Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MENINGKATKAN KEINGINAN DAN MOTIVASI


GENERASI MUDA DALAM BERWIRAUSAHA

Arranged by :

Yani Sri Rahayu 191100013

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
BEKASI
2019

i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Entrepreneur.....................................................................................................................3
2.2 Ciri dan Sifat Etrepreneur.................................................................................................4
2.3 Sikap Entrepreneur.........................................................................................................10
2.4 Kunci Sukses..................................................................................................................13
2.5 Membuat Keputusan.......................................................................................................15
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................20
3.1 Simpulan.........................................................................................................................20
3.2 Saran...............................................................................................................................21

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Globalisasi yang didorong oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan
teknologi terutama teknologi informasi telah berimplikasi pada kaburnya batas-batas
antarnegara, dunia semakin terbuka, transparan, dan menjadi satu yang oleh Kenichi Ohmae
disebut sebagai the borderless world atau desa dunia. Pada konteks inilah setiap bangsa
dituntut untuk melakukan perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan,
ekonomi, politik, sosial dan budaya, serta bidang pendidikan.
Untuk menjawab permasalahan di atas hanya satu kata kuncinya, yaitu Sumber Daya
Manusia (SDM). Kehidupan akan terus berlanjut dan bencana alam serta krisis yang terjadi
dapat dipandang sebagai suatu peristiwa seleksi alam di mana bangsa-bangsa yang tidak
memiliki SDM yang unggul akan terpuruk dalam ketidakberdayaan, sementara itu, bangsa
yang didukung oleh manusia-manusia yang unggul, punya visi, dinamis, serta memiliki
integritas dan komitmen terhadap kemajuan akan terus hidup dan menjadi bangsa yang
disegani. Dengan bertolak dari dasar pemikiran tersebut maka jelas peran pemerintah dan
seluruh lembaga yang ada di masyarakat harus ditujukan pada upaya untuk menciptakan
benih manusia-manusia Indonesia yang unggul, yaitu sosok manusia Indonesia yang
memiliki mental dan semangat wiraswasta atau yang sekarang lebih populer dengan sebutan
wirausaha.
Namun berwirausaha tidak semudah yang dibayangkan karena berdasarkan penelitian
hanya sekitar 25 pesen perusahaan yang didirikan dapat bertahan hingga usia 10 tahun,
banyak resiko yang akan dihadapi saat berwirausaha dimulai dari faktor keuangan,
pendidikan-profesionalisme, budaya dan organisasi, pemerintah, transfer hasil riset,
infrastruktur fisik, dan SDM.
Oleh karena itu sebelum memulai untuk menjadi wirausaha atau entrepreneur maka
sesorang harus memiliki sifat mental yang kuat sehingga siap dalam menghadapi segala
resiko saat berbisnis. Selain mental, jejaring atau networking juga dibutuhkan dalam
berbisnis karena dengan adanya networking maka berbisnis akan lebih mudah. Dalam
membuka suatu bisnis diperlukan modal untuk menunjang sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, wirausahawan yang baru lebih baik tidak meminjam modal dari Bank atau
lembaga keuangan lainnya.

1
Dalam menjalankan suatu bisnis akan banyak ide – ide yang bermunculan dari situ
kita harus memilih ide yang menurut kita mungkin untuk dijalankan, mengumpulkan ide
dapat melalui observasi, lalu melakukan brain stroming, setelah itu membtuk konsep,
melakukan uji coba jika dirasa layak secara ekonomi dan teknikal kita lanjutkan dengan
praktek usaha dan berhubungan dengan stakeholder. Salah satu stakeholder yaitu pelanggan
dapat ditentukan berdasarkan segmentasi, target pasar, dan positioning (STP). Dari sisi
perusahaan dapat menjalankan strategi 4P (product, price, place, promotion) jika usaha akan
bergerak dibidanng jasa maka bisa menggunakan 7P ( 4P + people, physical evidence,
process).

1.2 Tujuan
Meningkatkan keinginan dan memotivasi generasi muda untuk berwirausaha dengan
menjelaskan pengertian entrepreneur, sifat yang dimiliki entrepreneur, beberapa jenis
pekerjaan yang dapat dilakukan untuk wirausahawan muda, dan kunci sukses dalam memulai
suatu bisnis.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Entrepreneur
1. Pengertian Entrepreneur
Untuk menjadi seorang entrepreneur yang dapat bertahan dalam perkembangan bisnis
dibutuhkan kreativitas yang tinggi dan inovasi yang tanpa batas. Inovasi yangdimaksud
adalah kemampuan dalam menciptakan hal-hal baru guna menambah nilai suatu produk.
Salah satu kunci menjadi seorang entrepreneur yang sukses adalah dengan bekerja sepenuh
hati.
Menjadi seorang entrepreneur di usia muda bukanlah hal yang mustahil. Banyak orang
yang telah menjadi seorang entrepreneur sukses di usia muda dan sukses meraih keuntungan
yang besar dari hasil menjadi entrepreneur. Untuk menjadi seorang entrepreneur diperlukan
suatu aksi nyata. Karena tanpa aksi nyata, rencana dan modal untuk memulai suatu usaha
tidak akan berarti jika tidak ada suatu aksinyata. Seorang entrepreneur juga dituntut untuk jeli
dalam melihat peluang usaha. Jika sudah melihat suatu peluang, segera lakukan aksi.
Relasikan rencana-rencanayang ada di dalam pikiran kedalam suatu aksi nyata yang akan
membawa kedalam suatu kesuksesan.
Entrepreneurship mengandung makna wiraswasta atau wirausaha adalah cabang ilmu
ekonomi yang mengajarkan bagaimana kita bisa mandiri dalammemulai suatu usaha dalam
rangka mencapai profit serta mengembangkan seluruhpotensi ekonomi yang dimiliki.
( Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung ;2014; 26). Untuk lebih jelasnya berikut
pengertian Entrepreneur menurut pandangan para ahli:
 Geoffrey G. Meredith et. Al, 1995 
Entrepreneur adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat danmenilai
kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumberdaya yang dibutuhkan
guna mengambil keuntungan daripadanya sertamengambil tindakan yang tepat, guna
memastikan kesuksesan.
 Skinner, 1992 
Entrepreneur adalah seseorang yang mengambil risiko yang diperlukanuntuk
mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerimaimbalan jasa berupa
profit nonfinancial.
 Siswanto Sudomo, 1989

3
Entrepreneurship adalah segala sesuatu yang penting mengenaiseorang wirausaha,
yakni orang yang memiliki sifat bekerja keras dan berkorban, memusatkan segala
daya dan berani mengambil risiko untukmewujudkan gagasannya.
Konsep entrepreneurship mulai diperkenalkan pada abad ke-18 di Prancis oleh
Richard Cantillon. Pada periode yang sama di Inggris juga sedang terjadi revolusi
industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur. Kemudian, gagasan tersebut dibahas
secara lebih mendalam oleh Joseph Schumpeter, seorang ahli ekonomi Jerman, pada
tahun 1911. Melalui teori pertumbuhan ekonomi dari Schumpeter konsep
entrepreneurship telah didudukkan pada posisi yang sangat penting dalam
pelaksanaan pembangunan. Pengertian entrepreneurship itu sendiri berkembang
sejalan dengan evolusi pemikiran para ahli ekonomi di dunia barat, kemudian
menyebar ke negara-negara lain termasuk ke Indonesia. Di negara kita sendiri konsep
entrepreneurship tersebut dialihbahasakan sebagai kewiraswastaan atau
kewirausahaan. Dari sejumlah definisi yang dikemukakan oleh para ahli baik dalam
maupun luar negeri diketahui bahwa terdapat banyak keragaman definisi yang terjadi.
Hal ini sangat mungkin karena konsep kewirausahaan itu sendiri merupakan konsep
ilmu sosial yang bersifat dinamis dan akan selalu mengalami perubahan seiring
dengan kemajuan yang dicapai oleh perkembangan ilmu itu sendiri. Sejumlah definisi
yang telah disumbangkan oleh para ahli tersebut merupakan landasan bagi
pengembangan studi lebih lanjut.

2.2 Ciri dan Sifat Etrepreneur

Untuk menjadi seorang Entrepreneur kita harus memiliki ciri dan sifat sebagai berikut:
 Percaya Diri
Modal pertama yang harus dimiliki seorang entrepreneur adalah percayadiri.
Percaya diri biasanya muncul dari suaru tindakan dan pengambilan keputusan yang
berani dalam keraguan. Seseorang yang akan memulai bisnis harus memiliki rasa
percaya diri yang tinggi. Kepercayaan diri menunjukkan kekuatan pebisnis. Percaya
diri yang kuat akan mampu memotivasi untuk lebih maju. Selain itu percaya diri juga
akan membantu Anda dalam menghadapi masalah yang terjadi selama proses bisnis
berlangsung. Kepercayaan diri seseorang, akan menunjukkan kemandiriannya. Orang
yang mandiri, akan mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk bagi
dirinya sendiri. Percayaa diri dapat terbentuk jika Anda selalu membiasakan

4
menyelesaikan masalah sendiri, tanpa bergantung kepada orang lain. Sifat percaya diri
ini, akan membantu pebisnis untuk tidak takut gagal, tidak mudah putus asa, dan akan
selalu merasa bahwa dirinya mampu serta tidak ragu-ragu dalam memecahkan
masalah. Percaya diri menunjukkan bahwa ia memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi, kritis, emosinya pun lebih stabil, dan tidak mudah tersinggung.
 Pantang Menyerah
Seorang entrepreneur harus memiliki sifat pantang menyerah dalam
menjalankan suatu bisnisnya. Pantang menyerah adalah sikap kuat yang tidak mudah
menyerah dengan tantangan dan rintangan yang ada. Orang-orang yang memiliki
sikap pantang menyerah tidak akan berpasrah begitu saja dengan keadaan, melainkan
mereka akan memberikan kerja keras dengan usaha maksimal yang mereka miliki dan
performa terbaik dalam setiap kesempatan yang ada. Dengan kata lain, pantang
menyerah adalah sebuah sikap yang tidak mudah putus asa dalam melakukan segala
hal, dan sikap pantang menyerah ini selalu dibarengi dengan perasaan yang optimis
dan mudah untuk bangkit dari keterpurukan. Jika bisnis yang sedang dijalankan gagal,
seorang entrepreneur akan mencari jalan keluar hingga bisnis yang dijalankannya
menjadi sukses.
 Berani Mengambil Risiko
Berani mengambil risiko adalah hal yang wajib untuk seorang entrepreneur.
Dalam pengambilan suatu risiko biasanya terdapat sebuah peluang yang sangat besar
yang akan membawa bisnis kita kedalam suatu kesuksesan. Semua resiko dalam
membangun bisnis dapat di minimalisir. Tinggal bagaimana cara untuk mengurangi
resiko tersebut. Biasanya para pebisnis pemula yang selalu berpikir ribuan kali dalam
mendirikan bisnis, bagaimana cara mendirikannya, cara jualannya, kalau rugi
bagaimana dan terakhir adalah kalau bangkrut nanti bagaimana. Semua pertanyaan itu
adalah resiko yang akan ditempuh dalam mendirikan bisnis. Berani mengambil resiko
adalah salah satu kunci dalam memulai usaha, karena dalam komponen ini banyak
sekali item yang mengikutinya, yaitu berani rugi, berani mengambil keputusan, berani
menghadapi masalah, berani menahan diri untuk tidak menggunakan uang perusahaan
untuk bersenang-senang, serta berani untuk bangkrut. Itu baru sedikit resiko yang ada
saat mendirikan bisnis. Oleh karena itu, seorang calon pebisnis harus mampu
menghilangkan rasa takut terhadap semua resiko yang ada. caranya adalah sebagai
berikut :

5
a. Lakukan survey atau pengamatan, sehingga mengetahui rintangan yang akan
dihadapi, sehingga dapat strategi dalam menghadapi semua rintangan yang ada.
b. Pilihlah bisnis yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
c. Sesuaikan modal dengan besaran bisnis yang akan dibangun.
d. Konsultasi dengan orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidangnya.
e. Mau terima kritikan atau masukan dari orang lain, akan tetapi harus bisa memilah
mana masukan yang baik.
f. Tidak terburu-buru atau terlalu ambisi dalam mengembangkan bisnis.
g. Buat bisnis plan sehingga dalam mengembangkan bisnis dapat terencana dengan
baik.
 Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses dimana seorang yang dianggap lebih
mempunyai kekuasaanbisa mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapai untuk
memenuhi tujuan tertentu. Dalam hal ini memaksa pola pikir orang yang
diperintahkan bertindak dengan cara tertentu mengitu arah yang di tentukan. Seorang
wirausahawan yang sukses adalah pemimin yang bisa mengarahkan karyawannya
dengan baik. Seorang pemimpin dalam kewirausahaan bisa dikatakan sukses apabila
dia percaya pada pertumbuhan perusahaan, efisiensi yang meningkat dan dia sukses
membuat sebuah perusahan menjadi lebih berkembang dari sebelumnya.
Wirausahawan mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, mereka
mengembangkan gaya kepemimpinan mereka masing-masing sesuai dengan
karakteristik pribadi mereka sendiri dalam memajukan perusahaan.
Kepemimpinan dibutuhkan dalam kewirusahaan bertujuan untuk pelaksanaan
dalam berwirausaha dapat berjalan lancar dan teroganisir dengan baik. Karena pada
umumnya kepemimpinan merupakan proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah
tujuan tertentu, sehingga dengan adanya kepemimpinan di dalam kewirausahaan maka
sebuah perusahaan akan mudah terorgganisir dalam mencapai tujuan tertentu. Di
dalam sebuah perusahaan dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang inovatif, kreativ,
dan dapat bertamggung jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha.
Seorang yang memiliki jiwa kepemimpinan pada umumnya ingin tampil
berbeda, lebih dahulu (lebih cepat) dan lebih menonjol. Hal inilah yang melandasi
mengapa seorang wirausaha yang memiliki jiwa kepemimpinan akan menggunakan
kemampuan kreativitas dan inovasinya untuk menghasilkan barang dan jasa dengan

6
lebih cepat dipasarkan dan berbeda dari pesaingnya. Wirausaha seperti inilah yang
menganggap perbedaan sebagai suatu peluang untuk menambah nilai barang dan jasa
yang dihasilkan, sehingga ia akan menjadi leader, baik dalam bidang produksi
maupun pemasaran. Seorang wirausaha yang memiliki jiwa kepemimpinan selalu
ingin mencari peluang, terbuka menerima kritik dan menjadikan saran sebagai
pertimbangan dalam melakukan perbaikan. Seorang wirausaha yang memiliki
leadership ability akan mampu menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power) dan
mengutamakan strategi mediator dan negosiator dibandingkan cara-cara diktator.
Berdasarkan semangat, prilaku dan kemampuannya dalam kepemimpinan (leadership
ability) maka Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1995
mengelompokkan kemampuan wirausaha dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu wirausaha
andal, wirausaha tangguh dan wirausaha unggul.
Namun, Suryana (2003) membedakan wirausaha dalam 2 (dua ) kelompok,
yaitu administrative entrepreneur dan innovative entrepreneur. Dalam hal ini
administrative entrepreneur adalah wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih
menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya
menjadi output dan memasarkannya secara efisien, sedangkan innovative
entrepreneur adalah wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol
dalam bidang kreativitas, inovasi serta menonjol dalam mengantisipasi dan
menghadapi resiko.
 Memiliki Cara Pandang yang Berorientasi pada Masa Depan
Menurut G Thrommsdorf (1983) Orientasi masa depan merupakan fenomena
kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di
masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut
Nurmi(1991), Orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar,
rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang.
Skema kognitif memberikan suatu gambaran individu(peserta dididk) tentang
hal-hal yang dapat diantisipasi dimasa yang akan datang baik tentang dirinya maupun
lingkungannya, atu bagaimana individu mampu menghadapi perubahan konteks dari
berbagai aktifitas komplek dimasa datang.
Seorang entrepreneur selalu memandang masalah, kesulitan, keadaanlingkungan
sekitar, perubahan trend, untuk dijadikan ladang kreativitasdan ide untuk bisnisnya.

7
Dengan kata lain entrepreneur selalumemandang kedepan agar bisninya tetap berjalan
dan mendapatkansuatu kesuksesan.
 Jujur dan Tekun
Seorang entrepreneur harus mengutamakan kejujuran dalam menjalankan
bisnisnya dan tekun dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Seorang yang telah lama
menekuni dunia wirausaha pasti telah mengalami proses panjang meliputi percobaan
dan pembelajaran mental yang matang. Tidak dapat dipungkiri suatu nilai dalam
dunia bisnis tak pernah putus sampai teraihnya kesuksesan adalah kejujuran.
Kejujuran berwirausaha adalah satu etika bisnis yang merangkap juga sebagai
identitas intrepreneur. Kejujuran dalam berwirausaha merupakan the mainly pillar
dalam bisnis. Bagaimana tidak, menjadi seorang pengusaha harus memahami peran
kejujuran di segala aspek kehidupan terkhusus kehidupan bisnis.
 Memiliki Kemampuan Manajerial
Memiliki kemampuan manajerial merupakan salah satu aspek yang harus ada
pada setiap wirausaha. Kemampuan manajerial merupakan kemampuan untuk
mengambil keputusan usaha dan melaksanakan seluruh fungsi manajemen, yaitu
membuat rencana usaha, mengorganisasikan usaha, mengelola usaha (termasuk
mengelola sumber daya manusia), melakukan publikasi/promosi hasil usaha dan
mengontrol pelaksanaan usaha. Seluruh kemampuan manajerial harus dilakukan
secara konsisten dan terintegrasi sehingga seluruh aspek manajerial tersebut tidak
saling kontra produktif terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan
manajerial seorang wirausahawan harus mampu membuat organisasi menjadi “fit”
dengan lingkungannya.
Suatu organisasi (khususnya organisasi bisnis) harus dinamis dan fleksibel,
dikelola oleh manajer yang bervisi ke depan dan mempunyai lingkungan kerja yang
kondusif. Selain itu, pengembangan organisasi atau perusahaan harus didasarkan atas
visi, misi dan tujuan yang jelas sehingga dapat berkembang (sukses) dan hidup untuk
selama-lamanya (going concern). Terdapat 8 (delapan) kompetensi yang harus
dimiliki oleh manajer yang bervisi ke depan, yaitu (1) memiliki kemampuan strategi,
(2) memiliki kemampuan sintesis, (3) memiliki kemampuan berorganisasi, (4)
memiliki kemampuan komunikasi, (5) memiliki kemampuan negosiasi, (6) memiliki
kemampuan presentasi (publikasi ide kreativitas), (7) memiliki kemampuan yang

8
dinamis dan tangguh (mengembangkan diri), dan (8) memiliki lingkungan kerja yang
kondusif.
Lingkungan kerja yang kondusif merupakan salah satu syarat utama agar suatu
organisasi dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada pemilik, pengelola
(manajer) dan pekerjanya. Persyaratan agar suatu lingkungan kerja dapat disebut
kondusif ada 8 (delapan), yaitu adanya :
1) upah yang layak
2) kondisi (peralatan) kerja yang aman dan sehat
3) kesempatan untuk belajar dan menggunakan ketrampilan-ketrampilan baru
4) kesempatan untuk mengembangkan karir
5) integrasi sosial ke dalam organisasi
6) perlindungan terhadap hak-hak individu (pekerja)
7) keseimbangan antara berbagai tuntutan (tuntutan kerja dan bukan kerja)
8) rasa bangga terhadap pekerjaannya dan terhadap organisasi
Sementara itu, Munawir (1999) yang melakukan penelitian tentang
Standarisasi Tes Potensi Kewirausahaan Pemuda Versi Indonesia menemukan adanya
11 (sebelas) ciri atau indikator kewirausahaan, yaitu :
(a) Motivasi berprestasi.
(b) Kemandirian.
(c) Pengambilan Resiko (moderat).
(d) Keuletan.
(e) Orientasi masa depan.
(f) Komunikatif dan reflektif.
(g) Kepemimpinan.
(h) Locus of control.
(i) Perilaku instrumental.
(j) Penghargaan terhadap uang
Sejumlah ciri kewirausahaan tersebut menunjukkan bahwa wirausaha yang
sukses adalah wirausaha yang dapat menjalin hubungan secara baik dengan
lingkungannya, baik lingkungan internal (dalam perusahaan) maupun lingkungan
eksternal (pemerintah, masyarakat, pemasok, pesaing, dll). Teknik menjalin hubungan
baik antara wirausaha dengan lingkungannya dilakukan dalam suatu etika wirausaha,
yang dicirikan dengan tingkah laku yang baik, sopan santun, tolong menolong,

9
tenggang rasa, hormat menghormati dan tatakrama lainnya dalam etika wirausaha
lainnya.

