar merepresentasikan bahasan
asli dan opini yang terkandung di Materi Ajar MPKT A, dengan kata lain bahasan penulis dan
opini penulis tidak dituangkan ke dalam ringkasan.

ii
ii
1.3 Kerangka Ringkasan
Ringkasan yang dituliskan memiliki empat bab yang terdiri atas beberapa subbab :
1. Manusia Sebagai Individu
a. Otak dan Kecerdasan
b. Tipologi Kepribadian
c. Tipologi Temperamen

2. Manusia Sebagai Makhluk Berkelompok


a. Kelompok-kelompok Terdekat
b. Tipologi Kelompok Berdasarkan Efektivitasnya
c. Membangun Hubungan Antarpribadi
d. Kepemimpinan dalam Kelompok

3. Manusia Sebagai Makhluk Berkebudayaan


a. Hakikat Kebudayaan sebagai Bukti Keunggulan Manusia
b. Belajar Kebudayaan
c. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan
d. Kebudayaan dalam Berbagai Aspek Kehidupan Manusia
e. Menuju Masyarakat Berperadaban

2
BAB 2
ISI

2.1 Manusia Sebagai Individu

Manusia Universitas Indonesia diharapkan kelak akan memberikan dampak positif bagi
perkembangan bangsa dan negara Indonesia. Untuk menjadi manusia unggul yang memberikan
dampak, mahasiswa perlu memahami terlebih dahulu keunggulannya. Keunggulan sebagai
individu itulah yang akan menjadikan manusia bermanfaat di dunia.

2.1.a Otak dan Kecerdasan


Menurut MacLean, otak manusia adalah hasil evolusi tercanggih dibanding makhluk
hidup lainnya di muka bumi. Terdapat tiga lapisan utama di otak, yaitu :
1. R-Complex
2. Limbic System
3. Neocortex

Komponen Otak Manusia


R-complex (Otak Reptil)

3
"Otak reptil" adalah istilah yang diberikan MacLean ke struktur bagian otak yang khas
ini. Istilah ini berasal dari gagasan bahwa neuroanatomis komparatif pernah percaya bahwa latar
depan reptil dan burung didominasi oleh struktur ini. MacLean mengusulkan bahwa kompleks
reptil bertanggung jawab atas perilaku instingtual khas makhluk yang terlibat dalam agresi,
dominasi, teritorialitas, dan pertahanan diri.

Limbic System (Sistem Limbik)


Sistem Limbik terdiri atas hippocampus dan amygdala. Amygdala pada manusia
memiliki kontrol terhadap emosi, dimana kerusakan pada amygdala dapat menghilangkan empati
emosional manusia terhadap sesama. Hippocampus terlibat dalam beragam proses kognisi
terutama ingatan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

4
Neocortex
Neocortex adalah evolusi akhir otak yang memengaruhi banyaknya saraf dan
kompleksitas hubungan antarsaraf dalam hidup manusia. Ia memiliki pengaruh dominan dalam
kesadaran, pemikiran, dan persepsi manusia. Neocortex, bersama R-Complex dan Amygdala,
adalah tiga serangkai yang bekerja dalam kehidupan manusia.

Dua Bagian Otak


Otak manusia terbagi atas hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Otak kiri memiliki
spesialisasi dalam masalah sekuensial, analitikal, dan penalaran sedangkan otak kanan memiliki
dominansi dalam hal heuristik, bebas, dan kreatif.

Jenis-jenis Kecerdasan
Inteligensi merupakan kecerdasan yang memiliki pangkal konsep pada kemampuan
menggunakan konsep dan lebih dikenal sebagai IQ. Jenis kedua adalah EQ yang merupakan
kecerdasan emosional dan merupakan ukuran kemampuan manusia dalam menyalurkan emosi
dan perasaannya. SQ adalah kecerdasan terakhir mengenai spiritual. SQ mengukur konsepsi dan
persepsi manusia terhadap alam semesta dan eksistensi kekuatan di dunia.

5
2.1.b Tipologi Kepribadian
Keunikan manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan sosial membawa
keanekaragaman dalam dinamika kehidupan. Pengukuran kepribadian manusia menghasilkan
tipe-tipe yang dapat diklasifikasikan dalam empat dimensi :
1. Extrovert (E) – Introvert (I)
2. Sensors (S) – Intuitives (N)
3. Thinkers (T) – Feelers (F)
4. Judgers (J) – Perceivers (P)

Extroversion/Introversion
Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka. Sementara introver,
di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri. Introver cenderung pendiam, suka
merenung, dan lebih peduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri

Sensing/Intuition
Manusia dengan kepribadian sensing memiliki kesenangan menggunakan dan mengasah
keterampilan yang dimiliki dan memiliki akal sehat yang diperoleh dengan hal yang pasti dan
konkret. Kepribadian intuition cenderung percaya kepada inspirasi, imajinasi, dan inovasi serta
berorientasi terhadap hal yang baru, hal ini kontras dengan sensing yang lebih menyukai
mengasah kemampuan yang sudah dimiliki.

Thinking/Feeling
Thinker adalah tipe manusia yang cenderung selektif dan penuh pertimbangan secara
objektif sebelum melakukan sesuatu sedangkan Feeler cenderung memutuskan suatu tindakan
berdasarkan pandangan subjektif terhadap perasaan dan emosional dirinya dan lingkungan
sekitar, seperti menyenangkan orang yang dicintai.

Judging/Perceiving
Judger menyukai keteraturan dalam hidup termasuk sasaran dan tujuan dalam hidup
sedangkan Perceiver menyukai spontanitas dan fleksibilitas dalam kronologi hidupnya.

6
2.1.c Tipologi Temperamen
Temperamen adalah perilaku karakteristik yang direfleksikan secara alamiah dari
individu dan memiliki pola. Pola-pola temperamen ini ditetapkan dengan menganalisis ciri dari
masing-masing dimensi. David Keirsey (Tieger dan Barron-Tieger, 2001) berhasil merumuskan
klasifikasi pola tersebut. Ia membagi temperamen manusia menjadi empat kelompok berbeda,
yaitu :
1. Pembimbing 3. Idealis
2. Artis/Experiencer 4. Rasionalis/Konseptualis

Pembimbing
Pembimbing merupakan manusia yang memiliki sifat konkret dan terorganisir.
Pertanggungjawaban terhadap tugas dan peran yang tinggi. Kekuatan terbesar mereka adalah
logistik. Mereka unggul dalam mengatur, memfasilitasi, memeriksa dan mendukung.

Artis
Artis memiliki kemampuan dalam beradaptasi. Mereka peduli untuk membuat dampak
dengan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki. Kekuatan terbesar mereka adalah taktik.
Mereka unggul dalam pemecahan masalah, kelincahan, dan manipulasi instrumen atau alat.

Idealis
Idealis adalah sosok yang abstrak dan berbelas kasih. Karena suka mencari makna diri,
mereka peduli dengan pertumbuhan pribadi dan menemukan identitas unik mereka sendiri.
Kekuatan terbesar adalah diplomasi. Mereka unggul dalam klarifikasi, individual, menyatukan,
dan menginspirasi.

Rasionalis
Rasionalis biasanya memiliki temperamen abstrak dan objektif. Mencari penguasaan dan
kontrol diri. Kekuatan terbesar mereka adalah strategi. Mereka unggul dalam segala jenis
penyelidikan logis seperti penyusunan rencana, konseptualisasi, berteori, dan koordinasi.

7
2.2 Manusia Sebagai Makhluk Berkelompok

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan kuat untuk hidup bersama
dalam kelompok agar dapat mengembangkan kemanusiaannya. Dalam kelompok tersebut, terjadi
interaksi yang melahirkan aturan atau norma-norma yang mengatur kehidupan berkelompok.

2.2.a Kelompok-kelompok Terdekat


Keluarga
Keluarga adalah unit dari kelompok terkecil yang membentuk manusia. Keluarga
memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian generasi muda untuk terjun ke dunia masyarakat
saat sudah dewasa.

Kelompok Pertemanan
Pertemanan merupakan kelompok esensial dalam hidup manusia yang bermasyarakat.
Dampak positif dari pertemanan adalah terbentuknya kerja sama dan keakraban. Dampak negatif
yang berpotensi muncul adalah pembatasan pergaulan dengan memilih lingkaran pertemanan,
prioritas hubungan pertemanan menjurus ke pengabaian afeksi terhadap keluarga, dan
pertentangan antar kelompok pertemanan disikapi remaja dengan cara salah.

Kelompok Sosial
Yang dimaksud kelompok sosial adalah kelompok yang terbentuk karenan keinginan
manusia untuk melakukan interaksi sosial seperti paguyuban, organisasi, dll. Menurut Soerjono
Soekanto, syarat agar himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial sebagai berikut
(Soekanto, 1982).
a. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang
bersangkutan.
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah
erat, misalnya : nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi
yang sama, dll.
d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
e. Bersistem dan berproses.

8
2.2.b Tipologi Kelompok Berdasarkan Efektivitasnya
Johnson dan Johnson (2006) mengklasifikasikan kelompok berdasarkan efektivitasnya
menjadi empat macam,
1. Kelompok Pseudo 3. Kelompok Efektif
2. Kelompok Tradisional 4. Kelompok Kinerja Tinggi

Kelompok Pseudo
Kelompok yang berisi anggota-anggota yang tidak berminat melakukan tugas mereka
untuk bekerja sama. Mereka menganggap satu sama lain sebagai saingan yang harus dikalahkan.
Contoh dari kelompok ini adalah kelompok salesman yang saling bersaing untuk melakukan
penjualan terbanyak di perusahaan.

Kelompok Tradisional
Kelompok yang berisi anggota-anggota yang mempertahankan ego mereka untuk bekerja
secara individu sehingga kerja sama yang ada minim dan tidak saling berbagi informasi. Contoh
kelompok ini banyak ditemui pada kelas-kelas yang pembentukan kelompoknya ditetapkan oleh
guru atau dosen.

Kelompok Efektif
Kelompok yang anggota-anggotannya berkomitmen pada keberhasilan kelompok dalam
menjalangkan tugas. Saling mempertanyakan informasi dan menangani konflik secara
konstruktif dapat ditemui dalam kelompok ini.

Kelompok Kinerja Tinggi


Kelompok dengan tingkat respek satu sama lain yang tinggi. Model kelompok ini
merupakan model yang jarang ditemui karena model ini adalah model yang menunjukkan
kekerabatan dan persahabatan kuat antar anggota-anggota kelompok.

9
2.2.c Membangun Hubungan Antarpribadi
Hubungan antarpribadi memenuhi kebutuhan dasar manusia akan afeksi. Hubungan ini
melibatkan peran persepsi dan peran komunikasi.

Peran Persepsi
Persepsi adalah proses interpretasi informasi menjadi berarti. Faktor-faktor yang
mempengaruhi atau mendistorsi persepsi sebagai berikut.
1. Karakteristik individu yang mempersepsi
2. Karakteristik target
3. Situasi lingkungan

Peran Komunikasi dalam Hubungan Antarpribadi


Kompleksitas hubungan manusia menuntut adanya perhatian terhadap komunikasi agar
hubungan antarmanusia terjalin dengan baik dan tidak terjadi kesalahpahaman seperti penolakan
antarindividu dan saling meremehkan.

Strategi Menangani Konflik


a) Strategi Burung Hantu (Kolaborasi)
Strategi yang menyelesaikan konflik melalui diplomasi atau negosiasi karena
menghargai tujuan dan hubungan,

b) Strategi Boneka Beruang (Akomodasi)


Strategi yang mementingkan hubungan dan memandang tujuan lebih rendah.
Orang yang menggunakan strategi ini cenderung lebih mempertahankan kualitas
hubungan.

c) Strategi Hiu (Konfrontasi)


Strategi Hiu menganggap tujuan lebih penting dibanding hubungan. Hiu berusaha
mencapai tujuannya dengan memaksa atau membujuk yang lain sehingga
berhasil Contoh strategi ini adalah ancaman, agresi fisik dan verbal, dan tindakan-
tindakan lain yang berpotensi menganggu hubungan antarmanusia.

