Anda di halaman 1dari 8

STUDI ANALISIS SISTEM MONITORING TEMPERATUR RUANG BEARING

1 2
Tri Joko Pramono ,Adang Maksus
Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik PLN
1
email : trijoko_pramono@yahoo.co.id

Abstract: Rising temperatures can lead to bearing the risk of the gas turbine trip. Because of the many
possible causes of bearing temperature increases, the temperature monitoring system required bearing space
as an indication of a gas leak heat on the room bearing and additional more accurate analysis to determine
the cause of the high temperature turbine bearing. The system of monitoring the temperature in the room
bearing will monitor continuously, so that any interference was observed immediately handled by appropriate
methods and the possibility of operating losses for their trip from the increase in turbine bearings can be
avoided.

Keywords: bearing, temperature transmitters, thermocouples.

Abstrak : Kenaikan temperatur bearing dapat menyebabkan resiko terjadinya trip pada gas turbine. Karena
banyaknya kemungkinan penyebab meningkatnya temperatur bearing, maka diperlukan sistem monitoring
temperatur ruang bearing sebagai indikasi terjadinya kebocoran gas panas pada ruang bearing dan analisa
tambahan yang lebih akurat untuk mengetahui penyebab tingginya temperature bearing turbin. Sistem
monitoring temperatur pada ruang bearing ini akan memantau secara terus menerus, sehingga setiap
gangguan yang terpantau dapat segera tertangani dengan metode yang tepat dan kemungkinan kerugian
operasi karena adanya trip dari kenaikan bearing turbin dapat terhindari.

Kata kunci: bearing, temperature transmitter, termokopel

1. PENDAHULUAN yang masuk kedalam casing bearing sebagai faktor


penyebab meningkatnya nilai temperatur bearing;
Bantalan atau bearing merupakan komponen diperlukan pemasangan sensor temperatur pada
penting pada turbin gas yang berfungsi penahan casing bearing sehingga temperaturnya dapat
rotor, sehingga senantiasa dimonitor dan dilindungi selalu terpantau dari ruang monitor; perlunya
oleh sistem proteksi pada sistem turbin. Salah satu koordinasi dengan bidang pemeliharaan instrumen
sistem proteksi adalah proteksi suhu bearing yang UP Muara Tawar untuk perancangan, persiapan
akan mendeteksi apabila terjadi kenaikan suhu peralatan, dan pelaksanaan proyek akhir.
bantalan melampaui batasan kerja bantalan.
Terdapat dua sensor suhu untuk memonitor suhu 2. Tinjauan Pustaka
bantalan, dimana kedua sensor ini mengukur setiap 2.1 Bantalan ( Bearing )
perubahan suhu pada bantalan saat rotor berputar.
Setiap bantalan dilengkapi sistem minyak pelumas
untuk menjaga suhu bearing.
Salah satu peristiwa yang terjadi di PLTG/U
Muara Tawar adalah terjadinya gangguan operasi
yang mengakibatkan turunnya daya dan unit
berhenti operasi diakibatkan karena kenaikan suhu
di bearing 1 ( sisi turbin ) yang sudah melebihi
batasan normal yang dijinkan pada sistem proteksi
GT13E2 ALSTOM. Kendala naiknya suhu di
bearing turbin ini adalah masalah yang terkadang
muncul baik sebelum inspeksi dan sesudah inpeksi
tipe-C atau Overhaul. Oleh karena itu penulis Gambar 1. Bantalan (Bearing)
mencoba menambahkan sebuah indikator untuk
dapat memonitor suhu ruang casing (rumah) Bearing adalah sebuah elemen mesin yang
bearing. Hal ini akan membantu menganalisa berfungsi untuk membatasi gerak relatif antara dua
penyebab kenaikan temperatur bearing. Adapun atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak
tujuan dari penulisan ini adalah untuk membuat pada arah yang diinginkan. Bearing menjaga poros
suatu sistem monitoring temperatur ruang bearing agar selalu berputar terhadap sumbu porosnya,
pada gas turbin GT13E2 di PLTG/U UP Muara atau juga menjaga suatu komponen yang bergerak
Tawar, mengaplikasikan fungsi termokopel sebagai linier agar selalu berada pada jalurnya.Bearing
sensor temperatur pada salah satu peralatan di unit dapat diklasifikasikan berdasarkan gerakan yang
pembangkitan, mengetahui cara pemeliharaan diijinkan oleh desain bearing itu sendiri,
thermocouple & temperature transimitter. berdasarkan prinsip kerjanya, dan juga berdasarkan
Sedangkan batasan masalah pada penulisan gaya atau jenis beban yang dapat ia tahan. Berikut
ini yang difokuskan : adanya indikasi terjadinya adalah macam-macam bearing dilihat dari berbagai
kebocoran gas panas dari pembakaran gas turbin aspek:

92 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 8 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2016


1. Jika berdasarkan gesekan yang terjadi pada Secara alami, panas selalu mengalir dari
bearing, maka bearing terbagi menjadi dua benda bersuhu tinggi kebenda yang bersuhu lebih
jenis yakni: rendah, tetapi tidak perlu dari benda berenergi
a. Anti-friction bearing : yaitu bearing yang termis banyak kebenda berenergi termis lebih
tidak akan menimbulkan gesekan. sedikit. Kalor adalah suatu bentuk energi yang
Contoh: roller dan ball bearing. diterima oleh suatu benda yang menyebabkan
b. Friction bearing : yakni bearing kerjanya benda tersebut berubah suhu atau wujud
dapat menimbulkan gesekan. Contoh: bentuknya.
bush dan plain bearing.
2. Jika dilihat dari beban yang ditahan oleh 2.4 Termokopel
bearing, maka berikut adalah jenis-jenisnya: Pada tahun 1822, Seebeck melakukan
a. Journal Bearing : adalah bearing yang percobaan dengan menghubungkan plat bismut
didesain untuk menahan beban yang diantara kawat-kawat tembaga. Hubungan tersebut
tegak lurus terhadap sumbu shaft diberi suhu yang berbeda. Ternyata pada rangkaian
horisontal. tersebut akan muncul arus listrik. Munculnya arus
b. Foot step atau pivot bearing: adalah listrik mengindikasikan adanya beda potensial
bearing yang didesain pada poros antara ujung-ujung kedua sambungan.
vertikal untuk menahan beban yang Dari percobaan Seebeck tersebut dapat
paralel terhadap sumbu poros tersebut. diambil kesimpulan bahwa adanya perbedaan suhu
c. Thrust bearing: adalah bearing yang antara kedua sambungan logam tersebut akan
didesain untuk menahan beban menyebabkan munculnya gaya gerak listrik antara
horisontal yang paralel dengan sumbu ujung-ujung sambungan. Gaya gerak listrik yang
poros horisontal. muncul ini disebut dengan gaya listrik termo dan
sumbernya disebut termokopel.
2.2 Sensor dan Tranduser Termokopel merupakan sambungan (junction)
Definisi sensor menurut Instrument Society of dua jenis logam atau campuran yang salah satu
America ( ISA ) adalah bagian dari Instrumen / alat sambungan logam tadi diberi perlakuan suhu yang
ukur yang merasakan proses variabel yang ingin berbeda dengan sambungan lainnya. Sambungan
dideteksi. Sedangkan Tranduser adalah bagian dari logam pada termokopel terdiri dari dua sambungan,
instrumen yang mengubah suatu variabel menjadi yaitu :
variabel lainya yang dapat mudah ditampilkan. 1. Reference junction ( cold junction ),
Sensor pada umumnya adalah berupa tranduser, merupakan sambungan acuan yang suhunya
namun suatu tranduser belum tentu suatu sensor. dijaga konstan dan biasanya diberi suhu yang
dingin.
2.3 Suhu 2. Measuring junction ( hot junction ), merupakan
Suhu adalah besaran yang menyatakan sambungan yang dipakai untuk mengukur
derajat panas suatu benda. Sifat termometrik suhu.
adalah sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat
adanya perubahan suhu. Termometer adalah alat
untuk mengukur suhu suatu benda. Beberapa
contoh termometer diantaranya;
1. Termometer zat cair: menggunakan prinsip
bahwa zat cair akan memuai jika dipanaskan.
2. Termometer Bimetal: menggunakan prinsip
bahwa logam akan memuai jika dipanaskan.
3. Termometer Hambatan: menggunakan prinsip Gambar 2. Termokopel
bahwa bila seutas kawat dipanaskan,
hambatan listriknya akan bertambah. 2.5. Kondisi Bearing Turbin
4. Termokopel: pemuain antara dua logam yang Turbin gas GT13E2 Alstom memiliki 4 buah
kedua ujungnya disentuhkan akan journal bearing. Journal bearing adalah bearing
menghasilkan GGL. yang di desain untuk menahan beban yang tegak
5. Termometer Gas: sejumlah gas yang lurus terhadap sumbu poros horisontal. Dalam
dipanaskan dan volumenya tetap maka operasinya, bearing dilindungi oleh rumah bearing
tekanannya bertambah. Pyrometer: mengukur (casing). Beberapa alat proteksi terpasang pada
intensitas radiasi yang dipancarkan oleh rumah bearing diantaranya:
benda yang sangat panas. 1. Sensor displacement yang berfungsi untuk
Perbandingan ini digunakan untuk memonitor jarak (clearence) antara poros rotor
mengkonversikan suhu suatu skala kedalam dengan bearing. Sensor ini hanya dipakai untuk
beberapa skala lainnya yang sesuai dengan indikasi alarm.
Standar Internasional (SI), sehingga dapat 2. Sensor vibrasi (velocity) yang berfungsi
digunakan sesuai dengan kebutuhan kita. sebagai sensor getaran yang terjadi pada
Perpindahan kalor atau heat transfer ialah ilmu bearing turbin akibat berputarnya rotor. Sensor
yang mempelajari perpindahan energi yang terjadi ini dapat mengakibatkan trip unit.
karena adanya perbedaan suhu antara benda atau
matrial. Dasar termodinamika telah kita ketahui
bahwa energi yang pindah itu dinamakan kalor atau
panas (heat).

JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 8 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2016 | 93


clearance dilakukan pada saat bearing diangkat
keluar atau dilepas dari poros turbin.
Sedangkan untuk vibrasi (getaran) tinggi,
selain dikarenakan oleh clearance yang tidak
sesuai, bisa juga disebabkan oleh kelendutan rotor.
Kelendutan pada rotor dapat mengakibatkan
putaran rotor tidak pada sumbu horisontalnya.
Sehingga dapat mengakibatkan gesekan yang tidak
normal antara poros rotor dengan bearing yang
meyebabkan sensor vibrasi pada bearing
menunjukan nilai yang tinggi. Jika nilai vibrasi
melebihi batas yang diijinkan, maka unit menjadi
Gambar 3. Rumah Bearing
trip.
Kegagalan sistem pelumasan juga dapat
Sedangkan alat proteksi yang terpasang mengakibatkan temperatur bearing menjadi tinggi.
bada bearing turbin adalah 2 buah termokopel yang
Sistem pelumasan pada bearing dipengaruhi oleh
berfungsi sebagai indikasi kenaikan temperatur
beberapa hal. Diantaranya, kualitas minyak
bearing dan sebagai proteksi gas turbin dan
pelumas, suhu minyak pelumas, tekanan dan aliran
proteksi bearing itu sendiri. Adapun jenis
minyak pelumas. Salah satu indikator baik tidaknya
termokopel yang dipakai adalah termokopel tipe-K.
sistem pelumasan adalah perbedaan temperatur
Letak pemasangannya adalah di sisi bawah minyak pelumas yang masuk dan keluar bearing.
bearing.
Semakin besar perbedaan temperaturnya berarti
semakin baik kemampuan heat transfer
(perpindahan panas)nya. Kemampuan perpindahan
Journal Bearing
panas juga dipengaruhi oleh besar kecilnya tekanan
dan aliran minyak pelumas.
Setelah mengetahui beberapa kemungkinan
faktor penyebab kenaikan temperatur bearing
Termokopel
turbin, maka dilakukan pengumpulan data
mengenai parameter-parameter yang dapat
dijadikan acuan untuk menentukan akar
permasalahan tersebut. Karena clearance saat
pemasangan sudah sesuai standar yang dilakukan
mekanik UPHB saat Inspection Tipe-C, maka yang
dapat dijadikan acuan adalah parameter vibrasi,
temperatur return oil (minyak kembali), dan
Gambar 4. Journal Bearing dan Termokopel temperatur bearing itu sendiri.

