Anda di halaman 1dari 4

Tugas LTM MPKT A mengenai Tipe Kelompok berdasarkan efektivitas

Aditya Mulya Pramana


1706057726

Manusia tidak bisa akan hidup sendiri tanpa orang lain karena manusia secara hakikat
ialah makhluk social. Mahluk social biasa disebut Zoon Politicon oleh Aristoteles, dan Homini
Lupus menurut Thomas Hobbes dimana manusia yang satu menjadi serigala bagi manusia
lainnya. Setiap hari kita sebagai manusia tidak terlepas berinteraksi dengan orang lain di dalam
suatu kelompok, lalu ke dalam kelompok lain. Kehidupan keluarga, waktu luang, pertemanan,
dan karir kita semuanya berhubungan dengan kelompok. Ketika kita lahir, kita menjadi anggota
sebagai anak di dalam keluarga. Dengan keluarga, kita mendapat sosialisasi dalam bentuk cara
berperilaku dan berpikir, kita juga diajarkan oleh orang di sekitar kita untuk memiliki perspektif
mengenai diri sendiri dan dunia kita. Jadi, Dimana pun manusia berada pasti membutuhkan orang
lain untuk melangsungkan hidupnya.

Kelompok biasa didefinisikan sebagai beberapa individu yang bergabung untuk mencapai
suatu tujuan bersama. Kelompok dibuat berdasarkan sebuah alasan. Di dalam buku karangan
Johnson dan Johnson yang berjudul Joining Together, dinyatakan bahwa seseorang bergabung
dengan sebuah kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang tidak mampu ia capai seorang diri.
Tokoh sosial yang mengemukakan hal ini ialah Mills dan Deutsch. Pada suatu kelompok terdapat
interaksi antar sesama manusia, dan interaksi tersebut tersusun oleh aturan-aturan dan norma-
norma (Buku Ajar II MPKT-A).

Di dalam lembar tugas mandiri ini akan dibahas mengenai kelompok menurut
efektivitasnya. Sebelum masuk ke penggolongan kelompok menurut efektivitasnya, kita harus
mengetahui terlebih dahulu apa itu efektivitas dan kelompok yang seperti apa yang disebut
efektif. Hidayat(1986) menjelaskan Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target
yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki
tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seperti yang tertulis dalam buku
Psikologi Sosial karya Bima Walgito. Efektivitas juga berhubungan dengan masalah bagaimana
pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh serta kegunaan atau manfaat dari hasil yang
diperoleh.

Tipe-tipe kelompok berdasarkan efektivitasnya menurut Johnson dan Johnson yaitu :


Kelompok Pseudo, Kelompok Tradisional, Kelompok Efektif, dan Kelompok Kinerja-Tinggi.
Kelompok Pseudo merupakan kelompok yang paling rendah tingkat efektivitasnya, diatasnya
ialah Kelompok Tradisional. Lalu Kelompok Efektif yang telah mencapai efektivitasnya, dan yang
teratas ialah Kelompok Kinerja-Tinggi yang lebih dari Kelompok Efektif.

Kelompok Pseudo
Kata Pseudo menurut KBBI artinya ialah palsu, semu, bukan sebenarnya. Kelompok
Pseudo adalah kelompok yang anggotanya mendapatkan tugas untuk bekerja bersama-
sama, namun sebenarnya tidak ada ketertarikan sama sekali untuk melaksanakan tugas
tersebut. Mereka percaya bahwa kerja mereka akan dievaluasi, mulai dari yang tertinggi
sampai yang paling rendah. Walaupun anggota kelompok saling berbicara, sebenarnya
mereka saling bersaing. Mereka menganggap satu sama lain sebagai rival atau saingan yang
harus dikalahkan atau dihambat dan harus saling menghalangi kinerja satu sama lain.
Mereka juga saling menyembunyikan informasi dan berusaha menyesatkan serta membuat
yang lain bingung sehingga tidak percaya satu dengan yang lain. Seseorang tidak mau
memberi ilmu yang dia punya kepada anggota lain, dan dapat dikatakan ingin pintar sendiri.
Sifat ini sangat tidak terpuji, namun sifat inilah yang melekat pada anggota dari Kelompok
Pseudo. Akibatnya, individu jadi lebih produktif apabila bekerja sendiri dan merasa lebih baik
jika dibandingkan dengan kerja kelompok. Kelompok macam ini tidak akan mencapai
kematangan karena anggotanya tidak berminat dan tidak komit akan masa depan
kelompoknya. Contoh dari Kelompok Pseudo adalah kelompok para salesman yang
anggotanya saling bersaing untuk jadi salesman terbaik dan melakukan penjualan terbanyak.
Kelompok Tradisional
Kelompok Tradisional adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk
bekerja sama. Mereka sadar harus bekerja sama. Namun demikian, anggota kelompok
percaya bahwa mereka akan dinilai sebagai individu, bukan sebagai anggota kelompok.
Akibatnya, tugas-tugas menjadi sangat terstruktur sehingga kecil sekali kerja sama yang
dituntut. Anggota kelompok berinteraksi terutama untuk menjelaskan bagaimana pekerjaan
harus dilakukan. Mereka berusaha mendapatkan informasi dari yang lain tetapi tidak
bermotivasi untuk membagi informasi pada anggota yang lain. Anggota kelompok
bertanggung jawab atas pekerjaannya masing-masing tetapi bukan sebagai tim. Beberapa
anggota kelompok bermalas-malasan dan berusaha bergantung pada anggota yang lebih
serius. Perilaku seperti ini disebut Free Rider yaitu seseorang yang hanya menumpang nama
di dalam kelompoknya, padahal ia tidak memberikan effort ataupun sumbangan terhadap
kelompok itu sendiri. Anggota yang lebih serius merasa dieksploitasi lalu akan mengurangi
kerjanya. Hal tersebut mengakibatkan beberapa anggota hasil kerja sama itu akan lebih baik
daripada jika mereka bekerja sendiri-sendiri, namun hasil kerja anggota yang lebih serius
akan lebih baik hasilnya kalau bekerja sendiri dibandingkan bila mereka bekerja dalam
kelompok. Kelompok Tradisional banyak ditemui pada kelas-kelas yang ditetapkan oleh guru
atau dosennya.

Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kebutuhan untuk hidup secara berkelompok.
Hal itu merupakan hal yang sangat wajar dan sudah menjadi kodrat manusia. LTM ini
membahas jenis jenis kelompok yang ada dalam kehidupan manusia dan beberapa jenis
kelompok dilakukan pembahasan secara mendetail yaitu kelompok berdasarkan efektifitas
jenis pseudo dan tradisional. Semoga dengan adanya LTM ini kita lebih memahami jenis jenis
kelompok yang ada dalam kehidupan sosial manusia dan dapat berinteraksi dengan
kelompok kelompok tersebut dengan baik.
Daftar Pustaka

Singgih, Evita E., et al. 2013. Buku Ajar II MPKT-A Manusia sebagai Individu, Kelompok,
dan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia

Johnson, David W & Frank P. Johnson. 2012. Dinamika Kelompok: Teori dan
Keterampilan.9th ed. Jakarta: PT Indeks.

Gibson dkk, 189.204-205


eprints.undip.ac.id/9620/1/PO_Dinamika_Kelompok.pp

Anda mungkin juga menyukai