Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Toddler


Toddler dalam kamus Bahasa Inggris Indonesia berarti anak kecil yang baru
belajar berjalan. Anak usia toddler merupakan masa antara rentang usia 12 sampai
dengan 36 bulan. Masa ini merupakan masa eskplorasi lingkungan yang intensif karena
anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi dan bagaimana mengontrol perilaku
orang lain melalui perilaku negativisme dan keras kepala (Hidayatul, 2015).
Menurut Hartanto (2006) dalam penelitian Dian (2015), Anak usia toddler (1-3
tahun) merujuk konsep periode kritis dan plastisitas yang tinggi dalam proses tumbuh
kembang maka usia satu sampai tiga tahun sering sebagai golden period ( kesempatan
emas) untuk meningkatkan kemampuan setingi tingginya dan plastisitas yang tinggi
adalah pertumbuhan sel otak cepat dalam kurun waktu singkat, peka terhadap stimulasi
dan pengalaman fleksibel mengambil alih fungsi sel sekitarnya dengan membentuk sinap-
sinap serta sangat mempengaruhi periode tumbuh kembang selanjutnya.

2.2 Pengertian Sehat Jiwa


1. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang
tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan World Health Organization (WHO,
2015) 

2. Jiwa
Jiwa adalah unsur manusia yg bersifat non-materi, tapi fungsi dan penerapannya
sangat terkait pada materi.

3. Sehat Jiwa
Menurut Para Ahli
Karl meningger :
“Orang yang mampu menyesuaikan diri pada lingkungan, berintegrasi dan
berinteraksi dengan baik, tepat dan bahagia”
Michael kirk :
“Orang yang bebas dari gejala gangguan psikis, serta dapat berfungsi optimal sesuai
apa yang ada padanya”
Clausen :
“Orang yang dapat mencegah gangguan mental akibat beberapa stresor, serta di
pengaruhi oleh besar kecilnya stresor, intensitas, makna, budaya,kepercayaan,
agama”
2.3 Keriterias Sehat Jiwa
Menurut WHO
1. Menyesuaikan diri pada kenyataan
2. Bebas dari ketegangan dan kecemasan
3. Lebih puas untuk memberi dari pada menerima
4. Puas dengan usaha atau perjuangan hudupnya
5. Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
6. Punya daya kasih sayang yang besar
7. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran di kemudian hari
8. Berinteraksi dengan orang lain

2.4 Faktor Yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Toddler


1. Faktor genetic
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetik di
antaranya jenis kelamin, ras (suku bangsa), dan faktor bawaan yang sifatnya
patologik (penyakit tertentu). Potensi genetik yang baik, bila berinteraksi dengan
lingkungan yang positif, akan membuahkan hasil perkembangan yang optimal.

2. Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal si kecil akan memengaruhi kecepatan dan kualitas
tumbuh kembangnya. Contoh lingkungan fisik yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak yaitu:
a. Cuaca
Cuaca yang ekstrem dan bencana alam dapat berdampak terhadap tumbuh
kembang anak. Cuaca yang tidak mendukung dapat berakibat pada
berkurangnya persediaan pangan, timbulnya wabah penyakit, dan lain-lain.
b. Sanitasi
Kebersihan lingkungan turut memengaruhi kualitas kesehatan si kecil.
Bila lingkungan tempat tinggal anak kurang higienis atau rentan terhadap
polusi, bibit penyakit dapat mudah berkembang. Anak yang sering sakit,
misalnya diare, demam berdarah, atau tipus, tentu akan mengalami hambatan
dalam tumbuh kembangnya.
c. Rumah tinggal
Keadaan rumah yang layak, dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak, akan menjamin
kesehatan penghuninya.

3. Nutrisi
Pemberian nutrisi yang memadai, bersama dengan stimulasi, sangatlah penting
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak si kecil. Salah satu nutrisi,
seperti kolin berperan serta dalam proses pembentukan sel saraf otak dan mielinisasi
(pematangan selubung saraf).
2.5 Gangguan Jiwa Yang Lazim Terjadi Pada Toddler
1. Retardasi Mental
2. Gangguan Belajar
3. Gangguan Keterampilan Motorik
4. Gangguan Perkembangan Pervasif
5. Gangguan Defisit Perhatian dan Prilaku Distuktif
6. Gangguan Makan Pada bayi dan Kanak-kanak
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TEORI

1. Pengertian
Perkembangan psikososial pada usia kanak – kanak usia 18 bulan – 3 tahun adalah
proses perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian dengan
cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya. Bila
anak tidak difasilitasi untuk kebutuhannya, seperti selalu dilindungi atau dikendalikan,
maka anak akan merasa ragu – ragu, takut, tidak berani, dan malu untuk melakukan
aktivitasnya sehingga anak akan bergantung pada orang lain. Oleh karena itu orang tua
dan pengasuh penting untuk memahami dan memiliki kemampuan dalam
menstimulasi anak untuk mencapai tugas perkembangannya yaitu kemandirian.

2. Penyebab
Perkembangan psikososial pada usia toddler usia 18 bulan – 3 tahun, adalah proses
perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian dengan cara
memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya.
Bila anak tidak difasilitasi untuk kebutuhannya, seperti terlalu dilindungi atau
dikendalikan, maka anak - anak akan merasa ragu-ragu, takut, tidak berani dan malu
untuk melakukan aktifitasnya sehingga anak akan bergantung pada orang lain. Sebab
itu penting bagi orangtua atau pengasuh untuk memahami dan memiliki kemampuan
dan pengetahuan dalam menstimulasi anak untuk mencapai tugas perkembangannya
yaitu kemandirian.
3. Pohon Masalah

kemandirian

Simulasi tumbang (18


bulan – 3 tahun) optimal

Pengetahuan keluarga yang


efektif
4. Askep
a. Pengkajian
1) Bergaul dan mandiri :
 Mengenal dan mengakui namanya
 Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
 Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api, air,
ketinggian, warna dan bentuk benda)
 Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah misalnya
minum sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
 Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
 Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
 Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar keluarganya.
 Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua.
 Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
 Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
 Mampu menyatakan akan buar air besar dan buang air kecil
2) Motorik kasar
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2
hitungan
3) Motorik halus
Mampu membuat garis lurus
4) Berbicara, berbahasa dan kecerdasan
Mampu menyatakan keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
b. Analisa Data
1) Data Subjektif :
 Klien mengenal dan mengakui namanya
 Klien sering mengatakan : “jangan/tidak/nggak”
 Klien banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api, air,
ketinggian, warna dan bentuk benda)
 Klien mampu menyatakan akan buang air besar dan buang air kecil
2) Data Objektif :
 Klien mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah
misalnya minum sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
 Klien mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
 Klien mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar
keluarganya.
 Klien mau berpisah dengan orangtua hanya sebentar
 Klien menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
 Klien mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
 Klien suka membantah dan tidak menurut perintah

c. Masalah Keperawatan
Potensial mengembangkan kemandirian
d. Intervensi Keperawatan
a. Tujuan :
Untuk anak
1) Mengembangkan rasa kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari –
hari
2) Bekerjasama dan memperlihatkan kelebihan diri diantara orang lain.
Tindakan keperawatan bagi usia toddler
Tugas Tindakan keperawatan
Perkembangan
Perkembangan a. Latih anak-anak melakukan kegiatan secara
yang normal mandiri.
kemandirian b. Puji keberhasilan yang dicapai anak
c. Tidak menggunakan kata yang memerintah tetapi
memberikan alternatif untuk memilih.
d. Hindari suasana yang membuatnya bersikap
negatif (memisahkan dengan orangtuanya,
mengambil mainannya, memerintah untuk
melakukan sesuatu)
e. Tidak menakut-nakuti dengan kata-kata maupun
perbuatan.
f. Berikanan mainan sesuai usianya (boneka, mobil-
mobilan, balon, bola, kertas gambar dan pensil
warna )
g. Saat anak mengamuk (temper tantrum) pastikan ia
aman dari bahaya cedera kemudian tinggalkan,
awasi dari jauh.
h. Beritahu tindakan-tindakan yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, yang baik dan yang buruk dengan
kalimat positif.
Contoh :
 Mau tidak permen Nonik diambil orang?
Kalau begitu Nonik juga tidak boleh
mengambil permen Tono.
 Supaya cantik bila akan pergi Nonik harus
memakai baju yang rapi.
i. Libatkan anak dalam kegiaatan-kegiatan
keagamaan

b. Tujuan
Untuk keluarga
1) Menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan psikososial
2) Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya (kemandirian)
3) Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan
kemandirian anak
4) Merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan kemandirian
anaknya.

Tindakan keperawatan untuk keluarga


Tugas Tindakan Keperawatan
Perkembangan
Perkembangan Informasikan pada keluarga cara yang dapat
yang normal : dilakukan untuk :
Kemandirian a) Memfasilitasi perkembangan psikososial
anaknya.
 Berikan aktivitas bermain yang menggali
rasa ingin tahu anak seperti bermain tanah,
pasir, lilin, membuat mainan kertas,
mencampur warna, menggunakana cat air,
melihat barang/binatang/tanaman/orang
yang menarik perhatiannya dengan tetap
menjaga keamanannya.
 Berikan kebebasan pada anak untuk
melakukan sesuatu yang diinginkan tetapi
tetap memberi batasan. Misalnya
membolehkan anak memanjat dengan syarat
ada yang mendampingi/mengawasi atau
mengajarkan cara agar tidak jatuh
b) Menstimulasi /latihan perkembangannya :
 Melatih anak melompat ke depan dengan
kedua kaki diangkat bersamaan.
 Mengajak anak bermain menumpuk dan
menyusun balok /kubus/ kotak menjadi
“menara”, “jembatan” dan lain-lain.
 Melatih anak memilih dan
mengelompokkan benda menurut jenisnya.
(kancing, kelereng, uang logam dan lain-
lain)
 Melatih anak menghitung jumlah benda
 Melatih anak mencocokan gambar dengan
benda sesungguhnya, bicaralah tentang
sifatnya, bentuk , warna dan sebagainya
 Melatih anak menyebut namanya
 Melatih anak menyebut nama benda dan
mengenal sifatnya
 Melatih mencuci tangan/kaki dan
mengeringkannya sendiri.
 Memberi kesempatan kepada anak, untuk
memilih baju yang akan dipakai
BAB IV
PRNUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai