0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang manusia sebagai makhluk sosial dan pribadi. Ia menjelaskan bahwa manusia memiliki perbedaan individu tetapi harus dapat berinteraksi secara sosial. Dokumen juga membahas tentang pentingnya komunikasi antarpribadi dan kelompok dalam masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang manusia sebagai makhluk sosial dan pribadi. Ia menjelaskan bahwa manusia memiliki perbedaan individu tetapi harus dapat berinteraksi secara sosial. Dokumen juga membahas tentang pentingnya komunikasi antarpribadi dan kelompok dalam masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang manusia sebagai makhluk sosial dan pribadi. Ia menjelaskan bahwa manusia memiliki perbedaan individu tetapi harus dapat berinteraksi secara sosial. Dokumen juga membahas tentang pentingnya komunikasi antarpribadi dan kelompok dalam masyarakat.
Manusia adalah makhluk hidup yang paling sempurna dibandingkan
hewan atau tumbuhan. Manusia dilahirkan dengan otak yang kompleks. Otak manusia merupakan sumber dari semua perilaku, pikiran, perasaan dan pengalaman (Novia, 2010). Otak manusia digunakan untuk mengatur segala aktivitas manusia sehari-hari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia memiliki berbagai macam kecerdasan, baik secara emosional, ataupun spiritual. Namun dalam kenyataannya kecerdasan yang dimiliki manusia tidak semuanya menonjol. Dalam diri seorang individu ada kecerdasan yang lebih dominan. Hal ini menciptakan perbedaan-perbedaan dalam diri setiap individu. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam diri tiap individu, membuat keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat.Manusia memiliki karakter yang berbeda-beda satu sama lain. Namun, dengan perbedaan-perbedaan yang ada, manusia dituntut untuk dapat berinteraksi dengan manusia lain karena manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak mungkin hidup sendirian sepanjang hidupnya. Setiap manusia membutuhkan manusia lain untuk hidup, maka terciptalah kelompok- kelompok dalam masyarakat. Dalam interaksi setiap kelompok terjadi proses komunikasi. Komunikasi adalah pusat kehidupan manusia. Proses komunikasi merupakan proses menyampaikan dan menerima pesan yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi juga memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap konsep diri bahkan kehidupan seseorang. Maka dari itu, manusia harus menguasai komunikasi. Selain proses komunikasi yang baik, dalam sebuah kelompok diperlukan sosok seorang pemimpin yang adil dan bijaksana untuk mencapai tujuan yang telah disepakati anggotanya. Dari kelompok-kelompok kecil, terbentuklah kelompok-kelompok yang lebih besar. Sekelompok manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama disebut masyarakat. Sebuah masyarakat pasti memiliki sistem kebudayaan yang berbeda-beda dan berlaku untuk mengatur kehidupan sehari-hari. Kebudayaan tidak tercipta begitu saja namun melalui proses penyebaran yang panjang. Kebudayaan meliputi cara manusia untuk hidup dan mengeksplorasi diri. Kebudayaan haruslah dilestarikan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat di suatu wilayah. Mulai dari diri pribadi manusia sampai dengan masyarakat semuanya memiliki keterkaitan. Dari bagaimana manusia berpikir lalu bagaimana berkomunikasi interpersonal dan kelompok, dan menjaga kebudayaan dalam masyarakat. Semua hal itu diperlukan untuk menjadikan hidup manusia harmonis dan bisa hidup dalam lingkungannya.
BAB II ISI
APAKAH MANUSIA ITU?
1. Fungsi Otak Menurut Mac Lean, otak berbagai spesies mengalami evolusi panjang. Otak manusia merupakan hasil evolusi terakhir yang paling canggih. Menurut Mac Lean (1990), otak berevolusi dalam tiga periode besar yang membentuk tiga lapisan yaitu R-Complex ( lapisan paling tua), Limbic System (lapisan kedua), dan Neocortex (lapisan terakhir.. R-complex memiliki tanggung jawab pada pola perilaku bawaan yang penting untuk kelangsungan hidup individu, seperti pada peredaran darah, berperan penting dalam mengendalikan semua gerakan involunter dari jantung, reproduksi dan lainnya. Lapisan kedua adalah Limbic System. Perananan penting dipegang oleh sistem limbik dalam hal emosi serta motivasi. Otak ini juga memiliki tanggung jawab atas pembelajaran dan memori. Neocortex adalah lapisan terakhir dan disebut otak berpikir karena memiliki peranan dalam hal mengendalikan keterampilan berpikir tingkat tinggi, nalar, pembicaraan, dan berbagai tipe kecerdasan lainnya. Ketiga serangkai otak ini tidaklah bekerja secara terpisah. Menurut MacLean (1990), ketiganya bekerja seperti tiga komputer biologis yang saling berkaitan. Dua Belahan Otak Menurut Taylor (2008), cerebal cortex pada manusia lebih tebal dua kali lipat dan tentunya memiliki fungsi dua kali lipat juga. Cerebal Cortex berkaitan berkaitan dengan keutamaan karakter kebijaksanaan dan pengetahuan khusus mengenai kreativitas, kaitan terdekatnya adalah dengan fungsi dan kerja sama antara dua belahan otak. Belahan otak kiri sangat dihargai karena dianggap paling berperan terhadap keberhasilan. Otak kiri memiliki spesialisasi dalam menghadapi masalah sekuensial, analitikal, bahasa lisan, operasi aritmatika, penalaran, dan operasi rutin (Sousa,2003). Mereka yang memiliki kekuatan pada belahan orak kiri cenderung berpikir secara sistematis dan taat pada aturan,tetapi kadang terlalu kaku. Belahan otak kanan sering dikaitkan dengan kreativtas. Hal ini dikarenakan otak kanan yang bersifat heuristic,sangat bebas,melompat-lompat,dan sangat beperan menemukan jalan sehingga mampu membuat terobosan-terobosan baru. Jenis-Jenis Kecerdasan 1. Inteligensi dan IQ 2. Kecerdasan Emosional 3. Kecerdasan Spiritual 4. Titik Tuhan 2. Perbedaan Individu Setiap aspek yang menjadikan manusia berbeda satu sama lain disebut perbedaan individual. Perbedaan itu perlu untuk diklasifikasikan. Salah satu teori dalam mengklasifikasikan kepribadian adalah MBTI atau Myer-Brigs Type Indicator yang dikemukakan oleh Katherine Briggs dan Isabella Myers Briggs. MBTI menguraikan kepribadian manusia tersebut menjadi empat dimensi. dimensi tersebut adalah Extravension-Introvension, Sensing-Intuition, Thinking- Feeling, dan Judging-Perceiving. Masing-masing instrumen secara berurutan dilambangkan dengan satu huruf yaitu E, I, S, N, T, F, J, dan P. Seseorang dengan kepribadian extravert lebih senang untuk berurusan dengan hal-hal diluar dirinya, seperti selalu berusaha untuk berada di keramaian atau selalu berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan orang dengan keprabidain introvert adalah sebaliknya, cenderung lebih senang untuk berada dengan dirinya. Sensing adalah kepribadian yang menyebabkan seseorang cenderung memaknai suatu situasi berdasarkan fakta-fakta yang tersedia. Berbeda dengan intuition dimana seseorang mempelajari situasi berdasarkan intuisinya. Kemudian dimensi thinking menjadikan seseorang memutuskan sebuah tindakan berdasarkan logika disaat seseorang dengan feeling yang lebih dominan memutuskan tindakannya berdasarkan perasaannya. Dimensi yang terakhir adalah judging dan perceiving. Judging memberikan seseorang perilaku yang sangat teratur, telaten, dan teliti. Sebaliknya, perceiving memberikan seseorang