Desain Konstruksi Baja II - Struktur Tower - Unlocked-Terkunci-Dikonversi
Desain Konstruksi Baja II - Struktur Tower - Unlocked-Terkunci-Dikonversi
OLEH :
PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PASIR
PENGARAIAN
TA. 2019/2020
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................2
1.3 Batasan Masalah................................................................................3
1.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4
2.1 Pengertian Umum..............................................................................4
2.2 Beban Angin......................................................................................8
2.3 Kombinasi Pembebanan..................................................................14
2.4 Material............................................................................................14
2.5 Batang Tarik....................................................................................15
2.6 Batang Tekan...................................................................................19
2.7 Sambungan......................................................................................21
2.8 Analisa Struktur...............................................................................23
2.9 Respon Spectrum.............................................................................24
BAB III DESAIN PENDAHULUAN............................................................26
3.1 Bagan Alir Metodologi....................................................................26
3.2 Alur Perencanaan Struktur Tower...................................................27
3.3 Data Awal Design............................................................................28
3.3.1 Dimensi awal tower yang direncanakan................................28
3.3.2 Data angin pada Tower..........................................................30
3.3.3 Data pembagian segmen pada tower.....................................30
3.3.4 Data Beban Tangga pada Tower...........................................32
3.3.5 Data sambungan pada tower..................................................33
ii
BAB IV PEMBEBANAN...............................................................................34
4.1 Mengolah Data Angin......................................................................36
4.2 Menghitung Beban Angin pada Struktur Menara............................39
4.3Menghitung Beban Angin pada Antenna.........................................42
4.4 Menghitung Beban non-Struktur.....................................................44
4.4.1 Perhitungan Beban Tangga....................................................45
4.4.2 Perhitungan Beban Kabel.....................................................46
BAB V ANALISA STRUKTUR....................................................................48
5.1 Data Umum Struktur Rangka Baja..................................................48
5.2 Data Pembebanan............................................................................48
BAB VI DESAIN STRUKTUR.....................................................................54
6.1 Kontrol kekuatan struktur................................................................54
6.2 Perencanaan Sambungan.................................................................56
6.3 Cek Geser Blok................................................................................57
6.4 Cek Geser dan momen.....................................................................58
BAB VII ANALISIS RESPON SPECTRUM................................................61
7.1 Data Desain.....................................................................................61
7.2 Menghitung Perioda (T) dan Percepatan Respon Spektra (Sa).......62
7.3 Grafik Respon Spektrum.................................................................65
BAB VII PENUTUP.......................................................................................69
8.1 Kesimpulan......................................................................................69
8.2 Saran................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................70
iii
DAFTAR TABEL
1
Pada akhir tahun 2009 ini, pemerintah daerah juga telah mengeluarkan
regulasi baru tentang perencanaan dan pelaksanaan tower BTS di dalam
kota,dikarenakan semakin maraknya tower BTS di dalam kota dan itu
memberi dampak buruk terhadap lingkungan sekitar. Dan tak lama lagi
pemerintah daerah akan mengeluarkan peraturan mengenai cell coverage
planning atau perencanaan cakupan seluler, yang mengatur juga lokasi dan
jumlah tower. Regulasi baru ini berisi tentang penggunaan tower bersama
yang mengharuskan adanya kerjasama dari beberapa vendor telepon untuk
menggunakan satu tower.
Menara SST (Self Suporting Tower) adalah menara yang memiliki pola
batang yang disusun dan disambung sehingga membentuk rangka yang
berdiri sendiri tanpa adanya sokongan lainnya dan Menara SST ini
merupakan salah satu jenis tower yang sering digunakan di Indonesia.
Kelebihan dari pemilihan sistem tower menara menggunakan SST dari
pada monopole dan guyed tower adalah SST memiliki ketinggian yang
lebih, jadi lebih baik dalam sistem transmisi signal dan tentunya ini
berpengaruh kepada perancangan karena SST selalu diposisikan untuk dapat
menerima beban antenna yang memiliki dimensi yang besar.
Terdapat beberapa jenis tower yang biasa kita lihat seperti tower
pembangkit tenaga listrik, tower radio / TV, tower milik angkatan
bersenjata, dan terakhir tower telekomunikasi selular. Jika kita melihat
berdasarkan jenis lokasinya, tower dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis,
yaitu :
C. Monopole
Monopole adalah jenis menara yang hanya terdiri dari satu batang atau
satu tiang yang didirikan atau ditancapkan langsung pada tanah. Dari
penampangnya menara tipe monopole ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Circular-Pole Seperti gambar 2.5 adalah jenis monopole ini
memiliki ukuran diameter penampang seragam dari bawah sampai
atas
Gambar 2. 5 Circular-pole
2. Tapered-Pole seperti Gambar 2.6 adalah jenis monopole ini memiliki
ukuran diameter penampang yang bervariasi yaitu diameter yang
digunakan semakin keatas akan semakin kecil
Gambar 2. 6 Tapered-pole
Menara SST (Self Suporting Tower) adalah salah satu jenis tower yang
sering digunakan di Indonesia. Jenis tower lain yang sering digunakan
antara lain: Monopole, Guyed Tower.
A. Beban Mati
Beban mati terdiri dari berat sendiri tower, berat antenna , berat tangga
dan bordes .
1. Berat sendiri tower adalah berat yang tergantung dari jenis profil
yang digunakan dalam perencanaan struktur tower tersebut.
2. Beban antenna adalah berat tambahan yang dibebankan pada struktur
tower. Berat dari antenna ini sendiri tergantung dari jenis dan
jumlah antenna yang terpasang. Secara umum antenna pemancar
yang biasa digunakan untuk tower komunikasi ada dua macam yaitu
antenna jenis solid (microwave) dan jenis grid, untuk ukuran
diameter yang sama antenna jenis sectoral memiliki berat yang lebih
ringan dibandingkan dengan antena jenis solid. Antena yang
digunakan juga memiliki bentuk yang beragam seperti bentuk
lingkaran dan persegi, namun biasanya antena yang digunakan
memiliki bentuk standar berupa lingkaran. Selain itu juga antena
memiliki ukuran diameter dan panjang yang beragam, seperti 80
cm, 100 cm, 120 cm, 150 cm, 180 cm, dan lainnya, berat antenna
juga beragam tergantung pada ukuran diameter lingkarannya.
3. Beban Tangga adalah berat yang juga diperhitungkan dalam struktur
tower ini. Perencanaan beban tangga untuk menara tower
mempunyai persyaratan yaitu untuk menara tower dengan tinggi
lebih dari 50 ft (15 m), harus tersedia tangga sebagai tempat
istirahat. Untuk jarak (spasi) antara anak tangga minimum 12 inci
(30,48 cm) dan maksimum 16 inci (40,64 cm), serta mempunyai
lebar bersih tangga minimum 12 inci (30,48 cm) berdasarkan
EIA/TIA, 13. 2. 2.
4. Beban Kabel adalah berat kabel yang terletak di tower yang kabel
tersebut berfungsi mengalirkan listrik ke mesin yang ada di bawah
tower.
B. Beban Angin
Beban angin terbagi menjadi 2 yaitu beban angin yang menerpa tower
dan beban angin yang menerpa parabolic antenna
1. Beban Angin yang menerpa Tower
Beban angin , perencanaan beban angin pada tower ini
menggunakan data angin 10 tahunan. Desain menara umumnya
menanggung beban angin sebagai tambahan berat sendiri, beban
angin pada piringan antenna dan aksesoris menara (seperti tangga,
lampu, kabel dan elevator) dan beban ereksi. Beban yang ditanggung
biasanya 4 dikelompokan menjadi 2, beban gravitasi dan beban
lateral. Beban angin yang bekerja terdiri dari beban pada struktur
menara dan beban pada antenna. Tekanan angin pada struktur
dihitung dengan mengasumsikan tekanan angin yang bekerja pada
titik simpul dalam setiap segmen.
Beban angina yang menerpa struktur memiliki besaran yang
berbeda pada setiap ketinggian. Semakin tinggi titik tinjau, maka
semakin besar beban angin yang menerpa struktur.
Selain itu terdapat juga 3 metode dalam pengolahan data angin
seperti Metode Gumbel, Metode Log Person III, Metode Log
Normal
()()
(tidak boleh melebihi: )
Keterangan:
F = Gaya angin horizontal (tegak lurus bidang gambar) (N)
Qz = Tekanan kecepatan,
Cf = (kaki menara berbentuk segitiga)
= (kaki menara berbentuk segiempat) Ca
= Tergantung pada aspek rasio
()()
Ag= Luasan kotor dari satu sisi menara (luas total profil) (m2)
Af = Luasan terproyeksi dari komponen struktur datar pada satu
muka dari penampang (m2)
V = Kecepatan dasar angin ( ⁄
) z = Tinggi total struktur (m)
e = Rasio kepadatan ( )
Df = Faktor arah angin untuk komponen flat pada kaki empat (Tabel
2.2 TIA/EIA-222-F. Gambar 4.2)
Tabel 2. 2 Faktor Arah Angin untuk Komponen Flat Pada Kaki Empat
Tower Cross
Wind
Normal ± 45 l 60 ±90
Direction
Sumber : TIA/EIA-222-F
2. Beban Angin yang menerpa parabolic antenna
Metode perhitungan beban angin pada parabolic antenna adalah
sebagai berikut:
Fa = Ca.A.Kz.GH.V2
Fs = Cs.A.Kz.GH.V2
M = Cm.D.A.Kz.GH.V2
Keterangan :
GH = Gust Response Factor
Fa = Gaya aksial
Fs = Gaya samping
M = Momen Puntir
Ca = Koefisien beban angin untuk gaya aksial sejajar sumbu antenna
Cm = Koefisien beban angin untuk gaya momenik
Cs = Koefisien beban angin untuk gaya aksial tegak lurus sumbu
antenna
V = Kecepatan angin
A = Luas terproyeksi normal dari antenna
D = Diameter antenna
Kz = Koefisien keterbukaan ⁄
struktur ( )
Tabel 2. 3 Nilai CA, Cs, CM pada beban angin yang menerpa antenna
WIND ANGLE
CA Cs CM
(DEG)
Kombisasi beban yang ditinjau didasarkan pada pasal 2.3.2 TIA/ EIA-
222-G berdasarkan beban-beban yang terjadi, memberikan beberapa
kombinasi pembebanan sebagai berikut:
Keterangan :
D : Beban mati dari struktur dan perlengkapan
Dg : Beban akibat berat sendiri
Di : Berat es tergantung dari faktor ketebalan es
E : Beban gempa
Ti : Beban akibat suhu
Wo : Beban angin tanpa es
Wi : Beban angin bersamaan dengan faktor ketebalan es.
2.4 Material
Perenggangan
Jenis Baja Fu (Mpa) Fy ( Mpa)
minimum (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 51 550 410 13
Adapun beberapa sifat mekanis lainnya dari baja yaitu seperti yang
tercantum dalam SNI 03-1729-2002 :
(i)
Keterangan :
(a) : Pelat
(b) : Bulat Pejal
(c) : Profil Kanal
(d) : Profil Siku
(e) :Profil Siku Ganda
(f) Profil siku bintang
(g) : Profil WF
(h) :Profil Kanal Ganda
(i) :Profil S
Untuk batang-batang yang direncanakan terhadap tarik, angka
perbandingan kelangsingan L/r dibatasi sebesar 300 untuk batang standar
dan 240 untuk batang primer. Dalam menentukan tahanan nominal suatu
batang tarik, harus diperiksa tiga macam kondisi kebutuhan yang
menentukan :
Tn = Ag.Fy
dengan :
Ag = Luas penampang kotor (mm2)
Fy = Kuat leleh material (MPa)
Tn = Ae · fu
Faktor tahanan untuk kondisi fraktur diambil lebih kecil dari pada untuk
kondisi leleh, sebab kondisi fraktur lebih getas atau berbahaya dan
sebaliknya, tipe keruntuhan jenis ini sebaiknya dihindari.
An ≤ 0,85Ag
Ae = U · An
ẋ = Eksentris Sambungan
L = Panjang Sambungan
D. Geser Blok
Geser blok merupakan sebuah elemen plat tipis menerima beban
tarik dan sambungan dengan alat pengencang. Dimana tahanan dari
komponen tarik tersebut ditentukan oleh kondisi batas sobek.
Keruntuhan dalam geser blok ada 2 yaitu : :
1) Geser leleh - tarik fraktur (fu · Ant ≥ 0,6 · fu ·
Anv) Tn = 0,6 · Fy · Agv + fu · Ant
2) Geser fraktur - tarik leleh (fu · Ant < 0,6 · fu ·
Anv) tn = 0,6 · fu · Anv + Fy · Agt
Batang tekan merupakan elemen struktur yang dikenai harga gaya tekan
aksial, beban aksial bekerja sepanjang sumbu longitudinal melalui centroid
penampang melintangnya. Aplikasi batang tekan:
a. Rangka batang (truss) atap, jembatan dan sejenisnya
b. Strut (pengaku diagonal)
c. Bracing (CBF)
Jika sebuah batang tekan dibebani secara bertahap dari kecil sampai
besar perlahan-lahan, lambat laun batang tersebut akan tidak stabil dan
menekuk, beban yang ada pada kondisi tersebut disebut beban tekuk kritis.
Batang-batang tekan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
stabilitasnya (tidak ada bahaya tekuk)
Nu ≤ φn . Nn
√ dan, dan,
2.7 Sambungan
Dua tipe dasar baut mutu tinggi yang distandarkan oleh ASTM adalah
tipe A325 dan A490. Baut ini mempunyai kepala berbentuk segi enam. Baut
A325 terbuat dari baja karbon yang memiliki kuat leleh 560-630 Mpa, baut
A490 terbuat dari baja alloy dengan kuat leleh 790-900 Mpa, tergantung
pada diameternya.
a. Twist = 0,5°
b. Sway = 0,5°
Redundansi
Gambar 2. 10 Peta respon spektra percepatan 0,2 detik (Ss) terlampaui 2% dalam
50 tahun (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010).
Gambar 2. 11 Peta respon spektra percepatan 1,0 detik (S1) terlampaui 2% dalam
50 tahun (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010)
BAB III
DESAIN PENDAHULUAN
START
Pengumpulan Data
Studi Literatur
Preliminary Design
Redesign
Kontrol NOT OK
OK
Gambar Output Auto CAD
Analisa hubungan profil-profil keempat modeltower, deformasi vs angin, kapasitas rasio batang
END
A. Pengumpulan data
Mengumpulkan data -data yang diperlukan, berupa :
a. Nama Menara : Tower Telokomunikasi
b. Fungsi : Menara Pemancar Signal Telekomunikasi
c. Jenis : Self SupportingTower (SST)
d. Ketinggian : 29 meter
e. Struktur Utama : Rangka Baja (Kaki Empat)
B. Studi Literatur
Melakukan studi referensi berupa buku pustaka atau peraturan mengenai
perencanaan struktur baja dan konstruksi tower, antara lain :
a. Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural
Standards for Steel Antenna Tower and Antenna Supporting
Structure (TIA/EIA-222-F, 1991)
b. Tata Cara Pelaksanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-1729-2002)
c. Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural
Standards for Steel Antenna Tower and Antenna Supporting
Structure (TIA/EIA-222-G, 2005)
D. Preliminary Design
Pada tahap ini dilakukan hal – hal berikut :
1. Dimensi awal dari elemen struktur, yang meliputi :
a. Profil baja yang digunakan sebagai rangka utama (persegmen)
b. Profil baja unruk sambungan
c. Profil baja untuk bordes
2. Penentuan mutu bahan yang digunakan dalam perencanaan.
3. Penentuan jenis dan jumlah antenna.
4. Pembebanan, Penentuan dan penggunaan beban menurut peraturan
pembebanan
(TIA/EIA-222-F, 1991). Kombinasi pembebanan yang digunakan
sesuai peraturan (TIA/EIA-222-G, 2005) dan kontrol design menggunakan
(SNI 03-1729-2002).
Adapun beberapa sifat mekanis lainnya dari baja yaitu seperti yang
tercantum dalam SNI 03-1729-2002 :
TAHUN/BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
2004 2.62 2.11 6.69 3.19 2.37 4.78 5.14 2.62 2.62 7.72 12.35 3.60
2005 2.11 1.85 3.96 3.19 6.17 2.62 3.96 2.62 2.62 3.19 5.14 3.96
2006 2.37 2.37 3.19 2.37 2.37 2.62 2.62 5.14 2.62 2.62 3.70 3.19
2007 2.62 5.14 3.96 5.14 2.62 2.62 24.69 2.37 4.78 5.14 3.19 2.62
2008 2.62 3.19 3.19 10.29 2.62 2.62 2.62 5.04 6.17 6.17 3.70 2.93
2009 5.14 2.62 10.29 2.93 2.62 3.45 4.78 6.17 4.22 2.62 5.14 5.14
2010 3.96 12.35 2.62 2.62 2.37 6.64 5.14 4.78 7.92 6.17 2.62 5.14
2011 12.35 7.20 7.20 7.72 13.89 3.19 5.30 4.48 7.72 6.64 3.19 4.48
2012 13.22 6.64 10.29 11.63 6.64 7.72 6.17 5.66 3.19 5.30 5.14 4.78
2013 9.77 12.86 4.78 6.17 9.26 3.96 5.14 5.30 5.30 6.17 3.96 3.45
Maksimum 13.22 12.86 10.29 11.63 13.89 7.72 24.69 6.17 7.92 7.72 12.35 5.14
Sumber : Perhitungan
Diameter Baut : 13 mm
Mutu Baut : A307
BAB IV
PEMBEBANAN
Pembebanan yang bekerja pada struktur tower adalah beban mati, beban
angin, dan beban hidup.
1. Beban mati
Beban Sendiri tower adalah berat yang tergantung dari jenis profil
yang digunakan dalam perencanaan struktur tower tersebut. Berat ini
secara otomatis akan dihitung sendiri dalam program SAP 2000
Beban Antenna adalah berat tambahan yang dibebankan pada
struktur tower. Berat dari antenna ini sendiri tergantung dari jenis
dan jumlah antenna yang terpasang. Secara umum antenna
pemancar yang biasa digunakan untuk tower komunikasi ada dua
macam yaitu antenna jenis solid dan grid. Dengan parameter
diameter yang sama, antenna jenis solid mempunyai berat yang
lebih besar daripada jenis grid. Pada struktur SST ini menggunakan
antenna jenis microwave sebanyak 6 buah
Beban tangga adalah berat yang juga diperhitungkan dalam struktur
tower ini. Perencanaan beban tangga untuk menara tower
mempunyai persyaratan yaitu untuk menara tower dengan tinggi
lebih dari 50 ft (15 meter), harus tersedia tangga sebagai tempat
istirahat. Untuk jarak (spasi) antara anak tangga minimum 12 inci
(30.48 cm) dan maksimum 16 inchi (40.64 cm), serta mempunyai
lebar bersih tangga minimum 12 inchi (30.48) (EIA/TIA,13.2.2)
Beban bordes juga diperhitungkan dalam struktur tower ini.
Perencanaan beban bordes ini berfungsi sebagai tempat istirahat
sementara untuk para pekerja. Beban bordes yang bekerja pada
menara tower adalah sebesar 67 kg (EIA/TIA,13.2.5)
2. Beban angin,
Perencanaan beban angin pada tower ini menggunakan data angin 10
tahunan yang diambil dari nndc climate data online wilayah Surabaya.
Desain menara umumnya menanggung beban angin sebagai tambahan berat
sendiri , beban angin pada piringan antenna dan aksessoris menara (seperti
tangga, lampu, kabel dan elevator ) dan beban reaksi. Beban yang
ditanggung biasanya dikelompokkan menjadi 2, beban gravitasi dan beban
lateral.
Beban angin yang bekerja terdiri dari beban pada struktur menara dan
beban pada antenna. Tekanan angin pada struktur dihitung dengan
mengasumsikan tekanan angin yang bekerja pada titik siul dalam setiap
section/segmen. Adapun pengolahan data angin yang akan dijadikan sebagai
input dalam analisa adalah kecepatan angin maksimum. Rumus yang
digunakan dalam SAP 2000 ini mengacu pada peraturan EIA/TIA-222-G.
Selain beban angin yang bekerja pada menara tower, juga terdapat beban
angin yang bekerja pada antenna. Beban angin yang bekerja pada antenna
juga tergantung pada jenis antenna yang digunakan dan ukuran diameter
antenna tersebut.
TAHUN/BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
2004 2.62 2.11 6.69 3.19 2.37 4.78 5.14 2.62 2.62 7.72 12.35 3.60
2005 2.11 1.85 3.96 3.19 6.17 2.62 3.96 2.62 2.62 3.19 5.14 3.96
2006 2.37 2.37 3.19 2.37 2.37 2.62 2.62 5.14 2.62 2.62 3.70 3.19
2007 2.62 5.14 3.96 5.14 2.62 2.62 24.69 2.37 4.78 5.14 3.19 2.62
2008 2.62 3.19 3.19 10.29 2.62 2.62 2.62 5.04 6.17 6.17 3.70 2.93
2009 5.14 2.62 10.29 2.93 2.62 3.45 4.78 6.17 4.22 2.62 5.14 5.14
2010 3.96 12.35 2.62 2.62 2.37 6.64 5.14 4.78 7.92 6.17 2.62 5.14
2011 12.35 7.20 7.20 7.72 13.89 3.19 5.30 4.48 7.72 6.64 3.19 4.48
2012 13.22 6.64 10.29 11.63 6.64 7.72 6.17 5.66 3.19 5.30 5.14 4.78
2013 9.77 12.86 4.78 6.17 9.26 3.96 5.14 5.30 5.30 6.17 3.96 3.45
Maksimum 13.22 12.86 10.29 11.63 13.89 7.72 24.69 6.17 7.92 7.72 12.35 5.14
( ( ) ) ( )( )
Tahun Data Log X Log X - Log Xi (Log X - Log X)2 (Log X - Log X)3
2004 4.6510 0.6675 -0.0236 0.0006 0.0000
2005 3.4208 0.5341 -0.1570 0.0246 -0.0039
2006 2.9321 0.4672 -0.2239 0.0501 -0.0112
2007 5.4098 0.7332 0.0421 0.0018 0.0001
2008 4.2652 0.6299 -0.0612 0.0037 -0.0002
2009 4.5953 0.6623 -0.0288 0.0008 0.0000
2010 5.1954 0.7156 0.0245 0.0006 0.0000
2011 6.9444 0.8416 0.1505 0.0227 0.0034
2012 7.1973 0.8572 0.1661 0.0276 0.0046
2013 6.3443 0.8024 0.1113 0.0124 0.0014
Rerata 0.6911
Jumlah 0.1449 -0.0059
S. Deviasi 0.1269
CS -0.4647
K 1.2588
Sumber : Perhitungan
√ ( ) ( )2 √( ) ( = 0,1269
)2
( ( ) ) ( )( )
K10 * = exp 1,258 = 12,58
Sumber : Perhitungan
√ ( ) ( )2 √ = 0,127
()()
()( )
No Metode m/s
1 Distribusi Normal 7.718
2 Log Normal 12.58
3 Log Person 3 7,093
Sumber :Perhitungan
4.2 Menghitung Beban Angin pada Struktur Menara
Horizontal
4m
Leg Bracing
Segmen A
Diketahui beberapa data tentang profil dan panjang batang pada Struktur
tower, sebagai berikut :
Panjang
Level H(Tinggi) Profil
Batang
Horizontal SIKU 150.150.14 2.93
1 4 Leg SIKU 200.200.25 4.00
Bracing V SIKU 80.80.12 5.00
Horizontal SIKU 150.150.14 2.67
2 8 Leg SIKU 175.175.15 4.00
Bracing V SIKU 80.80.12 4.80
Horizontal SIKU 150.150.14 2.40
3 12 Leg SIKU 175.175.15 4.00
Bracing V SIKU 80.80.12 4.50
Horizontal SIKU 150.150.14 2.13
4 16 Leg SIKU 175.175.15 4.00
Bracing V SIKU 80.80.12 4.50
Panjang
Level H(Tinggi) Profil Batang
Horizontal SIKU 150.150.14 1.87
5 20 Leg SIKU 175.175.15 4.00
Bracing V SIKU 80.80.12 4.50
Horizontal SIKU 150.150.14 1.60
6 24 Leg SIKU 175.175.15 4.00
Bracing V SIKU 80.80.12 4.40
Horizontal SIKU 150.150.14 1.40
7 27 Leg SIKU 175.175.15 3.00
Bracing V SIKU 80.80.12 3.40
Horizontal SIKU 150.150.14 1.40
8 29 Leg SIKU 175.175.15 2.00
Bracing V SIKU 80.80.12 2.40
Sumber: Perhitungan
Af = Luasan bersih untuk permukaan segmn satu sisi tower yang ditinjau
( m2 )
Luas Segmen Tower = Lebar × panjang × jumlah
Ag = Luas Bruto untuk permukaan satu sisi tower yang ditinjau (m2)
= Luas Trapesium
= ½ × (Panjang panel1 + Panjang panel2) × Tinggi
= ½ × ( 3.2 + 2.93 ) × 4
= 12,260 m2
Kz = Koefisien terlindung / tidak terhadap udara
2
=* +
untuk z dalam meter ( ketentuan 1.00 ≤ Kz ≤ 2.58 )
2
=* +
= 0.770
Qz = Tekanan percepatan ( Pa )
= 0.613 × Kz × V2 untuk V dalam m/s
= 0.613 × 0.770 × 22.42
= 236.733 Pa = 24,140 Kg/m2
GH = Faktor respon hembusan ( dengan h = tinggi total dari tower )
= 0.65 +
untuk h dalam meter ( 1.00 ≤ GH ≤ 1.25 )
()
= 0.65 +
()
F = Qz × Gh × ( 𝐶𝑓 𝐴𝑒) ( 𝐶𝑎 𝐴𝑎
F = 24,140 × 1,250 × ( 𝑥 ) ( 𝑥 )
= 341,408 Kg
35 Microwave 3 1.2 47
39 Microwave 2 0.6 7
43 Sector 1 A0053 2 55
Sumber: Perencanaan
Berikut adalah spesifikasi antenna yang digunakan pada tower ini :
Luas ( A ) : ∏
Kz :* +
:* +
: 1,43 (dalam ft )
GH :
( )2
:
( )2
: 1.152 (dalam ft )
Ca = 0.00195
Cs = 0.00105
Cm = -0.00028
Fa = Ca × A × Kz × GH × v2
= 44,344 Kg
Fs = Cs × A × Kz × GH × v2
= 23,877 Kg
M = Cm × D × A × Kz × GH × v2
= -24,7836 Kg.m
segmen 1 2 3 4 5 6 7 8
tinggi 4 4 4 4 4 4 3 2
Sumber: Perencanaan
Nama segmen 2
Total Volume :
= (Volume Lag Tangga + Volume anak tangga)
= (1232 + 1131)
= 2363 m2
= 7850 × 2363
= 18,549 kg
Tinggi Panj Juml Profil Leg Tangga Profil Anak Tangga Ag Ag Volume Volume Total Volume Berat Tangga
Segmen siku siku
(m) ang ah Leg Anak Leg Anak (m3) (kg)
1 4 0.5 13 40.40.4 30.30.3 3.08 1.74 1232 1131 2363 18.54955
2 4 0.5 13 40.40.4 30.30.3 3.08 1.74 1232 1131 2363 18.54955
3 4 0.5 13 40.40.4 30.30.3 3.08 1.74 1232 1131 2363 18.54955
4 4 0.5 13 40.40.4 30.30.3 3.08 1.74 1232 1131 2363 18.54955
5 4 0.5 13 40.40.4 30.30.3 3.08 1.74 1232 1131 2363 18.54955
6 4 0.5 13 40.40.4 30.30.3 3.08 1.74 1232 1131 2363 18.54955
7 3 0.5 10 40.40.4 30.30.3 3.08 1.74 924 870 1794 14.0829
8 2 0.5 6 40.40.4 30.30.3 3.08 1.74 616 522 1138 8.9333
Sumber : Perhitungan
29 m
: ( 6 × 1,02 ) x 4 = 24,48 Kg
Jumla
Tinggi Berat h Berat
Segmen
(m) (kg/m) Kabel (kg)
(per
segmen)
1 4 1.02 6 24.48
2 4 1.02 6 24.48
3 4 1.02 6 24.48
4 4 1.02 6 24.48
5 4 1.02 6 24.48
6 4 1.02 6 24.48
7 3 1.02 6 18.36
8 2 1.02 6 12.24
Sumber: Perhitungan
BAB V
ANALISA STRUKTUR
35 Microwave 3 1.2 47
39 Microwave 2 0.6 7
43 Sector 1 A0053 2 55
2. Beban Angin
a) Beban angin pada struktur ditunjukkan pada table berikut
: Tabel 5. 2 Beban Angin pada struktur menara
D (Arah- Sway X
Level ΔH ΔD Keterangan
x) Radian Degree
-8.103E- 2.03E-
OKE
1 4 06 8.1E-06 06 0.000116
-7.779E- 3.24E-
OKE
2 4 06 07 8.1E-08 4.64E-06
1.51E- 3.77E-
OKE
5 4 -2.02E-06 06 07 2.16E-05
3.26E- 1.63E-
OKE
8 2 -1.12E-07 07 07 9.33E-06
Sumber : Perhitungan
Kontrol Twist (Puntiran)
R2
Level ΔH Keterangan
radian degree
1 4 -5.1E-20 -2.9E-18 OKE
-
OKE
2 4 -3.1E-05 0.00178
3 4 -3.2E-20 -1.8E-18 OKE
4 4 -5.3E-20 -3E-18 OKE
5 4 -1.1E-19 -6.5E-18 OKE
6 4 -1.2E-19 -6.7E-18 OKE
7 3 -6.3E-20 -3.6E-18 OKE
8 2 -2E-19 -1.1E-17 OKE
Sumber : Perhitungan
Data profil :
Horizontal segmen 1-8 : Siku 150.150.14
Leg segmen 1-8 : Siku 175.175.15
Leg segmen 1-8 : Siku 200.200.20
Bracing segmen 1-8 : Siku 80.80.12
A. Batang Tekan
Pada batang tekan Sebagai contoh, ditinjau Batang 7 (Leg) profil siku
200.200.20, diketahui dari software :
()
()
( )
√ √
Untuk maka :
( )
()( )
∑ ( ) (( ) )
̅ ()
()
( )( )
̅ ( )( )
( )
( ) ( )
̅
( ) [ √ ]
( )
( )( )( )
]
( )[ √ ( )
( )
Yang menentukan adalah :
………….. OK
B. Batang Tarik
Sebagai contoh, ditinjau Batang 233 (Horizontal) profil siku
75.75.7, diketahui dari software :
()
Kondisi Leleh
Kondisi Fraktur
()
………. OK
Secara keseluruhan, perhitungan batang Tarik dan batang tekan dapat
dilihat pada Lampiran 3.
( )( )( )( )
( )( )( )( )
()
73 13
4 14
Karena (0.6 × Fu × Anv) < (Fu × Ant) maka kondisi leleh – Tarik
fraktur menentukan :
= 24,31 ton
Rbs > Tu= 24,31 ton > 23,23 ton.....................OK
Dipilih Anchor bolt tipe AB-02 dengan spesifikasi Shear = 19.90 KN dan
pull out strength 35.81 KN.
M2 = 1.68E-17 Kgm
F1 = -0.0022 Kg
F2 = 3.71E-17 Kg
F1 = -0.0022 Kg
F2 = 1.662E-17 Kg
Joint Ketiga (Joint 7)
M1 = -6.621E-18 Kgm
M2 = 3.336E-17 Kgm
F1 = -0.0022 Kg
F2 = -1.1E-16 Kg
Momen Geser
Joint
M1 M2 L1 (arah x) L2 (arah y) Rx Ry cek F1 F2 cek kekuatan angkur Cek
m m arah x arah y arah x arah y
1 -2E-18 1.68E-17 0.02 0.02 2.52E-17 2.1E-16 OKE OKE -0.0022 3.71E-17 796000 OKE OKE
7 0 -1.7E-17 0.02 0.02 0 2.1E-16 OKE OKE -0.0022 1.66E-17 796000 OKE OKE
4 -6.6E-18 3.34E-17 0.02 0.02 8.28E-17 4.17E-16 OKE OKE -0.0022 -1.1E-16 796000 OKE OKE
73 3.31E-17 -0.2284 0.02 0.02 4.14E-16 2.855 OKE OKE 0 0 796000 OKE OKE
Sumber : Perhitungan
BAB VII
ANALISIS RESPON SPECTRUM
Gambar 7. 1 Koefisien Fa
Gambar 7. 2 Koefisien Fv
Berdasarkan interpolasi dari tabel diperoleh nilai :
Fa = 1,452
Fv = 1,854
1. Untuk Perioda =0
Sa = 0,40 Sds = 0,40
2. Untuk Perioda = T0
Sa = Sds = 0.421
3. Untuk Perioda = Ts
Sa = Sds = 0.421
4. Selanjutny menghitung Perioda
: Ts + 0,1
Ts + 0,2
Ts + 0,3
Sampai Ts + 4,0
Dengan Sa = (Ts + 0,1) x Sd1
Dengan cara yang sama sampai dengan Ts + 4,0
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. 1 Spektrum Respon Desain Tanah Sedang
Periode ( T ) Sa Keterangan
0 0.168 0
0.160 0.421 T0
0.801 0.421 Ts
0.901 0.374 Ts+0,1
1.001 0.337 Ts+0,2
1.101 0.306 Ts+0,3
1.201 0.281 Ts+0,4
1.301 0.259 Ts+0,5
1.401 0.241 Ts+0,6
1.501 0.225 Ts+0,7
1.601 0.211 Ts+0,8
1.701 0.198 Ts+0,9
1.801 0.187 Ts+1,0
1.901 0.177 Ts+1,1
2.001 0.169 Ts+1,2
2.101 0.161 Ts+1,3
2.201 0.153 Ts+1,4
2.301 0.147 Ts+1,5
2.401 0.141 Ts+1,6
2.501 0.135 Ts+1,7
2.601 0.130 Ts+1,8
Periode ( T ) Sa Keterangan
2.701 0.125 Ts+1,9
2.801 0.120 Ts+2,0
2.901 0.116 Ts+2,1
3.001 0.112 Ts+2,2
3.101 0.109 Ts+2,3
3.201 0.105 Ts+2,4
3.301 0.102 Ts+2,5
3.401 0.099 Ts+2,6
3.501 0.096 Ts+2,7
3.601 0.094 Ts+2,8
3.701 0.091 Ts+2,9
3.801 0.089 Ts+3,0
3.901 0.086 Ts+3,1
4.001 0.084 Ts+3,2
4.101 0.082 Ts+3,3
4.201 0.080 Ts+3,4
4.301 0.078 Ts+3,5
4.401 0.077 Ts+3,6
4.501 0.075 Ts+3,7
4.601 0.073 Ts+3,8
4.701 0.072 Ts+3,9
4.801 0.070 Ts+4,0
Sumber : Perhitungan
Grafik 7. 1 Grafik respon spectrum tanah sedang pekanbaru
0,8
SA
0,6
0,4
0,2
0
0 1 2 3 4 5
Perioda ( T )
Sumber : Perhitungan
a. Join 11
1. Grafik Frekuensi
Arah X
b. Join 13
1. Grafik Frekuensi
Arah X
c. Join 14
1. Grafik Frekuensi
Arah X
d. Join 16
1. Grafik Frekuensi
Arah X
Arah Y
Arah Y
8.1 Kesimpulan
8.2 Saran
71
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
72
LAMPIRAN C
ANALISIS STRUKTUR DENGAN SA
73
LAMPIRAN D
TIA/EIA 222 F