Anda di halaman 1dari 2

Efektivitas Kelompok

oleh Vincent Wiguna, 1506724921

Judul : 1. Buku Ajar II, “Manusia sebagai Individu, Kelompok, dan Masyarakat”
2. Dinamika Kelompok (Apa dan Bagaimana Membangun Teamwork Yang Efektif)

Pengarang : 1. Evita E. Singgih, Miranda D.Z., Ade Solihat, Jossy P. Moeis


2. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, Manerep Pasaribu

Data Publikasi : 1. Universitas Indonesia, 2015 : Depok, 118


2. Universitas Indonesia, 2005 : Depok, 37

Manusia sebagai makhluk sosial telah mengambil andil dalam proses kehidupan setiap
manusia. Kehidupan bersama orang lain menjadi menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa
tidak dipenuhi. Sebagai individu yang memiliki sifat tertentu, baik yang diturunkan secara
biologis maupun lingkungan yang membentuknya, akan memiliki kecenderungan untuk
beradaptasi dan bersosialisasi yang akan membentuk kelompok. Di dalam kelompok, baik yang
terbentuk atas inisiatif bersama maupun kelompok yang diatur, tidak dapat terlepas dari
dinamika keunikan masing - masing pribadi. Maka di sini penulis mencoba untuk melihat tipe -
tipe kelompok berdasarkan efektivitasnya.
Menurut Johnson dan Johnson, terdapat empat tipe kelompok berdasarkan
keefektivannya, yakni pseudo, tradisional, efektif, dan kinerja tinggi (high performance groups).
Penulis akan menjelaskan dari kelompok tradisional. Kelompok tradisional sadar bahwa sebagai
kelompok mereka harus bekerja sama satu dengan yang lainnya. Namun lebih dari itu mereka
percaya bahwa penilaian akan berlangsung atas masing - masing pribadi. Mereka berusaha
mendapatkan informasi dari yang lain tetapi tidak termotivasi untuk membagikan informasi pada
anggota yang lain. Bagi beberapa indivdu, bekerja sendiri akan membawa hasil yang lebih
memuaskan karena terdapat beberagrupa anggota kelompok yang bekerja sedikit bahkan tidak
bekerja sama sekali.
Kerjasama di dalam kelompok yang harus berdampak positif tidak terwujud, menurut
Cook dan Hunsaker terdapat empat hal yang mengancam efektivitas kelompok. Pertama,
penyesuaian diri yang kurang tepat. Kedua, adanya tekanan yang sangat kuat bagi adanya
konsesi untuk menerima pendapat figur yang dominan (groupthink phenomenon). Ketiga,
kemalasan sosial (social loafing). Keempat, komposisi anggota, yang harus dengan bijak dibagi
secara rata dan heterogen seperti pembagian mixed-gender.
Selanjutnya terdapat kelompok efektif. Kelompok ini merupakan kelompok yang komit
untuk memaksimalkan keberhasilan dirinya maupun keberhasilan anggota - anggota lainnya.
Mereka saling mengandalkan tanggung jawab satu sama lain dalam menjalankan bagian
tugasnya dengan membantu keberhasilan satu sama lain. Nilai - nilai positif dari suatu kelompok
sudah nampak, terbukti dengan adanya komunikasi dua arah, saling bergantung secara positif,
kekuasaan berdasarkan keahlian, dan pendistribusian kekuasaan.
Kelompok terakhir yang merupakan tipe yang paling ideal dan diharapkan timbul di
dalam setiap kelompok adalah kelompok kinerja tinggi. Kelompok ini sebenarnya sama seperti
kelompok efektif, yang membedakan hanya tingkat komitmennya yang lebih tinggi dari masing -
masing anggota untuk mencapai keberhasilan di dalam suatu pekerjaan. Mereka bukan hanya
percaya melainkan respek dan menghargai satu sama lain, selalu sedia membantu siapa saja yang
membutuhkan bantuan, dan peduli terhadap pengembangan pribadi setiap anggotanya. Kriteria
yang ideal ini tentunya jarang sekali ditemukan di kehidupan sehari - hari.
Beragamnya tipe kelompok menyadarkan penulis bahwa setiap individu itu unik dan
keunikan tersebut harus dapat disalurkan di dalam kelompok. Potensi di dalam setiap individu
harus dapat dikembangkan hingga berbagian menurut keahliannya masing - masing di dalam
kelompok tersebut. Sebagai satu kelompok manusia harus belajar menempatkan diri di dalamnya
serta berpikir secara kelompok. Kelompok kinerja tinggi bukanlah kelompok yang mustahil,
melainkan harus diusahakan dan dimulai dari kesadaran setiap individu untuk mencapai tujuan
kelompok yang sama.

Anda mungkin juga menyukai