10
d) Strategi Rubah (Kompromi)
Strategi yang mengutamakan kebaikan yang lebih banyak dibanding keburukan
sehingga dapat berkompromi untuk sedikit mengorbankan hubungan demi
menyelesaikan konflik.

e) Strategi Kura-kura (Menghindar)


Strategi yang menarik diri dari konflik karena mementingkan hubungan dengan
orang lain dan tujuan tidak tercapai. Strategi ini tepat untuk meredam situasi yang
memuncak dan menunda penyelesaian di situasi dan waktu yang lebih tepat.

2.2.d Kepemimpinan dalam Kelompok

Peran Kepemimpinan
Setiap orang memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Pemimpin adalah orang
yang menghadapi tantangan untuk membawa kelompok mencapai tujuan yang diinginkan
bersama. Menurut Kouzes dan Posner (1993), pemimpin yang efektif ditandai oleh kemampuan
untuk mengajak kelompok mengikuti arahannya.

Sifat-sifat yang diperlukan Pemimpin


a) Tertantang oleh Proses
b) Menginspirasi Visi Bersama secara Jelas
c) Memungkinkan Orang Lain untuk Bertindak
d) Model Bagaimana Kelompok Berfungsi
e) Mendorong Berkembangnya Semangat Kebersamaan

11
2.3 Manusia Sebagai Makhluk Berkebudayaan

2.3.a Hakikat Kebudayaan sebagai Bukti Keunggulan Manusia


Manusia sebagai makhluk yang unggul dibanding makhluk hidup lainnya, memiliki
keunggulan dalam karakternya sebagai makhluk sosial yang berkomunikasi dan berinteraksi,
Keunggulan tersebut menghasilkan kompleksitas cara hidup, yang meliputi kebiasaan,
keyakinan, dan tata aturan yang berpola, dikenal sebagai istilah kebudayaan.

Fungsi dan Hakikat Kebudayaan


Soekanto (1990:214) menjelaskan kegunaan kebudayaan pada manusia sebagai berikut.
1. Sebagai perlindungan diri terhadap alam
2. Pengatur hubungan antar manusia
3. Wadah dari segenap perasaan manusia
Pada hakikatnya kebudayaan terwujud dari perilaku manusia, ada sebelum keberadaan manusia,
diperlukan oleh manusia, berisi aturan atau norma, dan bersifat dinamis.

Definisi Kebudayaan
Pengertian yang umumnya dikenal masyarakat Indonesia mengenai kebudayaan adalah
semua hasil karya, rasa, cipta, dan karsa masyarakat. Dikemukan oleh Selo Soemardjan dan
Sulaeman Sumardi.

Tiga Wujud Kebudayaan


a) Wujud Pertama, bersifat abstrak, yaitu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan, dll.
b) Wujud kedua adalah sistem sosial yang meliputi seluruh aktivitas manusia dalam
berinteraksi, berhubungan, dan bergaul.
c) Wujud Ketiga adalah hasil karya manusia berwujud benda.

12
Sistem Kebudayaan Universal
Unsur-unsur kebudayaan yang dapat dijumpai di masyarakat mana pun sebagai berikut.
1) Sistem Organisasi Sosial 5) Kesenian
2) Sistem Mata Pencaharian 6) Bahasa
3) Sistem Teknologi 7) Religi
4) Sistem Pengetahuan

Unsur Universal Kebudayaan


Setiap unsur kebudayaan memiliki wujud yang selalu dapat diamati yaitu ide, tingkah
laku, dan wujud fisik. Unsur kebudayaan selalu mengalami perkembangan. Namun,
perkembangan tersebut tidak serentak karena ada yang lambat dan sukar berubah. Keterlambatan
perkembangan menyebabkan keterlambatan kebudayaan atau culture lag.

2.3.b Belajar Kebudayaan


Manusia menumbuhkan perilaku berdasarkan interaksi dengan lingkungan sebagai
kebudayaan yang menaunginya. Dalam proses ini situasi lingkungan akan menjadi stimulus (S)
yang menimbulkan dorongan (D) kepada manusia untuk memberikan respon (R) berupa
perilaku.
Internalisasi Kebudayaan
Proses individu untuk menanamkan kepribadian semenjak dilahirkan sampai meninggal.

Sosialisasi Kebudayaan
Individu mempelajari pola-pola tindakan dalam interaksi di lingkungannya.

Enkulturasi Kebudayaan
Proses individu menyesuaikan perilaku dan pikiran dengan adat-istiadat, sistem, norma,
dan peraturan hidup dalam kebudayaannya.

13
2.3.c Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan. Dengan eksistensi manusia yang
selalu ada dari satu generasi ke generasi lainnya, kebudayaan selalu ada. Kebudayaan bersifat
dinamis seiring dengan persebaran manusia serta interaksi antarmanusia.

Difusi dan Migrasi Manusia


Migrasi adalah perpindahan suatu kelompok atau bebrapa kelompok manusia dari satu
tempat ke tempat lainnya. Perpindahan manusia ini membawa kebudayaan bersama mereka
sehingga terjadi aliran kebudayaan yang disebut difusi.

Asimilasi dan Akulturasi


Asimilasi adalah proses perubahan kebudayaan yang berlangsung dalam proses relatif
panjang akibat kedatangan kebudayaan. Proses ini dianggap lebih logis dibanding difusi karena
kebudayaan yang datang ke suatu daerah baru akan bertemu dengan kebudayaan yang telah ada.
Akulturasi adalah pertemuan dua kebudayaan atau lebih yang masing-masing kebudayaan
melebur untuk membentuk kebudayaan yang baru dan unik.

Inovasi dan Penemuan


Proses inovasi dan proses penemuan menghasilkan sesuatu yang baru dan dapat diterima
serta diadopsi menjadi kebudayaan baru. Individu yang melakukan inovasi disebut sebagai
inovator. Sosok inovator lahir berkat sistem lingkungan yang merangsang daya kreatif individu-
individu dalam masyarakat.

14
2.3.d Kebudayaan dalam Berbagai Aspek Kehidupan Manusia
Ras, Etnis, dan Kebudayaan
Ras mengacu pada pengelompokan manusia berdasarkan ciri biologis dan bukan ciri
kebudayaan sedangkan etnis mengelompokkan manusia berdasarkan ciri kebudayaan.
Kebudayaan yang menjadi penciri etnis adalah religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan,
keuletan dan ketangguhan, dan lain sebagainya.
Secara umum ada 4 golongan ras, yakni :
1. Ras Mongoloid 3. Ras Kaukasoid
2. Ras Negroid 4. Ras Khusus

Kebudayaan dan Ekonomi


Ekonomi memiliki peran dalam mengembangkan masyarakat dan dalam masyrakat yang
telah berkembang lahir kebudayaan berupa perekonomian meliputi struktur ekonomi, sistem
ekonomi, pembangunan ekonomi, dan performa ekonomi.
Setiap sistem ekonomi memiliki aspek-aspek berikut.
1) Value system
2) System of objectives
3) System of ownership
4) System of incentives
5) System of coordination/allocation

2.3.e Menuju Masyarakat Berperadaban


Kebudayaan kerap dikaitkan erat dengan peradaban. Hal ini karena unsur-unsur
kebudayaan memiliki pembahasan yang sama dengan unsur-unsur peradaban. Peradaban adalah
bagian dari kebudayaan yang telah mencapi kemajuan dan keindahan. Kemajuan yang dimaksud
tentunya menjadi tantangan kepada masyarakat tersebut. Anak bangsa wajib menjawab
tantangan tersebut sebagai manusia Indonesia yang mempunyai keunggulan dan lahir dari
kebudayaan Indonesia unggul.

15
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Pemahaman terhadap keunikan manusia yang memiliki kepribadian berbeda akan


membangun karakter saling menghormati, demi terwujudnya suatu komunikasi yang membawa
kepada suatu kondisi harmonis. Manusia mengembangkan kebudayaan, yaitu seperangkat tata
aturan kehidupan berdasarkan gagasan atau ide yang menghasilkan karya budaya bagi
peningkatan kualitas diri manusia itu sendiri. Memahami bahwa manusia dan kebudayaan
sebagai satu kesatuan dapat menumbuhkan karakter saling bekerja sama dan berkompetisi.
Dengan harapan terbentuk masyarakat sehat dan mampu mengembangkan kebudayaannya
sehingga tercipta kemajuan masyarakat atau peradaban yang diinginkan bersama.

16
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penulis. 2016. Buku Ajar MPKT A. Depok: Universitas Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai