OLEH :
Secara eksperimen usaha dapat diubah seluruhnya menjadi kalor. Berdasarkan Hukum I
Termodinamika, Q = ΔU + W , pada proses isothermal untuk gas ideal maka Q = W. Jadi
persamaan pada proses ekspansi isothermal, seluruh kalor dapat diubah menjadi usaha luar. Akan
tetapi secara kontekstual, hal ini mustahil karena kita menghendaki perubahan kalor menjadi
usaha luar secara terus menerus selama sistem diberi kalor, atau dengan kata lain volume tabung
akan terus membesar yang ditunjukkan dengan pergerakan tutup tabung sampai tak terhingga.
Secara praktis hal ini tidak mungkin bisa dilakukan karena kita harus menyediakan silinder
dengan volume yang tak terbatas. Perhatikan gambar berikut.
Agar tanpa memerlukan volume yang tak berhingga tetapi konversi dapat berjalan terus-
menerus, maka digunakan rangkaian proses. Rangkaian proses ini adalah siklus, yakni rangkaian
proses sedemikian rupa sehingga keadaan sistem pada akhir proses sama dengan keadaan
awalnya sehingga proses dapat diulang.
Contoh proses siklus pertama dikemukakan oleh Nicolas Leonard Sadi Carnot. Siklus
Carnot terdiri dari 4 proses yaitu dua proses isothermal yaitu AB dan CD, dan dua proses
adiabatik yaitu BC dan DA.
I II III IV
Gas
Gas Gas Gas
q2 q1
R2 T2 R1 T1
T
terisolasi terisolasi
Gambar (3)
I. Sistem dikontakkan dengan reservoir suhu tinggi (R2) yang bertemperatur T2, sehingga
sejumlah kalor (q2) masuk sistem dan menyebabkan sistem berekspansi, temperatur
sistem dipertahankan sebesar T2. Pada gambar (2) ditunjukkan pada proses A→B.
II. Sistem diisolasi dan dibiarkan berekspansi menyebabkan temperatur sistem turun dari T2
menjadi T1, pada gambar (2) ditunjukkan dengan proses B→C.
III. Sistem dikompresi dan dikontakkan dengan reservoir suhu rendah (R1), sehingga
sejumlah kalor (q1) keluar sistem. Temperatur sistem dipertahankan sebesar T1. Pada
gambar (2) ditunjukkan dengan proses C→D.
IV. Sistem kembali diisolasi dan dikompresi, menyebabkan keadaan sistem kembali seperti
semula. Pada gambar (2) ditunjukkan dengan proses D→A.
wab R T2 ln vb ln v a
vb
wab R T2 ln
va …………………………………………………………………(3)
Sedangkan untuk proses dari B→C, sistem menjalani proses adiabatik sehingga dq 0 , dengan
menerapkan hukum I Termodinamika, maka diperoleh.
đw = -du
đw = -cvdT
Sehingga diperoleh usaha pada proses B→C adalah sebagai berikut.
c
wbc cv dT
b
wbc c v T b
c
wbc c v Tc Tb
wbc cv Tb Tc
Berdasarkan gambar (2), temperatur di b adalah T2 sedangkan temperatur di c adalah T1 sehingga
persamaan di atas menjadi :
wbc cv T2 T1 .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ......... 4
Pada proses C→D, sistem menjalani proses isotermal, sehingga besarnya usaha:
d
wcd p dv
c
C D, q1 wcd
vd v
Karena nilai ln ln c , maka diperoleh :
vc vd
vc
T1 ln
vd
1
v
T2 ln b
va
T1
1
T2
T2 T1
.................................................................................................9
T2
Efisiensi siklus Carnot hanya tergantung pada temperatur kedua reservoir. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karena adanya pertukaran kalor yang terjadi pada proses
isotermal, maka agar proses pada siklus Carnot berlangsung secara reversibel hanya diperlukan
dua reservoir.
Jika arah siklus mesin dibalik seperti ditunjukkan pada gambar (5), maka tercipta mesin
pendingin (referigrator).
T2
D
C
T1
Gambar (5)
Gambar (6)
Pada mesin kalor, kerja dihasilkan oleh mesin sedangkan pada mesin pendingin, kerja
harus diberikan pada mesin (sistem dikenakan kerja) supaya mesin itu dapat beroperasi.
Daya guna refrigrator (E) Carnot didefinisikan sebagai perbandingan antara kalor yang
diserap dengan usaha yang dikerjakan pada sistem, jika dinyatakan dengan persamaan :
q1
E
w
q1
E .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .... 10
q1 q 2
Tanda negatif pada persamaan (10) mempunyai arti karena kerja dilakukan pada mesin,
maka w bertanda negatif. Sehingga persamaan (10) bila dijabarkan menjadi :
q1
E
q1 q 2
wcd
E
wcd wab
vd v
Karena nilai ln ln c , maka diperoleh :
vc vd
v
T1 ln c
E vd
v v
T1 ln c T2 ln b
vd va
vc
T1 ln
vd
E
vb v
T2 ln T1 ln c
va vd
T1
E .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ...... 11
T2 T1
Daya guna mesin pendingin Carnot mungkin lebih besar dari 100% jika kalor yang
diserap oleh sistem lebih besar dari kerja yang diberikan pada sistem sedangkan efisiensi mesin
kalor Carnot, selalu lebih kecil dari 100% karena kalor yang diserap tidak seluruhnya dapat
diubah menjadi kerja.
Siklus Carnot merupakan siklus ideal (teoritik) secara praktis siklus ini belum bisa
diambil manfaatnya. Siklus yang sudah bisa diambil manfaatnya diantaranya siklus Otto yang
diterapkan pada mesin kalor dan siklus Diesel yang diterapkan pada mesin Diesel.