Dosen Pembimbing :
APRIYANI, M.Kep
Oleh:
ENJEL FANECHA DIFA
21117049
Infark Miokard (IM) adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan
Kopertis Wilayah X 1
oksigen berkepanjangan (corwin 2009). Infark miokard adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh penurunan suplai darah akibat penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau
penyumbatan total arteri koroner oleh embolus atau trombus. Penyakit Infark Miokard Akut
(IMA) merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung sebanyak 7,200,000 (12,2%)
kematian terjadi akibat penyakit infark miokard akut di seluruh dunia. Negara yang
berpenghasilan rendah, penyakit infark miokard akut adalah penyebab kematian nomor dua
dengan angka mortalitas 2.470.000 (9,4%) (WHO 2008). Angka ini diperkirakan meningkat
hingga 11 juta orang pada tahun 2020.
Infark miokardium adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh penurunan suplai darah
akibat penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh
emboli atau trombus. Penurunan aliran darah koroner juga bisa diakibatkan oleh syok atau
perdarahan sehingga terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen jantung
(Smeltzer& Bare, 2013). Penyebab penyakit jatung koroner diantaranya adalah faktor usia dan
jenis kelamin, dengan angka kejadian pada laki-laki jauh lebih banyak dibanding pada
perempuan akan tetapi kejadian pada perempuan akan meningkat setelah menopause sekitar
usia 50 tahun. Hal ini disebabkan karena hormon estrogen memiliki efek proteksi terhadap
terjadinya arterosklerosis, dimana pada orang yang berumur > 65 tahun ditemukan 20 % PJK
pada laki-laki dan 12 % pada wanita. faktor risiko yang menjadi penyebab penyakit jantung ini,
diantaranya faktor risiko biologis yang tidak dapat dirubah seperti usia, jenis kelamin, ras/etnis
dan riwayat keluarga. Faktor risiko yang dapat dirubah seperti merokok, alkohol, obesitas, profil
lipid (terjadi pada kasus dislipidemia), usia, hiperlipidemia, stress, inaktivitas fisik, hipertensi
dan diabetes mellitus. Penelitian yang dilakukan oleh (Dabiran, Manesh, and Khajehnasiri
2015) menunjukkan bahwa faktor resiko terjadinya miokard infark adalah hiper kolesterolemia,
hiper trigliseri demia. Semakin banyak factor resiko yang dimiliki oleh seseorang, semakin
besar kemungkinan terjadinya infark miokard (Smeltzer& Bare, 2013).
Pasien infark miokard akut lebih banyak pada pasien dengan riwayat penyakit hipertensi
Hipertensi dapat meningkatkan beban kerja jantung, tekanan darah yang tinggi secara terus
menerus menyebabkan kerusakan pembuluh darah arteri dengan perlahan-lahan arteri tersebut
mengalami pengerasan serta dapat terjadi oklusi koroner. Hipertensi adalah faktor yang paling
membahayakan karena biasanya tidak menunjukkan gejala sampai telah menjadi lanjut.
Tekanan darah tinggi menyebabkan tingginya gradient tekanan yang harus dilawan oleh
ventrikel kiri saat memompa darah. Tekanan tinggi yang terus-menerus menyebabkan suplai
kebutuhan oksigen jantung meningkat (Smeltzer& Bare, 2013).
Prevalensi Infark Miokard lebih tinggi pada masyarakat tidak bersekolah dan tidak
bekerja. Berdasarkan Miokard terdiagnosis dokter prevalensi lebih tinggi di perkotaan, namun
berdasarkan terdiagnosis dokter dan gejala lebih tinggi di perdesaan (Riskesdas, 2013). Faktor
resiko timbulnya infark miokard adalah perubahan dari profil lipid yaitu kolesterol total,
Kopertis Wilayah X 2
kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida yang dikaitkan dengan pembentukan plak
aterosklerosis. Jika kolesterol total, kolsestrol LDL dan trigliserida darah melewati batas
normal, maka akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang
dapat menyumbat pembuluh darah (Botham, K.M,, Mayes, P.A. (2009). LDL adalah lemak
jahat yang menempel di dinding pembuluh nadi yang disebut ateroma yang merupakan
penyebab utama penyakit jantung. Timbulnya lemak khusunya akibat kolesterol yang disebut
plak terbentuk pada dinding pembuluh darah. Hal ini yang membuat pembuluh darah semakin
sempit sehingga menghambat aliran darah pada daerah yang terkena dan menghambat darah ke
bagian otot jantung.
