Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskanlah tentang struktur teori akuntansi!

Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut ini:


1) Pernyataan tujuan laporan keuangan.
2) Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari
pernyataan tujuan.
3) Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep
teoritis.
4) Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip
akuntansi.

2. Jelaskan makna tentang the house of GAAP yang tersusun dari lantai dasar/fondasi
sampai dengan lantai empat. Apabila suatu ketika menemukan permasalahan dalam
perlakuan akuntansi, bagaimana saudara mendapatkan pemecahan masalah dari sisi the
house of GAAP?

Dalam hal ini yang menjadi fondasi pada the house of GAAP adalah konsep dasar dan
prinsip-prinsip umum yang melandasi pelaporan keuangan. Seperti halnya dalam
membangun rumah fondasi menjadi dasar untuk memperkuat bangunan sehingga
menjadi bangunan yang kokoh. The hoouse of GAAP terdiri atas fondasi dan empat
tingkatan yang memiliki otoritas dimana semakin ke atas dan ke kanan tingkat otoritatif
semakin lemah. Berikut ini diuraikan secara ringkas isi dari fondasi dan tiap tingkat
bangunan GAAP tersebut:
1) Tingkat pertama dalam the house of GAAP berisi pengumuman atau ketentuan resmi
yang diterbitkan oleh badan otoritatif. Dimana pengumuman tersebut biasanya
berupa pernyataan standar, interprestasi, dan suplemene, misalnya: FASB yang
menerbitkan SFAS lalu IASC yang menerbitkan IAS sebagai suatu standar dalam
pelaporan/laporan keuangan. Otoritas penerbitan ini kuat karena kekuatan yang
termuat dalam pengumuman resmi tersebut telah dirancang dan dibahas melalui
proses dan prosedur formal sebelum diterbitkan.
2) Tingkat kedua, tingkat ini menjelaskan jika perlakuan akuntansi tidak diatur dalam
ketentun resmi yang diterbitkan dalam tingkat pertama, maka dapat diambil dari
tingkat kedua atau tingkat berikutnya untuk menentukan perlakuan akuntansi
tersebut. Pada tingkat ini pedoman akuntansi yang digunakan akan lebih sempit
aplikasinya karena hanya menyangkut industri tertentu dan biasanya bersifat teknis
dan prosedural. Contohnya: adanya panduan/petunjuk yang diberikan oleh AICPA
(Badan Audit Amerika) mengenai industri tertentu yang mungkin perlakuan
akuntansi atas industri/entitas tersebut tidak terdapat dalam standar resmi. Namun
secara konseptual dan kekuatan tingkatan ini menjadi berkurang dikarenakan
kemungkinan petunjuk teknis tersebut tidak sesuai dengan keadaan perusahaan
tertentu walaupun masih dalam satu industri.
3) Tingkat ketiga, tingkat ini berisi publikasi badan resmi yang berwenang yang tidak
termasuk dalam kategori resmi karena tidak disusun berdasarkan prosedur resmi
seperti penerbitan pada tingkat pertama. Termasuk dalam tingkat GAAP ketiga ini
adalah penerbitan-penerbitan dari badan atau lembaga-lembaga di luar badan yang
berwenang menyusun standar akuntansi, misalnya peraturan perundang-undangan,
publikasi industry dan semacamnya termasuk dalam pengertian prinsip akuntansi
tertentu. Dimana praktik akuntansi tertentu mungkin berkembang dalam suatu
industry karena pengalaman, alasan praktis menjadikan praktik akuntansi tersebut
suatu kebutuhan praktis dalam industry. Contohnya: Buletin Teknis yang dibuat dan
diterbitkan sebagai keterangan untuk memperjelas standar yang sudah ada
berdasarkan pengalaman dan praktik-praktik akuntansi yang semakin berkembang.
4) Tingkat keempat, jika perlakuan akuntansi tertentu tidak dapat dicarikan acuannya
dalam ketiga tingkatan di bawahnya maka sumber-sumber atau literature akuntansi
lainnya dapat digunakan sebagai acuan. Namun demikian suatu sumber atau
literature akuntansi sebagai prinsip tergantung pada relevansinya dengan keadaan
yang memerlukan penerapan perlakuan tersebut. Dikatakan relevan jika sumber dan
literature tersebut berasal dari penyusunan yang sudah diakui keahliannya dan
sumber tersebut memberikan petunjuk secara spesifik perlakuan akuntansi
bersangkutan.

Berdasarkan uraian diatas mengenai otoritas dapat disimpulkan bahwa tingkat pertama
memiliki otoritas lebih kuat dibandingkan tiga tingkatan diatasnya karena
pengumuman/ketentuan resmi diterbitkan berdasarkan proses dan prosedur formal oleh
badan otoritatif, pengaruh dari ketentuan ini pun cukup luas.

Untuk otoritas tingkat kedua tidak cukup kuat dibandingkan tingkat pertama hal ini
dikarenakan tidak melalui prosedur formal seperti tingkat sebelumnya.
Pengumuman/ketentuan yang diterbitkan pun lebih sempit aplikasinya, hanya
menyangkut industri tertentu dan bersifat agak teknis. Hal ini kemungkinan disebabkan
adanya perbedaan atau konflik perlakuan akuntansi atas industri tertentu sehingga perlu
mempertimbangkan dan memilih perlakuan yang menggambarkan substansi transaksi
yang lebih baik.

Sama halnya dengan tingkat kedua otoritas untuk tingkat ketiga pun tidak cukup kuat
bisa dikatakan melemah dikarenakan walaupun dibuat oleh badan resmi tetapi bukan
badan yang berwenang dalam menyusun standar akuntansi dan tidak berdasarkan
prosedur resmi. Selanjutnya tingkat terakhir yaitu tingkat keempat memiliki otoritas
lebih lemah dibandingkan tingkat-tingkat sebelumnya. Hal ini dikarenakan
pengumuman/ketentuan mengenai perlakuan akuntansi berasal dari orang-orang ahli
yang menerbitkan suatu jurnal, artikel atau buku yang mungkin dapat digunakan sebagai
acuan dalam suatu perlakuan akuntansi tanpa menyimpang dari konsep dasar dan
prinsip-prinsip akuntansi sebagai dasarnya.

Hal ini sesuai dengan istilah yang diberikan oleh Steven Rubin yaitu “The House of
GAAP “ dalam menggambarkan tingkat otoritatif standar dan praktik dalam pengertian
GAAP atau PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) sebagai suatu bangunan rumah.
Semakin bertingkat sebuah rumah, maka tingkat paling atas akan semakin lemah melihat
dari fondasinya. Begitu pun GAAP, bagaimanapun pengumuman/ketentuan yang
diterbitkan tetap mengacu pada konsep dasar dan prinsip-prinsip akuntansi yang telah
ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai