b.Instalasi Site-Spesific adalah karya instalasi yang bergantung dan beradaptasi dengan ruangnya. Instalasi kategori
ini sangatlah kontekstual terhadap ruang, bahkan dapat mengeksplorasi ruang yang tersedia. Maka, wujud dan
makna juga akan ikut berubah ketika karya ditempatkan di ruang yang berbeda, entah itu gedung galeri yang
berbeda, ataupun ruang alam terbuka yang berbeda pula
17. Menentukan konsep, unsur, bahan, dan teknik pembuatan berdasarkan jenis patung
a. Unsur
1) Garis, pertemuan dari satu titik ke titik yang lain. Garis merupakan unsur visual yang paling penting dan
berfungsi sebagai pembatas, pemberi kesan dimensi dan tekstur.
2) Warna, kualitas rupa yang membedakan kedua objek atau bentuk yang identik raut, ukuran dan nilai gelap
terangnya.
3) Tekstur, menunjukkan rasa permukaan bahan yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk
mencapai bentuk rupa untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang (halus, licin, polos, kasap,
mengkilap, berkerut, dll)
4) Raut, suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi garis dan dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau
oleh gelap terang arsiran karena adanya tekstur agar bidang bisa terlihat lebih bervolume atau bermassa.
5) Bentuk, wujud fisik yang dapat dilihat (berkaitan dengan elemen sains).
6) Ruang, unsur atau daerah yang mengelilingi sosok bentuk.
7) Volume, ruang yang dibatasi dengan bidang.
8) Gelap terang, bayangan yang berasal dari sinar matahari yang dapat mempengaruhi bentuk karya seni.
b. Bahan
1) Bahan lunak : tanah liat, lilin, clay, sabun
2) Bahan sedang : kayu randu, kayu mahoni, kayu waru
3) Bahan keras : batu marmer, granit, andesit, kayujati, kayu ulin, kayu sonokelina
4) Bahan cor : semen, pasir, gips logam, emas, timah
c. Teknik pembuatan
1) Teknik butsir, mengurangi bahan lunak (tanah liat, gips malam dll) hingga tercipta patung.
2) Teknik pahat, mengurangi bahan keras dengan alat pahat.
3) Teknik las, menggabungkan bahan ke bahan lain untuk mendapat bentuk yang diinginkan.
4) Teknik cor, membuat cetakan terlebih dahulu lalu bahan adonan dituang pada cetakan.
5) Teknik cetak, bahan lunak atau sedang dijepit menggunakan cetakan bivalve yang memiliki 2 sisi simetris
seperti kerang.
18. Menentukan media dan teknik pembuatan karya tiga dimensi instalasi
Semua benda bisa dipakai sebagai media seni Instalasi. Teknik tergantung media yang ada. Contoh misal banyak
balok-balok tekniknya menyusun. Jika banyak benang tali, tekniknya merakit agar membentuk satu kesatuan
a. Teknik pembuatan karya tiga dimensi instalasi yaitu teknik asemblasi atau assemblage. Asemblasi atau
asemblage adalah teknik yang memodifikasi atau menggabungkan berbagai objek untuk membuat kesatuan baru
yang berbentuk seperti patung
b. Media pembuatan karya tiga dimensi instalasi
Alat : kuas, gergaji, kayu, pisau, parang, tang, gunting
Bahan : kayu, bambu, sterofoam, kawat, paku, lem, kertas, semen, cat, dan patung
20. Menafsirkan Karya Patung berdasarkan jenis,tema, fungsi, dan nilai estetisnya
Teknik membuat patung :
a. Teknik butsir
Butsir merupakan salah satu teknik pembuatan patung dengan cara mengurangi bahan lunak seperti tanah
liat,gips malam dan bahan yang berstruktur lunak lainnya sehingga tercipta karya patung yang memiliki nilai
estetika.
b. Teknik modeling
Modeling merupakan teknik dalam membuat patung dengan cara membuat model terlebih dahulu dan setelah itu
dibentuk patung sebenarnya.
c. Teknik cor
Teknik ini biasanya digunakan pada proses pembuatan patung dengan bahan dasar logam. Pembuatan diawali
dengan memanaskan logam hingga mencair kemudian dituangkan dalam cetakan patung yang telah dibentuk
rupa patungnya.
d. Teknik merakit
Teknik ini hampir mirip dengan permainan puzzle, yaitu dengan cara merakit bahan dasar patung kemudian
merangkainya
e. Teknik membentuk
Teknik ini merupakan teknik pembuatan patung dengan cara membentuk patung secara bertahap sehingga
tercipta patung yang diinginkan. Dalam teknik ini lebih membutuhkan ketelitian dari senimannya. Tetapi kualitas
patung yang diperoleh biasanya lebih bagus karena menggunakan perasaan atau feeling dalam membentuknya.
f. Teknik pahat
Teknik pahat biasanya dilakukan pada proses pembuatan patung dengan bahan dasar keras seperti kayu, tulang,
batu ganit, batu granit dan bahan dasar yang berstruktur keras lainnya dengan cara mengurangi bagian-bagian
tertentu pada bahan dasar hingga membentuk patung yang diinginkan
Berdasarkan jenis :
a. Zonde bosse adalah bentuk patung yang berdiri sendiri dan terlepas dari kanan kirinya. Patung ini tidak
menempel pada salah satu sisinya.
b. Relief adalah bentuk patung yang menempel pada permukaan dinding, biasanya menggambarkan adegan dari
sebuah cerita.
Berdasarkan fungsi:
a. Patung religi adalah patung yang dibuat dengan tujuan sebagai sarana beribadah.
b. Patung monumen adalah patung yang dibuat untuk memperingati atau mengenang peristiwa bersejarah atau
jasa seorang pahlawan.
c. Patung arsitektur adalah patung yang dibuat untuk menunjang dalam konstruksi bangunan dan bernilai estetika
atau keindahan.
d. Patung dekorasi adalah patung yang dibuat untuk menghias suatu bangunan atau tempat sehingga
memberikan kesan tertentu.
e. Patung seni adalah patuang yang dibuat sebagai karya seni murni untuk estetika yang hanya dinikmati
keindahan bentuknya.
f. Patung kerajinan adalah patung yang biasanya dibuat untuk dijual oleh para pengrajin.
Berdasarkan fungsinya :
a) Karya keramik terapan, adalah kelompok karya keramik yang lebih mengedapankan fungsi dari keramik itu
sendiri. Misal : Tegel, peralatan dapur, vas bunga, benda-2 keramik yg difungsukan sebagai wadah dst
b) Karya keramik murni, adalah kelompok karya keramik yang diciptakan oleh para seniman yang dijadikan sebagai
media berekspresi
22. Menanggapi karya patung berdasarkan konsep, jenis, tema, fungsi, nilai estetisnya
( Lihat uraian pada No 20 )
23. Menafsirkan karya keramik yang dibuat dengan berbagai media dan teknik
a. Teknik pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual. Caranya tanah liat dipijit
tekan dari bentuk bola ke bentuk yang diinginkan menggunakan jari-jari.
b. Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual. Caranya tanah liat digulung hingga
terbentuk pilinan tanah.
c. Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual dengan membentuk
lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan untuk membuat karya keramik yang berbentuk persegi dan
silinder.
d. Teknik cetak adalah teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk memproduksi produk
kerajinan keramik dalam jumlah banyak dan waktu relatif singkat, dengan bentuk dan ukuran sama pula. Teknik
cetak meliputi cetak padat dengan teknik press atau tekan dan cetak basah atau cair dengan teknik cair.
e. Teknik putar adalah teknik pembentukan badan keramik dengan menggunakan alat putar kaki (kick wheel) dapat
menghasilkan banyak bentuk dan simetris.
34. Menyimpulkan manfaat pengaturan alur atau denah ruang pameran seni rupa
Agar dapat mempertimbangkan arus pengunjung, pengunjung dapat melihat karya segara merata, tidak terjadi
berdesakan diantara pengunjung,pemgaturan jarak dan tingi rendah pandangan terhadap karya dua dimensi dan tiga
dimensi dan penataan pencahayaan.
Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya
keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi baik,
perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam
menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.
Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh
mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sebagai contoh saat
melihat sebuah karya seni lukis, seseorang dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya itu.
Sehingga orang tersebut merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya itu dan merasa senang untuk terus
melihatnya bahkan ingin memilikinya. walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada karya tersebut. Perbedaan
inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.
Karya seni yang memiliki nilai estetika adalah karya seni yang mengedepankan nilai keindahan dan dapat
menggerakkan perasaan seseorang setelah berinteraksi dengan karya tersebut. Contoh lukisan, karya musik
orkestra, tari saman.
44. Menganalisis karakteristik karya seni rupa salah satu tokoh pelukis Indonesia
Tokoh pelukis Indonesia
1) Affandi (Aliran ekspresionisme)
Beliau melukis dengan menumpahkan cat- cat bercorak ke dalam kanvas, bila kita lihat sekilas, melukis dengan
menumpahkan cat-cata di atas kanvas? Memang terlihat ribet dan mubayir bukan? Bahkan tidak segan-segan
kita berikan kesan amburadul.
Ya amburadul, itu kalau kita, tapi tidak dengan Bapak Affandi. Beliau akan menggosok motif cat tersebut dengan
jarinya sampai sesi finishing dengan hasil yang mempesona.
Affandi digadang-gadang sebagai pelukis Indonesia yang paling terkenal di kancah dunia, berkat gaya
ekspresionisnya dan romantisme yang khas. Pada tahun 1950-an ia banyak mengadakan pameran tunggal di
Amerika Serikat, Inggris, India dan Eropa.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dan rendah hati. Pernah pada suatu ketika, kritisi lukisan dari
Barat menanyakan apa gerangan aliran-aliran lukisannya. Tanpa disangka ia malah balik bertanya dan meminta
kritikus Barat tersebut untuk menjelaskan perihal aliran-aliran yang ada dalam lukisan.
Ciri-cirinya lebih mengungkapkan jenis emosi, emosi bahagia seseorang, ungkapan isi hati atau imajinasi
seseorang, goresan-goresannya spontan, saat melukis kebanyakan tanpa menggunakan kuas, sering
menjadikan orang sebagai objek lukisannya.
2) Basuki Abdullah (Aliran naturalisme atau realisme)
Ciri-cirinya sering melukis objek binatang dan manusia, lebih mengutamakan kemiripan objek.
Beliau ialah salah satu pelukis Indonesia yang mengharumkan nama bangsa, sebab pada 6 September 1948,
sewaktu penobatan Ratu Yuliana di Belanda Basuki sukses mengalahkan 87 pelukis kaliber internasional dalam
suatu sayembara yang diadakan di Amsterdam.
3) Sujojono
Ciri-cirinya memiliki karakter goresan ekspresif dan bertekstur goresan dan sapuan bagai dituang ke kanvas,
lukisan banyak bertema perjuangan, dan setelah kemerdekaan banyak bertema pemandangan alam dan aktivitas
kehidupan.
4) Abdullah Suriosubroto
Abdullah Suriosubroto kerap menjadi perbincangan melalui karya- karya lukis pemandangan alam yang Baliau
lukis menggunakan cat minyaknya dengan jarak jauh dan berarogan romantic.
5) Agus Djaja
Agus Djaja memiliki karakteristik khas dengan corak biru serta merah yang terkesan dengan nuansa magis. Dia
pun kerap menuangkan objek wayang dalam tiap karyanya.
6) RADEN SALEH ( Semarang 1807 – 1880 )
Tokoh-tokoh Seni Lukis IndonesiaSalah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia pada era sebelum
kemerdekaan, saat Indonesia masih dijajah Belanda. Raden Saleh adalah salah satu Pelukis Maestro Indonesia
yang diakui sebagai Pelukis kelas Dunia. Karya-karya lukisanya adalah saksi sejarah, banyak menceritakan
mengenai situasi pada jaman perjuangan dan kehidupan masyarakat khususnya Jawa. Salah satu karya
lukisanya yang terkenal adalah “Penangkapan Diponegoro”, Raden Saleh juga memperoleh pengahargaan atas
talenta karya seninya, sehingga Beliau memperoleh beasiswa dari pemerintah Belanda untuk Studi di Negara
Belanda dan Negara-negara Eropa lainya. Gaya aliran Lukisan saleh adalah gaya Naturalism, Realism dan
Klasik. Bisa dikatakan bahwa Raden Saleh merupakan pelopor seni rupa modern Indonesia
7) S.Sodjojono
Dia sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, dia juga dikenal sebagai
kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Lukisanya mempunyai karakter Goresan ekspresif dan sedikit bertekstur,
goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas.
Pada periode sebelum kemerdekaan, karya lukisan S.Sudjojono banyak bertema mengenai semangat
perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajahan Belanda, namun setelah jaman kemerdekaan lalu karya
Lukisanya banyak bertema mengenai pemandangan Alam, Bunga, aktifitas kehidupan masayarakat, dan cerita
budaya.
8) Joko Pekik
Perjalanan hidupnya adalah petualangan getir menuju kesuksesan, sebab kasus LEKRA beliau dikucilkan dari
masyarakat, karya-karya lukisanya tidak dihargai hingga pada era reformasi beliau mulai menemukan secercah
harapan. Karya-karyanya mulai diapresiasi oleh para pengamat seni, dan beberapa karya Lukisanya yang
bertema “Celeng” memperoleh apresiasi yang luar biasa dari para pengamat atau para pecinta Lukisan, sehingga
karya Lukisan Joko pekik mulai diburu banyak kolektor dengan harga tinggi. Gaya aliran lukisan karya Joko Pekik
masuk dalam gaya aliran lukisan realisme sosialis.