Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PANCASILA

Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

DOSEN PEMBIMBING:
MAZNUR,M.Pd

Disusun oleh:
TIKA DAHLIA

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUAKU TAMBUSAI


FAKULTAS KESEHATAN
S1 KEPERAWATAN KELAS A
TAHUN 2020/2021
PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya
maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rohani manusia.Unsur jiwa
(rohani) manusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak. Akal merupakan potensi rohani
manusia dalam hubungan dengan intelektualitas, rasa dalam bidang estetis, dan kehendak dalam
bidang moral (etika). Atas dasar kreativitas akalnya manusia mengembangkan iptek dalam
rangka untuk mengolah kekayaan alam yang sediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena
itu tujuan essensial dari Iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga Iptek pada
hakikatnya tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai. Dalam masalah ini Pancasila telah
memberikan dasar nilai-nilai bagi pengembangan Iptek demi kesejahteraan hidup manusia.
Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral Ketuhanan dan
kemanusiaan yang adil dan beradab. Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang
sistematis haruslah menjadi sistem etika pengembangan Iptek.

Pancasila sebagai filsafat ilmu harus mengandung nilai ganda, yaitu:


1. Harus memberikan landasan teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan
iptek dan menetapkan tujuannya.
2. Memiliki nilai instrinsik tujuan iptek yang senantiasa dilandasi oleh nilai mental
kepribadian dan moral manusia. Nilai-nilai kualitatif dan normatif secara kategoris harus
terkandung dalam ajaran filsafat. Kualitas dan identitas nilai mental dan kepribadian
manusia senantiasa berhubungan dengan nilai filsafat dan atau agama.
Kedudukan filsafat ilmu harus berasaskan kerokhanian dari sistem keilmuan dan
pengembangannya. Fungsi mental dan moral kepribadian manusia dalam implemantasi iptek
merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan harus berorientasi praktis untu
kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag dianut epistomologis Pancasila prinsip kebenaran
eksistensial dalam rangka mewujudkan harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf fisiokismis,
biotik, psikis, dan human dalam rangka acuan norma ontologis transedental. Dengan pendekatan
pencerdasan kehidupan bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka terhadap berbagai aliran
filsafat dunia (Dimyati, 2006).

B. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Manusia sebagai makhluk jasmani rohani sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa
sekaligus individu dan makhluk sosial, pada hakikatnya  sebagai makhluk homo sapiens makhluk
yang berakal di samping berasa dan berkehendak. Sebagai makhluk yang berakal, manusia
memiliki kemampuan intelektual yang mampu menghasilkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.  Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah unsur-unsur yang pokok dalam kebudayaan
manusia, dalam dunia ilmu pengetahuan terdapat dua pandangan yang berbeda yaitu (1) pendapat
yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu bebas nilai, artinya tidak ada sangkut pautnya
dengan moral, dengan etika, dengan kemanusiaan, dengan ketuhanan. (2) pendapat kedua
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya untuk kesejahteraan umat manusia. Oleh
karena itu, ilmu pengetahuan adalah terikat nilai yaitu nilai moral, nilai kemanusiaan,
nilai religious.Bagi Pancasila ilmu pengetahuan itu berketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan beradilan.

Maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi moral, etika
serta nilai-nilai religious. Dengan perkataan lain ilmu pengetahuan harus dilandasi etika ilmiah
dan yang paling penting dalam etika ilmiah adalah menyangkut hidup mati orang banyak, masa
depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup.
Hal-hal yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut:
1.    Risiko percobaan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
2.    Kemungkinan penyalahgunaannya
3.    Kompatibilitas dengan moral yang berlaku
4.    Terganggunya sumber daya dan pemerataannya
5.    Hak individu untuk memilih sesuatu sesuai dengan dirinya

C. Penerapan Nilai Persatuan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi (IPTEK)
Sila persatuan Indonesia, mengkomplementasikan universalia dan internasionalisme
(kemanusiaan) dalam sila-sila lain. Pengembangan Iptek diarahkan demi kesejahteraan umat
manusia termasuk di dalamnya kesejahteraan bangsa Indonesia. Pengembangan Iptek hendaknya
dapat mengembangkan rasa nasionalisme. Kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai
bagian dari umat manusia di dunia.

Sila persatuan Indonesia mengingatkan kita untuk mengembangkan IPTEK untuk seluruh
tanah air dan bangsa secara merata. Selain itu memberikan kesadaran bahwa rasa nasionalisme
bangsa Indonesia akibat adanya kemajuan IPTEK, dengan IPTEK persatuan dan kesatuan bangsa
dapat berwujud, persaudaraan dan persahabatan antar daerah dapat terjalin. (T. Jacob, 2000;155)

      Contoh persoalan atau kebijakan dari nilai persatuan sebagai dasar pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu adanya media sosial seperti facebook atau twitter
yang dapat menyatukan masyarakat Indonesia untuk membantu warga negara Indonesia yang
membutuhkan bantuan seperti adanya Laskar Sedekah yang menyalurkan sedekah masyarakat
kepada yang berhak untuk menerima. Selain itu, orang-orang yang sudah bersedekah dapat
mengetahui bentuk kegiatan Laskar Sedekah melalui akun media sosial yang mengunggah foto-
foto penerima sedekah. Manfaat lainnya dari penerapan nilai persatuan sebagai dasar
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yakni dapat membuat masyarakat
Indonesia lebih tanggap, contohnya jika terjadi bencana alam di suatu daerah seperti kabut
asap  maka informasi-informasi lebih cepat meluas dan menyebar. Sehingga fungsi dari nilai
persatuan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah
memperrmudah mempersatukan masyarakat Indonesia dalam segala urusan.

D. Pengaruh Nilai Kerakyatan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi (IPTEK)

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan mendasari pengembangan Iptek secara demokratis. Artinya setiap
ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan Iptek. Selain itu, dalam
pengembangan Iptek setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan oang
lain dan harus memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan
dengan penemuan teori lainnya.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan


perwakilan, meminta kita membuka kesempatan yang sama bagi semua warga untuk dapat
mengembangkan IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai kemampuan dan keperluan masing-
masing, sehingga tidak adanya monopoli IPTEK. (T. Jacob, 2000;155)

Pengaruh nilai Kerakyatan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) adalah meningkatkan kreatifitas masyarakat Indonesia untuk menghasilkan suatu karya
cipta dalam bidang apapun untuk kesejahteraan warga negara Indonesia. Seorang penemu muda
Ricky Elson contohnya. Beliau dan rekan-rekannya berhasil menciptakan mobil listrik Indonesia
pertama yaitu Tuxuci kemudian dikaji ulang hingga pada tahun 2013 telah muncul mobil
bertenaga listrik Selo. Pada saat ini Ricky Elson pemuda Indonesia berusia 33 tahun tengah
mengembangkan becak listrik dan pembangkit listrik tenaga angin di daerah sumba yang menjadi
pembangkit listrik tenaga angin terbaik di dunia.

Dengan selalu berupaya demi kebangkitan Indonesia dan nilai Kerakyatan sebagai dasar
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), tangan-tangan ahli anak Indonesia
menciptakan ide-ide kreatif yang menghasilkan intelektual properti.

E. Manfaat Nilai Keadilan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi (IPTEK)

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengkomplementasikan pengembangan


Iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri,
manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa
dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya (T. Jacob, 1986)

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, IPTEK didasarkan pada keseimbangan
keadilan dalam kehidupan kemanusiaan. (T. Jacob, 2000;156)
Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilosari dari
teknik radiasi. Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa. Diharapkan dalam
perkembangan swasembada pangan ini nantinya akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan
memberikan rasa keadilan setelah ditingkatkannya jumlah produksi sehingga pada perjalanannya
rakyat dari berbagai golongan dapat menikmati beras berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Anda mungkin juga menyukai