Rute pemeberian : Per oral Cara pakai : 0,5 – 1 g 3x sehari bersamaan dengan makan Bioavailibilitas : Sekitar 15-25% diserap dalam saluran Gastro Intestinal dikarenakan first pass effect metabolism. Indikasi : Terhambatnya ekskresi fosfat pada pasien dengan gangguan ginjal menyebabkan terjadinya hiperfosfatemia yang secara fisikokimiawi akan mengakibatkan terjadinya hipokalsemia. Pada keadaan seperti ini diperlukan pemberian agen pengikat fosfat untuk mencegah terjadinya hiperfosfatemia. Agen pengikat fosfat yang sering digunakan adalah kalsium karbonat. Efek terapi : - Farmakokinetik : Di bawah pengaruh asam lambung, residu karbonat akan dikonversi menjadi karbon dioksida dan air. Setiap kalsium yang tidak terlibat dalam pengikatan fosfat akan diabsorbsi. Kalsium diserap terutama dari usus halus oleh transport aktif dan difusi pasif. Sekitar sepertiga dari kalsium yang tertelan diabsorbsi meskipun hal ini dapat bervariasi tergantung pada faktor makanan dan keadaan usus halus. 1,25- Dihydroxycholecalciferol (kalsitriol), metabolit vitamin D, meningkatkan fase penyerapan aktif. Kelebihan kalsium terutama diekskresikan secara renial. Kalsium yang tidak terserap dieliminasi dalam kotoran, bersamaan dengan yang disekresikan oleh empedu dan pankreas. Jumlah kecil hilang dalam keringat, kulit, rambut, dan kuku - Farmakodinamik : Kalsium karbonat bekerja dengan mengembalikan keseimbangan asam basa, mendorong aktivitas pepsin, dan meningkatkan sekresi bikarbonat dan prostaglandin. Kapasitas netralisasi asam oleh kalsium karbonat adalah 58 mEq/15 ml. Ketika digunakan sebagai suplemen kalsium, kalsium karbonat secara langsung meningkatkan cadangan kalsium dalam tubuh Sumber : Hill, K.M., et al. 2013. Oral Calcium Carbonate Affects Calcium But Not Phosphorus Balance In Stage 3–4 Chronic Kidney Disease. Kidney International. 83(5): 959-966.