perilaku yang fleksiel dan luwes. Kombinasi dari empat dimensi (masing-masing dominan) MBTI akan menjadi gambaran umum kepribadian seseorang atau disebut tempramen. ”Tempramen merupakan bawaan, bukan dipelajari, karena itu tindakan dan perilaku konsisten sudah tampak sejak individu masih sangat muda” (Singgih, 2015:27). Individu yang memiliki tempramen serupa memiliki banyak karakteristik yang sama, untuk itulah sistem pengklasifikasian ini dibentuk. Terdapat 16 kombinasi dari instrument MBTI ini. 16 kombinasi tersebut dikategorisasikan lagi menjadi 4 bagian dimana cara pembagiannya adalah mengelompokkan 2 instrumen yang sama dalam kombinasi yaitu NF, SJ, SP, dan NT. Pembagian kombinasi tersebut adalah: Guardiants/Traditionals (SJ) : ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ Artisan/Experiences(SP) : ESTP ISTP ESFP ISFP Idealist(NF) : ENFJ INFJ ENFP INFP Rationals/Conceptualizers (NT) : ENTJ INTJ ENTP INTP INDIVIDU DAN KELOMPOK 1. Tahap Perkembangan Kelompok (a) Tahap Pembentukan (forming), anggota kelompok belum mengenal satu sama lain. (b) Tahap Goncangan (storming), mulai timbul beberapa perbedaan yang menimbulkan konflik. (c) Tahap Membangun Norma (norming), pada tahap ini para anggota mulai menghindari konflik yang tidak perlu untuk mencapai keselarasan. (d) Tahap Melaksanakan (performing), anggota kelompok sudah stabil dan termotivasi untuk mencapai tujuan daripada kepentingan individu. (e) Tahap Penangguhan (adjourning). Tahap setelah tercapai semua tujuan, bisa bubar secara permanen atau beristirahat sementara. Sama- sama dilaksanakan evaluasi proses untuk memastikan mereka untuk menjaga alur kerja yang seproduktif mungkin. 2. Tipe Kelompok berdasarkan Efektivitas a. Pseudo. Anggotanya mendapat tugas untuk bekerja sama, namun sebenarnya mereka tidak berminat untuk melaksanakannya.Walaupun anggota kelompok saling berbicara, tetapi sebenarnya mereka saling bersaing. b. Tradisional. Kelompok dimana mereka sadar harus bekerja sama, namun anggota kelompok dinilai sebagai individu. Mereka bertanggung jawab atas pekerjaannya masing- masing tetapi bukan sebagai tim. c. Kelompok Efektif. Kelompok yang anggotanya komit untuk memaksimalkan keberhasilan dirinya sendiri dan anggota kelompok lain. d. Kelompok Kinerja- Tinggi. Kelompok yang memiliki tingkat komitmenn yang lebih tinggi dari kelompok efektif. Tidak hanya kepercayaan dan respek, tetapi pengembangan pribadi setiap anggota kelompok. 3. Peran Komunikasi dalam Hubungan Antarpribadi 5.1 Pentingnya Komunikasi a. Mempelajari komunikasi dapat meningkatkan cara memandang diri sendiri. Mengetahui bagaimana berkomunikasi dapat mempengaruhi konsep diri dan penghargaan diri lebih besar. b. Komunikasi secara efektif dapat mempengaruhi keberhasilan berinteraksi dengan orang lain dalam situasi sosial. Komunikasi akan menimbulkan perasaan yang lebih positif tentang diri kita sendiri. c. Mempelajari komunikasi dapat meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana berhubungan satu sama lain. d. Mengajarkan seseorang akan pentingnya keterampilan hidup. e. Membantu menggunakan kebebasan konstitusional. Menjadi warga negara berarti dapat menyampaikan pendapat tentang isu- isu secara efektif. f. Membantu sukses secara professional dan membantu mengendalikan dunia yang semakin beragam. 5.2 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin communicare, yang berarti “untuk membuat umum” atau “untuk berbagi”. Komunikasi sebagai suatu proses. Jika kita menerima suatu proses, kita akan melihat suatu peristiwa sebagai hubungan yang dinamis dan berkelanjutan. Jika kita memberi label, maka komunikasi sebagai proses yang tidak memiliki awal, akhir, dan urutan setiap kejadian. 5.3 Komponen Komunikasi a. Orang, memiliki dua peran, yaitu sebagai sumber menyampaikan pesan dan penerima pesan. b. Pesan, bentuk ide verbal dan nonverbal, pikiran, dan bahasa sebagai isi interaksi. Pesan berisi simbol yang digunakan untuk berinteraksi. c. Sarana atau media, sarana penyampaian pesan dari sumber ke penerima pesan. d. Kode, susunan sistematis simbol yang digunakan untuk membuat makna dalam pikiran orang lain. e. Encoding dan Decoding, proses menerjemahkan ide pemikiran ke kode dan proses menempatkan idea tau pemikiran. f. Kebisingan, gangguan pada proses encoding dan decoding yang mengurangi kejelasan pesan. 5.4 Jenis Komunikasi a. Komunikasi verbal, meliputi suara, kata, bahasa, dan wicara. b. Komunikasi non- verbal, meliputi cara- cara fisik dari komunikasi. c. Komunikasi tertulis, isi komunikasi dalam bentuk tulisan. d. Komunikasi visual, tampilan dari komunikasi. 5.5 Tingkat Komunikasi a. Komunikasi intrapersonal, komunikasi yang terjadi dalam suatu individu saja. Individu tersebut menjadi pengirim sekaligus penerima pesan. b. Komunikasi interpersonal, komunikasi yang melibatkan peserta yang saling bergantung satu sama lain dan menuntut keterampilan membaca dan mendengar. c. Komunikasi kelompok, komunikasi ini terjadi antara 3-12 orang. d. Komunikasi publik, sumber pesan mengirimkan pesan ke banyak penerima di sertai komunikasi non-verbal dan kadang mengajukan pertanyaan dan jawaban atau umpan balik. e. Komunikasi massa, penyampaian pesan dalam tingkat ini melibatkan beberapa sistem transmisi. f. Komunikasi computer, meliputi komunikasi manusia dengan berbagai informasi melalui jaringan komputer. 5.6 Hambatan dalam Komunikasi (1) Hambatan fisik. (2) Hambatan persepsi. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya semua orang melihat dunia secara berbeda tergantung pikiran, asumsi dan persepsi masing-masing. (3) Hambatan emosional. Hal emosional ini meliputi ketakutan, ketidakpercayaan, dan kecurigaan. (4) Hambatan budaya, yaitu kebiasaan satu kelompok yang membuat proses penyesuaian diri di dalam kelompok terjadi kurang baik. (5) Hambatan bahasa. 4. Membangun Kelompok yang Efektif Johnson dan Johnson (2008) mengajukan tujuh pedoman untuk membangun kelompok yang efektif, yaitu: 1) Tetapkan sasaran kelompok yang jelas, operasional, dan relevan sehingga menciptapkan saling kebergantungan yang positif dan membangkitkan komitmen yang tinggi dari setiap anggota. 2) Bangun komunikasi dua arah yang efektif dalam kelompok agar setiap anggota dapat mengkomunikasikan gagasan dan perasaannya secara tepat dan jelas. 3) Pastikan bahwa setiap anggota berkesempatan untuk menjadi pemimpin dan berpartisipasi. 4) Pastikan bahwa kekuasaan dibagi di antara anggota kelompok dan ada pola pengaruh yang variatif sesuai dengan kebutuhan kelompok. 5) Sesuaikan prosedur pengambilan keputusan dengan situasinya. 6) Libatkan kontroversi yang konstruktif melalui ketidaksetujuan dan tantangan terhadap kesimpulan dan penalaran satu sama lain. 7) Hadapi dan pecahkan konflik secara konstruktif. Lima strategi dasar yang dapat di gunakan untuk menangani konflik kepentingan, yaitu: a. strategi burunghantu (kolaborasi) strategi ini sangat menghargai tujuan maupun hubungan, b. strategi boneka beruang (akomodasi) dalam strategi ini hubungan dianggap sangat penting sedangkan tujuan memiliki derajat kepentingan yang rendah, c. strategi hiu (konfrontasi) strategi ini menganggap hubungan tidak penting sedangkan tujuan sangat penting, d. strategi rubah (kompromi) strategi ini mengaggap tujuan dan hubungan dengan anggota kelompok lain sama pentingnya, e. strategi kura-kura (menghindar) orang yang menggunakan strategi ini cenderung menarik diri untuk menghindari konflik.
