Anda di halaman 1dari 9

KEBIJAKAN KEPERAWATAN PALIATIF CARE DI NEGARA

AUSTRALIA

Dosen Pembimbing :
SITI RAMADONI, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
ENJEL FANECHA DIFA
NIM. 21117049

STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018
A. KEBIJAKAN KEPERAWATAN PALIATIF CARE DI NEGARA
AUSTRALIA

1. Perawatan Paliatif
Sejalan dengan definisi Organisasi Kesehatan Dunia, Perawatan
Paliatif Australia mendefinisikan perawatan paliatif dalam konteks
Australia kontemporer sebagai:
“Perawatan paliatif adalah orang dan perawatan keluarga yang
berpusat disediakan untuk seseorang dengan aktif, progresif, penyakit
lanjut, yang memiliki sedikit atau tidak ada prospek penyembuhan dan
yang diperkirakan akan mati, dan untuk siapa tujuan utama adalah
untuk mengoptimalkan kualitas kehidupan."

Siapa kita
 Tubuh puncak nasional untuk perawatan paliatif
 Menyediakan kepemimpinan kebijakan perawatan paliatif, memberikan
proyek-proyek nasional dan terlibat dalam keterlibatan masyarakat b
 Bekerja sama dengan konsumen, Organisasi Anggota dan perawatan paliatif
dan kesehatanyang lebihluas,cacatdan sektor perawatan berusia

Misi: untuk mempengaruhi, mendorong dan mempromosikan pemberian


perawatan paliatif yang berkualitas untuk semua

1. mempromosikan perawatan paliatif sebagai hak asasi manusia untuk


semua australia
 mengidentifikasi perawatan paliatif sebagai prioritas kesehatan nasional,
dan mempromosikan pengembangan undang-undang dan standar yang
sesuai untuk menanamkan akses ke perawatan paliatif yang berkualitas
 mempromosikan seluruh pendekatan pemerintah untuk pendanaan yang
memadai dari layanan perawatan paliatif.
 memastikan para profesional kesehatan memiliki mekanisme pendanaan
yang tepat, jalur rujukan yang efisien, menggunakan teknologi inovatif
dan memiliki akses ke pendidikan dan pelatihan perawatan paliatif.
 mempromosikan australia sebagai pemimpin kelas dunia dalam
penyediaan perawatan paliatif
2. menginformasikan masyarakat untuk berkontribusi pada panggilan untuk
perawatan paliatif
 memperkuat dialog publik tentang perawatan paliatif, sekarat kehidupan,
kesedihan dan berkabung melalui kampanye kesadaran nasional.
 memberikan informasi berkualitas tinggi dan berbasis bukti yang dapat
diakses, relevan, dan dapat dipahami.
 membantu dalam penciptaan lingkungan yang mendukung bagi
masyarakat untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam
memberikan perawatan dan dukungan bagi individu dan keluarga serta
wali mereka.
3. memimpin sektor perawatan paliatif dengan menjadi organisasi perawatan
paliatif puncak yang layak dan efektif
 memberikan kontribusi yang signifikan pada agenda kebijakan, dan
memastikan pemerintah diberi informasi tentang, dan merespons dengan
tepat terhadap masalah yang penting untuk penyediaan perawatan
paliatif dengan standar kualitas.
 memperkuat kemitraan lintas sektor pemerintah, perusahaan, dan
filantropis untuk mencapai misi kami.
 mempromosikan dan menggunakan struktur tata kelola kontemporer dan
mempertahankan hubungan yang kuat dengan organisasi anggota
 memupuk hubungan yang bermanfaat dengan organisasi lain untuk
berbagi keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan agenda
penelitian, mengembangkan model perawatan inovatif yang mudah
diterjemahkan di seluruh pengaturan, dan memfasilitasi pengumpulan
data yang tepat untuk mengukur kualitas hidup, kematian dan dukungan
berkabung.
a. Perawatan paliatif sebagai hak asasi manusia untuk semua warga Australia
Majelis Kesehatan Dunia disahkan perawatan paliatif sebagai hak asasi manusia
berdasarkan Pasal 12dari KonvensiInternasionaltentangHak-hakEkonomi,
SosialdanBudaya(ICESCR khusus yang menyatakan bahwa:

'Akses ke perawatan paliatif dan obat-obatan penting ... termasuk analgesik


opioid ... kontribusi untuk realisasi hak untuk menikmati standar tertinggi
kesehatandan kesejahteraan'.

b. Penyedia perawatan paliatif


 Perawatan paliatif - semua profesional kesehatan yang menyediakan perawatan
untuk orang yang hidup dengan penyakit yang membatasi hidup, keluarga dan
pengasuhmereka,termasukdokterumum.
 Spesialis paliatif perawatan - perawatan yang diberikan oleh layanan perawatan
paliatif spesialis yang terdiri dari tim multidisiplin dengan khusus keterampilan,
kompetensi, pengalaman dan pelatihan dalam perawatan paliatif.

c. titik-titik tekanan kebijakan ... hanya beberapa


 Strategi Nasional Perawatanpaliatif
 sistem perawatan berusia / perawatan paliatif
 Sistem Cacat / perawatanpaliatif
 Pemerintah respon laporan Komisi Produktivitas
 berdasarkan rumah-perawatan paliatif
 Akses terhadap obat-obatan - opioid
 Non-ganas penyakit yang membatasi hidup
 PendekatanKesehatanMasyarakatuntukPerawatanPaliatif
 Akhir pilihan hiduppertanyaan

d. Komisi produktivitas

Memperkenalkan Persaingan dan Informed Choice Pengguna ke Layanan


Kemanusiaan: Reformasi untuk Layanan Kemanusiaan - Permintaan untuk
memeriksa pilihan kebijakan yang menerapkan prinsip-prinsip pengguna pilihan
informasi, kompetisi dan contestability untuk penyediaan layanan manusia.
 “Tanpa reformasi kebijakan yang signifikan, puluhan ribu warga
Australia akan mati dengan cara dan di tempat yang tidak
mencerminkannilai-nilaimerekaataupilihan mereka.”

 “Reformasi yang dirancang dengan baik, didukung oleh


kepengurusan pemerintah yang kuat, bisa meningkatkan
kualitas layanan, meningkatkan akses ke layanan, dan
membantuorangmemilikisuaralebihbesarataslayananyang
mereka gunakan dan yang menyediakanmereka.”

e. Standar Kualitas baru


“Standarmencerminkan standarperawatandanlayananyang masyarakat harapkan dari
organisasi yang menyediakan Pemerintah Australia di danai perawatanmanula ...pada
sehari-hari”

B. PEMBAHASAN EUTANASIA DALAM KEPERAWATAN PALIATIF CARE

a. Pengertian Eutanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu dan
thanatos. Kata eu berarti baik, tanpa penderitaan dan thanatos berarti
mati. Dengan demikian euthanasia dapat diartikan mati dengan baik tanpa
penderitaan. Ada yang menerjemahkan mati cepat tanpa derita.000
Secara etimologis euthanasia berarti kematian dengan baik tanpa
penderitaan, maka dari itu dalam mengadakan euthanasia arti sebenarnya
bukan untuk menyebabkan kematian, namun untuk mengurangi atau
meringankan penderitaan orang yang sedang menghadapi kematiannya.
Dalam arti yang demikian itu euthanasia tidaklah bertentangan dengan
panggilan manusia untuk mempertahankan dan memperkembangkan
hidupnya, sehingga tidak menjadi persoalan dari segi kesusilaan. Artinya
dari segi kesusilaan dapat dipertanggungjawabkan bila orang yang
bersangkutan menghendakinya.
Dari perjalanan arti eutanasia sendiri kelihatan adanya suatu
pergeseran arti. Eutanasia yang pada awalnya berarti kematian yang baik,
dewasa ini diartikan sebagai tindakan untuk mempercepat kematian.
Kiranya penting memahami arti eutanasia itu sendiri sebelum dinilai
secara etis maupun moral. Oleh karena itu, kiranya perlu dilihat arti
eutanasia menurut Gereja. Dalam arti tertentu, kalau Gereja menyerukan
arti eutanasia, kita tahu dengan pasti apa yang dimaksud dengan eutanasia
itu sendiri. Gereja sendiri yang dalam hal ini diwakili oleh kongregasi suci
untuk ajaran iman mendefinisikan eutanasia sebagai sebuah tindakan atau
tidak bertindak yang menurut hakikatnya atau dengan maksud sengaja
mendatangkan kematian, untuk dengan demikian menghentikan rasa sakit.

b. unsur-unsur euthanasia adalah sebagai berikut:


1) Berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu
2) Mengakhiri hidup, mempercepat kematian, atau tidak memperpanjang
hidup pasien.
3) Pasien menderita suatu penyakit yang sulit untuk disembuhkan
kembali.
4) Atas atau tanpa permintaan pasien atau keluarganya.
5) Demi kepentingan pasien dan keluarganya.

c. Jenis-Jenis Euthanasia:
Euthanasia bisa ditinjau dari berbagai sudut, seperti cara
pelaksanaanya, dari mana datang permintaan, sadar tidaknya pasien dan
lain-lain. Secara garis besar euthanasia dikelompokan dalam dua
kelompok, yaitu euthanasia aktif dan euthanasia pasif. Di bawah ini
dikemukakan beberapa jenis euthanasia:
1) Euthanasia aktif
Euthanasia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara aktif
oleh dokter untuk mengakhiri hidup seorang (pasien) yang dilakukan
secara medis. Biasanya dilakukan dengan penggunaan obat-obatan
yang bekerja cepat dan mematikan. Euthanasia aktif terbagi menjadi
dua golongan
 Euthanasia aktif langsung, yaitu cara pengakhiran kehidupan
melalui tindakan medis yang diperhitungkan akan langsung
mengakhiri hidup pasien. Misalnya dengan memberi tablet sianida
atau suntikan zat yang segera mematikan
 Euthanasia aktif tidak langsung, yang menunjukkan bahwa
tindakan medis yang dilakukan tidak akan langsung mengakhiri
hidup pasien, tetapi diketahui bahwa risiko tindakan tersebut dapat
mengakhiri hidup pasien. Misalnya, mencabut oksigen atau alat
bantu kehidupan lainnya.
2) Euthanasia pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau
mencabut segala tindakan atau pengobatan yang perlu untuk
mempertahankan hidup manusia, sehingga pasien diperkirakan akan
meninggal setelah tindakan pertolongan dihentikan.
 Euthanasia volunter
Euthanasia jenis ini adalah Penghentian tindakan pengobatan atau
mempercepat kematian atas permintaan sendiri.
 Euthanasia involunter
Euthanasia involunter adalah jenis euthanasia yang dilakukan
pada pasien dalam keadaan tidak sadar yang tidak mungkin untuk
menyampaikan keinginannya. Dalam hal ini dianggap famili
pasien yang bertanggung jawab atas penghentian bantuan
pengobatan. Perbuatan ini sulit dibedakan dengan perbuatan
kriminal.

Selain kategori empat macam euthanasia di atas, euthanasia juga


mempunyai macam yang lain, hal ini diungkapkan oleh beberapa tokoh,
diantaranya Frans magnis suseno dan Yezzi seperti dikutip Petrus Yoyo
Karyadi, mereka menambahkan macam-macam euthanasia selain
euthanasia secara garis besarnya, yaitu:
a. Euthanasia murni, yaitu usaha untuk memperingan kematian
seseorang tanpa memperpendek kehidupannya. Kedalamnya termasuk
semua usaha perawatan agar yang bersangkutan dapat mati dengan
"baik".
b. Euthanasia tidak langsung, yaitu usaha untuk memperingan kematian
dengan efek samping, bahwa pasien mungkin mati dengan lebih
cepat. Di sini ke dalamnya termasuk pemberian segala macam obat
narkotik, hipnotik dan analgetika yang mungkin "de fakto" dapat
memperpendek kehidupan walaupun hal itu tidak disengaja
c. Euthanasia sukarela, yaitu mempercepat kematian atas persetujuan
atau permintaan pasien. Adakalanya hal itu tidak harus dibuktikan
dengan pernyataan tertulis dari pasien atau bahkan bertentangan
dengan pasien.
d. Euthanasia nonvoluntary, yaitu mempercepat kematian sesuai dengan
keinginan pasien yang disampaikan oleh atau melalui pihak ketiga
(misalnya keluarga), atau atas keputusan pemerintah.

Kitab undang-undang Hukum Pidana mengatur sesorang dapat dipidana


atau dihukum jika ia menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja ataupun
karena kurang hati-hati. Ketentuan pelangaran pidana yang berkaitan langsung
dengan euthanasia aktif tedapat padapasal 344 KUHP.
Pasal 344 KUHP:
Barangsiapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri,
yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum penjara
selama-lamanya dua belas tahun.
Ketentuan ini harus diingat kalangan kedokteran sebab walaupun terdapat
beberapa alasan kuat untuk membantu pasien atau keluarga pasien mengakhiri
hidup atau memperpendek hidup pasien, ancaman hukuman ini harus dihadapinya.
Untuk jenis euthanasia aktif maupun pasif tanpa permintaan, beberapa pasal
dibawah ini perlu diketahui oleh dokter, yaitu:
Pasal 338 KUHP:
Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum karena
makar mati, dengan penjara selama-lamanya lima belas tahun.
Pasal 340 KUHP:
Barangsiapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa
orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan (moord) dengan
hukuman mati atau penjara selama-lamanya seumur hidup atau penjara selama-
lamanya dua puluh tahun.
Pasal 359 KUHP:
Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara
selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.
Selanjutnya di bawah ini dikemukakan sebuah ketentuan hukum yang
mengingatkan kalangan kesehatan untuk berhati-hati menghadapi kasus
euthanasia, yaitu:
Pasal 345 KUHP:
Barang siapa dengan sengaja menghasut orang lain unutk membunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh
diri, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun.

Anda mungkin juga menyukai