Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat. 2. Mengapa Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh ? Pengkhotbah 5 : 1 karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat 3. Bilamanakah Jagalah langkahmu ? Pengkhotbah 5 : 1 kalau engkau berjalan ke rumah Allah ! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat 4. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 2 ? Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit. 5. Dengan apakah Janganlah terburu-buru ? Pengkhotbah 5 : 2 dengan mulutmu 6. Apakah yg janganlah lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah ? Pengkhotbah 5 : 2 Hatimu 7. Mengapa janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah ? Pengkhotbah 5 : 2 karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit 8. siapakah yg ada di sorga ? Pengkhotbah 5 : 2 Allah 9. Apakah yg biarlah sedikit ? Pengkhotbah 5 : 2 perkataanmu 10. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 3 ? Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan. 11. Apakah yg disebabkan oleh banyak perkataan ? Pengkhotbah 5 : 3 percakapan bodoh 12. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 4? Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. 13. Bilamanakah janganlah menunda-nunda menepatinya ? Pengkhotbah 5 : 4 Kalau engkau bernazar kepada Allah 14. Mengapa Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya ? Pengkhotbah 5 : 4 karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. 15. Kepada siapakah Ia tidak senang ? Pengkhotbah 5 : 4 kepada orang-orang bodoh 16. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 5 ? Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. 17. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 6 ? Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu? 18. Apakah yg janganlah ? Pengkhotbah 5 : 6 Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf 19. Kemanakah Janganlah mulutmu membawa engkau ? Pengkhotbah 5 : 6 ke dalam dosa 20. Apakah yg janganlah membawa engkau ke dalam dosa ? Pengkhotbah 5 : 6 mulutmu 21. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 7 ? Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah. 22. Mengapa demikian juga perkataan sia-sia banyak ? Pengkhotbah 5 : 7 Karena sebagaimana mimpi banyak, 23. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 8 ? Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka. 24. Siapakah yg engkau lihat ditindas dalam suatu daerah ? Pengkhotbah 5 : 8 Orang miskin 25. Apakah yg diperkosa ? Pengkhotbah 5 : 8 hukum serta keadilan 26. Mengapa janganlah heran akan perkara itu ? Pengkhotbah 5 : 8 karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka 27. Bilamanakah janganlah heran akan perkara itu ? Pengkhotbah 5 : 8 Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa 28. Siapakah yg mengawasi yang lain ? Pengkhotbah 5 : 8 pejabat tinggi yang satu 29. Siapakah yg mengawasi mereka ? Pengkhotbah 5 : 8 pejabat-pejabat yang lebih tinggi 30. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 9 ? Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di daerah itu. 31. Bilamanakah Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah ? Pengkhotbah 5 : 9 kalau rajanya dihormati di daerah itu. 32. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 10 ? Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. 33. Dengan apakah Siapa mencintai uang tidak akan puas ? Pengkhotbah 5 : 10 Uang 34. Dengan apakah siapa mencintai kekayaan tidak akan puas ? Pengkhotbah 5 : 10 Penghasilannya 35. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 11 ? Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya? 36. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 12 ? Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur. 37. Siapakah yg enak tidurnya ? Pengkhotbah 5 : 12 orang yang bekerja 38. siapakah yg sekali-kali tidak membiarkan dia tidur ? Pengkhotbah 5 : 12 orang kaya 39. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 13 ? Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. 40. Apakah yg kulihat di bawah matahari ? Pengkhotbah 5 : 13 Ada kemalangan yang menyedihkan 41. Dimanakah Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat ? Pengkhotbah 5 : 13 di bawah matahari 42. menjadi apakah kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya ? Pengkhotbah 5 : 13 menjadi kecelakaannya sendiri 43. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 14 ? Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya untuk anaknya. 44. Apakah yg binasa oleh kemalangan ? Pengkhotbah 5 : 14 kekayaan itu 45. oleh apakah kekayaan itu binasa ? Pengkhotbah 5 : 14 oleh kemalangan 46. Untuk siapakah kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya ? Pengkhotbah 5 : 14 untuk anaknya 47. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 15 ? Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatu pun yang dapat dibawa dalam tangannya. 48. Darimanakah ia keluar ? Pengkhotbah 5 : 15 dari kandungan ibunya 49. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 16 ? Ini pun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikian pun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin? 50. Apakah yg menyedikan ? Pengkhotbah 5 : 16 kemalangan 51. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 17 ? Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan. 52. Dalam apakah sepanjang umurnya ia berada ? Pengkhotbah 5 : 17 dalam kegelapan dan kesedihan 53. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 18 ? Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang- senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya. 54. Apakah yg lihatlah ? Pengkhotbah 5 : 18 yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya. 55. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 19 ? Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya — juga itu pun karunia Allah. 56. Siapakah yg dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa ? Pengkhotbah 5 : 19 Setiap orang 57. Siapakah yg mengaruniakan setiap orang kekayaan dan harta benda dan kuasa ? Pengkhotbah 5 : 19 Allah 58. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 20 ? Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya. 59. Apakah yg tidak sering ia ingat ? Pengkhotbah 5 : 20 Umurnya 60. Siapakah yg membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya ? Pengkhotbah 5 : 20 Allah 61. Dengan apakah Allah membiarkan dia sibuk ? Pengkhotbah 5 : 20 dengan kesenangan hatinya 62. Mengapa Tidak sering ia mengingat umurnya ? Pengkhotbah 5 : 20 karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya