DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
HARTI ZEBUA
KATA PENGANTAR…………………………………
BAB 1………………………………………………….
BAB 2………………………………………………
TINJAUAN PUSTAKA………………………..
b. komunikasi interpersonal
c. komunikasi publik
b. tahapan
BAB 3……………………………………….
PENUTUP………………………………….
3.1 Kesimpulan………………………………….
3.2 Saran………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………….
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-nya,kami dapat menyelesaikan makalah dengan lancar dan tepat waktu.
Adapun judul dari makalah ini adalah “level/tingkatan komunikasi
intrapersonal,interpersonal,publik dan konsep komunikasi terapeutik”
pada kesempatan ini pula tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada
Yth. Ibu Ns eva kartika hasibuan M.kep selaku dosen pengampu mata kuliah
komunikasi keperawatan yang telah memberikan tugas serta membimbing kami selama
proses pembelajaran ini berlangsung. Terimakasih kami ucapkan untuk orang tua atas
doa dan dukungan nya,serta teman-teman kelompok yang telah bekerjasama dan
berkontribusi langsung dalam pembuatan makalah ini.
Medan, 26 september
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
komunikasi manusia dapat saling berhubungan antara satu dengan yang lain
Komunikasi tidak dapat di pungkiri bagi manusia begitu pun didalam suatu
akan berjalan lebih lancar sesuai yang akan di inginkan dan akan
mendapatkan keberhasilan yang luar biasa dan begitu juga sebalikanya, jika
komunikasi tidak baik maka akan terdapat keburukan dalam kerja, terlebih
lagi akan terjadinya tidak teraturnya dalam struktur organisasi (Liliweri,1997: 2).
persepsi-persepsi masyarakat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli komunikasi penulis
mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri
sendiri meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi memori dan berpikir dengan tujuan
untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung.
Sensasi
Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang datang dari
luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang mendengarkan
permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi proses pencerapan
informasi dengan melalui indera pendengaran.
Asosiasi
Asosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi.
Thorndike seperti yang dikutip oleh Nina (2011) mengemukakan bahwa terjadinya
asosiasi antara stimulus dan respons ini megikuti hukum-hukum berikut, yaitu:
Hukum latihan (law of exercise), yaitu apabila asosiasi antara stimulus dan
respons sering terjadi, asosiasi itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi dari hukum
ini adalah semakin sering suatu pengetahuan yang telah terbentuk akibat terjadinya
asosiasi antara stimulus dan respons dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan
semakin kuat.
Hukum akibat (law of effect), yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara
stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan, maka asosiasi akan semakin
meningkat. Ini berarti (idealnya), jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang
terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasan akan
tercapai dan asosiasi akan diperkuat.
Dari pendapat Thorndike ini , kita dapat mengetahui bahwa sering terjadinya
pengalaman yang terjadi terhadap suatu peristiwa, maka semakin menguatkan asosiasi
dan pada gilirannya akan semakin menguatkan sensasi kita terhadap peristiwa
tersebut. Selain itu penguatan asosiasi juga terbentuk karena akibat dari suatu peristiwa
(asosiasi stimulus dan respon).
Persepsi
Persepsi adalah pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus) yang masuk
ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).
Sensasi adalah bagian dari persepsi. Meskipun demikian Desiderato seperti yang
dikutip oleh Nina (1976) menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi (perhatian), ekspektasi, motivasi, dan memori.
Memori
Memori adalah stimuli yang telah diberi makna, direkam, dan kemudian disimpan
dalam otak manusia. Secara singkat memori meliputi 3 proses, yaitu:
Berpikir
Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori
yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan. Selain itu berpikir juga diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan
(decision making), memecahkan persoalan (problem solving) dan menghasilkan
sesuatu yang baru (creativity).
Salah satu fungsi berfikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang kita
ambil sangatlah beraneka ragam. Adapun tanda-tanda umumnya adalah:
a. Kognisi.
b. Motif.
c. Sikap.
Disebut juga afektif/afeksi/emosi yang menjadi faktor penentu lainnya.
b. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara
seseoarang dengan paling kurang di antara dua orang yang dapat langsung
Dengan adanya banyak informasi yang baik dan merasa puas terhadap
dengan efek dan umpan balik langsung untuk mengetahui apakah pesan yang
dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya
pengertian bersama.
Salah satu dampak yang terjadi dari suatu komunikasi adalah kinerja
ketidak disliplinan pada kantor, ruang kantor banyaknya meja dan kursi tidak
ada susunan yang rapi, kurang adanya kedisplinan akan mengganggu
Peneliti juga bisa melihat dengan adanya hewan-hewan yang mati dan di
hal ini masih banyak yang terburu oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab.
(1) penyampaian pesan antara dua orang secara berduaan saja atau dalam
kelompok
(2) penerimaan pesan antara dua orang secara berduaan saja atau dalam
kelompok. Selanjutnya Devito (2007) menyampaikan mengenai tujuan komunikasi
interpersonal diantaranya sebagai berikut untuk pembelajaran, untuk membina
hubungan, untuk mempengaruhi, untuk bermain dan untuk membantu.
Berarti
Komunikasi intrapersonal terjadi ketika seseorang berkomunikasi dengan dirinya
sendiri. Dan komunikasi interpersonal adalah pertukaran informasi ide,pendapat dan
perasaan anatara dua orang.
Alam
Komunikasi intrapersonal itu terjadi dalam bentuk pengindraan,pemikiran dan evaluasi
dalam diri sendiri. Dan komunikasi interpersonal itu terjadi dalam bentuk pertukaran
informasi atau gagasan antar oranng.
Penggunaan media
Komunikasi intrapersonal jenis komunikasi ini tidak membutuhkan media apapun. Dan
komunikasi interpersonal orang harus menggunakan media verbal atau non herbal
untuk melakukan informasi.
Arus informasi
komunikasi intrapersonal disini informasi tidak melampui pikiran seseorang. Dan
komunikasi antar pribadi disini informasi berpindah dari satu pikiran kepikiran lain.
Visibiltas
Komunikasi intrapersonal tidak terlihat di alam dan komunikasi antar pribadi terlihat.
c. Komunikasi publik
merupakan bentuk komunikasi tatap muka dimana satu pihak ditunjuk sebagai
pembicara, sementara pihak yang lainnya ditunjuk sebagai pendengar hal ini jelas
berbeda dengan komunikasi interpersonal dimana masing-masing pihak berkedudukan
sebagai pembicara dan pendengar dalam porsi yang sama dalam komunikasi publik.
penyampaian informasi hampir seluruhnya dikuasai oleh pembicara baik secara verbal.
Sementara pendengar, berkedudukan sebagai penonton dan hanya sesekali
menyampaikan informasi atau umpan balik, misalnya dengan bertepuk tangan atau
mengajukan pertanyaan pada sesi diskusi. Dalam bidang kesehatan komunikasi publik
tentu merupakan senjata penting yang diperlukan untuk mengedukasi masyarakat
dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan. Bentuk pelaksanaan komunikasi publik
ini diantaranya adalah dengan mengadakan seminar ataupun sosialisasi.
Secara umum terdapat tiga tujuan komunikasi publik, yaitu memberikan informasi
menghibur dan membujuk atau meyakinkan pendengar. Jika tujuannya adalah untuk
memberikan informasi maka fokus dari pembicara adalah hasil perolehan informasi.
Jika tujuan komunikasi adalah untuk menghibur maka fokusnya adalah kesenangan,
dan jika tujuannya adalah membujuk atau meyakinkan, maka diharapkan terjadi
pengaruh pada sikap pendengar. Namun dalam kenyataannya, ketiga tujuan tersebut
tidak secara mutlak dapat berdiri sendiri, tetapi hanya mendominasi. Misalnya dalam
sosialisasi yang bertujuan untuk membujuk suatu kelompok siswa untuk mencuci
tangan dan menggunakan sabun, pasti di dalamnya juga terjadi penyampaian informasi
contohnya mengapa cuci tangan itu diperlukan atau kuman apa saja yang biasa
ditemukan di tangan. Selain memberi informasi, dalam sosialisasi tersebut juga bisa
diselipkan aneka games yang bertujuan untuk menghibur para siswa.
Terdapat tiga aspek yang biasanya mencirikan komunikasi publik titik pertama
komunikasi publik biasanya dilakukan di tempat-tempat publik, misalnya auditorium,
kelas, dan balai desa. Kedua, komunikasi publik umumnya mengemukakan masalah
sosial dan disampaikan secara formal dan tekstur. Ketiga komunikasi publik melibatkan
penggunaan normal secara jelas.
9. Jumlah perubahan pesan relatif lebih banyak karena diterima oleh lebih banyak
orang.
Komunikasi ini biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada
komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut
persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah
besar orang. Daya tarik fisik pembicara bahkan sering merupakan faktor penting untuk
menentukan efektivitas pesan, selain keahlian dan kejujuran pembicara.
Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam
pelayanan keperawatan disebut juga sebagai komunikasi terapeutik perawat yang
merupakan komunikasi profesional perawat. Komunikasi termasuk dalam komunikasi
interpersonal dengan titik tolak saing memberikan pengertian antara perawat dengan
pasien bertujuan untuk membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban pikiran
serta diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan kecemasan pasien.
1.Tahap Pre-interaksi
Tahap pertama ini merupakan tahap dimana perawat belum bertemu dengan pasien.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah menggali perasaan, fantasi dan rasa takut dalam
diri sendiri; menganalisis kekuatan dan keterbatasan profesional diri sendiri;
mengumpulkan data tentang klien jika memungkinkan; dan merencanakan untuk
pertemuan pertama dengan klien.
2.Tahap orientasi
Yakni tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan klien. Tugas perawat dalam
tahap ini meliputi: menetapkan alasan klien untuk mencari bantuan; membina rasa
percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka; menggali pikiran, perasaan dan
tindakan-tindakan klien; mengidentifikasi masalah klien; menetapkan tujuan dengan
klien; dan, merumuskan bersama kontrak yang bersifat saling menguntungkan dengan
mencakupkan nama, peran, tanggung jawab, harapan, tujuan, tepat pertemuan, waktu
pertemuan, kondisi untuk terminasi dan kerahasiaan.
3.Tahap kerja
Tahap komunikasi terapeutik yang ketiga ini adalah tahap dimana perawat memulai
kegiatan komunikasi. Tugas perawat pada tahap ini adalah menggali stresor yang
relevan; meningkatkan pengembanganpenghayatan dan penggunaan mekanisme
koping klien yang konstruktif; serta membahas dan atasi perilaku resisten.
4.Tahap terminasi
Tahap terminasi adalah tahap dimana perawat akan menghentikan interaksi dengan
klien, tahap ini bisa merupakan tahap perpisahan atau terminasi sementara ataupun
perpisahan atau terminasi akhir. Tugas perawat pada tahap ini adalah: membina
realitas tentang perpisahan; meninjau kemampuan terapi dan pencapaian tujuan-tujuan;
serta menggali secara timbal balik perasaan penolakan, kesedihan dan kemarahan
serta perilaku yang terkait lainnya.
c. Perbedaan komunikasi terapeutik dan komunikasi sosial
1.Terjadi antara perawat dan pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.
2.Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan berfokus kepada
pasien yang membutuhkan bantuan .
3.Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada pasien dengan cara
menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat mendorong
pasien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya.Selain itu membantu pasien
untuk melihat dan memperhatikan apa yang tidak disadari sebelumnya.
1.Terjadi setiap hari antar orang perorang baik dalam pergaulan maupun lingkungan
kerja.
4.Pembicara tidak mempunyai fokus tertentu tetapi lebih mengarah kebersamaan dan
rasa senang .
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara seorang individu yang
menyampaikan pesan (komunikan) kepada seorang individu yang menerima
pesan,melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sedangkan maksud dan tujuan.
komunikasi untuk mewujudkan suatu pengertian yang sama antara pihak yang
mengoperkan dan pihak yang meneriman informasi, gagasan, sikap atau isi perasaan
lainnya. Selanjutnya, untuk merubah tingkah laku komunikan sesuai dengan kehendak
komunikator.
pasien, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasien. Hubungan yang baik ini
akan lebih baik lagi bila perawat dapat meningkatkan pengetahuannya dalam
pasien Di Ruanagan Instalasi Rawat Inap Non Bedah (Penyakit Dalam Pria dan
Jakarta: Erlangga.