2.3 Sikap Entrepreneur


Seorang Entrepreneur dalam membangun dan mengembangkan usahanya harus memiliki
sikap sebagai berikut:

 Disiplin
Hal pertama yang harus dimiliki seorang entrepreneur adalah disiplin.Kedisiplinan
menjadi kunci utama menjadi seorang entrepreneur yangsukses, terutama disiplin
dalam hal waktu. Seorang entrepreneur tidakakan membuang waktu dengan sia-sia,
karena ia pasti akan melewatkanpeluang besar jika ia membuang waktu dengan sia-
sia.
 Komitmen Tinggi
Memiliki komitmen dalam pekerjaan memberikan makna bahwa setiap wirausaha
hendaknya komit dalam mengelola usahanya yang dilakukan dengan cara
bersungguh-sungguh dan memberikan curahan perhatian sepenuhnya. Oleh sebab itu
seorang wirausaha yang komit atas pekerjaannya tidak akan membiarkan usahanya
berjalan di tempat, tetapi selalu berfikir dan berusaha agar usahanya itu dapat
berkembang dan mempunyai keunggulan kompetisi dengan yang lainnya. Untuk
maksud tersebut, maka seorang wirausahawan harus sepenuh hati dalam menjalankan
usahanya dan berani mengambil resiko usaha yang sudah diperhitungkan sebelumnya.
Wirausahawan yang komit terhadap pekerjaannya harus berani bangkit dari
kegagalannya dan menjadikan masalah yang dihadapi sebagai peluang. Tidak
setengah-setengah dalam mengelola usaha dapat diartikan bahwa seorang
wirausahawan harus memiliki semangat kewirausahaan. Instruksi Presiden Nomor 4
Tahun 1995 memberikan petunjuk tentang semangat kewirausahaan yang meliputi : 1)
Mempunyai kemauan kuat untuk berusaha dengan semangat mandiri; 2) Mampu
membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil resiko; 3) Kreatif dan
innovatif;; 4) Tekun, teliti dan produktif; 5) Berkarya dengan semangat kebersamaan
dan etika bisnis yang sehat.
 Jujur

10
Kejujuran sangat melekat pada diri seorang entrepreneur, seorangentrepereneur
harus memiliki sikap jujur pada setiap kegiatan usahanyaagar konsumen puas dengan
pelayanan yang diberikan.
 Kreatif dan Inovatif
Memiliki kreativitas tinggi berarti mempunyai kemampuan untuk berfikir yang baru
dan berbeda (thinking new thing and different). Namun demikian untuk berfikir yang
baru dapat bersumber dari sesuatu yang lama tetapi dilakukan dengan cara-cara yang
baru dan tidak harus seluruhnya baru. Zimmerer dalam Suryana (2003) menyebutkan
bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika seorang wirausaha melihat sesuatu
yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas adalah berfikir
untuk menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from
nothing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan (Suryana, 2003). Dengan demikian kreativitas (daya cipta)
mengandung beberapa aspek penting, antara lain (1) menciptakan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada (generating something from nothing, (2) muncul ketika melihat
sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda (arise when look at
something old and think something new and different), dan (3) menggantikan sesuatu
dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik (change something with
something more simple and better). Dengan demikian rahasia kewirausahaan adalah
menciptakan nilai tambah barang dan jasa dengan menerapkan kreativitas dan inovasi
untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari tanpa
menunggu perintah (berinisiatif sendiri).

Gambar 1 Tahap –Tahap Inovasi


Zimmerer (1996) menyebutkan adanya 7 (tujuh) tahap dalam proses berfikir kreatif
dalam kewirausahaan, yaitu :
Tahap 1 : Persiapan (Preparation)
Tahap 2 : Penyelidikan (Investigation)

11
Tahap 3 : Transformasi (Transformation)
Tahap 4 : Penetasan (Incubation)
Tahap 5 : Penerangan (Illumination)
Tahap 6 : Pengujian (Verification)
Tahap 7 : Implementasi (Implementation).
 Mandiri
Kemandirian merupakan sikap mutlak yang harus dimiliki oleh seorangentrepreneur.
Mandiri atau tidak tergantung kepada orang lain akan menumbuhkan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different). Melalui
kemandirian dalam berfikir kreatif dan bertindak inovatif, seorang wirausaha dapat
menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Oleh sebab itu, seorang
wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan
pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha bagi dirinya dan bagi orang
lain. Dengan demikian seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal yang
baru dengan jalan mengkombinasikan sumber daya yang ada disekitarnya melalui
pengembangan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru
untuk menghasilkan barang dan jasa yang berbeda dari kompetitornya secara lebih
efisien, memperbaiki produk yang sudah ada dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada para konsumennya.
 Berani Menghadapi Resiko
Berani mengambil resiko tidak sama dengan spekulasi. Artinya resiko yang
ditanggung oleh seorang wirausahawan adalah resiko yang sudah diperhitungkan
secara matang. Richard Cantillon adalah orang yang pertama menggunakan istilah
entrepreneur dan mengatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang berani
menanggung resiko. Keberanian menanggung resiko yang disertai perhitungan yang
mapan merupakan karakteristik wirausaha yang unggul. Keberanian untuk
menangung resiko juga merupakan peubah pertama yang mendorong timbulnya
inisiatif dan mendorong sifat untuk menyukai usaha-usaha yang lebih menantang.
Namun, resiko yang menjadi nilai dalam kewirausahaan adalah resiko yang sudah
diperhitungkan dan penuh realistis. Pilihan terhadap alternatif resiko yang diambil
tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
1) Daya tarik setiap alternatif.
2) Kesediaan untuk menanggung kerugian.

12
3) Perhitungan terhadap peluang sukses atau gagal.

Selain itu, kemampuan untuk melalukan pilihan terhadap alternatif resiko yang
diambil tergantung dari beberapa faktor, yaitu :
1) Keyakinan pada diri sendiri.
2) Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan
kemungkinan mendapatkan keuntungan.
3) Kemampuan untuk menilai situasi resiko secara realistis.
Keberanian dalam mengambil resiko terkait langsung dengan kepercayaan pada
diri sendiri. Dengan demikian, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan
sendiri, maka semakin besar pula keberaniannya dalam mengambil resiko yang
diperhitungkannya sebagai tindakan yang kreatif inovatif. Oleh sebab itu, orang yang
berani mengambil resiko diketemukan pada pada orang-orang yang kreatif dan
inovatif dan merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan (Suryana,
2003).

2.4 Kunci Sukses


Kunci Sukses memulai suatu usaha adalah :
1. Modal
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai
pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda
(uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
sesuatu yang menambah kekayaan.
Menurut Bambang Riyanto (1997:19) pengertian modal usaha sebagai ikhtisar
neraca suatu perusahaan yang menggunakan modal konkrit dan modal abstrak.
Modal konkrit dimaksudkan sebagai modal aktif sedangkan modal abstrak
dimaksudkan sebagai modal pasif. Sesuaikan kondisi keuangan kita/modal awal
dengan sasaran usaha awal yang akan kita buka. Modal awal yang ada cukup
dibelanjakan untuk keperluan awal usaha. Akan lebih baik bila hanya 70% modal
awal tersebut yang digunakan sedang sisanya sebagai dana cadangan. Tanpa

13
modal anda dapat juga membuka usaha baru dengan system kredit misalnya atau
pola perjanjian lainnya asalkan prospek usahanya menjanjikan atau profitable.

2. Skill
Membuka usaha sesuai keahlian yang kita miliki merupakan kunci awal suksesnya
usaha tersebut. Dengan keahlian kita lebih siap menghadapi medan dan mampu
menetralisir ancaman yang mungkin timbul dengan tindakan yang cepat. Sebagai
seorang entrepreneur kita harus memiliki skill yang dapat menunjangsuatu
keberhasilan usaha kita. Berikut ini beberapa skill yang harus
dimiliki seorangentrepreneur dalam menunjang keberhasilan:
- Decision Making
Skill ini wajib dimiliki setiap entrepreneur, karena dalam setiap pilihanyang
akan kita pilih menentukan sukses atau tidaknya suatu bisnis atauusaha yang
sedang kita bangun atau berjalan.
- Human Relations
Tentunya dalam suatu bisnis kita perlu berkomunikasi atau berelasidengan
orang lain. Dalam suatu bisnis memerelukan suatu keterampilanuntuk
berkomunikasi dengan orang lain.
- Time Management
Seorang entrepreneur tentunya harus bisa mengatur waktu seifisienmungkin,
agar waktu tidak terbuang percuma.
- Marketing
Marketing merupakan skill yang wajib dimiliki seorang entrepreneur,bila anda
terjeun ke dunia bisnis tentunya harus menguasai skill tersebut,agar tidak
terjadi kebangkrutan dalam menjalankan suatu bisnis.5.
- Mengatur arus kas
Suatu usaha tidak dapat berjalan dengan baik bila tidak ada profit.Dalam dunia
bisnis diperlukan kemampuan dalam mengelola keuangan,mulai dari
uang keluar ataupun uang masuk. Seorang entrepreneur harusmemiliki
pertimbangan yang tepat agar uang yang akan digunakan tidakterbuang
percuma dan harus cerdas dalam menggunakan uang tersebutagar usaha yang

14
akan kita bangun atau sedang berjalan dapat terusberjalan dan menghasilkan
keuntungan.
3. Lokasi
Pilih lokasi usaha yang strategis, mudah dijangkau dan ramai pengunjung. Lokasi
usaha memengaruhi animo konsumen untuk mampir/belanja dan sangat
berpengaruh terhadap kecepatan pengembangan usaha.
4. Promosi
Anda perlu memperkenalkan usaha yang baru dibuka melalui promosi atau
pemasaran, minimal melalui tampilan depan tempat usaha yang didesain
semenarik mungkin (ada pamflet, umbulumbul, spanduk, dan lain-lain) yang dapat
menarik pengunjung. Untuk usaha berskala menengah atau besar akan lebih baik
bila promosi dilakukan melalui media internet, radio, surat kabar atau TV.
5. Brand
Brand usaha meliputi logo dan nama usaha merupakan salah satu daya tarik calon
konsumen untuk mmapir atau bergabung dengan perusahaan kita. Brand usaha
harus singkat, jelas mudah diingat dan familiar. Contoh : UNIKOM, singkatan
dari Universitas Komputer Indonesia.
6. Membangun Sistem
Bangun sistem usaha yang baik sejak awal memulai usaha, meliputi: manajemen
usaha, organisasi, dan pengelolaan financial. Kelalaian dalam membangun sistem
ini dapat mengakibatkan usaha tersebut bermasalah di kemudian hari, bangkrut,
atau diselewengkan oleh karyawan yang dipercaya.
7. Karyawan
Rekrut karyawan yang mumpuni, akan lebih baik yang telah memiliki keahlian
sesuai bidang usaha yang kita buka. Untuk awal usaha jumlah karyawan tidak
perlu banyak, sesuaikan dengan job yang ada dan bisa ia tangani. Penambahan
karyawan disesuaikan dengan perkembangan usaha. Itupun Menurut DR. IR.
Eddy Soeryanto Soegoto (2015:118).