Meskipun efektivitas pengobatan telah terbukti, kejadian serangan jantung berulang
masih menjadi masalah serius pada pasien infark miokard. Sekitar 21,2% pasien dilaporkan
mengalami kejadian infark miokard berulang setelah menerima pengobatan (Kikkert et al.,
2014). Selain itu, pasien infark miokard masih memiliki hambatan dalam mengatur diet dan
kepatuhan minum obat karena dipengaruhi oleh budaya makan dalam satu keluarga. Kurangnya
kepatuhan terhadap perilaku sehat yang merupakan komponen inti dari program rehabilitasi
jantung, telah diidentifikasi sebagai penyebab utama infark miokard berulang dan perawatan
kembali pasien ke rumah sakit di Indonesia (Majid, 2010). Pasien infark miokard sangat
bergantung pada dukungan keluarga dalam proses pengobatan dan rehabilitasi. Maka dari itu,
memberikan intervensi kepada pasien dan keluarga sangat penting untuk meningkatkan efikasi
keluarga dalam merawat pasien infark miokard pasca serangan.
Nyeri pada pasien Infark Miokard Akut merupakan nyeri akut yang belum banyak
dimengerti dan tidak selalu dikelolah dengan baik. Nyeri dada merupakan salah satu keluhan
yang paling banyak ditemukan di klinik. Sebagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri
dada. Diagnosa yang tepat sangat tergantung dari pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan
khusus lainnya serta anamnesa dari sifat nyeri dada, mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri
serta faktor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri dada. Infark miokard akut atau dikenal
juga sebagai serangan jantung atau serangan koroner, umumnya disebabkan oleh penyumbatan
arteri koroner secara tiba-tiba akibat pecahnya plak lemak aterosklerosis pada arteri koroner,
yang mengakibatkan terbentuknya sumbatan atau oklusi sehingga memutuskan aliran darah ke
otot jantung (Soeharto, 2004).
Kopertis Wilayah X 3
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (82-87)
ABSTRAK
Infark miokard adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh penurunan suplai darah akibat
penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan total arteri koroner oleh
embolus atau trombus. Data statistik menunjukkan bahwa penyakit jantung infark miokard merupakan
penyebab utama kematian di banyak negara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara hipertensi dan kolesterol dengan kejadian infark miokard. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif yang bersifat observasional menggunakan rancangan kasus kontrol secara
retrospektif 62 pasien yang berobat di Poliklinik Jantung RSUD Raden Mattaher Jambi setahun
terakhir yag menjadi sampel dalam penelitian ini, yang terdiri dari 31 kasus dan 31 kontrol, diambil
secara purposive sampling kemudian ditelusuri data catatan medik pasien. Alat ukur yang digunakan
adalah lembar observasi, Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-
square. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan hipertensi berjumlah 69,4%, sedangkan
responden dengan trigliserida tinggi berjumlah 51,6% dan berdasarkan hasil penelitian terdapat
hubungan bermakna antara hipertensi dengan nilai (p=0,006<0,05 dan OR=6,328, 95% Cl = 1,787-
22,409) dan kolesterol dengan nilai (p=0,022<0,05, dan OR=3,818, 95% Cl = 1,332-10,942).
Penelitian ini menunjukkan hipertensi dan kolesterol memiliki kontribusi terhadap kejadian infark
miokard dan orang dengan hipertensi dan kolesterol tinggi mempunyai resiko untuk menderita infark
miokard.
ABSTRACT
Myocardial infarction is a disease caused by blood supply decreased due to narrow of the coronary
arteries due to atherosclerosis critical or total blockage of a coronary artery by an embolus or
thrombus. Statistics have shown that myocardial infarction was the leading cause of death in many
countries. The purpose of this study was to determine the link between hypertension and cholesterol
with the incidence of myocardial infarction. This study is a quantitative observational study using a
retrospective case-control design. 62 patients treated at the Clinic Heart Hospital Raden Mattaher
Jambi last year, which consisted of 31 cases and 31 controls, with purposive sampling and then
searched for patient medical record data. Based on the results of the study respondents with
hypertension amounted to 69.4%, while respondents with high triglycerides amounted to 51.6%, and
based on the results of research there is a significant links between hypertension with values (p =
0.006
<0.05 and OR = 6.328, 95% Cl = 1.787 to 22.409) and cholesterol values (p = 0.022 <0.05, and OR
= 3.818, 95% CI = 1.332 to 10.942). This research has shown that hypertension and cholesterol have
contrubuted to leading myocardial infarction and people who had hypertension and hight cholesterol
risk to myocardial infarction.
Kopertis Wilayah X 4
arteri oleh emboli atau trombus. Penurunan
aliran darah koroner juga bisa diakibatkan
oleh syok atau perdarahan sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara suplai dan
Kopertis Wilayah X 5
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (82-87)
Kopertis Wilayah X 83
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 43 reponden (69,4%) dan sebanyak
purposive sampling. 32 reponden (51,6%) mempunyai kadar
kolesterol trigliserida tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji statistik bivariat diperoleh
Dari 62 responden yang ada hubungan yang bermakna antara
berpartisipasi dalam penelitian ini distribusi hipertensi dengan kejadian infark miokard
kejadian infark miokard, hipertensi dan (p- Value 0,006) dengan Odds Ratio (OR) =
kolesterol seperti tabel 1. 6,328.Ada hubungan yang bermakna antara
Tabel 1.
kolesterol dengan kejadian infark miokard
Analisa Univariat hipertensi dan kolesterol
(p- Value 0,022) dengan Odds Ratio (OR) =
dengan kejadian infark miokard di poliklinik
jantung RSUD raden mattaher Jambi Tahun 3,818.
2015 Infark miokard merupakan penyakit yang
Frekuensi Persentase menyebabkan tingginya angka kematian dan
Variabel (n) (%) kesakitan baik di dunia maupun di Indonesia.
Infark Berbagai faktor menjadi penyebab terjadinya
Miokard infark miokard. Hipertensi merupakan salah
Ya 31 50 satu faktor resiko terhadap terjadinya infark
Tidak 31 50 miokard.Hasil penelitian ini menunjukkan
Hipertensi ada hubungan yang bermakna antara
Tinggi 43 69,4 hipertensi dengan kejadian infark miokard
Normal 19 30,6 dengan nilai odds Ratio (OR) = 6.
Koleterol Tekanan darah tinggi menyebabkan
Tinggi 32 51,6 tekanan pada jantung dan sirkulasi
Normal 30 48,4 meningkat.Tekanan darah tinggi pada
Hasil analisa bivariat menunjukkan hasil seperti pembuluh nadi akan merusak dinding
pada tabel 2 pembuluh nadi dan merangsang timbulnya
Tabel 2. ateroma. Jantung juga harus bekerja lebih
Hubungan hipertensi dan kolesterol dengan keras untuk memompa darah yang
kejadian infark miokard di poliklinik jantung bertekanan tinggi tanpa suplai oksigen yang
RSUD raden mattaher Jambi Tahun 2015 mencukupi sebagai akibatnya terjadi
Variab Kejadian infark hipertropi ventrikel terjadi di latasi dan
el miokard Jumlah
p- OR payah jantung dengan semakin
terancam oleh
Kasus Kontrol val 95 % semakin parahnya aterosklerosis koroner, hal
hipert J J J
ue Cl
ensi m % m % m % ini meningkatkan kemungkinan terkena
l l l
87
Serangan angina serangan infark miokard
Tinggi 27 51 69 6,32
,1 16 ,6 43 ,4 8 akut (Price & Wilson, 2006).
0.0 (1,78 Penelitian yang dilakukan oleh
Norma 12 48 30 06 7- Fahraradika(2015) didapatkan data bahwa
l 4 ,9 15 ,4 19 ,6 22,4
09) ada hubungan antara hipertensi dengan
Kolete OR infark miokard pada usia dewasa madya (41-
rol 95 % 60 tahun) nilai p value = 0,002, dan Odd
Cl
Ratio
70
(OR) = 5,091. Hasil penelitian ini diperkuat
Tinggi 17 29 10 3,81
7 .2 24 0 8 oleh penelitian sebelumnya oleh
.8
0.0 (1,33 Yusnidaryang menyatakan bahwa ada
Norma 31 68 10 23 2-
l 5 .3 11 .8 16 0 10,9 hubungan yang bermakna antara hipertensi
42) responden (50%), kejadian hipertensi