Anda di halaman 1dari 1

10.

Kalsium Karbonat

 Bentuk sediaan : Tablet


 Rute pemeberian : Per oral
 Cara pakai : 0,5 – 1 g 3x sehari bersamaan dengan makan
 Bioavailibilitas : Sekitar 15-25% diserap dalam saluran Gastro Intestinal
dikarenakan first pass effect metabolism.
 Indikasi : Terhambatnya ekskresi fosfat pada pasien dengan
gangguan ginjal menyebabkan terjadinya hiperfosfatemia yang secara fisikokimiawi
akan mengakibatkan terjadinya hipokalsemia. Pada keadaan seperti ini diperlukan
pemberian agen pengikat fosfat untuk mencegah terjadinya hiperfosfatemia. Agen
pengikat fosfat yang sering digunakan adalah kalsium karbonat.
 Efek terapi :
- Farmakokinetik : Di bawah pengaruh asam lambung, residu karbonat akan
dikonversi menjadi karbon dioksida dan air. Setiap kalsium yang tidak terlibat dalam
pengikatan fosfat akan diabsorbsi. Kalsium diserap terutama dari usus halus oleh
transport aktif dan difusi pasif. Sekitar sepertiga dari kalsium yang tertelan
diabsorbsi meskipun hal ini dapat bervariasi tergantung pada faktor makanan dan
keadaan usus halus. 1,25- Dihydroxycholecalciferol (kalsitriol), metabolit vitamin D,
meningkatkan fase penyerapan aktif. Kelebihan kalsium terutama diekskresikan
secara renial. Kalsium yang tidak terserap dieliminasi dalam kotoran, bersamaan
dengan yang disekresikan oleh empedu dan pankreas. Jumlah kecil hilang dalam
keringat, kulit, rambut, dan kuku
- Farmakodinamik : Kalsium karbonat bekerja dengan mengembalikan keseimbangan
asam basa, mendorong aktivitas pepsin, dan meningkatkan sekresi bikarbonat dan
prostaglandin. Kapasitas netralisasi asam oleh kalsium karbonat adalah 58 mEq/15
ml. Ketika digunakan sebagai suplemen kalsium, kalsium karbonat secara langsung
meningkatkan cadangan kalsium dalam tubuh
Sumber :
Hill, K.M., et al. 2013. Oral Calcium Carbonate Affects Calcium But Not Phosphorus
Balance In Stage 3–4 Chronic Kidney Disease. Kidney International. 83(5):
959-966.

Anda mungkin juga menyukai