Anda di halaman 1dari 13

MANUSIA SEBAGAI PRIBADI DAN

MAKHLUK SOSIAL

Dyah Mira Tamala/ 1506726611


Eko Razaki Wirman/ 1506723976
Isabella/ 1506755302
Mery Yalestari Sari/ 1506687062
Nana Puspalia/ 1506686822
Safira Rivani 1506685883
Vincent Wiguna/ 1506724921

MPKT A BUKU AJAR II


UNIVERSITAS INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk hidup yang paling sempurna dibandingkan


hewan atau tumbuhan. Manusia dilahirkan dengan otak yang kompleks. Otak
manusia merupakan sumber dari semua perilaku, pikiran, perasaan dan
pengalaman (Novia, 2010). Otak manusia digunakan untuk mengatur segala
aktivitas manusia sehari-hari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia
memiliki berbagai macam kecerdasan, baik secara emosional, ataupun spiritual.
Namun dalam kenyataannya kecerdasan yang dimiliki manusia tidak semuanya
menonjol. Dalam diri seorang individu ada kecerdasan yang lebih dominan. Hal
ini menciptakan perbedaan-perbedaan dalam diri setiap individu.
Perbedaan-perbedaan yang ada dalam diri tiap individu, membuat
keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat.Manusia memiliki karakter yang
berbeda-beda satu sama lain. Namun, dengan perbedaan-perbedaan yang ada,
manusia dituntut untuk dapat berinteraksi dengan manusia lain karena manusia
merupakan makhluk sosial. Manusia tidak mungkin hidup sendirian sepanjang
hidupnya. Setiap manusia membutuhkan manusia lain untuk hidup, maka
terciptalah kelompok- kelompok dalam masyarakat.
Dalam interaksi setiap kelompok terjadi proses komunikasi. Komunikasi
adalah pusat kehidupan manusia. Proses komunikasi merupakan proses
menyampaikan dan menerima pesan yang digunakan untuk memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi juga memberikan dampak yang sangat
signifikan terhadap konsep diri bahkan kehidupan seseorang. Maka dari itu,
manusia harus menguasai komunikasi. Selain proses komunikasi yang baik, dalam
sebuah kelompok diperlukan sosok seorang pemimpin yang adil dan bijaksana
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati anggotanya.
Dari kelompok-kelompok kecil, terbentuklah kelompok-kelompok yang
lebih besar. Sekelompok manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif
lama disebut masyarakat. Sebuah masyarakat pasti memiliki sistem kebudayaan
yang berbeda-beda dan berlaku untuk mengatur kehidupan sehari-hari.
Kebudayaan tidak tercipta begitu saja namun melalui proses penyebaran yang
panjang. Kebudayaan meliputi cara manusia untuk hidup dan mengeksplorasi diri.
Kebudayaan haruslah dilestarikan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat
di suatu wilayah.
Mulai dari diri pribadi manusia sampai dengan masyarakat semuanya
memiliki keterkaitan. Dari bagaimana manusia berpikir lalu bagaimana
berkomunikasi interpersonal dan kelompok, dan menjaga kebudayaan dalam
masyarakat. Semua hal itu diperlukan untuk menjadikan hidup manusia harmonis
dan bisa hidup dalam lingkungannya.

BAB II ISI

APAKAH MANUSIA ITU?


1. Fungsi Otak
Menurut Mac Lean, otak berbagai spesies mengalami evolusi panjang.
Otak manusia merupakan hasil evolusi terakhir yang paling canggih. Menurut
Mac Lean (1990), otak berevolusi dalam tiga periode besar yang membentuk tiga
lapisan yaitu R-Complex ( lapisan paling tua), Limbic System (lapisan kedua),
dan Neocortex (lapisan terakhir..
R-complex memiliki tanggung jawab pada pola perilaku bawaan yang
penting untuk kelangsungan hidup individu, seperti pada peredaran darah,
berperan penting dalam mengendalikan semua gerakan involunter dari jantung,
reproduksi dan lainnya. Lapisan kedua adalah Limbic System. Perananan penting
dipegang oleh sistem limbik dalam hal emosi serta motivasi. Otak ini juga
memiliki tanggung jawab atas pembelajaran dan memori. Neocortex adalah
lapisan terakhir dan disebut otak berpikir karena memiliki peranan dalam hal
mengendalikan keterampilan berpikir tingkat tinggi, nalar, pembicaraan, dan
berbagai tipe kecerdasan lainnya. Ketiga serangkai otak ini tidaklah bekerja secara
terpisah. Menurut MacLean (1990), ketiganya bekerja seperti tiga komputer
biologis yang saling berkaitan.
Dua Belahan Otak
Menurut Taylor (2008), cerebal cortex pada manusia lebih tebal dua kali
lipat dan tentunya memiliki fungsi dua kali lipat juga. Cerebal Cortex berkaitan
berkaitan dengan keutamaan karakter kebijaksanaan dan pengetahuan khusus
mengenai kreativitas, kaitan terdekatnya adalah dengan fungsi dan kerja sama
antara dua belahan otak.
Belahan otak kiri sangat dihargai karena dianggap paling berperan
terhadap keberhasilan. Otak kiri memiliki spesialisasi dalam menghadapi masalah
sekuensial, analitikal, bahasa lisan, operasi aritmatika, penalaran, dan operasi rutin
(Sousa,2003). Mereka yang memiliki kekuatan pada belahan orak kiri cenderung
berpikir secara sistematis dan taat pada aturan,tetapi kadang terlalu kaku.
Belahan otak kanan sering dikaitkan dengan kreativtas. Hal ini
dikarenakan otak kanan yang bersifat heuristic,sangat bebas,melompat-lompat,dan
sangat beperan menemukan jalan sehingga mampu membuat terobosan-terobosan
baru.
Jenis-Jenis Kecerdasan
1. Inteligensi dan IQ
2. Kecerdasan Emosional
3. Kecerdasan Spiritual
4. Titik Tuhan
2. Perbedaan Individu
Setiap aspek yang menjadikan manusia berbeda satu sama lain disebut
perbedaan individual. Perbedaan itu perlu untuk diklasifikasikan. Salah satu teori
dalam mengklasifikasikan kepribadian adalah MBTI atau Myer-Brigs Type
Indicator yang dikemukakan oleh Katherine Briggs dan Isabella Myers Briggs.
MBTI menguraikan kepribadian manusia tersebut menjadi empat dimensi.
dimensi tersebut adalah Extravension-Introvension, Sensing-Intuition, Thinking-
Feeling, dan Judging-Perceiving. Masing-masing instrumen secara berurutan
dilambangkan dengan satu huruf yaitu E, I, S, N, T, F, J, dan P.
Seseorang dengan kepribadian extravert lebih senang untuk berurusan
dengan hal-hal diluar dirinya, seperti selalu berusaha untuk berada di keramaian
atau selalu berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan orang dengan keprabidain
introvert adalah sebaliknya, cenderung lebih senang untuk berada dengan dirinya.
Sensing adalah kepribadian yang menyebabkan seseorang cenderung memaknai
suatu situasi berdasarkan fakta-fakta yang tersedia. Berbeda dengan intuition
dimana seseorang mempelajari situasi berdasarkan intuisinya. Kemudian dimensi
thinking menjadikan seseorang memutuskan sebuah tindakan berdasarkan logika
disaat seseorang dengan feeling yang lebih dominan memutuskan tindakannya
berdasarkan perasaannya. Dimensi yang terakhir adalah judging dan perceiving.
Judging memberikan seseorang perilaku yang sangat teratur, telaten, dan teliti.
Sebaliknya, perceiving memberikan seseorang perilaku yang fleksiel dan luwes.
Kombinasi dari empat dimensi (masing-masing dominan) MBTI akan
menjadi gambaran umum kepribadian seseorang atau disebut tempramen.
”Tempramen merupakan bawaan, bukan dipelajari, karena itu tindakan dan
perilaku konsisten sudah tampak sejak individu masih sangat muda” (Singgih,
2015:27). Individu yang memiliki tempramen serupa memiliki banyak
karakteristik yang sama, untuk itulah sistem pengklasifikasian ini dibentuk.
Terdapat 16 kombinasi dari instrument MBTI ini. 16 kombinasi tersebut
dikategorisasikan lagi menjadi 4 bagian dimana cara pembagiannya adalah
mengelompokkan 2 instrumen yang sama dalam kombinasi yaitu NF, SJ, SP, dan
NT. Pembagian kombinasi tersebut adalah:
Guardiants/Traditionals (SJ) : ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ
Artisan/Experiences(SP) : ESTP ISTP ESFP ISFP
Idealist(NF) : ENFJ INFJ ENFP INFP
Rationals/Conceptualizers (NT) : ENTJ INTJ ENTP INTP
INDIVIDU DAN KELOMPOK
1. Tahap Perkembangan Kelompok
(a) Tahap Pembentukan (forming), anggota kelompok belum mengenal satu
sama lain. (b) Tahap Goncangan (storming), mulai timbul beberapa perbedaan
yang menimbulkan konflik. (c) Tahap Membangun Norma (norming), pada
tahap ini para anggota mulai menghindari konflik yang tidak perlu untuk
mencapai keselarasan. (d) Tahap Melaksanakan (performing), anggota
kelompok sudah stabil dan termotivasi untuk mencapai tujuan daripada
kepentingan individu. (e) Tahap Penangguhan (adjourning). Tahap setelah
tercapai semua tujuan, bisa bubar secara permanen atau beristirahat sementara.
Sama- sama dilaksanakan evaluasi proses untuk memastikan mereka untuk
menjaga alur kerja yang seproduktif mungkin.
2. Tipe Kelompok berdasarkan Efektivitas
a. Pseudo. Anggotanya mendapat tugas untuk bekerja sama, namun
sebenarnya mereka tidak berminat untuk melaksanakannya.Walaupun
anggota kelompok saling berbicara, tetapi sebenarnya mereka saling
bersaing.
b. Tradisional. Kelompok dimana mereka sadar harus bekerja sama,
namun anggota kelompok dinilai sebagai individu. Mereka bertanggung
jawab atas pekerjaannya masing- masing tetapi bukan sebagai tim.
c. Kelompok Efektif. Kelompok yang anggotanya komit untuk
memaksimalkan keberhasilan dirinya sendiri dan anggota kelompok lain.
d. Kelompok Kinerja- Tinggi. Kelompok yang memiliki tingkat
komitmenn yang lebih tinggi dari kelompok efektif. Tidak hanya
kepercayaan dan respek, tetapi pengembangan pribadi setiap anggota
kelompok.
3. Peran Komunikasi dalam Hubungan Antarpribadi
5.1 Pentingnya Komunikasi
a. Mempelajari komunikasi dapat meningkatkan cara memandang diri
sendiri. Mengetahui bagaimana berkomunikasi dapat mempengaruhi
konsep diri dan penghargaan diri lebih besar.
b. Komunikasi secara efektif dapat mempengaruhi keberhasilan berinteraksi
dengan orang lain dalam situasi sosial. Komunikasi akan menimbulkan
perasaan yang lebih positif tentang diri kita sendiri.
c. Mempelajari komunikasi dapat meningkatkan pengetahuan tentang
bagaimana berhubungan satu sama lain.
d. Mengajarkan seseorang akan pentingnya keterampilan hidup.
e. Membantu menggunakan kebebasan konstitusional. Menjadi warga
negara berarti dapat menyampaikan pendapat tentang isu- isu secara
efektif.
f. Membantu sukses secara professional dan membantu mengendalikan
dunia yang semakin beragam.
5.2 Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata Latin communicare, yang berarti
“untuk membuat umum” atau “untuk berbagi”. Komunikasi sebagai suatu
proses. Jika kita menerima suatu proses, kita akan melihat suatu peristiwa
sebagai hubungan yang dinamis dan berkelanjutan. Jika kita memberi
label, maka komunikasi sebagai proses yang tidak memiliki awal, akhir,
dan urutan setiap kejadian.
5.3 Komponen Komunikasi
a. Orang, memiliki dua peran, yaitu sebagai sumber menyampaikan
pesan dan penerima pesan.
b. Pesan, bentuk ide verbal dan nonverbal, pikiran, dan bahasa sebagai
isi interaksi. Pesan berisi simbol yang digunakan untuk berinteraksi.
c. Sarana atau media, sarana penyampaian pesan dari sumber ke
penerima pesan.
d. Kode, susunan sistematis simbol yang digunakan untuk membuat
makna dalam pikiran orang lain.
e. Encoding dan Decoding, proses menerjemahkan ide pemikiran ke
kode dan proses menempatkan idea tau pemikiran.
f. Kebisingan, gangguan pada proses encoding dan decoding yang
mengurangi kejelasan pesan.
5.4 Jenis Komunikasi
a. Komunikasi verbal, meliputi suara, kata, bahasa, dan wicara.
b. Komunikasi non- verbal, meliputi cara- cara fisik dari komunikasi.
c. Komunikasi tertulis, isi komunikasi dalam bentuk tulisan.
d. Komunikasi visual, tampilan dari komunikasi.
5.5 Tingkat Komunikasi
a. Komunikasi intrapersonal, komunikasi yang terjadi dalam suatu individu
saja. Individu tersebut menjadi pengirim sekaligus penerima pesan.
b. Komunikasi interpersonal, komunikasi yang melibatkan peserta yang
saling bergantung satu sama lain dan menuntut keterampilan membaca dan
mendengar.
c. Komunikasi kelompok, komunikasi ini terjadi antara 3-12 orang.
d. Komunikasi publik, sumber pesan mengirimkan pesan ke banyak
penerima di sertai komunikasi non-verbal dan kadang mengajukan
pertanyaan dan jawaban atau umpan balik.
e. Komunikasi massa, penyampaian pesan dalam tingkat ini melibatkan
beberapa sistem transmisi.
f. Komunikasi computer, meliputi komunikasi manusia dengan berbagai
informasi melalui jaringan komputer.
5.6 Hambatan dalam Komunikasi
(1) Hambatan fisik. (2) Hambatan persepsi. Hal ini dapat terjadi karena pada
dasarnya semua orang melihat dunia secara berbeda tergantung pikiran, asumsi
dan persepsi masing-masing. (3) Hambatan emosional. Hal emosional ini meliputi
ketakutan, ketidakpercayaan, dan kecurigaan. (4) Hambatan budaya, yaitu
kebiasaan satu kelompok yang membuat proses penyesuaian diri di dalam
kelompok terjadi kurang baik. (5) Hambatan bahasa.
4. Membangun Kelompok yang Efektif
Johnson dan Johnson (2008) mengajukan tujuh pedoman untuk
membangun kelompok yang efektif, yaitu: 1) Tetapkan sasaran kelompok yang
jelas, operasional, dan relevan sehingga menciptapkan saling kebergantungan
yang positif dan membangkitkan komitmen yang tinggi dari setiap anggota. 2)
Bangun komunikasi dua arah yang efektif dalam kelompok agar setiap anggota
dapat mengkomunikasikan gagasan dan perasaannya secara tepat dan jelas. 3)
Pastikan bahwa setiap anggota berkesempatan untuk menjadi pemimpin dan
berpartisipasi. 4) Pastikan bahwa kekuasaan dibagi di antara anggota kelompok
dan ada pola pengaruh yang variatif sesuai dengan kebutuhan kelompok. 5)
Sesuaikan prosedur pengambilan keputusan dengan situasinya. 6) Libatkan
kontroversi yang konstruktif melalui ketidaksetujuan dan tantangan terhadap
kesimpulan dan penalaran satu sama lain. 7) Hadapi dan pecahkan konflik secara
konstruktif.
Lima strategi dasar yang dapat di gunakan untuk menangani konflik
kepentingan, yaitu: a. strategi burunghantu (kolaborasi) strategi ini sangat
menghargai tujuan maupun hubungan, b. strategi boneka beruang (akomodasi)
dalam strategi ini hubungan dianggap sangat penting sedangkan tujuan memiliki
derajat kepentingan yang rendah, c. strategi hiu (konfrontasi) strategi ini
menganggap hubungan tidak penting sedangkan tujuan sangat penting, d. strategi
rubah (kompromi) strategi ini mengaggap tujuan dan hubungan dengan anggota
kelompok lain sama pentingnya, e. strategi kura-kura (menghindar) orang yang
menggunakan strategi ini cenderung menarik diri untuk menghindari konflik.

MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


1. Memahami Konsep Masyarakat
1.1 Pengertian Masyarakat
Secara etimologi, masyarakat diartikan sebagai sekelompok
manusia yang saling berpartisipasi, berteman, dan bergaul. Hal itu
memberi gambaran tentang masyarakat secara lengkap dan jelas, karena
banyak kelompok manusia yang saling berinteraksi tetapi tidak dapat
disebut masyarakat. Misalnya kerumunan manusia ketika menonton
pertunjukkan musik dan sekelompok orang yang berada di dalam kelas
untuk belajar.
Mutakin, dkk. (2004:26 & 29) menyusun ciri-ciri masyarakat sebagai
berikut.
a. Kumpulan manusia yang hidup bersama dan dalam jumlah yang cukup
besar
b. Bergaul dalam jangka waktu yang relatif lama dan etiap anggotanya
menyadari sebagai satu kesatuan
c. Bersama membangun sebuah kebudayaan yang membuat keteraturan
dalam kehidupan bersama
1.2 Fungsi Masyarakat
Selain untuk berinteraksi demi memenuhi kebutuhan hidup,
masyarakat juga memiliki fungsi lain bagi individu di dalam kelompok
masyarakat tersebut, antara lain:
a. sebagai wadah bagi individu-individu berkumpul dan berinteraksi,
b. sebagai tempat di mana individu dapat menunjukkan eksistensinya dan
menemukan makna dalam kehidupannya, termasuk untuk melakukan
reproduksi dan regenerasi serta sebagai tempat individu berekspresi dan
berkreasi mengembangkan kebudayaan.
1.3 Pembentukan Masyarakat
Menurut Plato (di dalam Gazalba, 1976:65-68), masyarakat terbentuk secara
kodrati. Kepentingan individu ditentukan oleh masyarakat. Cara pandang ini lebih
mementingkan masyarakat dari pada individu, sehingga dikenal dengan
paradigma kolektivisme (Wuradji, 1987). Pandangan kolektivisme mendapat
pertentangan oleh pandangan individualisme. Pandangan individualisme
berpendapat bahwa masyarakat terbentuk karena adanya manusia. Menurut
pandangan ini individu-individu di dalam masyarakatlah yang menyebabkan
perubahan pada masyarakat itu. Pandangan lain tentang masyarakat dikemukakan
oleh Herbert Spencer (di dalam Poloma, 1979). Ia menganalogikan masyarakat
sebagai tubuh organisme di mana masyarakat merupakan tubuh, sedangkan
manusia sebagai organ-organ bagian tubuh.
1.4 Bentuk Masyarakat
1.4.1 Berdasarkan Mata Pencahariannya
 Berburu dan Meramu
Masyarakat masih mengandalkan alam untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Biasanya, kegiatan berburu binatang
dilakukan oleh laki-laki, sedangkan perempuan melakukan
kegiatan meramu.
 Berladang dan Beternak
Masyarakat berladang menanti hujan untuk menyuburkan
tanaman mereka dan menggunakan teknik pengolahan tanah yang
sederhana. Mereka melakukan kegiatan bercocok tanam secara
temporal dan berpindah-pindah, sehingga disebut juga ladang
berpindah (Koentjaraningrat, 2009: 217-219).
Masyarakat yang beternak juga cenderung hidup berpindah-
pindah dan menetap dengan mendirikan kemah, karena mereka
membutuhkan daerah yang subur yang menyediakan rerumputan
untuk binatang ternaknya.
 Pertanian
Pertanian adalah kegiatan bercocok tanam di suatu tempat
dengan melakukan pengolahan tanah yang intensif dan
menggunakan irigasi (pengairan). Masyarakat pertanian lebih
mengurangi ketergantungannya terhadap hujan dan cenderung
hidup menetap.
 Industri
Industrialisasi adalah keadaan di mana suatu sistem
perekonomian dilengkapi dengan mesin/ pabrik yang selanjutnya
hal ini menjadi stimulus bagi sektor-sektor perekonomian lainnya.
Masyarakat industri dapat disebut juga masyarakat modern.
Masyarakat modern mengalami perubahan sosial yang ditandai
dengan perubahan karakter dari masyarakat sebelumnya.
 Post-Industri
Adanya kemajuan teknologi di bidang informatika, yang
merupakan kelanjutan dari periode modernisasi mencirikan
masyarakat ini. Kebutuhan komunikasi yang bersifat primer bagi
setiap individu, didukung oleh layanan internet yang
menghubungkan tiap individu diseluruh bagian negara.
1.4.2 Berdasarkan Lingkungan
 Agraris
Sebagian besar masyarakat agraris melakukan kegiatan
bercocok tanam. Masyarakat ini mengandalkan kesuburan tanah
dan cuaca untuk mendukung kegiatan ekonomi mereka.
 Maritim
Masyarakat mengandalkan sumber daya alam berupa ikan
dan tumbuh-tumbuhan yang ada di laut sebagai sumber kegiatan
ekonomi mereka. Masyarakat maritim juga memiliki kemampuan
berlayar, baik dengan perahu kecil atau kapal-kapal besar.
 Pedalaman
Masyarakat ini tidak termasuk kategori agraris maupun
maritim. Letak wilayah yang terisolasi mengakibatkan masyarakat
memisahkan diri dari perubahan zaman. Ciri masyarakat ini adalah
masih mempertahankan kebudayaan dan tradisi nenek moyang
mereka. Bahkan mereka menolak kemajuan teknologi yang ada.
1.4.3 Tradisional dan Modern
Masyarakat tradisional dianggap sebagai masyarakat yang
belum atau tidak modern, tertinggal, terbelakang, dan tidak
memiliki semangat perubahan. Sedangkan masyarakat modern
dianggap sebagai masyarakat yang telah meninggalkan tradisi-
tradisi lama, memiliki semangat perubahan dan dianggap maju.
1.4.4 Manfaat memahami Konsep Masyarakat
a. Mambangun rasa senasib sepenanggungan di antara sesama
manusia
b. Menanamkan kesadaran saling ketergantungan (interdepensi)
antaranggota masyarakat
c. Menanamkan rasa toleransi
d. Mengukur keberartian individu
e. Menanamkan nilai demokrasi

BAB III KESIMPULAN


Kebudayaan berfungsi sebagai wadah pemenuh kebutuhan-kebutuhan
manusia. Kebudayaan juga berfungsi sebagai pedoman dalam menentukan jalan
kehidupan manusia. Selain itu menurut Soekanto, kebudayaan memiliki hakekat,
yaitu terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia, lahir lebih dahulu dari
manusia, diperlukan manusia, dan mencakup aturan-aturan berdasarkan nilai-nilai
social dalam sebuah masyarakat serta bersifat dinamis.
Koentjaraningrat (2009:150-151) membedakan kebudayaan menjadi tiga
wujud, yaitu wujud pertama adalah ide, gagasan, nilai dan norma yang terdapat
dalam alam pikiran manusia. Ada tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal,
yaitu system organisasi, system matapencaharian, system teknologi, system
pengetahuan, kesenian, bahasa dan religi.
Manusia dapat memahami kebudayaan yang berlaku di lingkungannya
melaui proses belajar yang mencakup tiga tahap, yaitu internalisasi, sosialisasi dan
enkulturasi atau pembudayaan. Keluarga berperan besar dalam proses internalisasi
kebudayaan seorang anak. Kebudayaan juga dipelajari untuk mencapai sebuah
peradaban.
Kebudayaan yang berlaku dalam sebuah masyarakat tidak tercipta begitu
saja, namun ada proses penyebaran kebudayaan. Proses penyebaran kebudayaan
meliputi difusi dan migrasi, akulturasi dan asimilasi serta inovasi dan penemuan.
Difusi adalah suatu proses penyebaran kebudayaan yang dibawa oleh masyarakat
yang bermigrasi dari satu tempat ketempat lain.
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang
ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga
meliputi usaha-usaha mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses
mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama
(Soekanto, 1982). Sementara itu akulturasi adalah proses pertemuan beberapa
kebudayaan yang berbeda dan meghasilkan satu kebudayaan baru, namun tidak
mengubah ataupun kehilangan jati diri kebudayaan asli.
Selain itu manusia juga menciptakan penemuan-penemuan untuk
menciptakan dan menyebarkan budaya, proses ini dinamakan inovasi. Inovasi
terbagi menjadi dua yaitu penemuan (discovery) dan penyebaran (invention).
Discovery adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru baik berupa
alat ataupun ide-ide baru (Soekanto, 1982). Discovery merupakan proses pertama
dari inovasi yang selanjutnya akan berkembang menjadi invention.

Daftar Pustaka
Novia, Astri.Melatih Otak Setajam Silet. Yogyakarta: Media Pressindo, 2010.
Singgih, Evita dkk. Manusia, sebagai Individu, Kelompok, dan Masyarakat.
Depok: Universitas Indonesia, 2015

Anda mungkin juga menyukai