Anda di halaman 1dari 15

TIPE KOMUNIKASI KESEHATAN

A. PENGERTIAN
a. Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya
( Potter & Perry, 1993)
b. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang
perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
(Astrid).
c. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau inIormasi
tentang pikiran atau perasaan
(Roben.J.G).
d. Komunikasi adalah sebagai pemindahan inIormasi dan pengertian dari satu orang ke
orang lain
(Davis, 1981).
e. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain
(Schram,W)
I. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang
lain, komunikasi merupakan proses sosial
(Modul PRT, Lembaga Administrasi)
g. Komunikasi kesehatan dideIinisikan sebagai 'modiIikasi perilaku manusia serta
Iaktor-Iaktor sosial yang berkaitan dengan perilaku,yang secara langsung maupun
tidak langsung mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit atau melindungi
individu-individu terhadap bahaya.
(Elder,Geller, Hovell & Mayer).




. 1ENIS-1ENIS KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktiI dari individu
dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang
berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang
lainnya.
Dalam komunikasi intrapersonal, akan dijelaskan bagaimana orang menerima
inIormasi, mengolahnya, menyumpannya dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan
inIormasi, yang di sini kita sebut komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi,
memori, dan berpikir.
.Sensasi
DeIinisi sensasi, Iungsi alat indera dalam menerima inIormasi dari lingkungan sangat
penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga
macam indera penerima, sesuai dengan sumber inIormasi. Sumber inIormasi boleh berasal
dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). InIormasi dari luar diindera oleh
eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). InIormasi dari dalam diindera oleh ineroseptor
(misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor
(misalnya, organ vestibular).
2 .Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan inIormasi dan menaIsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari
persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh Iaktor personal dan Iaktor situasional
a. aktor-Iaktor ungsional yang Menentukan Persepsi.
aktor Iungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang
termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai Iaktor-Iaktor personal. Yang menentukan persepsi
bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memeberikan respons pada
stimuli itu.
b. Kerangka Rujukan (rame oI ReIerence)
Sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikoIisik
yang berkaitan dengan persepsi objek. Dalam eksperimen psikoIisik, Wever dan Zener
menunjukan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian
objek yang dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan memengaruhi
bagaimana memberi makna pada pesan yang diterimanya.
c. aktor-Iaktor Struktural yang Menentukan Persepsi
aktor-Iaktor structural berasal semata-mara dari siIar stimuli Iisik dan ekIek-eIek
saraI yang ditimbulkanny pada system saraI individu. Para psikolog Gestalat, seperti Kohler,
Wartheimer, dan KoIIka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersiIat structural.
Prinsip-prinsip ini kemundian terkenal dengan nama teori Gestalt. Menurut teori Gestalt,
mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Dengan kata lain,
kita tidak melihat bagian-bagiannya. Jika kia ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak
dapat meneliti Iakta-Iakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan
keseluruhan
3 Memori
Dalam komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam
memengaruhi baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat
berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam Iakta tentang dunia dan
menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves).
Memori meleawai tiga proses:
a) Perekaman (encoding) adalah pencatatan inIormasi melalui reseptor inera dan
sirkit saraI internal.
b) Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama inIormasi itu berada
berserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana.
c) Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah
menggunakan inIormasi yang disimpan
4 erpikir
Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsure-unsur lingkungan dengan
menggunakan lambing-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang
tampak. Berpikir menunjukan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan
lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir kita lakukan untuk memahami
relaitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan
(problem solving). Dan menghasilkan yang baru (creativity).

C. TEORI-TEORI KOMUNIKASI INTRAPERSONA
1. PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi social adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku
individu-individu dalma hubungan denagn situasi social. Latar belakang timbulnya
psikologisosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-
pokok teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi
social antar manusia.
Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu
jiwa individu dan jiwamassa yang masing-masing berlainan siIatnya. Sigmund reud
berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan
tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena
memang dalam keadaan terpendam.
Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi social tumbuh secara aktiI dan program gelar
dalam psikologi dimulai disebagian besar universitas. Dasar mempelajari psikologi social
bedasarkan potensi-potensi manusia dimana potensi ini mengalami proses perkembangan
setelah individu itu hidup dalam lingkungan. Potensi-potensi itu antara lain :
a) Kemampuan menggunakan bahasa
b)Adanya sikap etik
c) Hidup dalam 3 dimensi
Teori Pengolahan InIormasi (InIormation Processing Theory)
Teori ini menyatakan bahwa inIormasi mula-mula disimpan pada sensory storage
(gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau
dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term-memory (LTM). Otak manusia
dianalogikan dengan komputer.
Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara
visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditiI (melalui pendengaran).
Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperempat
detik.
Supaya dapat diingat, inIormasi harus dapat disandi (encoded) dan masuk pada STM.
STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit inIormasi. Jumlah bit
inIormasi disebut rentangan memori (memori span). Untuk meningkatkan kemampuan
STM, para psikolog menganjurkan kita untuk mengelompokkan inIormasi; kelompoknya
disebut chunk.
Bila inIormasi dapat dipertahankan pada STM, ia akan masuk pada LTM. Inilah yang
umumnya disebut sebagai ingatan. LTM meliputi periode penyimpanan inIormasi sejak
semenit sampai seumur hidup. Kita dapat memasukkan inIormasi dari STM ke LTM dengan
chunking, rehearsals, clustering, atau method oI loci.
d)Teori Aus
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori
kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat,
makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan
memori.

D. KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok 'kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya
(Anwar AriIin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendeIinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih,
dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi inIormasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-
anggota yang lain secara tepat. Kedua deIinisi komunikasi kelompok di atas mempunyai
kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja
tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya,
dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah,
atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan
teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
1. KlasiIikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.
Telah banyak klasiIikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi,
namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasiIikasi kelompok.
O Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994)
mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya
berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab,
tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik
komunikasinya, sebagai berikut:
a) Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersiIat dalam dan meluas.
Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi,
menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam
suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan
rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi
bersiIat dangkal dan terbatas.
b) Komunikasi pada kelompok primer bersiIat personal, sedangkan kelompok
sekunder nonpersonal.
c) Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada
aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
d) Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresiI, sedangkan kelompok
sekunder instrumental.
e) Komunikasi kelompok primer cenderung inIormal, sedangkan kelompok
sekunder Iormal.
O Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (2e2bership
group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok
yang anggota-anggotanya secara administratiI dan Iisik menjadi anggota kelompok itu.
Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard)
untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga Iungsi: Iungsi komparatiI, Iungsi
normatiI, dan Iungsi perspektiI. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya,
untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (Iungsi komparatiI. Islam
juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-
kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus
saya capai (Iungsi normatiI). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara
memandang dunia ini-cara mendeIinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan
memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (Iungsi
perspektiI). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu,
Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping
menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat
dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.
O Kelompok deskriptiI dan kelompok preskriptiI
John . Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua:
deskriptiI dan peskriptiI. Kategori deskriptiI menunjukkan klasiIikasi kelompok dengan
melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola
komunikasi, kelompok deskriptiI dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok
pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah,
misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan
adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi,
setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah
sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama
menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada
tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptiI, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota
kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam
Iormat kelompok preskriptiI, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, Iorum,
kolokium, dan prosedur parlementer.
2. Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
O KonIormitas.
KonIormitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)
kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah
orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para
anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan
untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok.
Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan
mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar
kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
O asilitasi sosial.
asilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan
sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang
lain-dianggap-menimbulkan eIek pembangkit energi pada perilaku individu. EIek ini terjadi
pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi
yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan.
Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah
yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi
penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang
banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja
individu.
O Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum
diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum
diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka
akan menentang lebih keras.
3. aktor-Iaktor yang mempengaruhi keeIektiIan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a.
melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan
pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (perfor2ance) tujuan kedua
diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk
saling berbagi inIormasi (misalnya kelompok belajar), maka keeIektiIannya dapat dilihat
dari beberapa banyak inIormasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota
dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Untuk itu Iaktor-Iaktor keeIektiIan kelompok dapat dilacak pada karakteristik
kelompok, yaitu:
a. ukuran kelompok.
b. jaringan komunikasi.
c. kohesi kelompok.
d. kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994).

E. MODEL-MODEL KOMUNIKASI
Menurut EIIendy (2003) teori dan model komunikasi yang tampil pada tahun awal
sekitar dekade 1940-an dan 1950-an adalah sebagi berikut :
. Lasswell`s Model (Model Lasswell
Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948). Lasswell menyatakan bahwa
cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Siapa
mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan eIek apa. Sehingga Lasswell
menemukan unsur-unsur proses komunikasi yaitu komunikator, pesan, Media,
komunikan/penerima, dan eIek. Adapun Iungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai
berikut : pengamatan terhadap lingkungan, Korelasi kelompokkelompok dalam masyarakat
ketika menanggapi lingkungan, transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang
lain.
2. S-O-R Theory (Teori S-O-R
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari
psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang
jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi aIeksi dan konasi.
Menurut stimulus response ini eIek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus
khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan
dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ; Pesan (stimulus, S)
Komunikan (organism, O) EIek (Response, R) Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa
sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip
pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru
ada tiga variabel penting yaitu : (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c) penerimaan. Stimulus atau
pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak.
Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan
mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah
komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
3. S-M-C-R model (Model S-M-C-R
Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang
berarti sumber atau komunikator ; M singkatan dari Message yang berarti pesan ; C singkatan
dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti
penerima atau komunikan. Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M
C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir
mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah
lambang, misalnya bahasa, gesture,gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang
dipergunakan khusus dalam komunikasi tatap muka Iace-to-Iace communication), sedangkan
media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi
atau radio, maupun media nir-massa, misalnya, surat, telepon atau poster. Jadi, komunikator pada
komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada
komunikasi bemedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter
menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana
yang ia operasikan.
4. The Mathematical Theory of Communication (Teori Matematika Komuikasi
Teori matematikal ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena teori
komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan Claude
E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon pada tahun 1948 mengetengahkan teori matematik
dalam komunikasi permesinan (engineering communication), yang kemudian bersama Warren
pada tahun 1949 diterapkan pada proses komunikasi manusia (human communication). Sumber
inIormasi (inIormation source) memproduksi sebuah (message) untuk dikomunikasikan. Pesan
tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar
(transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan
dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancara kepada
penerima (receiver). Dalam percakapan sumber inIormasi adalah benak (brain) pemancar adalah
mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara.
5. The Osgood and Schramm Circular Model (Model sirkular Osgood dan
Schramm
Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan
Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya adalah apabila
Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang
menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan perkataan lain
komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pad
perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi. Shannon dan Weaver membedakan
source dengan transmitter dan antara receiver dengan distination. Dengan kata lain, dua Iungsi
dipenuhi pada sisipengiriman (transmiting) dan pada sisi penerimaan (receiving ) dari proses.
Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan Iungsinya yang hampir sama. Digambarkannya dua
pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menjadi, decoding atau menjadi balik, dan
interpreting atau menaIsirkan.
6. Dance`Helical Model (Model Helical Dance
Model komunkasi helical ini dapat dikaji sebagai pengembangan dari model sirkular
dari Osggod dan Schramm. Ketika membandingkan model komunikasi linier dan sirkular, Dance
mengatakan bahwa dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah
paling tepat dalam menjelaskan proses komunikasi. Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar
yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu Iakta bahwa proses komunikasi
bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi
komunikasi yang datang menyusul. Dance menggarisbawahi siIat dinamik dari komunikasi
Proses komunikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur, hubungan-
hubungan dan lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks menggambarkan
bagaimana aspek-aspek dri proses berubah dari waktu ke waktu. Dalam percakapan ,misalnya
bidang kognitiI secara tetap membesar pada mereka yang terlibat. Para actor komunikasi secara
sinambung memperoleh inIormasi mengenai topik termasa tentang pandangan orang lain,
pengetahuan dan
sebagainya.
7. Newcomb`A Model (Model A Newcomb
Pendekatan komunikasi yang berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog
sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana dari kegiatan
komunikasi seseorang A menyampaikan inIormasi kepada orang lain B mengenai sesuatu X.
Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling
bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi. Seperti dikutip
EIIendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model newcomb ini komunikasi
merupakan cara yang biasa dan eIektiI dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap
lingkungannya.
8. The Theory of Cognitive Dissonance (Teori Disonansi Kognitif
Istilah disonansi kognitiI dari teori yang ditampilkan estinger ini berarti
ketidaksesuain antara kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri
seseorang. Orang yang mengalami disonansi akan beruapaya mencari dalih untuk mengurangi
disonansinya. Pada umunya orang berperilaku ajeg atau konsisten dengan apa yang diketahuinya.
Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sering pula seseorang berperilaku tidak konsisten seperti
ituJika seseorang mempunyai inIormasi atau opini yang tidak menuju ke arah menjadi perilaku,
maka inIormasi atau opini itu akan menimbulkan disonansi dengan perilaku.
9. Innoculation Theory (Teori Inokulasi
Teori inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh Mcguire ini
mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang terserang penyakit cacar, polio disuntik.
Diberi vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya. Demikian pula halnya dengan
orang yang tidak memiliki inIormasi mengenai suatu hal atau tidak menyadari posisi mengenai
hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau dibujuk. Suatu cara untuk
membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah menyuntiknya dengan argumentasi
balasan (counterarguments).
.The ullet Theory of Communication (Teori Peluru
Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai eIek komunikasi massa yang oleh
para teoritis komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory yang dapat
diterjemahkan sebagai teori jarum suntik.


DATAR PUSTAKA

Charles V. Larson, 1986, !ersuasion. !erception and Responsibility (fourth Edition),
Wadsworth Publishing Company, CaliIornia.
Deborah Tannen, 1996, Seni ko2unikasi Efektif. 2e2bangun relasi dengan 2e2bina gaya
percakapan, (alih bahasa dra. Amitya Komara), PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Joseph A. Devito,1997, Ko2unikasi antar 2anusia (edisi keli2a), ProIesional Books,
Jakarta.
Larry King, Bill Gilbert, 2002, Seni Berbicara. kepada siapa safa, kapan safa, di2ana safa
(editor Tanti Les2ana), PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
ProI. Dr. Astrid S. Susanto-Sunarto, 1995, Globalisasi dan ko2unikasi, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
R. Wayne Pace, Don . aulos, 2002, Ko2unikasi Organisasi. Strategi 2eningkatkan
kinerfa perusahaan (editor Deddy Mulyana, MA, Ph.D.), PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
















MAKALAH
TIPE-TIPE KOMUNIKASI KESEHATAN




Disusun oleh :

Noviana kalara ( 2a26




PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDI WALUYO UNGARAN
2

Anda mungkin juga menyukai