2.5 Membuat Keputusan


a. Hakekat Pembuatan
Keputusan Pembuatan keputusan pada dasarnya adalah memilih satu atau beberapa
alternatif dari sejumlah alternatif. Pemilihan alternatif tersebut harus didasarkan pada prinsip
optimalitas, yaitu memilih manfaat (keuntungan) yang terbesar dengan resiko yang moderat

15
(diperhitungkan). Pada dasarnya keputusan yang harus dibuat oleh seorang wirausaha dan
bersifat strategis, adalah keputusan untuk memperoleh dan meningkatkan penghasilan dengan
cara mendirikan, mengelola dan mengembangkan perusahaan. Seorang yang cerdas dan
pintar memang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang sukses.
Namun demikian, rasa percaya diri dan sikap mandiri yang kuat dan keberanian untuk
mengambil resiko menjadi faktor penentu agar seorang wirausaha yang cerdas dan pintar
tersebut mampu membuat keputusan terbaik dengan cepat dan tanpa ragu-ragu. Pada
dasarnya orang yang mempunyai sifat penghindar resiko (risk avoider) akan mengambil
keputusan untuk memilih menjadi karyawan karena lebih tenang dan sedikit tantangannya.
Sedangkan orang-orang yang mempunyai sifat pengambil resiko (risk taker) adalah orang-
orang yang menyukai tantangan dan sebuah tantangan akan dianggapnya sebagai peluang.
Orang-orang semacam ini lebih menyukai kehidupan yang dinamis dan penuh gejolak
sehingga dirinya akan menjadi puas jika dapat mengatasi tantangan dan tidak berkecil hati
jika mendapatkan kegagalan. Inilah bakat awal dari seorang yang senang menjadi wirausaha.
Walaupun demikian, manusia itu pada dasarnya mempunyai sifat memungkinkannya
beradaptasi dengan lingkungannya. Jika diberikan imu pengetahuan dan pengalaman yang
menarik maka seorang penghindar resiko mungkin saja akan berubah menjadi pengambil
resiko dan mengambil keputusan untuk menjadi wirausaha.
b. Tantangan Setelah Membuat Keputusan
Perlu dipahami bahwa membuat keputusan pada hakekatnya adalah memilih alternatif
solusi (menyelesaikan) masalah yang masing-masing pilihan alternatif solusi tersebut akan
mengandung unsur resiko dan manfaat yang berbeda-beda serta berada pada ketidak pastian.
Keputusan akan diambil dengan berpedoman pada manfaat(keuntungan) yang terbesar
dengan resiko yang terukur (dapat diperhitungkan atau moderat).
Ketika seseorang sudah mengambil keputusan untuk menjadi seorang wirausaha,
maka tantangan selanjutnya yang harus dihadapi adalah membuat keputusan pada bidang
yang dipilihnya, yang terpenting (yang pokok) adalah (1) penentuan bidang usaha/ barang
atau jasa yang akan diproduksi, (2) penentuan lokasi usaha, (3) penentuan skala usaha dan
sumber permodalannya, (4) penentuan sasaran pasar yang akan dilayani dan strategi untuk
memenangkan persaingan, (5) penentuan kriteria pekerja yang akan direkrut dan cara
memotivasi dan mengendalikannya. Pada perusahaan kecil yang bersifat perseorangan, maka
pengambilan keputusan sepenuhnya diambil oleh pemilik (unity of command) dan pada
organisasi/usaha yang cukup besar, maka sebagian pengambilan keputusan dapat
didelegasikan.
16
17
c. Orientasi dan Tahapan Proses Pembuatan Keputusan
Pada dasarnya seorang wirausahawan dapat membuat keputusan dengan beberapa
orientasi pendekatan, yaitu (1) lebih berorientasi pada pendekatan rasional (berdasarkan ilmu
pengetahuan, khususnya manajemen), (2) lebih berorientasi pada pendekatan naluri atau
instink dan (3) berorientasi pada kombinasi antara pendekatan rasio dan naluri. Pengalaman
selama ini menunjukkan bahwa kombinasi antara pendekatan rasio dan naluri yang paling
banyak digunakan mengambil keputusan oleh para wirausahawan (termasuk di Indonesia).
Alasannya adalah lebih praktis dan lebih cepat yang merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan seorang wirausahawan yaitu keberanian dan kecepatan dalam membuat
keputusan agar tidak kalah dalam menangkap dan merebut peluang dibandingkan para
pesaingnya.
Tahapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan rasional adalah,
Tahap 1, merumuskan masalah secara jelas dengan mempertimbangkan tujuan yang hendak
dicapai; Tahap 2, mencari dan mengembangkan alternatif atau kemungkinan-kemungkinan
solusi masalah yang akan dipilih; Tahap 3, memilih alternatif yang paling tepat dan/atau
alternatif yang dianggap cukup memuaskan, dan Tahap 4, menetapkan alternatif yang dipilih
secara mantap dan menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan. Tahapan-tahapan proses
pengambilan keputusan tersebut selalu menggunakan pendekatan rasional dan naluri
sekaligus dengan perimbangan bobot sesuai dengan sifat masalah yang dihadapi.
Pada dasarnya, masalah yang dihadapi seseorang ketika harus mengambil keputusan
terdiri atas 3 (tiga) karakteristik, yaitu (1) masalah yang kondisinya cukup jelas dan agak
pasti, (2) masalah yang mengandung beberapa beberapa variasi perkembangan tetapi polanya
agak jelas dan (3) masalah yang kondisinya belum jelas dan variasi perkembangannya juga
sangat tidak menentu. Dalam hal ini, makin tidak jelas kondisi dan arah perkembangan
variabel dalam suatu masalah dan sulit dilakukan secara sistematis, maka makin besar pula
penggunaan naluri dalam mengatasinya (mencari solusi).
Apabila permasalahan yang dihadapi tersebut dapat diuraikan secara matematis, maka
makin besar peranan rasio untuk mengurai masalah yang kusut dengan melihat kaitan-kaitan
berbagai faktor yang terlibat di dalamnya serta mengembangkan alternatif solusinya secara
sistematis. Namun demikian, pendekatan yang lebih berorientasi pada naluri juga dapat
dipelajari dengan proses belajar sambil berbuat (learning by doing) yang dikembangkan
dengan mengandalkan perenungan atau olah bathin, meminta nasehat dari orang-orang
bijaksana.
18
Suatu kasus, misalnya alternatif A menjajikan keuntungan 30% sedangkan alternatif
B hanya menjanjikan keuntungan 20%. Namun demikian, alternatif B bebas dari
kemungkinan gagal karena faktor cuaca. Sedangkan elternatif A sangat dipengaruhi oleh
cuaca yang pada saat keputusan itu diambil sulit diprediksi. Alternatif C hanya menjajikan
keuntungan hanya 15%, tetapi diyakini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan
dibandingkan alternatif A dan B tetapi alternatif C juga dipengaruhi oleh cuaca yang sulit
diprediksi secara tepat.
Untuk membantu dalam mengambil keputusan dapat diperhatikan hal berikut : (a)
Mantapkan keteguhan sikap dalam penentuan prioritas tujuan yang akan dicapai. (b)
Mantapkan sikap dalam menghadapi resiko atau ketidak pastian. (c) Mantapkan sikap
rasional dan kecerdasan dalam memilih alternatif yang tersedia Salah satu cara ilmiah
(rasional) dalam mengambil keputusan dari sejumlah alternatif adalah dengan analisis SWOT
(S=strengths, W=weaknesses,O= opportunities dan T = threats). Analisis SWOT digunakan
untuk menentukan sasaran perusahaan dikaitkan dengan posisi perusahaan sebagai landasan
berpijak untuk mencapai posisi yang diinginkan. Dengan demikian, hakekat analisis SWOT
adalah analisis (kajian) mengenai kedudukan perusahaan pada suatu saat, khususnya
dikaitkan dengan penemuan strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan.

Gambar 2 Contoh Matriks SWOT

19
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada dasarnya kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang didasarkan
pada kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sekses. Inti kewirausahaan adalah
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif
dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dan menghadapi tantangan. Beberapa
indikator, ciri-ciri dan sifat kewirausahaan dari seorang wirausaha adalah :
1) Motif berprestasi tinggi
2) Selalu pespektif
3) Memiliki kreativitas tinggi
4) Memiliki pelika inovasi tinggi
5) Selalu komitmen terhadap pekerjaan
6) Mempunyai etos kerja dan tanggung jawab
7) Mandiri dan tidak tergantung orang lain
8) Berani mengambil /menghadapi risiko
9) Selalu mencari peluang
10) Memiliki jiwa kemimpinan (ability leadership)
11) Memiliki kemampuan manajerial
12) Memiliki kemampuan interpersonal (berkomunikasi dengan orang lain)
Wirausaha adalah seseorang yang bebas berbagai aspek (merancang, mengelola dan
mengendalikan) dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan
usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif
atau kreatif, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha untuk meningkatkan pendapatan
dari kegiatan usahanya atau kiprahnya.
Pada akhirnya dapat dikemukakan bahwa jiwa kewirausahaan bukanlah merupakan
faktor keturunan, melainkan dapat dipelajari secara ilmiah dan ditumbuhkan bagi siapapun.
Membuat keputusan pada hakekatnya adalah memilih alternatif solusi (menyelesaikan)
masalah yang masing-masing pilihan alternatif solusi tersebut akan mengandung unsur resiko
dan manfaat yang berbeda-beda serta berada pada ketidak pastian. Keputusan akan diambil
dengan berpedoman pada manfaat (keuntungan) yang terbesar dengan resiko yang terukur
(dapat diperhitungkan atau moderat). Tantangan yang harus dihadapi selanjutnya setelah

20
membuat keputusan pada bidang yang dipilihnya, yang terpenting (yang pokok) adalah (1)
penentuan bidang usaha/ barang atau jasa yang akan diproduksi, (2) penentuan lokasi usaha,
(3) penentuan skala usaha dan sumber permodalannya, (4) penentuan sasaran pasar yang akan
dilayani dan strategi untuk memenangkan persaingan, (5) penentuan kriteria pekerja yang
akan direkrut dan cara memotivasi dan mengendalikannya.

3.2 Saran
Makalah ini dapat dimanfaatkan oleh wiraswasta muda yang berminat untuk
membangun usaha atau telah menjalankan usaha. Dengan merujuk kepada makalah ini, maka
individu yang berminat membangun usaha dapat mempersiapkan segala hal untuk dilibatkan
dalam aktivitas pendirian usaha. Selanjutnya, bagi yang sudah memiliki usaha dan sedang
menjalankannya dapat mempergunakannya untuk aktivitas “menemukan” pengembangan
produk dan layanan yang baru dalam usaha. Begitu pula dengan pengusaha muda yang
sedang mengalami permasalahan dalam usaha mereka bahwa makalah dapat menjadi bahan
acuan untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap cara mereka dalam mengelola usaha
untuk kepentingan kedepannya, sehingga dapat mengambil langkah perbaikan atau
pencegahan yang diperlukan. Hal ini ikut berperan apabila jumlah pengusaha muda
khususnya yang mengandalkan passion mereka dalam berwirausaha semakin banyak maka
dapat membantu menambah ketersediaan lapangan kerja.

21

Anda mungkin juga menyukai