CALNOTE
BPPTeknol
ogi
TECHNI
CALNOTE–03
ES–3.6.5
TECHNI
Mel
aksanakanDesai
nKonseptual
MetodeYangDi
gunakan
WP3.
6.0
DESAI
NSI
STEM KONTROLBALLASTWAHANAALPO
WBS3000
I
NOVASIBANGUNANLEPASPANTAIUNTUKALATANGKUTMARI
TIM
PROGRAM
I
NOVASIPENGEMBANGANTEKNOLOGIMARI
TIM
BALAITEKNOLOGIPERKAKAS,PRODUKSIDANOTOMASI
DEPUTIBI
DANGTEKNOLOGII NDUSTRIRANCANGBANGUNDANPEREKAYASA
BADANPENGKAJIANDANPENERAPANTEKNOLOGI
2020
Di
buatol
eh: Di
per
iksaol
eh: Di
set
ujui
oleh:
Engi
neer
ingSt
af2150 LeaderWP2100 Gr
oupLeaderWBS2000
But
irkegi
atan:
II.B.4.a. But
irkegi
atan:
II.B.4.b. But
irkegi
atan:
II.B.4.c.
Arsal
.S.
T. Tsani
Hendr
oNugr
oho,
ST.
MT
198307202008011003
Pemakaian Persamaan Bernoulli
Statika Fluida
Persamaan dalam statika fluida merupakan hal khusus dari persamaan Bernoulli,
dimana kecepatan fluida = nol.
2
p1 + ρ gz1 = p 2 + ρ gz 2 → p1 = p 2
p1 = p0 + ρ g ( z 2 − z1 )
p1 = p0 + ρ gh
1
ρ v1 2 ρ v2 2
1 p 0 + ρ gz1 + = p 0 + ρ gz 2 +
2 2
z2 = 0 ; jika A1 〉〉 A2 ; dan v1 ≈ 0
2 ρ v2 2
p0 + ρ gz = p 0 +
2
v 2 = 2 gh
ρ v12 ρ v2 2
p1 + = p2 +
h 2 2
ρ v1 2
ρ v2 2
A2 ( p1 − p 2 ) + =
A1 V2 2 2
V1
ρ v1 2
ρ v2 2
ρ gh + =
2 2
A1V1
Persamaan kontinuitas A1 V1 = A2 V2 → V2 =
A2
2
ρ v1 2 ρ A1V1
ρ gh + =
2 2 A2
2
AV
2 gh + V1 = 1 1
2
A2
A
2
2 gh = 1 − 1V12
A2
2
2 2 gh 2 gh A2
V1 = 2 = 2
A1 − A2 A1 − A2
2 2
2
A2
2 gh
V1 = A2
A1 − A2
2 2
Tabung Pitot
Alat ini dipergunakan untuk mengukur kecepatan angin atau aliran gas, atau juga
aliran cairan. Misalnya gas mengalir dengan kecepatan V, rapat massa gas ρ. V1
mendekati sama dengan V, dan V2 = 0
Udara
1 2
2
2 ρ 0 gh
v1 =
2
ρ
2 ρ 0 gh
v1 =
ρ
Tentang Persamaan Bernoulli
Dalam persamaan Bernoulli dinyatakan bahwa energi aliran terdiri dari :
energi tekanan (P)
energi kecepatan/kinetik (V)
energi potensial (Z)
Hukum kekekalan energi tetap berlaku dalam persamaan Bernoulli tersebut.
1
Seperti yang sudah ditunjukkan sebelumnya, anda mungkin menemukan ekspresi persamaan
Bernoulli yang berbeda seperti diatas di beberapa buku yang berbeda. Persamaan persamaan
tersebut hanya berbeda cara menyatakannya saja.
Persamaan Bernoulli dengan input energi, output dan losses energi :
P1 v1 2 P2 v 2 2
+ + Z1 + Ein = + + Z 2 + Eout + Eloss
ρ1g 2g ρ 2 g 2g
Ein = misal input energi dari pompa
Eout = misal energi output karena pemasangan turbin
Persamaan Energi
Aplikasi persamaan energi untuk volume kontrol dilakukan dengan mensubstuitusikan N =
E dan η = e ; maka persamaan menjadi :
dE ∂
dt ∂t va∫
= ρ e d∀ + ∫ ρ eV dA
pa
• • dE ∂
dt ∂t va∫
Q− W = = ρ ed∀ + ∫ ρ eV dA
pa
V2
Dimana e = u + +gz
2
Kerja yang dilakukan oleh volume kontrol dikelompo
dikelompokkan dalam 4 klasifikasi:
• • • • •
W = W s + W normal + W shear + W other
→ Kerja poros
Ws adalah kerja poros yang ditransfer melalui permukaan atur dari putaran poros
dalam sistem.
→ Kerja oleh tegangan normal pada permukaan
permukaan atur
Kerja membutuhkan gaya yang digerakkan dalam jarak tertentu. Kerja yang dilakukan
r r
dinyatakan: δW = F ⋅ ds
Untuk mendapatkan laju kerja yang dilakukan oleh gaya:
r r
• δW F ⋅ ds • r r
W = lim = lim atau W = F ⋅ V
∆t → 0 ∆t ∆t
∆t → 0
Laju kerja yang dilakukan terhadap luasan dA permukaan volume kontrol oleh
r r r r
tegangan normal: dF ⋅ V = σ nn dA ⋅ V
Karena kerja melintasi batas volume kontrol adalah negatif (kerja dilakukan terhadap
volume kontrol) :
• r r r r
W normal = − ∫ σ nn dA ⋅ V = ∫ σ nnV ⋅ dA
va va
Tanda negatif harus diberikan karena kerja ini dilakukan terhadap volume kontrol.
Integral ini secara lebih lengkap dinyatakan dalam 3 suku:
• r r r r r r r r
W shear = − ∫ τ ⋅ V dA = − ∫ τ ⋅ V dA − ∫ τ ⋅ V dA − ∫ τ ⋅ V dA
pa A ( shaft ) A ( solidsurface ) A( ports )
Suku pertama sudah diperhitungkan pada bagian sebelumnya (Wshaft). Pada permukaan
r
padat, V = 0, sehingga suku kedua bernilai nol (untuk volume kontrol yang tetap).
Sehingga:
• r r
W shear = − ∫τ ⋅ V dA
A ( ports )
Suku yang terakhir ini dapat dibuat nol dengan memilih permukaan atur yang tepat.
Jika kita memilih sebuah permukaan atur yang memotong melintang sisi tegak lurus
r r r
terhadap aliran, sehinggga dA paralel terhadap V . Karena τ berada dalam bidang dA,
r r
τ tegak lurus terhadap V . Dengan demikian untuk permukaan atur yang tegak lurus
r
V berlaku:
r r •
τ ⋅V = 0 dan W shear = 0
→ Kerja lain-
lain-lain
Energi listrik dapat ditambahkan pada volume kontrol, juga energi elektromagnetik,
misalnya dalam radar atau sinar laser, dapat diserap. Dalam kebanyakan situasi
kontribusi energi ini tidak terjadi, tapi kita bisa mencatatnya dalam formulasi umum.
Dengan seluruh kerja yang telah dievaluasi diperoleh:
• • r r • •
W = W s − ∫ σ nnV ⋅ dA + W shear + W other
pa
• • • • ∂ r r r r
Q − W s − W shear − W other = ∫
∂t pa
e ρ d∀ + ∫ e ρ V ⋅ dA − ∫ σ nn V ⋅ dA
pa pa
• • • • ∂ r r
Q − W s − W shear − W other = ∫
∂t pa
e ρ d∀ + ∫
pa
( e − σ nn υ ) ρ V ⋅ dA
Efek viskos dapat membuat tegangan normal σ nn berbeda dari nilai negatif tekanan
V2
Akhirnya dengan mensubstitusikan e = u + + g z ; kita memperoleh persamaan hukum
2
termodinamika pertama untuk volume kontrol:
• • • • ∂ V2 r r
Q − W s − W shear − W other = ∫
∂t pa
e ρ d ∀ + ∫
pa
( u + p υ +
2
+ gz ) ρ V ⋅ dA
Soal. Udara pada 101 kPa (abs), 21oC, memasuki kompresor dengan kecepatan yang dapat
diabaikan, kemudian dibuang pada tekanan 350 kPa (abs), 38oC, melalui pipa dengan luas
penampang 0.09m2. Laju alir massanya 10 kg/s. Daya input kompresor 450 kW. Tentukan
laju perpindahan panas yang terjadi.
• • V2 r r
Q = W s + ∫ (h + + gz ) ρ V ⋅ dA , selanjutnya
pa
2
≈0
• • V12 V22
Q = W s + h1 + + gz1 {- ρ1V1 A1 } + h 2 +
+ gz 2 {ρ 2V2 A2 }
2 2
Dari persamaan kontinuitas diperoleh:
•
{- ρ V A } + {ρ V
1 1 1 2 2 A2 } = 0 atau ρ 1V1 A1 = ρ 2V2 A2 = m selanjutnya
• • • V22 ≈0
Q = W s + m (h2 − h1 ) + + g ( z 2 − z1 )
2
Kemudian dengan asumsi bahwa udara bertindak sebagai gas ideal, maka h2 – h1 = Cp (T2-
T1) →
• • • V2
Q = W s + m Cp (T2 − T1 ) + 2
2
•
Contoh-
Contoh-Contoh Soal.
Sebuah tangki 0.5 m3 berisi udara bertekanan. Sebuah katup digunakan untuk
mengeluarkan udara tersebut dengan kecepatan 300 m/s melalui suatu saluran output
dengan luas area 130 mm2. Temperatur udara yang melalui katup tersebut -150C, tekanan
350 kPa(abs). Hitung perubahan densitas udara dalam tangki tersebut.
Data: υ = 0.5 m3
V = 300 m/s
Aout = 130 mm2 = 130x10-6 m2
T = -150 C = 258 K
P = 350 kPa
p
ρ= p = 350x103 Pa
RT
T = 258 K
R = 287 N.m/Kg.K
(Hati hati dalam memilih R, sesuaikan dengan sistem satuan yang
dipergunakan.)
ρ = 4.73 kg/m3
∂ Dalam kasus ini yang ditanyakan adalah
∫ ρ .dv + pA∫ ρ.VdA = 0
∂t VA perubahan densitas terhadap waktu, jadi, ini
adalah persoalan unsteady sehingga suku
∂ pertama persamaan dasar tidak bisa
bisa
ρ ∫ dv + ∫ ρ .VdA = 0 dihilangkan.
∂t VA pA
∂ρ
∀ + ρ 1 A1V1 = 0 → aliran keluar ber tan da +
∂t
∂ρ ρ1V1 A1 4.73 ⋅ 300 ⋅ 130 ⋅ 10 −6
=− =−
∂t ∀ 0.5
Kg
= −0.369 m3
s
Jadi setiap detik pelepasan udara mengakibatkan pengurangan jumlah udara dalam tangki
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan densitas sebesar 0.369 kg/m3.
Dalam gambar di bawah ini, sebuah beban 700 N secara sempurna diimbangi oleh jet air
secara steady. Berapa kecepatan jet yang diperlukan untuk mengimbangi beban tersebut?
Data-
Data-data:
W = 700 N W = 700 N
Djet = 5 cm
Ditanya: Vjet = ?
Djet = 5 cm
= 0 (steady)
∂
∑ Fy =
∂t ∫ ρ.V.∂ϑ + ∫ ρ.V.V.∂A
VA PA
∑ F = ∫ ρ.V.V.∂A →
y W = ρ.Vj.Vj.Aj (jet ke arah kiri dan kanan saling meniadakan)
PA
W = ρ.(Vj)2.Aj
W 700
Vj = = = 18.9 m/s
ρ.A j 1000. π4 .0.05 2
Vj = 18.9 m/s
3.6. Soal-Soal
Salah satu bagian dari suatu sistem perpipaan seperti gambar di bawah ini. Luas sisi inlet
dan outlet masing-masing 1 m2, sedangkan luas permukaan bebas yang terbuka terhadap
atmosfer 2 m2. pada suatu saat tertentu V1 = 3 m/s, dan air mengalir keluar 4 m3/s. Hitung
laju perubahan ketinggian air pada permukaan bebas.
1 2
Sebuah bidang pengarah membelokkan jet air seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Jika Djet = 10 cm dan Vjet = 8 m/s, hitunglah gaya F yang dibutuhkan untuk menahan
dorongan akibat jet tersebut!
F
Djet , Vjet
Udara pada kondisi standar memasuki kompresor dengan kecepatan 75 m/s dan
meninggalkan sisi buang pada kecepatan 125 m/s, 200 kPa (abs) dan 345 K. Laju alir massa
udara 1 kg/s. Air pendingin di selubung kompresor membuang panas sebesar 18 kJ/s.
Hitung daya yang dibutuhkan oleh kompresor.
Sebuah pompa horisontal memompa air dengan kapasitas 57 m3/jam. Abaikan losses energi,
berapa daya yang dibutuhkan pompa (kW) untuk mengalirkan air tersebut ? (Petunjuk:
hitung Vin dan Vout dalam m/s; hitung hpompa; Daya pompa P = γ Q hpompa)
@g
RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM KONTROL BALLAST OTOMATIS
PADA KAPAL
Yulius Prayitno¹, Rozeff Pramana, ST., MT.², Eko Prayetno, ST., M.Eng.³
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Email: yuliusprayitno@gmail.com¹, rozeff@umrah.ac.id², ekoprayetno@umrah.ac.id³
ABSTRAK
Sistem ballast merupakan sistem yang digunakan untuk mengendalikan pompa ballast
dan bebarapa komponen lainnya untuk mengisi dan membuang air pada tangki ballast.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem kontrol ballast pada kapal kontainer dengan
teknologi yang sederhana dan ekonomis tetapi mampu menyeimbangkan kapal seperti
teknologi canggih yang sudah ada sebelumnya. Untuk mencapai tujuan tersebut membutuhkan
perhitungan khusus pada kapal yang akan dipasang sistem kontrol ini. Sistem ini akan
diaplikasikan pada kapal prototipe terlebih dahulu, namun dengan perhitungan lebih lanjut
akan mampu diaplikasikan ke kapal sebenarnya. Penelitian ini menggunakan Arduino
Mega2560 sebagai mikrokontrolernya dan gyroscope GY-521 MPU-6050 sebagai sensor
utama untuk mendeteksi sudut kemiringan kapal yang akan digunakan sebagai acuan untuk
menghidupkan pompa ballast dan solenoid valve.
Berdasarkan hasil perhitungan sistem ballast yang telah dilakukan oleh penulis maka
dapat diketahui kapasitas tangki ballast, head dan kapasistas pompa ballast, dan diameter pipa
ballast yang akan digunakan pada kapal prototipe. Sistem ini mampu mengendalikan pompa
ballast dan solenoid valve dengan baik sesuai dengan besar sudut yang sudah ditentukan dalam
program, yaitu pada kemiringan melebihi 5° untuk memulai proses ballasting dan pada
kemiringan dibawah 5° untuk menghentikan proses ballasting. Sistem ini juga mampu
memberikan peringatan jika kemiringan kapal melebihi 20° yang diakibatkan oleh kelebihan
muatan atau bocor.
Indikator Fault
Gambar 13. Pengujian Fault Simulator
Gambar 12. Membandingkan Sensor
Adapun hasil pengujian ditunjukkan pada 2). Saat Miring ke Kiri (Roll)
tabel 3.
Tabel 5. Saat Miring ke Kiri
Tabel 3. Hasil Pengujian Tombol Starter Nama Tegang- Arus
No Status
Komponen an (V) (A)
Status Starter Mesin Kapal Solenoid Tangki
1 Close 0V 0
Posisi Kapal Tidak 1 (buang)
Mati Solenoid Tangki
>5º Berfungsi 2 Close 0V 0
1 (isi)
Posisi Kapal
Berfungsi Hidup
<5º 3 Solenoid Tangki Open 12V 0,44
2 (buang)
Hasil pada tabel 3 menunjukkan 4
Solenoid Tangki
Close 0V 0, 0
bahwa ketika posisi kapal dalam keadaan 2 (isi)
Solenoid Tangki
seimbang (<5º) maka tombol starter dapat 5 Open 12V 0,44
3 dan 4 (buang)
berfungsi dengan baik, tetap jika posisi Solenoid Tangki
kapal dalam keadaan miring (>5º) maka 6 Close 0V 0
3 dan 4(isi)
tombol starter tidak dapat berfungsi 7
Solenoid Tangki
Close 0V 0
sehingga mesin kapal tidak dapat 5 (buang)
dihidupkan. Solenoid Tangki
8 Open 12V 0,44
5 (isi)
d. Pengujian Saat Sudut kemiringan >5º Solenoid Tangki
9 Close 0V 0
6 dan 7 (buang)
Pengujian dilakukan dengan Solenoid Tangki
menambahkan beban diatas kapal untuk 10 Open 12V 0,44
6 dan 7 (isi)
mencapai kemiringan lebih dari 5º. Ketika 11 Solenoid OUT Close 0V 0
kapal mencapai kemiringan lebih dari 5º
B allast water is vital for the ship design were the geometry and dimensions of the electrodes. In additional to cell
safety for reasons such as increasing design, the effects of Ca2+ and Mg2+ concentrations, along with ammonia, were
the draft, changing the trim, regulat- also investigated as external parameters for system capability. The results show
ing the stability, or maintaining stress that the enlargement of electrode surfaces result in increased chlorine concentra-
loads within an acceptable limit. Ships tions in the disinfectant. On the other hand, suitable electrode and coating materials
with maximum cargo and minimum are essential for “reverse polarity” operation in order to avoid scaling of Ca2+ and
ballast are preferred for commercial Mg2+ ions on electrodes and clogging the membrane. Ammonia, if present in ballast
reasons. However, as a result of the water, has a negative effect on disinfection quality. Experiments show that presence
great variety in world trade, ships per- of 7.8 mg/L ammonia in electrolyte may cause up to 73% loss of free available chlo-
form most of their cruises in ballast rine and 38% loss of total available chlorine concentrations. Measures should be
condition. This fact leads to the translo- considered, both in the design stage and during the disinfection process, to reduce
cation of billions of tons of ballast water the negative effect of ammonia.
annually, and at any given moment, Keywords: electrochemical cell, chlorine generation, ballast water treatment
thousands of various species are also
translocated between biogeograph-
Abbreviations
ical regions via ballast tanks (Medcof,
ASW: NaCl solution with tap water (Artificial seawater)
1975; Carlton, 1979; Lavoie et al.,
FAC: free available chlorine
1999; Olenin et al., 2000; Gollasch,
SW: seawater
2006).
TRC: total residual chlorine
The threats posed by invasive ma-
rine species extend from environmental
and public health concerns to eco- ards of these species may increase over ratification of the convention, all ships
nomic impacts, because of the time to irreversible levels, even more will be required to manage their ballast
variety of organisms that can pass than other pollutants. water within a designated timetable
through ballast intake and ballast In February 2004, the Interna- in compliance with the convention’s
pumps (Hallegraeff, 1998; van den tional Maritime Organization (IMO) standards (IMO, 2004).
Berghl, 2002; Occhipinti-Ambrogi adopted the International Convention There are a number of techniques
& Savini, 2003; Joachimsthal, 2004; for the Control and Management of taken into consideration for ballast
Knowler, 2005; Ma et al., 2009). Ships’ Ballast Water and Sediment. water treatment (Tsolaki & Evan
The main concern about ballast water The convention is now open to signa- Diamadopoulos, 2009; Gonçalves
organisms is that the effects and haz- tures of the member states. After the & Gagnon 2012). However, it is
Oğur, R., Tekbaş, Ö.F., & Hasde, M. 2004. Stocks, D.T., O’Reilly, M., & McCracken, Weber, Jr., J.W. 1972. Physichochemical
Klorlama Rehberi (İçmeve Kullanma Sularının W. 2004. Sodium hypochlorite as a ballast Process For Water Quality Control. New York:
Klorlanması). Gulhane Askeri Tıp Akademisi water biocide. In: 2nd International Ballast John Wiley & Sons. 672 pp.
Halk Sağlığı Anabilim Dalı. Ankara. Water Treatment R&D Symposium, pp. 137-48.
Xiao, S., Qua, J., Zhao, X., Liu, H., & Wan,
London: Intenational Maritime Organization.
Oh, B., Oh, S., Hwang, Y., Yu, H., & Kang, D. 2009. Electrochemical process combined
J., Kim. In S. 2010. Formation of hazardous Sun, B., Wang, X., Zhu, X., & Sato, M. with UV light irridation for synergistic deg-
inorganic by-products during electrolysis of sea- 2009. Study of eradicating invasive organisms radation of ammonia in chloride-containing
water as a disinfection process for desalination. from ballast water with pulsed discharge in solutions. Water Res. 43:1432-40. http://
Sci Total Environ. 408(823):5958-65. http:// liquid. IAS 2009 Industry Applications Society dx.doi.org/10.1016/j.watres.2008.12.023.
dx.doi.org/10.1016/j.scitotenv.2010.08.057. Annual Meeting. Houston: IEEE.
Yonsel, F., Bilgin, C., & Gülşen, C. 2000.
Okus, E., Ozturk, Su. H.İ., Yuksek, A., Tas, Tamburri, M.N., Little, B.J., Ruiz, G.M., İstinye Deresinin İstanbul Boğazına Taşıdığı
S., Yilmaz, A.A., Altiok, H., … Aydin, A.F. Lee, J.S., & McNulty, P.D. 2004. Evaluation Kirlilik. In: UKMK-IV. İstanbul: İstanbul
2008. Critical evaluation of wastewater treat- of Venturi Oxygen Stripping™ as a ballast Üniversitesi.
ment and disposal strategies for Istanbul with water treatment to prevent aquatic invasions
Yonsel, F., & Bilgin Güney, C. 2010. Electro-
regards to water quality monitoring study and ship corrosion. In: 2nd International
chemical chlorine generation applications
results. Desalination. 226(1-3):231-48. Ballast Water Treatment R&D Symposium,
for ballast water treatment. International
pp. 34-47. London: Intenational Maritime
Olenin, S., Gollasch, S., Jonušas, S., & Conference on ship design and operation for
Organization.
Rimkute, I. 2000. En-route investigations of environmental Sustainability. pp. 95-104.
plankton in ballast water on a ship’s voyage Tsolaki, E., Pitta, P., & Diamadopoulos, E. ISBN:978-1-905040-69-8. London: RINA.
from the Baltic Sea to the Open Atlantic 2010. Electrochemical disinfection of simu-
Zhang, S., Yang, C.D., Gong, W., Wang, Q.,
Coast of Europe. Internat Rev Hydrobiol. lated ballast water using Artemi Salina as in-
Xiao, J., & Zhang, H. 2004. Effects of the
85(5):577-96. http://dx.doi.org/10.1002/1522- dicator. Chem Eng J. 156(2):305-12. http://
chlorination treatment for ballast water. In:
2632(200011)85:5/6<577::AID-IROH577>3.0. dx.doi.org/10.1016/j.cej.2009.10.021.
2nd International Ballast Water Treatment
CO;2-C.
Tsolaki, E., & Diamadopoulos, E. 2009. R&D Symposium. pp. 148-57. London:
Raikow, D.F., Reid, D., Maynard, E.E., & Technologies for ballast water treatment: a re- Intenational Maritime Organization.
Landrum, P.F. 2006. Sensitivity of aquatic in- view. J Chem Technol Biotechnol 2010. 85(1):
Zhou, P., Leigh, T., Aslan, F., & Hesse, K.
vertebrate resting eggs to SeaKleen® (menadi- 19-32. http://dx.doi.org/10.1002/jctb.2276.
2005. TREWABA system optimization and
one): A test of potential ballast tank treatment
van den Bergh, J.C.J.M., Nunes, P.A.L.D., tests. ENSUS 2005 International Conference
options. Environ Toxicol Chem. 25(2):552-9.
Dotinga, H. M., Kooistra, W.H.C.F., Vrieling, on Marine Science and Technology for Envi-
http://dx.doi.org/10.1897/05-142R1.1.
E.G., & Peperzak, L. 2002. Exotic harmful ronmental Sustainability. Newcastle: Univer-
Rajeshwar, K., & Ibanez, J.G. 1997. Envi- algae in marine ecosystems: an integrated sity of Newcaste upon Tyne.
ronmental electrochemistry fundamentals biological-economic-legal analysis of impacts
and applications in pollution abatement. and policies. Mar Policy. 26(1):59-74. http://dx.
California, CA: Academic Press. doi.org/10.1016/S0308-597X(01)00032-X.
Riley, J.P., & Skirrow, G. [Ed]. 1975. Vijayaraghavan, K., Ramanujam, T.K., &
Chemical Oceanography, Vol. 1 (2nd Edition). Balasubramanian, N. 1999. In situ hypo-
London: Academic Press. chlorous acid generation for the treatment of
syntan wastewater. Waste Manage. 19(5):
Sassi, J., Rytkönen, J., Vuorio, S., &
319-23. http://dx.doi.org/10.1016/S0956-
Leppäkoski, E. 2002. The development and
053X(99)00147-6.
testing of ultrasonic and ozone devices for ballast
water treatment. ENSUS 2002 International Waite, T.D., Kazumi, J., Lane, P.V.Z.,
Conference on Marine Science and Technology Farmer, L.L., Smith, S.G., Smith, S.L., …
for Environmental Sustainability. Newcastle, Capo, T.R. 2003. Removal of natural popu-
UK: University of Newcaste upon Tyne. lations of marine plankton by a large-scale