Anda di halaman 1dari 12

TO 6 - SOAL DAN PEMBAHASAN

TEKS SATU

Gunakan teks di bawah ini untuk menjawab pertanyaan no 1 – no 5!

Curah hujan pada 1 Januari 2020 di sekitar Jakarta, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG), termasuk yang paling ekstrem dan tertinggi sejak 154 tahun lalu. Banjir yang dipicu
hujan besar menenggelamkan sebagian ibukota negara dan kota-kota penyangga sekitarnya. Sampai
hari ini, lebih dari 50 orang tewas dan lebih dari 170 ribu orang menjadi pengungsi dadakan karena
rumah mereka tersapu air bah. Sudah banyak penelitian dan kajian untuk menanggulangi banjir
Jabodetabek. Baik pemerintah pusat dan daerah telah memproduksi dokumen perencanaan, tata
ruang, master plan dan program. Namun, sedikit dari rencana-rencana tersebut sedikit yang sudah
benar-benar terlaksana. Implementasi rencana penanggulangan banjir masih parsial, jangka pendek,
dan belum terintegrasi.

Eksploitasi air tanah yang berlebihan di Jakarta menyebabkan ibu kota negara ini terus tenggelam,
dengan rata rata-rata laju penurunan tanah sekitar 3-18 cm per tahun. Kondisi ini bertambah
memburuk di Jakarta Utara yang berbatasan dengan laut. Tinggi permukaan tanah di wilayah ini 1,5
meter lebih rendah dari permukaan air laut sebagai dampak perubahan iklim. Akibatnya aliran air dari
hulu (Bogor dan Depok) pun tidak dapat terbuang ke laut. Selain penurunan permukaan tanah, ada
beberapa faktor lain yang menyebabkan banjir Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Saluran
dan tangkapan air (waduk, sungai, kanal banjir, drainase dan ruang terbuka hijau) yang ada
kapasitasnya kurang untuk menampung volume air yang besar akibat curah hujan yang ekstrem. Aliran
dan sempadan sungai menyempit karena sebagian sungai di Jabodetabek mengalami pendangkalan.
Beberapa daerah resapan dan waduk juga kurang maksimal karena berubah fungsi.

Selain itu saluran-saluran air yang ada tersumbat sampah akibat manajemen sampah yang buruk. DKI
Jakarta memproduksi sampah kurang lebih 7,500 ton per hari atau 2,7 juta ton per tahun. Jumlah itu
belum termasuk 300-400 ton sampah yang dibuang oleh penduduk ke sungai terutama pada saat
musim hujan. Genangan air juga disebabkan oleh isu lama, yaitu tertutupnya permukaan tanah yang
dilapis beton atau material yang menahan air untuk meresap dalam tanah. Pertumbuhan penduduk
dan ekonomi, pembangunan infrastruktur yang massif serta urbanisasi menyebabkan okupasi lahan
semakin sempit.

Untuk mengelola dan mengurangi aliran air yang berlebihan dari hulu (Bogor dan Depok), maka
pemerintah pusat perlu mendukung Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta dalam program-
program penanggulangan banjir mereka. (1) Selain revitalisasi hutan dan pembatasan pendirian
bangunan di kawasan Puncak dan Bogor, penyelesaian waduk Ciawi dan Sukamahi untuk mengurangi
air di sungai-sungai besar sangat mendesak. (2) Dengan tren curah hujan yang terus tinggi, wilayah-
wilayah ini perlu memiliki aliran dan penampungan air yang memadai (3). Pemeliharaan dan
pengerukan harus menjadi prioritas pemerintah. (4)

Kebijakan yang perlu segera dipercepat adalah realisasi pengelolaan sampah yang terintegrasi dan
modern. (5) Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 3/2013 tentang Pengelolaan Sampah masih
menggunakan konsep lama. Misalnya mulai dari pemilahan dan pembuangan masih konvensional.
Untuk pembuangan, masih mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Bantar
Gerbang. Padahal kapasitas TPA ini sudah tidak bisa diandalkan. Kota sebesar dan sekaya DKI Jakarta
mestinya sudah harus memiliki pengolahan sampah sendiri seperti ITF (Intermediate Treatment
Facilities). Meskipun ITF ini juga sudah dimulai, tak kalah pentingnya mengubah cara berpikir
masyarakat dengan membangun pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang menghasilkan
kompos. Begitu juga dengan sistem pemilahan dan pengumpulan sampah dari rumah tangga ke
tempat fasilitas pengolahan.

Selain kebijakan struktural di atas, untuk mengurangsi risiko banjir adalah perilaku manusia juga perlu
berubah. Komitmen, kedisiplinan, dan keberanian serta terobosan pengambil kebijakan sangat
diperlukan–termasuk keberanian untuk menegakkan hukum secara konsisten. Saat sidak ke gedung-
gedung di Jalan Sudirman Jakarta tahun 2008, misalnya, pemerintah DKI Jakarta hanya mengirimkan
surat teguran kepada salah satu hotel yang melanggar peraturan daerah tentang sumur resapan,
instalasi pengolahan limbah, dan pemanfaatan air tanah.

Kebijakan dan informasi seperti mitigasi bencana, kesiapsiagaan, peta rawan bencana, rencana
evakuasi, peringatan dini harus disosialisasikan kepada masyarakat secara terus menerus. Kita perlu
membudayakan kesiapsiagaan bencana. Pendidikan bencana menjadi kunci ketahanan (bukan
kepasrahan) masyarakat menghadapi banjir ke depan. Sikap dan perilaku sadar bencana tidak hanya
untuk kesiapsiagaan. Bencana seperti banjir, memerlukan persepsi, kesadaran, kedisiplinan yang terus
menerus. Misalnya, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan budaya menjaga lingkungan.

Artikel telah tayang pada theconversation.com, disadur dengan perubahan

Topik: Pemahaman Teks (Gagasan Utama)

1. Apa gagasan utama pada paragraf pertama dari teks di atas?


A. Curah hujan paling eksterm setelah lebih dari ratusan tahun lamanya.
B. Banjir menenggelamkan daerah Jabodetabek.
C. Implementasi rencana penanggulangan banjir belum sempurna.
D. Penelitian dan kajian untuk mengatasi banjir daerah Jabodetabek.
E. Banyaknya pengungsi dan korban jiwa akibat banjir pada daerah Jabodetabek.

Pembahasan: B

Opsi B merupakan gagasan utama yang paling tepat untuk paragraf di atas karena paling mencakup
inti utama pada teks. Opsi A bekerja sebagai keterangan atau konteks terjadinya banjir.

Topik: Pemahaman Teks

2. Berdasarkan paragraf kedua pada teks di atas, pernyataan yang paling tepat dan sesuai
dengan isi teks adalah…
A. Tenggelamnya daerah ibukota bukan merupakan dampak dari perubahan iklim.
B. Faktor banjir di daerah Jabodetabek disebabkan oleh eksploitasi air tanah, penurunan
permukaan air, dan curah hujan yang tinggi,
C. Eksploitasi air tanah beserta curah hujan yang eksterm merupakan kontribusi atas
kurangnya kapasitas saluran air.
D. Aliran air dari hulu tidak dapat mengalir ke laut di daerah Jakarta Utara
E. Fungsi daerah resapan memiliki kinerja yang spesifik terhadap saluran air.

Pembahasan: D

Opsi D paling sesuai dengan isi teks.

Opsi A tidak tepat karena disebutkan bahwa penurunan permukaan tanah merupakan akibat dari
dampak perubahan iklim. Opsi B tidak lengkap dalam menyebutkan faktor lain banjir, yaitu kurangnya
saluran air. Opsi C kurang tepat karena eksploitasi air tanah tidak disebutkan menjadi kontributor atas
kurangnya kapasitas saluran. Opsi E kurang tepat dengan makna teks.

Topik: Pemahaman Teks

3. Berdasarkan isi dari teks di atas, pernyataan apa yang paling benar dan sesuai dengan intisari
teks?
A. Curah hujan yang eksterm merupakan sebuah pemicu untuk seluruh isu banjir.
B. Solusi atas banjir Jabodetabek berkisar dari kebijakan struktur oleh pemerintah, mengubah
perilaku manusia, dan pendidikan terhadap masyarakat.
C. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat dilakukan dengan TPA.
D. Implementasi rencana penanggulangan banjir berdampak positif terhadap tingkat banjir di
daerah Jabodetabek.
E. Manajemen sampah yang buruk merupakan isu lama, menciptakan genangan air hingga
menjadi isu pemicu banjir di daerah Jabodetabek.

Pembahasan: B

Opsi B paling tepat dengan intisari teks. Opsi A kurang tepat karena cuaca eksterm bukan pemicu
utama. Opsi C tidak tepat karena TPA bukan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Opsi D tidak
tepat karena implementasi tidak dilaksanakan dengan baik. Opsi E tidak tepat karena genangan air
tidak disebabkan oleh manajemen sampah.

Topik: Tata Kalimat

4. Perhatikan teks tersebut. Pada kalimat yang diberi angka terdapat kesalahan tata kalimat
yang tidak sesuai dengan KBBI. Kalimat yang memiliki kesalahan tersebut adalah kalimat…
A. Kalimat (1)
B. Kalimat (2)
C. Kalimat (3)
D. Kalimat (4)
E. Kalimat (5)

Pembahasan: E

Kalimat (5) memiliki kesalahan karena kalimatnya tidak efektif. Frasa “segera dipercepat” pleonastis.
Segera dalam KBBI berarti lekas; lekas-lekas; buru-buru; tergesa-gesa; cepat (tentang peralihan
waktu). Agar efektif, kata segera tidak diperlukan.

Topik: Sikap Penulis

5. Bagaimana sikap penulis dalam bacaan di atas?


A. Kritis dengan implementasi rencana penanggulangan banjir yang telah dilakukan
pemerintah.
B. Berpihak dengan aksi dan kebijakan yang dilaksanakan pemerintah.
C. Objektif dalam identifikasi masalah dan sugesti solusi atas masalah banjir.
D. Kesal dengan korban dan kerusakan yang dihasilkan banjir.
E. Mengajak kesadaran kepada masyarakat atas banjir.

Pembahasan: C
Opsi C paling tepat untuk menggambarkan sikap penulis pada teks. Opsi A hanya bersangkutan pada
bagian awal paragraf wacana sehingga tidak menggambarkan sikap secara keseluruhan, beserta
penjelasan tentang elaborasi mengenai rencana penanggulangan yang kurang. Opsi B dan D tidak
disebutkan dalam teks. Opsi E kurang spesifik mengenai ‘kesadaran masyarakat’ pada teks.

Topik: Inti Kalimat

Saat sidak ke gedung-gedung di Jalan Sudirman Jakarta tahun 2008, misalnya, pemerintah DKI Jakarta
hanya mengirimkan surat teguran kepada salah satu hotel yang melanggar peraturan daerah tentang
sumur resapan, instalasi pengolahan limbah, dan pemanfaatan air tanah.

6. Perhatikan kalimat di atas. Apa inti kalimat yang sesuai?


A. Sidak gedung di Jalan Sudirman.
B. Pemerintah DKI Jakarta mengirimkan.
C. Pemerintah DKI Jakarta mengirimkan surat teguran.
D. Pengiriman surat teguran.
E. Teguran kepada hotel yang melanggar peraturan daerah.

Pembahasan: B

Inti kalimat mengacu pada subjek dan predikat pada kalimat. Berdasarkan informasi tersebut, opsi
yang paling tepat adalah…

Subjek: pemerintah DKI Jakarta

Predikat: hanya mengirimkan

Objek: surat teguran

Keterangan: “Saat sidak ke gedung-gedung di Jalan Sudirman Jakarta tahun 2008, misalnya,” dan
“kepada salah satu hotel yang melanggar peraturan daerah tentang sumur resapan, instalasi
pengolahan limbah, dan pemanfaatan air tanah.”

Inti kalimat tidak perlu memperhatikan keterangan tambahan seperti hanya…. , sehingga inti kalimat
pada teks tersebut cukup “Pemerintah DKI Jakarta mengirimkan.”
TEKS KEDUA

Gunakan teks di bawah ini untuk menjawab pertanyaan no 7 – no 11!

Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) memperkirakan, kondisi dunia pada 2020 semakin
tidak menentu. Polarisasi ekonomi dan politik akan meningkat tahun ini. Hal itu akan menjadi
penghambat negara-negara dalam mengatasi krisis iklim, lingkungan, serta masalah-masalah sosial
dan kesehatan masyarakat.

Untuk itu, kolaborasi antarpemimpin dunia, pemimpin bisnis, dan para pembuat kebijakan sangat
dibutuhkan dunia dalam melahirkan prakarsa untuk menghadapi risiko global. Pendekatan ke banyak
pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk memitigasi risiko di saat dunia sudah tidak bisa
menunggu lagi dampak akibat ketidakpastian geopolitik yang meningkat.

Hal itu merupakan poin-poin pokok dari Laporan Risiko Global 2020: Dunia Makin Tak Menentu yang
dirilis Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2020, Rabu (15/1/2020), di London, Inggris. Melalui laporan itu,
WEF mengajak para pelaku bisnis, pemerintah, dan pelaku kepentingan terkait mengambil bagian
dalam Prakarsa Risiko Global (Global Risks Initiative) untuk mengembangkan solusi yang berkelanjutan
dan terintegrasi dalam menghadapi tantangan paling mendesak di dunia. Laporan itu merupakan hasil
survei WEF kepada 750 ahli dan pembuat keputusan global yang diminta untuk membuat daftar
peringkat kekhawatiran terbesar terhadap risiko global.

Dari itu, sebanyak 78 persen menyatakan, konfrontasi ekonomi dan polarisasi politik domestik akan
meningkat pada 2020. Hal itu akan menyebabkan perlambatan ekonomi yang akan diperkuat oleh
turbulensi geopolitik. Ketidakpastian global akan semakin meningkat karena ada persaingan kekuatan
besar.

Secara umum, laporan WEF menunjukkan, lima risiko jangka pendek yang dikhawatirkan meningkat
pada tahun ini oleh para responden itu adalah konfrontasi ekonomi (78,5 persen), polarisasi politik
domestik (78,4 persen), gelombang panas ekstrem (77,1 persen), hancurnya ekosistem sumber daya
alam (76,2 persen), dan serangan siber (76,1 persen).
(*) Laporan Marsh & McLennan dan Grup Asuransi Zurich yang menjadi bagian dari laporan WEF itu
menunjukkan perlunya para ahli dan pembuat kebijakan menyesuaikan tujuan dalam melindungi
Bumi sehubungan dengan peningkatan ekonomi. (1) WEF menyebutkan, dunia sedang menghadapi
dan berupaya memitigasi bencana akibat perubahan iklim. (2) Perubahan iklim dan pembangunan
yang kurang mengedepankan lingkungan juga telah menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati,
terutama penurunan jumlah spesies, dan berkurangnya bahan pangan. (3) Di sisi lain, perusahaan-
perusahaan diminta untuk menghindari risiko kerugian di masa depan yang berpotensi menimbulkan
bencana dengan menyesuaikan tujuan tersebut.

Laporan dua lembaga tersebut juga menyebutkan, untuk pertama kalinya sepanjang 10 tahun survei,
lima risiko global teratas berhubungan dengan lingkungan. Pertama, peristiwa cuaca ekstrem dengan
kerusakan besar pada properti, infrastruktur, dan hilangnya nyawa manusia. Risiko global kedua ialah
kegagalan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim oleh pemerintah dan bisnis. Adapun kerusakan dan
bencana lingkungan akibat perbuatan manusia, termasuk kejahatan lingkungan, seperti tumpahan
minyak, dan kontaminasi radioaktif, merupakan risiko ketiga. Keempat, hilangnya keanekaragaman
hayati dan keruntuhan ekosistem darat atau laut dengan konsekuensi yang tidak dapat dipulihkan
untuk lingkungan dan mengakibatkan sumber daya itu tidak dapat dimanfaatkan manusia dan juga
industri. Terakhir ialah risiko bencana alam besar seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung
berapi, dan badai geomagnetik.

(i) Ditengah kekhawatiran terhadap dampak perubahan iklim itu, turbulensi politik dan polarisasi
ekonomi terjadi. (ii) Sementara setiap negara di dunia masih dihadapkan juga pada perkembangan
teknologi informasi yang mendisrupsi berbagai sektor kehidupan. (iii) Di sisi lain, setiap negara juga
tengah bergelut untuk mengatasi ketimpangan sosial dan kesehatan masyarakat. (iv) Chairman Marsh
& McLennan Insights, John Drzik, mengatakan, terdapat peningkatan beban yang datang dari investor,
regulator, pelanggan, dan karyawan ke perusahaan-perusahaan untuk menunjukkan ketahanannya
terhadap peningkatan volatilitas iklim dan ketidakpastian global.

WEF menyatakan, dunia tidak dapat menunggu kabut ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi
hilang dengan sendirinya. Kita tidak bisa berharap ketidakpastian itu selesai begitu saja. Untuk itu,
WEF berharap setiap pemangku kepentingan menemukan cara untuk bertindak cepat dengan duduk
bersama membangun Prakarsa Risiko Global.

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan perubahan.

Topik: Pemahaman Paragraf

7. Apa hubungan paragraf kedua dengan paragraf ketiga?

A. Paragraf ketiga memberi landasan dan dasar atas inti laporan WEF yang disinggung pada
paragraf kedua.
B. Paragraf ketiga memberi kritik atas masalah dan ketidakpastian yang dimiliki pada paragraf
kedua.
C. Paragraf ketiga memberi saran atas aksi kolaborasi para pemimpin yang disinggung pada
paragraf kedua.
D. Paragraf kedua merupakan penjabaran inti laporan WEF yang disinggung pada paragraf
ketiga.
E. Kedua paragraf tidak memiliki hubungan sebab-akibat.

Pembahasan: D

Opsi D paling tepat dengan isi teks.


Topik: Pemahaman Paragraf

8. Apa fungsi paragraf ketujuh pada wacana di atas?


A. Penjabaran risiko berdasar lingkungan pada laporan lembaga.
B. Elaborasi pengaruh perubahan iklim terhadap kerugian konkret yang dirasakan.
C. Memberi contoh atas risiko global yang dihadapi atas tantangan mendesak dunia.
D. Memberi kesimpulan atas alasan mengapa risiko global yang dimiliki WEF berhubungan
dengan isu lingkungan.
E. Sebagai argumentasi atas ambil andil pemangku kepentingan.

Pembahasan: A

Opsi A paling tepat berdasarkan isi teks. Opsi B kurang tepat karena paragraf tidak memiliki penjelasan
lengkap atas akibat kerugian. Opsi C tidak spesifik. Opsi D dan E kurang tepat dan tidak sesuai dengan
isi paragraf.

Topik: Pemahaman Teks

9. Perhatikan kalimat pertama paragraf keenam pada wacana di atas. Apakah kalimat tersebut
sebaiknya dipindahkan untuk membuat paragraf yang lebih kohesif?
A. Kalimat diletakkan setelah kalimat (1)
B. Kalimat diletakkan setelah kalimat (2)
C. Kalimat diletakkan setelah kalimat (3)
D. Kalimat (*) tersebut sebaiknya dihapus dari paragraf.
E. TIDAK ADA YANG PERLU DIUBAH.

Pembahasan: B

Opsi B merupakan opsi yang paling tepat karena sesuai dengan konteks teks. Kalimat (*) yang
membahas ekonomi berhubungan dengan poin kalimat (3) tentang perusahaan.

Topik: Frasa

10. Kata ‘itu’ pada paragraf keempat merujuk kepada…


A. Pelaku bisnis, pelaku pemerintah, dan pelaku kepentingan
B. Ahli dan pembuat keputusan global
C. Lembaga WEF
D. Laporan WEF dan Global Risks Initiative
E. Poin pokok laporan

Pembahasan: B

Opsi B paling tepat karena kata itu merujuk terhadap responden survei, yaitu 750 orang. Opsi yang
lain kurang tepat dengan konteks paragraf.

Topik: PUEBI
11. Perhatikan paragraf kedelapan dari wacana di atas. Adakah kalimat atau kata yang tidak
memenuhi kaidah kebahasaan dan harus diperbaiki?
A. Kalimat i
B. Kalimat ii
C. Kalimat iii
D. Kalimat iv
E. TIDAK ADA YANG PERLU DIPERBAIKI

Pembahasan: A

Opsi A tepat karena seharusnya kata ‘ditengah’ dipisah menjadi ‘di tengah’. Hal ini karena merujuk
pada suatu lokasi.

TEKS KETIGA

Gunakan teks di bawah ini untuk menjawab pertanyaan no 12 – no 15!

JAKARTA, KOMPAS — Gempa berkekuatan M 6,2 mengguncang wilayah Minahasa, Sulawesi Utara,
Senin (20/1/2020) pukul 01.58 WITA. Gempa kuat ini berpusat di laut dan dipicu oleh subduksi Laut
Maluku. Sekalipun daerah ini memiliki sejarah panjang tsunami, gempa kali ini tidak cukup kuat untuk
memicu naiknya air laut.

Informasi awal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa ini
berkekuatan M 6,6. Namun, berikutnya dikoreksi menjadi M 6,2. Sumber gempa berada di 0,20
Lintang Selatan dan 123,89 Bujur Timur di bawah laut dengan kedalaman 95 kilometer. Pusat gempa
ini berjarak sekitar 57 km arah Selatan Kota Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan,
Sulawesi Utara, pada kedalaman 126 kilometer. Gempa dipastikan tidak memicu tsunami.

”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi
merupakan jenis menengah akibat subduksi lempeng laut Maluku. Analisis mekanisme sumber […]
bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Kepala Pusat Gempa
Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.

Gempa dengan mekanisme ini, yang dipicu oleh subduksi, kerap kali memicu tsunami. Meski
demikian, analisis pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan, gempa ini tidak diikuti tsunami.
Selain kekuatannya relatif kecil, sumber gempa juga cukup dalam.

”Sumber gempa relatif dalam sehingga kemungkinan tidak berdampak,” kata Kepala Subbidang
Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

Zona kegempaan antara Sulawesi dan Maluku Utara ini diketahui sangat aktif. ”Lempeng Laut Maluku
mengalami subduksi ganda. Satu bagian menunjam ke arah timur di bawah Halmahera. Bagian lainnya
ke barat ke bawah lengan Manado atau Sangihe. Gempa kali ini dipicu oleh subduksi yang menunjam
ke barat,” kata Daryono. Gempa bukan suatu hal yang baru di Laut Maluku.

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan perubahan.


Topik: Pembentukan Kata

12. Kata berimbuhan yang kurang tepat pada teks di atas adalah…
A. mengguncang
B. menyebutkan
C. memperhatikan
D. dipicu
E. menunjam

Pembahasan: C

Kata berimbuhan yang salah terdapat pada kata memperhatikan. Kata tersebut berasal dari kata
dasar perhatikan yang diawali huruf p. Kata dasar yang diawali huruf K, T, S, dan P dan huruf
keduanya merupakan huruf vokal akan hilang jika digabungkan dengan imbuhan me-. Dengan
demikian, kata berimbuhan yang tepat untuk mengganti kata memperhatikan adalah memerhatikan.

Topik: Kalimat Rumpang

13. Perhatikan bentuk rumpang pada kalimat. Kata yang kurang tepat untuk melengkapi kalimat
tersebut adalah…
A. memperlihatkan
B. menunjukkan
C. menemukan
D. menghasilkan
E. menjumpai

Pembahasan: A

Kata berimbuhan yang salah terdapat pada kata memperlihatkan. Kata tersebut berasal dari kata
dasar perhatikan yang diawali huruf p. Kata dasar yang diawali huruf K, T, S, dan P dan huruf
keduanya merupakan huruf vokal akan hilang jika digabungkan dengan imbuhan me-. Dengan
demikian, kata berimbuhan yang tepat untuk mengganti kata memperlihatkan adalah
memerlihatkan.

Topik: Ide Pokok

14. Gagasan utama yang tepat untuk melanjutkan paragraf terakhir pada wacana tersebut
adalah...
A. Elaborasi atas subduksi ganda pada Laut Maluku.
B. Penggambaran wilayah kegempaan dari wilayah Sulawesi hingga Maluku Utara.
C. Penjelasan proses terjadinya gempa akibat subduksi.
D. Catatan sejarah zona dan keaktifan gempa di Laut Maluku.
E. Perbandingan zona kegempaan Laut Maluku dengan wilayah lain.

Pembahasan: D

Opsi D paling tepat dengan konteks teks karena teks telah merujuk terhadap keaktifan gempa dari
masa lampau.
Topik: Pemahaman Teks (Judul)

15. Judul yang paling tepat untuk wacana di atas adalah…


A. Minahasa dan Sejarah Gempa
B. Gempa Sulawesi Utara M 6,2
C. Gempa M 6,2 di Minahasa dari Zona Subduksi Laut Maluku
D. Mekanisme Subduksi Gempa M 6,2 Minahasa
E. Pengaruh Subduksi dengan Keaktifan Gempa Minahasa

Pembahasan: C

Opsi A, D, E bukan merupakan fokus utama dari wacana maupun dibahas dengan detil. Opsi B terlalu
luas penjelasan daerahnya sehingga tidak representatif pada isi wacana. Opsi C merupakan opsi
paling tepat.

TOPIK: Arti Kata

16. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam
prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk
segala situasi dan kondisi.

Makna kata model pada konteks di atas adalah…


A. orang yang difoto
B. barang tiruan
C. teknik
D. tata cara
E. pola

Pembahasan: E

Menurut KBBI, definisi yang paling tepat untuk kata model di atas adalah pola (contoh, acuan, ragam,
dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Topik: Pembentukan Kata

Pilihlah bentukan kata yang benar!

(1) Pemodernan
(2) Menenggarai
(3) Pemrasaran
(4) Mensahkan

17. Opsi yang paling tepat adalah…


A. 1, 2, dan 3 benar
B. 1 dan 3 benar
C. 2 dan 4 benar
D. 4 benar
E. Semua benar
Pembahasan: B

Opsi B paling tepat karena menggunakan bentuk kata yang paling tepat (baku dan sesuai KBBI)

Topik: Kata Serapan

18. Penulisan kata serapan dari bahasa asing yang tepat terdapat pada opsi…
A. monarki, publisis
B. persentil, materiil
C. kuorum, hadist
D. postulat, sekedar
E. delusi, affirmatif

Pembahasan: A

Opsi yang paling tepat adalah A karena keduanya benar. Perbaikan dan penulisan kata dalam bentuk
baku dapat dilihat di bawah.

(A) – (sudah benar)


(B) Bentuk baku dari materiil adalah materi.
(C) Bentuk baku dari hadist adalah hadis.
(D) Bentuk baku dari sekedar adalah sekadar.
(E) Bentuk baku dari affirmatif adalah afirmatif.

Topik: Kata Baku

19. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan kata yang tidak baku. Opsi di bawah
ini yang telah menuliskan kata dengan baku adalah…
A. sintesa, lembab
B. teperdaya, rapor
C. samudera, milyar
D. kantung, ksatria
E. suka cita, hierarki

Pembahasan: B

Opsi yang paling tepat adalah B karena keduanya benar. Perbaikan dan penulisan kata dalam bentuk
baku dapat dilihat di bawah.

(A) Bentuk baku dari sintesa adalah sintesis, bentuk baku untuk lembab adalah lembap.
(B) – (sudah benar)
(C) Bentuk baku dari samudera adalah samudra, dan tulisan ‘milyar’ ditulis miliyar.
(D) Bentuk baku dari kantung adalah kantong dan bentuk baku ksatria adalah kesatria.
(E) Bentuk baku dari suka cita adalah sukacita.
Topik: Huruf Kapital dan Miring

20. Perhatikan kalimat pada opsi di bawah ini. Kalimat yang seluruh katanya tidak ditulis dengan
menggunakan huruf kapital dan huruf miring secara tepat adalah…
A. Jalaludin. 2016. Psikologi Agama: Memahami Perilaku Dengan Mengaplikasikan Prinsip-
Prinsip Psikologi. Raja Grafindo: Jakarta.
B. HB (Hans Bague) Jassin merupakan kritikus sastra legendaris Indonesia.
C. Kala Sang Surya Tenggelam merupakan salah satu lagu karya Guruh Sukarno Putra yang
dinyanyikan oleh almarhum Chrisye.
D. Saya tidak menyukai sikap Anda.
E. Pada hari ini, umat muslim merayakan hari raya Idul Fitri.

Pembahasan: E

Berdasarkan aturan PUEBI, opsi E tidak tepat karena “muslim” telah ditulis tanpa dibuat menjadi
huruf kapital. Huruf kapital dapat digunakan bagi kru untuk mereview nama hari, bulan, suku
bangsa, dan negara.

Anda mungkin juga menyukai