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
1. Memahami Konsep Masyarakat 1.1 Pengertian Masyarakat Secara etimologi, masyarakat diartikan sebagai sekelompok manusia yang saling berpartisipasi, berteman, dan bergaul. Hal itu memberi gambaran tentang masyarakat secara lengkap dan jelas, karena banyak kelompok manusia yang saling berinteraksi tetapi tidak dapat disebut masyarakat. Misalnya kerumunan manusia ketika menonton pertunjukkan musik dan sekelompok orang yang berada di dalam kelas untuk belajar. Mutakin, dkk. (2004:26 & 29) menyusun ciri-ciri masyarakat sebagai berikut. a. Kumpulan manusia yang hidup bersama dan dalam jumlah yang cukup besar b. Bergaul dalam jangka waktu yang relatif lama dan etiap anggotanya menyadari sebagai satu kesatuan c. Bersama membangun sebuah kebudayaan yang membuat keteraturan dalam kehidupan bersama 1.2 Fungsi Masyarakat Selain untuk berinteraksi demi memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat juga memiliki fungsi lain bagi individu di dalam kelompok masyarakat tersebut, antara lain: a. sebagai wadah bagi individu-individu berkumpul dan berinteraksi, b. sebagai tempat di mana individu dapat menunjukkan eksistensinya dan menemukan makna dalam kehidupannya, termasuk untuk melakukan reproduksi dan regenerasi serta sebagai tempat individu berekspresi dan berkreasi mengembangkan kebudayaan. 1.3 Pembentukan Masyarakat Menurut Plato (di dalam Gazalba, 1976:65-68), masyarakat terbentuk secara kodrati. Kepentingan individu ditentukan oleh masyarakat. Cara pandang ini lebih mementingkan masyarakat dari pada individu, sehingga dikenal dengan paradigma kolektivisme (Wuradji, 1987). Pandangan kolektivisme mendapat pertentangan oleh pandangan individualisme. Pandangan individualisme berpendapat bahwa masyarakat terbentuk karena adanya manusia. Menurut pandangan ini individu-individu di dalam masyarakatlah yang menyebabkan perubahan pada masyarakat itu. Pandangan lain tentang masyarakat dikemukakan oleh Herbert Spencer (di dalam Poloma, 1979). Ia menganalogikan masyarakat sebagai tubuh organisme di mana masyarakat merupakan tubuh, sedangkan manusia sebagai organ-organ bagian tubuh. 1.4 Bentuk Masyarakat 1.4.1 Berdasarkan Mata Pencahariannya Berburu dan Meramu Masyarakat masih mengandalkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Biasanya, kegiatan berburu binatang dilakukan oleh laki-laki, sedangkan perempuan melakukan kegiatan meramu. Berladang dan Beternak Masyarakat berladang menanti hujan untuk menyuburkan tanaman mereka dan menggunakan teknik pengolahan tanah yang sederhana. Mereka melakukan kegiatan bercocok tanam secara temporal dan berpindah-pindah, sehingga disebut juga ladang berpindah (Koentjaraningrat, 2009: 217-219). Masyarakat yang beternak juga cenderung hidup berpindah- pindah dan menetap dengan mendirikan kemah, karena mereka membutuhkan daerah yang subur yang menyediakan rerumputan untuk binatang ternaknya. Pertanian Pertanian adalah kegiatan bercocok tanam di suatu tempat dengan melakukan pengolahan tanah yang intensif dan menggunakan irigasi (pengairan). Masyarakat pertanian lebih mengurangi ketergantungannya terhadap hujan dan cenderung hidup menetap. Industri Industrialisasi adalah keadaan di mana suatu sistem perekonomian dilengkapi dengan mesin/ pabrik yang selanjutnya hal ini menjadi stimulus bagi sektor-sektor perekonomian lainnya. Masyarakat industri dapat disebut juga masyarakat modern. Masyarakat modern mengalami perubahan sosial yang ditandai dengan perubahan karakter dari masyarakat sebelumnya. Post-Industri Adanya kemajuan teknologi di bidang informatika, yang merupakan kelanjutan dari periode modernisasi mencirikan masyarakat ini. Kebutuhan komunikasi yang bersifat primer bagi setiap individu, didukung oleh layanan internet yang menghubungkan tiap individu diseluruh bagian negara. 1.4.2 Berdasarkan Lingkungan Agraris Sebagian besar masyarakat agraris melakukan kegiatan bercocok tanam. Masyarakat ini mengandalkan kesuburan tanah dan cuaca untuk mendukung kegiatan ekonomi mereka. Maritim Masyarakat mengandalkan sumber daya alam berupa ikan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di laut sebagai sumber kegiatan ekonomi mereka. Masyarakat maritim juga memiliki kemampuan berlayar, baik dengan perahu kecil atau kapal-kapal besar. Pedalaman Masyarakat ini tidak termasuk kategori agraris maupun maritim. Letak wilayah yang terisolasi mengakibatkan masyarakat memisahkan diri dari perubahan zaman. Ciri masyarakat ini adalah masih mempertahankan kebudayaan dan tradisi nenek moyang mereka. Bahkan mereka menolak kemajuan teknologi yang ada. 1.4.3 Tradisional dan Modern Masyarakat tradisional dianggap sebagai masyarakat yang belum atau tidak modern, tertinggal, terbelakang, dan tidak memiliki semangat perubahan. Sedangkan masyarakat modern dianggap sebagai masyarakat yang telah meninggalkan tradisi- tradisi lama, memiliki semangat perubahan dan dianggap maju. 1.4.4 Manfaat memahami Konsep Masyarakat a. Mambangun rasa senasib sepenanggungan di antara sesama manusia b. Menanamkan kesadaran saling ketergantungan (interdepensi) antaranggota masyarakat c. Menanamkan rasa toleransi d. Mengukur keberartian individu e. Menanamkan nilai demokrasi
BAB III KESIMPULAN
Kebudayaan berfungsi sebagai wadah pemenuh kebutuhan-kebutuhan manusia. Kebudayaan juga berfungsi sebagai pedoman dalam menentukan jalan kehidupan manusia. Selain itu menurut Soekanto, kebudayaan memiliki hakekat, yaitu terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia, lahir lebih dahulu dari manusia, diperlukan manusia, dan mencakup aturan-aturan berdasarkan nilai-nilai social dalam sebuah masyarakat serta bersifat dinamis. Koentjaraningrat (2009:150-151) membedakan kebudayaan menjadi tiga wujud, yaitu wujud pertama adalah ide, gagasan, nilai dan norma yang terdapat dalam alam pikiran manusia. Ada tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal, yaitu system organisasi, system matapencaharian, system teknologi, system pengetahuan, kesenian, bahasa dan religi. Manusia dapat memahami kebudayaan yang berlaku di lingkungannya melaui proses belajar yang mencakup tiga tahap, yaitu internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi atau pembudayaan. Keluarga berperan besar dalam proses internalisasi kebudayaan seorang anak. Kebudayaan juga dipelajari untuk mencapai sebuah peradaban. Kebudayaan yang berlaku dalam sebuah masyarakat tidak tercipta begitu saja, namun ada proses penyebaran kebudayaan. Proses penyebaran kebudayaan meliputi difusi dan migrasi, akulturasi dan asimilasi serta inovasi dan penemuan. Difusi adalah suatu proses penyebaran kebudayaan yang dibawa oleh masyarakat yang bermigrasi dari satu tempat ketempat lain. Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama (Soekanto, 1982). Sementara itu akulturasi adalah proses pertemuan beberapa kebudayaan yang berbeda dan meghasilkan satu kebudayaan baru, namun tidak mengubah ataupun kehilangan jati diri kebudayaan asli. Selain itu manusia juga menciptakan penemuan-penemuan untuk menciptakan dan menyebarkan budaya, proses ini dinamakan inovasi. Inovasi terbagi menjadi dua yaitu penemuan (discovery) dan penyebaran (invention). Discovery adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru baik berupa alat ataupun ide-ide baru (Soekanto, 1982). Discovery merupakan proses pertama dari inovasi yang selanjutnya akan berkembang menjadi invention.
Daftar Pustaka Novia, Astri.Melatih Otak Setajam Silet. Yogyakarta: Media Pressindo, 2010. Singgih, Evita dkk. Manusia, sebagai Individu, Kelompok, dan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia, 2015
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita