Anda di halaman 1dari 5

Pengkhotbah 5

1. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 1 ?


 Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk
mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh
orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.
2. Mengapa Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan
korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh ? Pengkhotbah 5 : 1
 karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat
3. Bilamanakah Jagalah langkahmu ? Pengkhotbah 5 : 1
 kalau engkau berjalan ke rumah Allah ! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih
baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh,
karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat
4. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 2 ?
 Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas
mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di
bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
5. Dengan apakah Janganlah terburu-buru ? Pengkhotbah 5 : 2
 dengan mulutmu
6. Apakah yg janganlah lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah ? Pengkhotbah 5 : 2
 Hatimu
7. Mengapa janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah ?
Pengkhotbah 5 : 2
 karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu
sedikit
8. siapakah yg ada di sorga ? Pengkhotbah 5 : 2
 Allah
9. Apakah yg biarlah sedikit ? Pengkhotbah 5 : 2
 perkataanmu
10. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 3 ?
 Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula
percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.
11. Apakah yg disebabkan oleh banyak perkataan ? Pengkhotbah 5 : 3
 percakapan bodoh
12. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 4?
 Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia
tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
13. Bilamanakah janganlah menunda-nunda menepatinya ? Pengkhotbah 5 : 4
 Kalau engkau bernazar kepada Allah
14. Mengapa Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya ?
Pengkhotbah 5 : 4
 karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
15. Kepada siapakah Ia tidak senang ? Pengkhotbah 5 : 4
 kepada orang-orang bodoh
16. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 5 ?
 Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.
17. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 6 ?
 Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di
hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas
ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
18. Apakah yg janganlah ? Pengkhotbah 5 : 6
 Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di
hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf
19. Kemanakah Janganlah mulutmu membawa engkau ? Pengkhotbah 5 : 6
 ke dalam dosa
20. Apakah yg janganlah membawa engkau ke dalam dosa ? Pengkhotbah 5 : 6
 mulutmu
21. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 7 ?
 Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi
takutlah akan Allah.
22. Mengapa demikian juga perkataan sia-sia banyak ? Pengkhotbah 5 : 7
 Karena sebagaimana mimpi banyak,
23. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 8 ?
 Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta
keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu
mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka.
24. Siapakah yg engkau lihat ditindas dalam suatu daerah ? Pengkhotbah 5 : 8
 Orang miskin
25. Apakah yg diperkosa ? Pengkhotbah 5 : 8
 hukum serta keadilan
26. Mengapa janganlah heran akan perkara itu ? Pengkhotbah 5 : 8
 karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang
lebih tinggi mengawasi mereka
27. Bilamanakah janganlah heran akan perkara itu ? Pengkhotbah 5 : 8
 Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta
keadilan diperkosa
28. Siapakah yg mengawasi yang lain ? Pengkhotbah 5 : 8
 pejabat tinggi yang satu
29. Siapakah yg mengawasi mereka ? Pengkhotbah 5 : 8
 pejabat-pejabat yang lebih tinggi
30. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 9 ?
 Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di
daerah itu.
31. Bilamanakah Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah ? Pengkhotbah 5 : 9
 kalau rajanya dihormati di daerah itu.
32. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 10 ?
 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak
akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.
33. Dengan apakah Siapa mencintai uang tidak akan puas ? Pengkhotbah 5 : 10
 Uang
34. Dengan apakah siapa mencintai kekayaan tidak akan puas ? Pengkhotbah 5 : 10
 Penghasilannya
35. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 11 ?
 Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan
apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?
36. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 12 ?
 Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi
kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.
37. Siapakah yg enak tidurnya ? Pengkhotbah 5 : 12
 orang yang bekerja
38. siapakah yg sekali-kali tidak membiarkan dia tidur ? Pengkhotbah 5 : 12
 orang kaya
39. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 13 ?
 Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan
oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.
40. Apakah yg kulihat di bawah matahari ? Pengkhotbah 5 : 13
 Ada kemalangan yang menyedihkan
41. Dimanakah Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat ? Pengkhotbah 5 : 13
 di bawah matahari
42. menjadi apakah kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya ? Pengkhotbah 5 : 13
 menjadi kecelakaannya sendiri
43. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 14 ?
 Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya untuk
anaknya.
44. Apakah yg binasa oleh kemalangan ? Pengkhotbah 5 : 14
 kekayaan itu
45. oleh apakah kekayaan itu binasa ? Pengkhotbah 5 : 14
 oleh kemalangan
46. Untuk siapakah kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya ?
Pengkhotbah 5 : 14
 untuk anaknya
47. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 15 ?
 Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang
seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatu pun yang dapat
dibawa dalam tangannya.
48. Darimanakah ia keluar ? Pengkhotbah 5 : 15
 dari kandungan ibunya
49. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 16 ?
 Ini pun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikian pun ia akan
pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin?
50. Apakah yg menyedikan ? Pengkhotbah 5 : 16
 kemalangan
51. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 17 ?
 Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami
banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.
52. Dalam apakah sepanjang umurnya ia berada ? Pengkhotbah 5 : 17
 dalam kegelapan dan kesedihan
53. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 18 ?
 Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-
senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari
selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah
bahagiannya.
54. Apakah yg lihatlah ? Pengkhotbah 5 : 18
 yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang
dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup
yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.
55. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 19 ?
 Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk
menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih
payahnya — juga itu pun karunia Allah.
56. Siapakah yg dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa ? Pengkhotbah 5 : 19
 Setiap orang
57. Siapakah yg mengaruniakan setiap orang kekayaan dan harta benda dan kuasa ? Pengkhotbah
5 : 19
 Allah
58. Apa bunyi Pengkhotbah 5 : 20 ?
 Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan
kesenangan hatinya.
59. Apakah yg tidak sering ia ingat ? Pengkhotbah 5 : 20
 Umurnya
60. Siapakah yg membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya ? Pengkhotbah 5 : 20
 Allah
61. Dengan apakah Allah membiarkan dia sibuk ? Pengkhotbah 5 : 20
 dengan kesenangan hatinya
62. Mengapa Tidak sering ia mengingat umurnya ? Pengkhotbah 5 : 20
 karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya

Anda mungkin juga menyukai