Anda di halaman 1dari 11

PRIDIKSI MATERI USP-BKS SENI RUPA

1. Menyebutkan unsur-unsur dalam berkarya seni lukis


a. Unsur visual, unsur yang mengandung materi visual dan dapat dilihat atau dibuat sesuai keinginan dari sang
pelukis.
1) Titik (Point) merupakan penggambaran atau teknik paling mendasar dan juga elemen paling utama.
2) Garis (Line), garis bisa dibentuk dari dua titik yang berjauhan dan diisikan gambar atau diberikan gambar
diantaranya. Fungsi garis sebagai pembatas antara beberapa jenis atau bentuk gambar.
3) Bidang (Field) merupakan elemen yang tidak hanya berbentuk dua dimensi dan menggabungkan titik. Namun
bidang sudah menggunakan lebih dari dua sisi dan membentuk sebuah ruang yang tidak hidup.
4) Bentuk, perwujudan dari suatu obyek, baik figurative maupun non figuratif
5) Kesan Meruang merupakan elemen tertinggi dari pelukisan secara teknik tanpa melibatkan tambahan atau
ornamen lainnya. Fungsi ruang memberikan kesan hidup atau kesan 3 dimensi dari objek pada lukisan.
Kesan meruang dapat diperoleh dari penerapan perspektif dan gelap terang
6) Warna (Color). Fungsi warna yakni menjadikan lukisan menjadi lebih bagus dan indah.
7) Tekstur, rasa/ karakter dari permukaan suatu bahan/ benda

b. Unsur nonvisual, unsur yang berasal dari pengembangan seorang pelukis.


1) Imajinasi bisa dianggap khayalan dan gambaran yang dibuat oleh pikiran yang bisa saja penggambaran baik
yang pernah dilihat atau yang belum pernah dilihat oleh pelukis.
2) Pandangan hidup dan pengalaman karya lukis mungkin ada dalam satu aliran. Namun terkadang jenis
penggambarannya berbeda tergantung pandangan hidup si pelukis dan pengalamannya.
3) Konsep merupakan sketsa awal atau peta awal dalam menggambarkan lukisan yang akan ditumpahkan
dalam media lukis.
4) Sikap estetik dan artistik. Hal ini dianggap paling penting dan tidak semua orang bisa merasakannya.

2. Menjelaskan Prinsip-prinsip yang dipakai dalam berkarya seni lukis


1) Kesatuan atau unity adalah prinsip yang berkaitan dengan keterkaitan diantara semua unsur-usnur seni rupa
sehingga saling bertaut sebagai satu kesatuan.
2) Keselarasan atau harmony adalah prinsip seni rupa yang menekankan pada perpaduan yang pas. Perpaduan
yang pas ini muncul karena adanya kesesuaian dan kesamaan antara unsur-unsur seni.
3) Keseimbangan atau balance adalah prinsip seni rupa yang berhubungan dengan berat juga ringannya suatu
karya dalam arti masing-masing sisi harus seimbang agar tidak nampak berat sebelah.
4) Irama atau rhyme adalah prinsip seni rupa yang berhubungan dengan pengulangan unsur-unsur seni rupa yang
berhubungan dengan pengulangan unsur-unsur seni yang teratur dan terus menerus sehingga memunculkan
kesan bergerak.
5) Komposisi adalah prinsip seni rupa yang berhubungan dengan penyusunan yang dirancang sedemikian rupa
agar menciptakan kesan yang serasi, teratur, harmonis, dll
6) Proporsi adalah prinsip seni rupa yang membandingkan bagian-bagian tertentu secara menyeluruh.
7) Gradasi adalah prinsip seni rupa yang berhubungan dengan susunan warna yang dimunculkan secara
berangsur-angsur.

3. Menentukan Media yang dipakai dalam berkarya batik tulis


 Media dasar, media dasar yang digunakan dalam kegiatan batik tulis adalah kain
Adapun jenis kain yg dipakai adalah jenis kain katun, yang mudah menyerap air dan kuat menyimpan warna
a. Kain mori (cambrics) d. Kain serat nanas g. Kain sutra
b. Kain grey e. Kain paris h. Kain poliester
c. Kain dobby f. Kain rayon
 Bahan, bahan-bahan yang sering digunakan dalam proses batik tulis diantaranya :
a. Malam/ lilin
b. Pewarna ( syntetis ataupun alami )
c. Penguat/pengunci warna
 Peralatan :
Alat-alat yang digunakan untuk membatik adalah sebagai berikut:
a.Canting
b.Wajan
c.Kompor
d.Gawangan
e.Bak
f.Panci logam
g.Penjapit besi
h.Penjepit baju.
i.Timbangan .
j.Dengklek

4. Teknik yang dipakai dalam kegiatan berkarya seni batik


a. Batik canting tulis / batik tulis. Batik tulis merupakan batik yang dibuatnya secara manual dan hanya
menggunakan canting malam serta untuk membuat motif-motifnya.
b. Batik cap merupakan batik yang pembuatannya menggunakan canting yang berbentuk khusus dan timbul hingga
dicelupkan ke kain mori.
c. Batik celup ikat. Batik yang pembuatannya diikat kemudian dicelupkan ke beberapa variasi warna sehingga
menghasilkan yang warna-warni.
d. Batik printing. Batik yang pembuatannya menggunakan mesin modern dan pewarnaannya tidak menggunakan
malam.
e. Batik colet. Batik yang pembuatannya dengan cara lukis, biasanya batik ini dilukis dengan kuas, kapas, dan
canting.

5. Motif batik hasil modifikasi


a. Motif batik parang
Motif batik ini sudah dikenal sejak mataram kartasura. Motif batik parang memiliki nilai filosofi yang tinggi berupa
petuah agar tidak pernah menyerah sebagaimana ombak laut yang tidak pernah berhenti bergerak. Batik
parangpun menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus baik dan arti upaya untuk memperbaiki diri upaya
memperjuangkan kesejahteraan membentuk pertalian keluarga. Batik parang dimasa lalu merupakan hadiah dari
bangsawan kepada anak-anaknya.
b. Motif batik geometri
Motif batik geometris adalah motif-motif batik yang ornamen-ornamennya merupakan susunan geometris. Ciri
ragam hias motif batik geometri ini adalah motif tersebut mudah dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang disebut
satu “raport”.
c. Motif batik banji
Motif ini memiliki makna keteraturan dalam kehidupan atau kunci perhiasan yang terkunci rapat.
d. Motif batik tumbuh-tumbuhan melanjar
Motif ini menggambarkan peran tumbuhan air dalam kehidupan manusia.

6. Konsep hubungan garis dalam menggambar proyeksi

7. Konsep menghubungkan garis dalam menggambar perspektif


a. Perspektif Satu Titik Hilang
Perspektif satu titik hilang merupakan cara menggambar perspektif yang paling mudah, karena keseluruhan objek
pada bidang gambar dapat diukur dengan skala.
Konstruksi perspektif satu titik hilang didasari oleh kenyataan bahwa garis vertikal digambarkan secara vertikal,
garis horisontal digambarkan secara horisontal, dan hanya garis-garis yang menunjukkan kedalaman perspektif
yang bertemu pada satu titik hilang (kecuali garis-garis melintang yang memiliki sudut selain 0 o dan 90o terhadap
garis normal/cakrawala).
b. Perspektif Dua Titik Hilang
Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan dua titik hilang yang terletak berjauhan di
sebelah kanan dan kiri pada garis cakrawala. Perspektif dua titik hilang memberikan kesempatan untuk
menggambarkan sudut terdekat atau terjauh dari sebuah objek atau ruangan. Dalam perspektif dua titik hilang,
sudut ruangan atau tepi sebuah objek digambar terlebih dahulu dan dapat digunakan sebagai skala secara
horisontal dan vertikal, untuk kemudian ditarik garis dari titik hilang.
3. Perspektif Tiga Titik Hilang
Perspektif tiga titik hilang sangat tidak biasa untuk digunakan pada ilustrasi atau presentasi desain interior.
Secara umum, perspektif tiga titik hilang terbentuk dari dua titik hilang yang terletak di garis cakrawala dan satu
titik hilang tambahan yang terletak di atas atau di bawah garis cakrawala, segaris lurus secara vertikal dengan titik
diagonal, sehingga bila ditarik garis berurutan dari ketiga titik hilang tersebut akan membentuk segitiga sama sisi,
yaitu segitiga yang memiliki sudut yang sama, yaitu 60o (lihat gambar).
Perspektif tiga titik hilang biasanya digunakan pada benda-benda arsitektural yang berukuran sangat besar,
seperti gedung-gedung bertingkat. Hasil yang ditampilkan perspektif tiga titik hilang biasa disebut ‘penglihatan
mata burung’ bila titik hilang berada di bawah garis cakrawala, dan ‘penglihatan mata semut’ atau ‘penglihatan
mata kodok’ bila titik hilang berada di atas garis cakrawala.

8. Prinsip pembuatan karya dua dimensi desain komunikasi visual


1) Unity. Kesatuan merupakan prinsip yang utama dimana unsur-unsur seni saling menunjang satu sama lain dalam
membentuk komposisi yang bagus dan serasi.
2) Balance. Pengaturan unsur-unsur seni yang dapat menciptakan suatu perbandingan dan intensitas sebanding
yang bertitik pusat pada suatu tampat sehingga terdapat keseimbangan dari unsur-unsur yang digunakan
meliputi:
a. Simetris kondisi dimana semua objek berada di tengah-tengah workplace
b. Asimetris posisi dimana sebagian besar objek berada di salah satu sisi
3) Proporsi. Upaya untuk memperoleh keserasian melalui perbandingan-perbandingan yang tepat dengan kata lain
proporsi adalah adanya objek gambar atau tulisan yang memilki skala yang berbeda dan disusun berulang.
4) Rythm. Penggunaan unsur visual yang disusun dengan jarak tertentu sehingga mampu menghasilkan pola atau
tekstur pada desain. Hal ini mampu memberikan suatu level pada mata seorang dan juga estetika keindahannya
meliputi
a. Regular : elemen visual disusun berulang dengan kesamaan bentuk, ukuran dan jarak.
b. Flowing : menciptakan kesan bergerak.
c. Progresive : irama visual yang ditunjukkan dengan urutan bentuk melalui langkah yang progresif.
5) Movement. Peletakan elemen-elemen desain yang disesuaikan sehingga mampu membuat mata pembaca
terarah mulai dari awal sampai pada akhir
6) Emphasis. Penggambaran suasana yang ada dalam sebuah desain dengan meletakkan posisi utama berbeda
dengan elemen lainnya sehingga menjadi prioritas.

9. Gambar iklan dalam pengorganisasian unsur teks


 Gambar dibuat mencolok dan sesuai dengan ide yang akan dikomunikasikan.
 Komposisi gambar disesuaikan dengan besarnya iklan
 Kata-kata yang digunakan dalam poster harus efektif, sugestif, serta mudah diingat.
 Jenis font sebaiknya adalah jenis yang mudah dibaca dan dengan size yang besar.

10. Konsep pengolahan ide agar lebih kreatif dan imajinatif


1) Melakukan pengamatan terhadap obyek yang diinginkan
2) Mengolah obyek yang diperoleh dengan imajinasi dan kreatifitas kita agar karya yang dihasilkan lebih baik dan
kreatif
3) Menentukan tema, hal ini adalah visual dari ide yang kamu dapatkan dari imajinasi kamu
4) Menyajikan karya/ menvisualisasikan ide dan imajinasi ke dalam suatu karya
Kesimpulan :
 Mencari suatu ide atau gagasan untuk karya seni
 Menemukan dan menentukan ide atau gagasan
 Menggambarkan ide berkarya dalam sebuah sketsa
 Menganalisis dan memindahkan sketsa
 Menyajikan atau mempresentasikan

11. Teknik urutan proses membuat batik tulis


Batik tulis adalah hasil dari proses produksi batik dengan teknis pembuatan motifnya ditulis langsung secara manual
oleh pembatik. Dalam proses pembuatan batik tulis, diperlukan alat-alat dan bahan-bahan khusus.
Langkah membuat batik tulis
a) Membuat desain batik, dapat berupa motif modern ataupun tradisional seperti simbol atau motif pesisiran.
Membuat desain atau molani biasanya menggunakan pensil yang langsung digambar diatas kain.
b) Melukis di kain, menebalkan motif yang sudah dibuat dengan menggunakan lilin yang sudah dicairkan dengan
menggunakan canting.
c) Menutup bagian putih, menutupi bagian yang nantinya tidak akan kita warnai dengan pewarna dengan lilin
menggunakan canting.
d) Pewarnaan kain, proses pewarnaan pertama ini dilaukan pada bagian tidak tertutup lilin. Kain dicelupkan pada
pewarna tertentu kemudian dikeringkan dengan cara dijemur,
e) Melukis kembali dengan canting, melukis kembali kain yang sudah kering dengan tujuan untuk mempertahankan
warna pada tahap pewarnaan pertama. Setelah itu kain dicelupkan kembali ke dalam pewarna atau tahap
pewarnaan kedua.
f) Menghilangkan lilin, dengan cara mencelupkan kain pada air yang sudah dipanaskan di atas tungku.
g) Membatik lagi, setelah kain bersih dari lilin dan sudah kering, dilakukan pembatikan kembali menggunakan lilin
dan canting dengan tujuan agar mempertahankan warna dan motif pada pewarnaan pertama dan kedua. Hal ini
dapat dilakukan berulang-ulang tergantung seberapa banyak warna yang ada.
h) Nglorot, merebus kain yang sudah berubah warnanya menggunakan air panas. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang terbuat dapat terlihat dengan jelas.
i) Mencuci kain batik, digunakan untuk membersihkan dari kotoran dan sisa-sisa lilin yang mungkin saja masih
menempel.

12. Menjelaskan jenis karya seni rupa tiga dimensi instalasi


Seni instalasi (instalation : pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan dan mengkonstruksi sejumlah
benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu, biasanya dalam persoalan sosial
politik dan hal lain yang bersifat kontenporer.
*Kategori Seni Instalasi*
a.Instalasi Filled-Space adalah Instalasi yang mengisi ruang, baik ruang nyata maupun ruang imajiner (alam
terbuka). Ketika Instalasi Filled-Space dipindahkan ke ruang lain bentuk karya tetap sama seperti sebelumnya,
dalam artian karya tidak bergantung pada ruangnya. Hampir mirip karya Seni Patung, namun tetap tidak berdiri
sendiri sebagai suatu kesatuan yang tunggal.

b.Instalasi Site-Spesific adalah karya instalasi yang bergantung dan beradaptasi dengan ruangnya. Instalasi kategori
ini sangatlah kontekstual terhadap ruang, bahkan dapat mengeksplorasi ruang yang tersedia. Maka, wujud dan
makna juga akan ikut berubah ketika karya ditempatkan di ruang yang berbeda, entah itu gedung galeri yang
berbeda, ataupun ruang alam terbuka yang berbeda pula

13. Mendefinisikan konsep penciptaan patung


 Tahap awal, berupa upaya penemuan gagasan atau mencari sumber gagasan dalam tahapan ini merupakan
tahapan mencari inspirasi atau ilham yang terdapat pada lingkungan alam. Mencari inspirasi adalah upaya
seniman untuk mendapat ide-ide baru.
 Tahap menyempurnakan, mengembangkan, dan memantapkan gagasan awal. Dalam tahap ini artinya
mengembangkan menjadi gambaran pravisual yang nantinya dimungkinkan untuk diberi bentuk atau wujudnya.
Jadi, pada tahap ini merupakan penyempurnaan gagasan awal, sehingga nantinya proses pembuatan karya seni
dapat dengan mudah divisualisasikan yang berupa rancangan atau desain.
 Tahapan visualisasi ke dalam medium. Pada tahap ini seniman lebih berperan aktif dan kreatif dalam mencari
inspirasi, penyempurnaan gagasan, dan sampai visualisasi ke dalam medium penuangan konsep atau bentuk
desain ke dalam medium, mempermudah seniman dalam membuat dan menghasilkan sebuah karya seni.
Pemilihan medium juga harus diperhatikan dengan baik karena sangat berpengaruh dalam proses penciptaan.
Pembuatan patung dapat dibuat dengan menggunakan teknik memahat, membentuk, mencetak dan memadukan
media. Pada umumnya patung dibuat dari kayu, batu atau benda keras lainnya yang dipahat sedemikian rupa
sehingga menghasilkan bentuk menyerupai binatang, manusia maupun bentuk lainnya.

14. Menerapkan karya patung berdasarkan jenis dan nilai estetisnya


Jenis karya seni patung
1) Berdasarkan bentuk
a. Figuratif adalah bentuk patung yang dibuat dengan meniru bentuk secara alamiah atau sesuai dengan aslinya.
Misalnya manusia, hewan, maupun tumbuhan.
b. Nonfiguratif adalah bentuk patung yang dibuat berbeda dengan bentuk aslinya, biasanya menampilkan garis-
garis melintang dan memanjang, lubang, lekukan, dll.
2) Berdasarkan jenis
a. Zonde bosse adalah bentuk patung yang berdiri sendiri dan terlepas dari kanan kirinya. Patung ini tidak
menempel pada salah satu sisinya.
b. Relief adalah bentuk patung yang menempel pada permukaan dinding, biasanya menggambarkan adegan dari
sebuah cerita.
3) Berdasarkan fungsi
a. Patung religi adalah patung yang dibuat dengan tujuan sebagai sarana beribadah.
b. Patung monumen adalah patung yang dibuat untuk memperingati atau mengenang peristiwa bersejarah atau
jasa seorang pahlawan.
c. Patung arsitektur adalah patung yang dibuat untuk menunjang dalam konstruksi bangunan dan bernilai
estetika atau keindahan.
d. Patung dekorasi adalah patung yang dibuat untuk menghias suatu bangunan atau tempat sehingga
memberikan kesan tertentu.
e. Patung seni adalah patuang yang dibuat sebagai karya seni murni untuk estetika yang hanya dinikmati
keindahan bentuknya.
f. Patung kerajinan adalah patung yang biasanya dibuat untuk dijual oleh para pengrajin.
4) Berdasarkan corak
a. Corak imitatif (realis / representatif) adalah tiruan dari bentuk alam atau makhluk hidup. Perwujudan patung
corak ini berdasarkan fisio plastik atau bentuk fisik baik anatomi, proporsi, maupun gerak.
b. Corak deformatif, bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam diubah menjadi bentuk baru berdasarkan
imajinasi pematung.
c. Corak nonfiguratif (abstrak), sudah banyak meninggalkan bentuk-bentuk alam dalam perwujudannya corak ini
dipengaruhi oleh aliran konstruksi.
5) Berdasarkan bahan
a. Bahan lunak, material yang digunakan empuk dan mudah dibentuk. Misalnya tanah liat, plastisin, dll.
b. Bahan sedang, material yang tidak lunak namun juga tidak keras. Misalnya kayu waru, kayu sengan, kayu
randu dan kayu mahoni.
c. Bahan keras, material dapat berupa kayu atau batuan. Misalnya kayu jati, kayu ulin, granit, andesit atau
marmer.
d. Bahan-bahan lain misalnya dari semen, pasirm kuningan, perunggu, emas, dll.

Nilai estetika patung


Berdasarkan sifat
a. Obyektif : keindahan tampak kasat mata
Meliputi : komposisi, perpaduan warna, penempatan obyek, kesatuan, dan keselarasan
b. Subyektif : keindahan yang diserap oleh mata tiapa individu
Berdasarkan aspek
a. Absolutisme : pembakuan suara / pengakuan mengenai keindahan. Karya yang tidak mencakup pengakuan
tersebut tidak mempunyai nilai
b. Anarki : penilaian kepada masing masing pribadi secara murni, subjektif dan penuh tanggung jawab
c. Relativisme : pembakuan tentang estetika tetap tidak mutlak

15. Menentukan nilai estetis patung figuratif


Patung figuratif merupakan bentuk patung yang dibuat dengan meniru bentuk-bentuk secara alamiah, seperti :
manusia, hewan atau tumbuhan.
Nilai estetis pada karya seni rupa tiga dimensi
a) Bersifat objektif, memandang keindahan karya seni berdasarkan pada karya itu sendiri dengan cara kasat mata.
Keindahan suatu karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang sesuai, dan
penempatan objek yang membentuk kesatuan.
b) Bersifat subjektif, tidak hanya berdasar pada keindahan secara visual namun ditentukan oleh selera orang yang
melihatnya.
Estetika dapat dipandang dari berbagai aspek antara lain
a) Absolutisme, pengakuan mengenai keindahan suatu karya. Apabila suatu karya tidak mempunyai syarat, maka
karya itutidak memiliki nilai.
b) Anarki, penilaian pribadi secara murni, subjektif, dan tidak perlu tanggung jawab.
c) Relativisme, objektif dalam pemikiran karena karya berasal dari keinginan dan motivasi.

16. Menentukan tema karya seni tiga dimensi instalasi


Seni instalasi adalah karya seni yang dibuat dengan menyusun, merakit, dan memasangkan di berbagai media seni,
salah satunya di tiga dimensi sehingga membentuk kesatuan.
Seni Instlalasi merupakan bagian dari seni Rupa modern sehingga dalam penciptaan seni Instalasi sangat
didasarkan pada kebebasan dalam berkarya.
Tema karya yang sering diangkat dalam penciptaan karya Instalasi kebanyakan bertemakan tentang
kemasyarakatan ( banyak berkonotasi pada nilai negative ), misal tentang ketimpangan, kemelaratan/kemiskinan,
kemarahan, protes dst

17. Menentukan konsep, unsur, bahan, dan teknik pembuatan berdasarkan jenis patung
a. Unsur
1) Garis, pertemuan dari satu titik ke titik yang lain. Garis merupakan unsur visual yang paling penting dan
berfungsi sebagai pembatas, pemberi kesan dimensi dan tekstur.
2) Warna, kualitas rupa yang membedakan kedua objek atau bentuk yang identik raut, ukuran dan nilai gelap
terangnya.
3) Tekstur, menunjukkan rasa permukaan bahan yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk
mencapai bentuk rupa untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang (halus, licin, polos, kasap,
mengkilap, berkerut, dll)
4) Raut, suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi garis dan dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau
oleh gelap terang arsiran karena adanya tekstur agar bidang bisa terlihat lebih bervolume atau bermassa.
5) Bentuk, wujud fisik yang dapat dilihat (berkaitan dengan elemen sains).
6) Ruang, unsur atau daerah yang mengelilingi sosok bentuk.
7) Volume, ruang yang dibatasi dengan bidang.
8) Gelap terang, bayangan yang berasal dari sinar matahari yang dapat mempengaruhi bentuk karya seni.
b. Bahan
1) Bahan lunak : tanah liat, lilin, clay, sabun
2) Bahan sedang : kayu randu, kayu mahoni, kayu waru
3) Bahan keras : batu marmer, granit, andesit, kayujati, kayu ulin, kayu sonokelina
4) Bahan cor : semen, pasir, gips logam, emas, timah
c. Teknik pembuatan
1) Teknik butsir, mengurangi bahan lunak (tanah liat, gips malam dll) hingga tercipta patung.
2) Teknik pahat, mengurangi bahan keras dengan alat pahat.
3) Teknik las, menggabungkan bahan ke bahan lain untuk mendapat bentuk yang diinginkan.
4) Teknik cor, membuat cetakan terlebih dahulu lalu bahan adonan dituang pada cetakan.
5) Teknik cetak, bahan lunak atau sedang dijepit menggunakan cetakan bivalve yang memiliki 2 sisi simetris
seperti kerang.

18. Menentukan media dan teknik pembuatan karya tiga dimensi instalasi
Semua benda bisa dipakai sebagai media seni Instalasi. Teknik tergantung media yang ada. Contoh misal banyak
balok-balok tekniknya menyusun. Jika banyak benang tali, tekniknya merakit agar membentuk satu kesatuan
a. Teknik pembuatan karya tiga dimensi instalasi yaitu teknik asemblasi atau assemblage. Asemblasi atau
asemblage adalah teknik yang memodifikasi atau menggabungkan berbagai objek untuk membuat kesatuan baru
yang berbentuk seperti patung
b. Media pembuatan karya tiga dimensi instalasi
Alat : kuas, gergaji, kayu, pisau, parang, tang, gunting
Bahan : kayu, bambu, sterofoam, kawat, paku, lem, kertas, semen, cat, dan patung

19. Menganalisis konsep pembuatan seni rupa tiga dimensi instalasi


Seni instalasi dapat dibuat dalam konsep memasang, menyatukan, dan mengkonstruksi. Berbagi media seni baik
dua maupun tiga dimensi sehingga membentuk kesatuan realitas dan makna baru.

20. Menafsirkan Karya Patung berdasarkan jenis,tema, fungsi, dan nilai estetisnya
Teknik membuat patung :
a. Teknik butsir
Butsir merupakan salah satu teknik pembuatan patung dengan cara mengurangi bahan lunak seperti tanah
liat,gips malam dan bahan yang berstruktur lunak lainnya sehingga tercipta karya patung yang memiliki nilai
estetika.
b. Teknik modeling
Modeling merupakan teknik dalam membuat patung dengan cara membuat model terlebih dahulu dan setelah itu
dibentuk patung sebenarnya.
c. Teknik cor
Teknik ini biasanya digunakan pada proses pembuatan patung dengan bahan dasar logam. Pembuatan diawali
dengan memanaskan logam hingga mencair kemudian dituangkan dalam cetakan patung yang telah dibentuk
rupa patungnya.
d. Teknik merakit
Teknik ini hampir mirip dengan permainan puzzle, yaitu dengan cara merakit bahan dasar patung kemudian
merangkainya
e. Teknik membentuk
Teknik ini merupakan teknik pembuatan patung dengan cara membentuk patung secara bertahap sehingga
tercipta patung yang diinginkan. Dalam teknik ini lebih membutuhkan ketelitian dari senimannya. Tetapi kualitas
patung yang diperoleh biasanya lebih bagus karena menggunakan perasaan atau feeling dalam membentuknya.
f. Teknik pahat
Teknik pahat biasanya dilakukan pada proses pembuatan patung dengan bahan dasar keras seperti kayu, tulang,
batu ganit, batu granit dan bahan dasar yang berstruktur keras lainnya dengan cara mengurangi bagian-bagian
tertentu pada bahan dasar hingga membentuk patung yang diinginkan

Berdasarkan jenis :
a. Zonde bosse adalah bentuk patung yang berdiri sendiri dan terlepas dari kanan kirinya. Patung ini tidak
menempel pada salah satu sisinya.
b. Relief adalah bentuk patung yang menempel pada permukaan dinding, biasanya menggambarkan adegan dari
sebuah cerita.

Berdasarkan fungsi:
a. Patung religi adalah patung yang dibuat dengan tujuan sebagai sarana beribadah.
b. Patung monumen adalah patung yang dibuat untuk memperingati atau mengenang peristiwa bersejarah atau
jasa seorang pahlawan.
c. Patung arsitektur adalah patung yang dibuat untuk menunjang dalam konstruksi bangunan dan bernilai estetika
atau keindahan.
d. Patung dekorasi adalah patung yang dibuat untuk menghias suatu bangunan atau tempat sehingga
memberikan kesan tertentu.
e. Patung seni adalah patuang yang dibuat sebagai karya seni murni untuk estetika yang hanya dinikmati
keindahan bentuknya.
f. Patung kerajinan adalah patung yang biasanya dibuat untuk dijual oleh para pengrajin.

21. Teknik pembuatan karya keramik berdasarkan media dan fungsinya


1) Teknik pijit tekan (pinch). Tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola hingga menjadi bentuk yang diinginkan dengan
jari-jari tangan. Fungsinya untuk memudahkan membentuk sesuai dengan yang diinginkan, biasa digunakan
untuk pembuatan vas bunga juga.
2) Teknik pilin (coil). Teknik pembentukan badan keramik secara manual. Caranya tanah liat digulung hingga
membentuk pilinan dan lilitkan diatas lempengan dan rapikan dengan butsir. Fungsinya untuk membentuk adonan
menjadi seperti cacing, teknik ini dapat digunakan sebagai teknik membuat mainan.
3) Teknik lempengan (slab). Membentuk lempengan menggunakan rol. Fungsinya untuk membuat karya keramik
yang berbentuk persegi atau silinder
4) Teknik cetak. Memasukkan tanah ke dalam cetakan gips. Adapula cetak basah atau cair dengan teknik cor dan
cetak padat dengan teknik press. Fungsinya memproduksi keramik dengan jumlah banyak dan dengan waktu
yang relatif singkat serta ukuran yang sama.

Berdasarkan fungsinya :
a) Karya keramik terapan, adalah kelompok karya keramik yang lebih mengedapankan fungsi dari keramik itu
sendiri. Misal : Tegel, peralatan dapur, vas bunga, benda-2 keramik yg difungsukan sebagai wadah dst
b) Karya keramik murni, adalah kelompok karya keramik yang diciptakan oleh para seniman yang dijadikan sebagai
media berekspresi

22. Menanggapi karya patung berdasarkan konsep, jenis, tema, fungsi, nilai estetisnya
( Lihat uraian pada No 20 )

23. Menafsirkan karya keramik yang dibuat dengan berbagai media dan teknik
a. Teknik pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual. Caranya tanah liat dipijit
tekan dari bentuk bola ke bentuk yang diinginkan menggunakan jari-jari.
b. Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual. Caranya tanah liat digulung hingga
terbentuk pilinan tanah.
c. Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual dengan membentuk
lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan untuk membuat karya keramik yang berbentuk persegi dan
silinder.
d. Teknik cetak adalah teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk memproduksi produk
kerajinan keramik dalam jumlah banyak dan waktu relatif singkat, dengan bentuk dan ukuran sama pula. Teknik
cetak meliputi cetak padat dengan teknik press atau tekan dan cetak basah atau cair dengan teknik cair.
e. Teknik putar adalah teknik pembentukan badan keramik dengan menggunakan alat putar kaki (kick wheel) dapat
menghasilkan banyak bentuk dan simetris.

24. Langkah-langkah dalam perencanaan pameran seni rupa


a. Menyusun kepanitiaan penyelenggara pameran
b. Menentukan tema pameran
c. Menentukan jenis pameran
d. Menentukan tujuan pameran
e. Menentukan tanggal dan tempat pelaksanaan pameran
f. Pendataan kebutuhan Sarpras kelengkapan Pameran
g. Merencanakan anggaran dan sumbernya

25. Mengklasifikasikan pelaksanaan pameran seni rupa berdasarkan jenisnya


Pameran seni rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh para seniman baik itu personal maupun komunitas untuk
memberikan ide ataupun inspirasi kepada masyarakat memakai sarana seni rupa sehingga pameran berhasil
menjadi perangkat komunikasi antara seniman dengan sang apresiator.
Jenis pameran seni rupa
a. Pameran menurut jumlah pesertanya
1) Pameran tunggal ialah pameran seni rupa yang hanya dilaksanakan secara personal.
2) Pameran kelompok ialah pameran seni rupa yang dilaksanakan untuk beberapa budayawan.
b. Pameran menurut sifatnya
1) Pameran insidental ialah pameran seni rupa yang dilaksanakan menurut periodik yang dirancangkan atas
kepentingan yang ada.
2) Pameran rutin ialah pameran seni rupa yang dilaksanakan pada tahap tertentu menurut konsisten dan
berkepanjangan.
3) Pameran permanen ialah pameran seni rupa yang dilaksanakan secara terekspos, konsisten dan
berkelanjutan.
c. Pameran menurut ragam yang digelar
1) Pameran homogen ialah pameran seni rupa yang menampilkan satu jenis karya seni rupa yang sejenis.
2) Pameran heterogen ialah pameran seni rupa yang menampilkan beraneka ragam jenis karya seni rupa.
d. Pameran menurut tempat berlangsungnya
1) Pameran terbuka ialah pameran seni rupa yang aktif diluar ruangan secara terbuka.
2) Pameran tertutup ialah pameran seni rupa yang aktif didalam ruangan suatu gedung.
3) Pameran bergerak ialah pameran seni rupa yang dilaksanakan memakai media bergerak, misalnya
kendaraan.
e. Pameran menurut jenis dimensi
1) Pameran karya seni rupa dua dimensi, pameran yang hanya mempersembahkan karya seni rupa pada bagian
datar (gambar, lukisan, dan seni grafis).
2) Pameran karya seni rupa tiga dimensi, pameran yang hanya mempersembahkan karya seni rupa yang
mempunyai bagian ataupun cita ruang yang kenyataannya ialah mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi.

26. Menjelaskan fungsi pameran di sekolah


a. Meningkatkan kepercayaan diri siswa tentang kemampuannya dalam berkarya seni
b. Menghargai hasil karya siswa/ orang lain
c. Mengenali potensi seni siswa dalam bidang Seni
d. Mengasah jiwa seni dan wirausaha
e. Melatih siswa dalam kebersamaan
f. Memberikan pengalaman pada siswa dalam penyelenggaraan suatu even

27. Menyimpulkan urutan agenda pameran seni rupa


a. Merencanakan kegiatan pameran
b. Pengorganisasian Karya dan pencipta karya
c. Penggalian dana
d. Persiapan pelaksanaan pameran
e. Pembukaan/ Pelaksanaan Pameran
f. Penutupan
g. Evaluasi kegiatan
h. Pelaporan

28. Menyimpulkan fungsi pameran sekolah


a. Fungsi apresiasi diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai karya seni. Melalui kegiatan pameran
ini diharapkan dapat menimbulkan sikap menghargai terhadap karya seni.
b. Fungsi edukasi, kegiatan pameran karya seni di sekolah memberikan nilai-niai ajaran misalnya nilai keindahan,
nilai sejarah, nilai budaya, dan sebagainya.
c. Fungsi rekreasi, kegiatan pameran memberikan rasa senang sehingga dapat memberi nilai psikis dan spiritual
terutama hiburan.
d. Fungsi prestasi dimaksudkan bahwa dengan kegiatan pameran di sekolah dapat diketahui siswa yang berbakat
dalam bidang seni. Hal ini bisa disaksikan dari bentuk-bentuk kreasi yang ditampilkan oleh para siswa.

29. Menentukan job deskripsi dalam kepanitiaan seni rupa


1) Ketua panitia merupakan pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertugas sebagai penanggung jawab
terhadap kelancaran pameran.
2) Wakil ketua secara umum tugas wakil ketua adalah sebagai pendamping ketua, bertanggung jawab atas
kepengurusan berbagai hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi juga mengganti ketua apabila berhalangan.
3) Sekretaris. Tugas umum sekretaris adalah menulis seluruh kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran.
Selain itu, sekretaris juga bertugas untuk membuat surat-surat pemberitahuan dan surat izin jika pameran di luar
sekolah.
4) Bendahara bertanggung jawab penuh atas penggunaan, penyimpanan, dan penerimaan uang dana yang masuk
sebagai biaya penyelenggaraan pameran.
5) Seksi-seksi dibentuk dalam rangka membantu tugas dan menyukseskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Seksi-seksi dalam suatu acara pameran antara lain
a. Seksi kesekretariatan : membantu sekretaris dalam pekerjaan keadministrasian
b. Seksi sponsor : membantu dalam penngalian dana
c. Seksi publikasi dan dokumentasi : juru penerang kepada umum berbagai media
d. Seksi dekorasi dan tata ruang : mengatur tata ruang pameran
e. Seksi stand : menjaga pameran, mengatur pengunjung mulai masuk sampai keluar
f. Seksi pengumpulan : mengumpulkan seluruh karya seni dan menyeleksi karya yang sesuai tema
g. Seksi perlengkapan : mengatur berbagai perlengkapan yang digunakan dalam pameran
h. Seksi keamanan : menjaga ketertiban
i. Seksi konsumsi : menyediakan dan mengatur konsumsi
j. Seksi kegiatan : mengatur jadwal berlangsungnya acara.
k. Seksi humas : mengurus segala perizinan dengan pihak tekait yang diminta bantuan dalam acara

30. Mengurutkan format penulisan laporan pameran


Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
Bab II Isi
A. Jenis Kegiatan
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
C. Kepanitiaan
D. Pelaksanaan Pameran
E. Pengunjung
F. Hasil Kegiatan
G. Laporan Keuangan
H. Kesimpulan dan Saran
Bab III Penutup
Bab IV Lampiran ( yang berisikan tentang surat-2, data dan dokumentasi kegiatan )

31. Menafsirkan unsur display dalam pameran seni rupa


Yaitu menjelaskan tentang cara penataan dan penempatan karya seni rupa yang sesuai dalam sebuah ruangan
pameran. Dalam penataan karya di pameran dilakukan atas dasar pertimbangan berdasarkan jenis, ukuran dan
tinggi rendah pemasangan. Selain itu, penataan karya seni rupa juga hendaknya mempertimbangkan rasa aman dan
nyaman bagi pengunjung. Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam penataan karya seni pameran seni adalah
aspek pencahayaan secara khusus yaitu pencahayaan terhadap karya seni rupa dapat dikelompokkan ke dalam
pencahayaan secara khusus yaitu pencahayaan terhadap karya dengan menggunakan lampu spot-light. Sebaiknya
penataan lampu tidak terlalu jauh dengan karya atau terlalu dekat dengan karya. Lampu spot-light adalah lampu
yang hanya menerangi satu karya. Dalam karya dua dimensi harus dipasang di sketsel atau papan panil. Jika tidak
ada bisa dipasang pada dinding. Sedangkan karya tiga dimensi harus dipasang di level. Jika tidak ada maka bisa
memanfaatkan meja untuk meletakkan karya. Karya kerajinan tangan harus diletakkan pada meja khusus dengan
deretan khusus karya seni kriya.
Jenis-2 Display :
a. Display untuk karya 2 Dimensi, seperti sketse, panel, dsb
b. Display untuk karya 3 Dimensi, seperti meja display, kotak display, dsb

32. Unsur-unsur pameran seni rupa


1) Unsur karya seni
Karya seni menjadi hal penting pertama yang harus dipertimbangkan dan dipersiapkan dengan sangat matang.
Karya seni yang dapat ditampilkan dapat berupa karya seni dua dimensi ataupun tiga dimensi seperti lukisan,
patung, karya fotografi, kaligrafi, dll. Semakin banyak karya seni yang ditampilkam semakin beragam nilai yang
dapat diambil oleh pengunjung dalam sebuah pameran. Namun, jumlah karya seni yang dipertontonkan harus
disesuaikan dengan tempat dan ruang yang ada sehingga tidak merusak estetika.
2) Unsur tempat
Sebuah karya seni yang berarti objek, tempat atau ruang juga merupakan unsur yang paling penting. Tempat
atau ruang yang disediakan untuk sebuah pameran haruslah mempertimbangkan jenis karya seni rupa yang
ditampilkan. Karya seni rupa seperti lukisan atau karya fotografi sebaiknya dilaksanakan di dalam ruangan karena
bisa saja terjadi hujan atau hal lain yang merusak karya. Sedangkan untuk karya seni seperti kerajinan dari batu,
semen, kayu atau logam dapat dilaksanakan diluar atau didalam ruangan tetapi harus mempertimbangkan unsur
keamanan karya.
3) Unsur penyelenggara
Pameran tidak akan terselenggara jika tidak adanya pihak penyelenggara yaitu sekelompok orang yang mengatur
dan bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan selama pameran. Penyelenggara pameran menjadi
penyambung lidah antara seniman dan pengunjung atau apresiator khususnya jika karya seni diminati untuk
dibeli.
4) Unsur Display
Pemilihan dan pengaturan display sangat penting untuk diperhatikan karena berkaitan dengan kenyamanan
pengunjung
5) Unsur pengunjung
Pengunjung merupakan salah satu unsur yang penting. Maka dari itu, pihak penyelenggara selalu berusaha
sekuat tenaga untuk mengadakan pameran yang dapat memuaskan pengunjung. Tidak jarang penyelenggara
menambahkan acara talkshow bersama seniman ataupun penampilan dari band dalam sebuah pameran untuk
memeriahkan acara.
6) Unsur peralatan
Dalam sebuah pameran, karya seni rupa haruslah di display dengan sangat menarik dan menonjolkan estetika
dan keindahan dari karya seni tersebut. Tentunya hal tersebut harus ditunjang dengan peralatan yang memadai
seperti lightning, etalase, partisi.

33. Menerapkan teknik mendisplay karya dalam pameran seni rupa


1) Penempatan karya seni rupa hendaknya mempertimbangkan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung
2) Karya dua dimensi dapat dipajang pada sketsel (panil) atau dinding
3) Karya tiga dimensi diletakkan di atas meja, bila ukurannya terlalu besar dapat diletakkan di lantai
4) Penataan lampu diatur agar karya yang dipajang dapat terlihat jelas dan menarik
5) Mempertimbangkan sudut pandang pengunjung agar pengunjung merasa nyaman

34. Menyimpulkan manfaat pengaturan alur atau denah ruang pameran seni rupa
Agar dapat mempertimbangkan arus pengunjung, pengunjung dapat melihat karya segara merata, tidak terjadi
berdesakan diantara pengunjung,pemgaturan jarak dan tingi rendah pandangan terhadap karya dua dimensi dan tiga
dimensi dan penataan pencahayaan.

35. Menentukan konsep dalam kritik seni


Cara mengkritik seni rupa
1) Deskripsi adalah suatu proses penggambaran atau pelukisan dengan kata-kata apa saja yang tersaji dalam karya
seni rupa yang ditampilkan.
2) Analisis formal adalah tahap dimana percobaan mengenai penjelasan objek yang dikritik dengan dukungan
beberapa data yang tepat secara visual.
3) Interpretasi adalah proses menafsirkan hal-hal yang terkandung di balik sebuah karya dan menafsirkan makna,
pesan atau nilai yang dikandungnya.
4) Tahap penilaian seni dapat dilihat pada tingkat keberhasilan suatu karya seni dalam menyampaikan pesan yang
sesuai dengan keinginan penciptanya.

36. Jenis kritik seni rupa


1) Kritik jurnalistik (journalistic critism). Tipe kritik ini ditulis untuk parapembaca surat kabar dan majalah atau
disampaikan secara terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia
kesenian. Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran, pementasan,
konser, atau jenis pertunjukan lain.
2) Kritik pendidikan (pendagogical critism). Tipe kritik ini diterpakan dalam kegiatan proses belajar mengajar di
lembaga pendidikan kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian. Tujuannya terutama
mengembangkan bakat dan potensi artistik-estetik peserta didik agar mempunyai kemampuan mengenali bakat
dan potensinya.
3) Kritik ilmiah (scholarly critism). Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas,
mendalam, dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical judgement.
Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap dikoreksi oleh siapa saja demi
penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.
4) Kritik populer (populer critism). Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik
populer adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli, terutama di lihat
dari aspek profesionalisme kritisme seni.

37. Tema karya seni rupa dalam kritik seni


1) Manusia dan dirinya sendiri. Dirinya sendiri dapat dijadikan objek perwujudan uangkap cita rasa keindahan.
Cotoh pelukis ekspresionis nusantara affandi menjadi dirinya sebagai objek lukisan dengan judul potret diri.
2) Hubungan manusia dengan manusia lain. Manusia dalam mengekspresikan cita rasa keindahan orang-orang
sekitar sebagai objek lukisan. Contoh istrinya, anak, orang tua, saudara, dll.
3) Hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Alam yang ada disekitar kita juga dapat dijadikan objek karya seni
rupa.
4) Hubungan manusia dengan kegiatannya. Hubungan manusia dengan kegiatannya sehari-hari selalu melakukan
aktifitas atau kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
5) Manusia dengan alam benda. Alam benda yang dijadikan objek karya seni rupa bermacam-macam.
6) Manusia dengan alam khayal. Di alam pikiran manusia sering muncul gagasan-gagasan, imajinasi atau khayalan.
Bahkan khayalan yang ada dalam benak kita sering muncul dalam mimpi. Untuk mewujudkan khayalan itu
manusia mengekspresikan melalui karya seni rupa. Sehingga kita sering melihat karya seni rupa yang
menampilkan alam yang tidak kita jumpai.

38. Konsep kritik seni rupa


Konsep kritik seni rupa adalah menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya.
Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama untuk
menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Kritik seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi
terhadap suatu karya, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus terutama sangat mempengaruhi
persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (harga
jual).

39. Fungsi kritik karya seni rupa


Fungsi utama dari kritik seni adalah menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa antara seniman, karya,
dan penikmat seni.
Kritik dengan gaya bahasa tulisan maupun lisan berusaha melakukan analisa, mengupas, dan diharapkan bisa
memudahkan seniman dan penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni.
Fungsi lain ialah menjadi dua mata panah yang saling dibutuhkan, baik oleh seniman maupun penikmat. Seniman
membutuhkan mata panah tajam untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun
kekurangan. Seniman memerlukan umpan-balik guna merefleksi komunikasi-ekspresifnya, sehingga nilai dan
apresiasi tergambar dalam realita harapan idealismenya.

40. Kritik karya seni rupa sesuai jenisnya


a. Kritik jurnalistik (journalistic critism). Tipe kritik ini ditulis untuk parapembaca surat kabar dan majalah atau
disampaikan secara terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia
kesenian. Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran, pementasan,
konser, atau jenis pertunjukan lain.
b. Kritik pendidikan (pendagogical critism). Tipe kritik ini diterpakan dalam kegiatan proses belajar mengajar di
lembaga pendidikan kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian. Tujuannya terutama
mengembangkan bakat dan potensi artistik-estetik peserta didik agar mempunyai kemampuan mengenali bakat
dan potensinya.
c. Kritik ilmiah (scholarly critism). Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas,
mendalam, dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical judgement.
Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap dikoreksi oleh siapa saja demi
penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.
d. Kritik populer (populer critism). Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik
populer adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli, terutama di lihat
dari aspek profesionalisme kritisme seni.
41. Menuliskan kritik seni rupa
a. Deskripsi : untuk memperhatikan, menemukan berbagai unsur terkecil seni rupa
b. Analisis formal : untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur
pembentuknya
c. Interpretasi : penafsiran makna / isi sebuah karya seni meliputi tema, simbol dan tanda yang dimunculkan pada
karya seni
d. Evaluasi atau penilaian : untuk menentukan kualitas suatu karya seni

42. Menafsirkan nilai estetis karya seni rupa


Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis sebuah karya seni rupa
terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan unsur-unsur rupanya. Nilai estetis dapat juga
bersifat subjektif sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya dimana
seseorang tinggal dapat menyebabkan nilai estetis sebauh karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang
yang lainnya.

Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya
keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi baik,
perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam
menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.

Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh
mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sebagai contoh saat
melihat sebuah karya seni lukis, seseorang dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya itu.
Sehingga orang tersebut merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya itu dan merasa senang untuk terus
melihatnya bahkan ingin memilikinya. walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada karya tersebut. Perbedaan
inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.
Karya seni yang memiliki nilai estetika adalah karya seni yang mengedepankan nilai keindahan dan dapat
menggerakkan perasaan seseorang setelah berinteraksi dengan karya tersebut. Contoh lukisan, karya musik
orkestra, tari saman.

43. Prosedur pembuatan kritik karya seni rupa


Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya
seni.
Fungsi kritik seni yaitu untuk menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa antara seni, karya, dan penikmat
seni.
Prosedur pembuatan kritik seni
1) Deskripsi yaitu tahapan kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa
adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan
baik tentunya harus mengetahui istilah-istilah yang umum digunakan dalam dunia seni rupa.
2) Analisis formal yaitu tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur
formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip
penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
3) Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna suatu karya seni mencakup tema yang digarap. Simbol yang
dihadirkan dan masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini bersifat sangat terbuka, dipengaruhi sudut pandang
dan wawasan pemberi kritiknya.
4) Evaluasi atau penilaian yaitu tahapan kritik untuk menentukan kualitas karya seni jika dibandingkan dengan karya
lain yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan terhadap berbagai aspek terkait dengan karya tersebut baik aspek
formal maupun aspek konteks
Langkah-langkah mengevaluasi atau menilai secara kritis
a. Mengaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis.
b. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah.
c. Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan menyimpang dari yang telah ada sebelumnya.
d. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dari segi pandang tertentu yang
melatarbelakanginya.

44. Menganalisis karakteristik karya seni rupa salah satu tokoh pelukis Indonesia
Tokoh pelukis Indonesia
1) Affandi (Aliran ekspresionisme)
Beliau melukis dengan menumpahkan cat- cat bercorak ke dalam kanvas, bila kita lihat sekilas, melukis dengan
menumpahkan cat-cata di atas kanvas? Memang terlihat ribet dan mubayir bukan? Bahkan tidak segan-segan
kita berikan kesan amburadul.
Ya amburadul, itu kalau kita, tapi tidak dengan Bapak Affandi. Beliau akan menggosok motif cat tersebut dengan
jarinya sampai sesi finishing dengan hasil yang mempesona.
Affandi digadang-gadang sebagai pelukis Indonesia yang paling terkenal di kancah dunia, berkat gaya
ekspresionisnya dan romantisme yang khas. Pada tahun 1950-an ia banyak mengadakan pameran tunggal di
Amerika Serikat, Inggris, India dan Eropa.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dan rendah hati. Pernah pada suatu ketika, kritisi lukisan dari
Barat menanyakan apa gerangan aliran-aliran lukisannya. Tanpa disangka ia malah balik bertanya dan meminta
kritikus Barat tersebut untuk menjelaskan perihal aliran-aliran yang ada dalam lukisan.
Ciri-cirinya lebih mengungkapkan jenis emosi, emosi bahagia seseorang, ungkapan isi hati atau imajinasi
seseorang, goresan-goresannya spontan, saat melukis kebanyakan tanpa menggunakan kuas, sering
menjadikan orang sebagai objek lukisannya.
2) Basuki Abdullah (Aliran naturalisme atau realisme)
Ciri-cirinya sering melukis objek binatang dan manusia, lebih mengutamakan kemiripan objek.
Beliau ialah salah satu pelukis Indonesia yang mengharumkan nama bangsa, sebab pada 6 September 1948,
sewaktu penobatan Ratu Yuliana di Belanda Basuki sukses mengalahkan 87 pelukis kaliber internasional dalam
suatu sayembara yang diadakan di Amsterdam.
3) Sujojono
Ciri-cirinya memiliki karakter goresan ekspresif dan bertekstur goresan dan sapuan bagai dituang ke kanvas,
lukisan banyak bertema perjuangan, dan setelah kemerdekaan banyak bertema pemandangan alam dan aktivitas
kehidupan.
4) Abdullah Suriosubroto
Abdullah Suriosubroto kerap menjadi perbincangan melalui karya- karya lukis pemandangan alam yang Baliau
lukis menggunakan cat minyaknya dengan jarak jauh dan berarogan romantic.
5) Agus Djaja
Agus Djaja memiliki karakteristik khas dengan corak biru serta merah yang terkesan dengan nuansa magis. Dia
pun kerap menuangkan objek wayang dalam tiap karyanya.
6) RADEN SALEH ( Semarang 1807 – 1880 )
Tokoh-tokoh Seni Lukis IndonesiaSalah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia pada era sebelum
kemerdekaan, saat Indonesia masih dijajah Belanda. Raden Saleh adalah salah satu Pelukis Maestro Indonesia
yang diakui sebagai Pelukis kelas Dunia. Karya-karya lukisanya adalah saksi sejarah, banyak menceritakan
mengenai situasi pada jaman perjuangan dan kehidupan masyarakat khususnya Jawa. Salah satu karya
lukisanya yang terkenal adalah “Penangkapan Diponegoro”, Raden Saleh juga memperoleh pengahargaan atas
talenta karya seninya, sehingga Beliau memperoleh beasiswa dari pemerintah Belanda untuk Studi di Negara
Belanda dan Negara-negara Eropa lainya. Gaya aliran Lukisan saleh adalah gaya Naturalism, Realism dan
Klasik. Bisa dikatakan bahwa Raden Saleh merupakan pelopor seni rupa modern Indonesia
7) S.Sodjojono
Dia sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, dia juga dikenal sebagai
kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Lukisanya mempunyai karakter Goresan ekspresif dan sedikit bertekstur,
goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas.
Pada periode sebelum kemerdekaan, karya lukisan S.Sudjojono banyak bertema mengenai semangat
perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajahan Belanda, namun setelah jaman kemerdekaan lalu karya
Lukisanya banyak bertema mengenai pemandangan Alam, Bunga, aktifitas kehidupan masayarakat, dan cerita
budaya.
8) Joko Pekik
Perjalanan hidupnya adalah petualangan getir menuju kesuksesan, sebab kasus LEKRA beliau dikucilkan dari
masyarakat, karya-karya lukisanya tidak dihargai hingga pada era reformasi beliau mulai menemukan secercah
harapan. Karya-karyanya mulai diapresiasi oleh para pengamat seni, dan beberapa karya Lukisanya yang
bertema “Celeng” memperoleh apresiasi yang luar biasa dari para pengamat atau para pecinta Lukisan, sehingga
karya Lukisan Joko pekik mulai diburu banyak kolektor dengan harga tinggi. Gaya aliran lukisan karya Joko Pekik
masuk dalam gaya aliran lukisan realisme sosialis.

45. Mengkaji nilai estetis karya seni rupa berdasar jenisnya


a. Nilai objektif adalah nilai estetis atau keindahan seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, komposisi warna
sesuai, penempatan objek yang membentuk kesatuan, dll.
b. Nilai subjektif adalah keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang ditangkap oleh mata secara visual tetapi
ditentukan oleh selera orang yang melihatnya.

Anda mungkin juga menyukai