Seperti yang telah dijelaskan di awal, bahwa Tabel 1 indikasi kenaikan suhu bearing
posisi bearing 1 berada di jalur gas buang (exhaust
gas). Sehingga dalam keadaan normal, temperatur Vibrasi
Temperatur Temperatur Temperatur
Daya
bearing 001 bearing 002 oil return
bearing 1 bisa lebih tinggi daripada bearing-bearing (mm/s)
(°C) (°C) (°C)
( MW )
lainnya meskipun hanya sedikit perbedaan. Akan
Bearing 1 2.24 108 107 80 136
tetapi, keadaan seperti ini tidak boleh dianggap
Bearing 2 2.22 95 94,3 70 136
aman dari resiko. Artinya perlu dilakukan kajian
Bearing 3 2.21 89 88.5 66 136
mengenai kemungkinan-kemungkinan terhadap
Bearing 4 2.20 89 87 67 136
dampak dari suatu keadaan tersebut. Hal ini guna
menjaga keandalan unit maupun usia pakai suatu
peralatan. Dari tabel 1 diatas, terlihat bahwa nilai vibrasi
Dalam beberapa kasus mengenai kendala dan temperatur return oil (minyak kembali) dalam
temperatur bearing 1 yang terlalu tinggi, tidak selalu keadaan normal/ rata/seimbang. Namun pada
diakibatkan oleh satu penyebab saja. Namun kolom temperatur bearing terdapat perbedaan nilai.
banyak faktor yang dapat mengakibatkan Terlihat bahwa nilai temperatur bearing 1 lebih
temperatur bearing menjadi tinggi. Beberapa tinggi dari lainnya. Tentunya hal ini dapat
kemungkinan yang menjadi faktor penyebab membantu untuk mempersempit pokok
kenaikan temperatur bearing diantaranya: permasalahan. Jika clearance, vibrasi, dan minyak
1. Clearance tidak sesuai standar pelumas dalam keadaan normal, maka satu-
2. Vibrasi (getaran) tinggi satunya faktor yang sangat mungkin menjadi
3. Kegagalan pelumas penyebab kenaikan temperatur bearing 1 adalah
4. Kebocoran gas panas kebocoroan gas panas pada casing bearing.
Dilihat dari desainnya, bearing 1 terletak
Clearance, yakni jarak (gap) antara bearing diantara pedestal dan inner casing dan exhaust
dengan poros rotor memiliki nilai dan toleransi yang casing dan juga diproteksi dengan stuffing box, air
tidak boleh diabaikan. Hal ini sangat berpengaruh seal, oil wiper, isolasi, yang berfungsi menjaga suhu
terhadap besarnya vibrasi (getaran) pada bearing bearing yang di lalui gas panas/gas buang turbin
saat operasi. Pengukuran dan pengaturan yang panasnya mencapai 450 ° C. Saat gas turbin
beroperasi, kenaikan temperatur bearing 1 sangat

94 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 8 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2016


tinggi di bandingkan bearing lainnya walaupun di Jenis transmitter yang dipilih tentu saja yang sudah
saat beban sama dan indikasi vibrasi dan suhu umum dipakai di UP Muara Tawar, sehingga
minyak pelumas kembali (return oil) normal. Maka ketersediaan barang terjamin.
dugaan pertama yang dapat dijadikan kemungkinan 5. Koordinasi dengan bidang konin UPMTW
menjadi penyebab kenaikan suhu ini disebabkan sebagai bidang yang mengoperasikan sistem
kebocoran gas panas ke dalam pedestal bearing 1, DCS sehingga indikator suhu ruang pedestal
sehingga saat sensor termokopel yang mengukur bearing bisa ditampilkan di HMI ( human
bearing yang seharusnya menunjukkan suhu machine interface ) pada POS 30.
normal menjadi lebih tinggi karena ada kebocoran
panas. Tahap Pelaksanaan
Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka Setelah tahap perencanaan terpenuhi,
dikhawatirkan kenaikan temperatur bearing 1 maka langkah selanjutnya adalah ke tahap
mencapai batasnya, sehingga dapat mengganggu pelaksanaan. Dalam tahap pelaksanaan, banyak
operasi unit baik itu berupa alarm (105°C), PLS kendala teknis yang harus dihadapi. Salah satunya
(115°C), ataupun PLST (120°C). Untuk itu perlu adalah kalibrasi dan konfigurasi HMI. Adapaun
dilakukan kajian terhadap faktor kemungkinan yang secara lengkapnya, tahap pelaksanaan ini disusun
dapat menjadi penyebab tingginya temperatur seperti bagan dibawah ini ;
bearing 1. Sistem monitoring temperatur ruang
bearing ditujukan untuk tambahan analisa
penyebab terjadinya kenaikan suhu bantalan
(journal bearing) yang diduga disebabkan adanya
kebocoran gas panas yang masuk ke ruang
bearing.

3. METODE PENELITIAN

Tahap Perencanaan
Dalam melakukan pemasangan indikator suhu
ruang bearing, diperlukan tahap perencanaan yang
baik. Hal ini diharapkan agar proses pekerjaan
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan acuan
yang telah disusun dan direncanakan. Karena Gambar 5. Flow Chart Pemasangan Indikator
proses pemasangan dilakukan pada saat unit Ruang Bearing
sedang overhoul, maka waktu untuk perencanaan
cukup panjang. Tentunya akan sangat potensial Persiapan
untuk merencanakan pekerjaan dengan matang. Persiapan diperlukan untuk menyiapkan
Adapun hal-hal yang perlu untuk direncanakan segala peralatan dan material utama dan
antara lain: pendukung pemasangan indikator temperatur ruang
1. Waktu pemasangan. bearing. Berikut ini adalah material utama dan
Pemasangan indikator suhu ruang bearing pendukungnya :
hanya bisa dilakukan pada saat inspection 1. Termokopel type K dengan panjang 7 meter (
tipe-C. Karena hanya pada saat itu, bearing 1 termokopel ini sudah sesuai dengan standar
dilepas dari casing-nya. dan tahan dalam suhu ruang turbin bearing
2. Perancangan letak sensor dan instalasi kabel dan tunnel exhaust ) karena jenisnya sama
sampai ke panel. dengan yang terpasang untuk monitoring
Penempatan sensor didalam ruang bearing temperatur bearing turbin.
harus sangat diperhitungkan, hal tersebut
karena letak sensor akan sangat berpengaruh
terhadap hasil pengukuran. Peletakan sensor
harus tepat didalam rongga udara dalam
rumah bearing, dan minyak pelumas tidak
boleh menyentuh sensor. Sehingga
diharapkan temperatur yang terukur adalah
temperatur ruang bearing, bukan temperatur
return oil.
Adapun untuk instalasi kabel termokopel harus
diperhatikan suhu lingkungan disekitar kabel. Gambar 6. Termokopel Tipe-K
Untuk itu kabel harus diberi isolasi yang tahan
panas. 2. Temperature Transmitter merk INOR jenis
3. Pemilihan jenis termokopel. IPAQ-L.
Jenis termokopel yang dipilih adalah yang Merupakan transmitter yang sangat efektif
sesuai dengan temperatur kerja dan yang untuk digunakan. Range kerjanya dapat di
umum dipakai di unit pembangkitan Muara setting sesuai kebutuhan.
Tawar. Sehingga akan sangat mudah
bilamana dilakukan penggantian.
4. Pemilihan temperature transmitter.

JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 8 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2016 | 95


Gambar 8. Kalibrasi Termokopel

f. Catat hasil pengukuran.


g. Jika selesai, turunkan nilai temperatur heater
hingga mencapai suhu ruangan. Matikan
heater.
Gambar 7. Temperature Transmitter
Tabel 2. Hasil Pengukuran Termokopel
3. Kabel Termokopel dengan panjang 5 meter
OUTPUT (°C)
sebagai sambungan dari terminal kabel. INPUT
PENGUKURAN
(°C) PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2
4. Terminal kabel sebagai penyambung kabel 3
termokopel. 50 49.9 50 50.2
5. Klem kabel dan dan baut pengikatnya. 60 60 60.1 60
6. Connector dan flexible housing untuk 70 69.8 70 70
pelindung kabel dan kerapian kabel
80 80 80 79.9
termokopel.
90 89.8 90 90.1

Kalibrasi 100 99.9 100 100


Pengertian / arti kalibrasi menurut wikipedia 110 110 110 109.9
adalah proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat 120 120 119.9 120
ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa 130 130 130.1 130.1
dilakukan dengan membandingkan suatu standar 140 139.9 140 140
yang tertelusur dengan standar nasional maupun
150 149.9 150 150
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Sebelum dilakukan pemasangan diperlukan
kalibrasi agar hasil yang pengukuran temperatur
lebih akurat. Apabila penunjukan multikabrator dan
temperatur kalibrator menunjuk nilai sesuai standar,
maka termokopel dapat digunakan untuk indikator
4. HASIL DAN PEMBAHASAN temperatur ruang bearing.
1. Kalibrasi temperature transmitter.
4.1. Kalibrasi termokopel Temperature transmitter yang digunakan
Termokopel dikalibrasi dengan menggunakan adalah pabrikan INOR tipe IPAQ-L. Untuk
temperatur kalibrator sesuai range kerja temperatur melakukan kalibrasi ataupun adjustment harus
antara 50 °C s/d 150 °C. Temperatur kalibrator ini menggunakan software khusus dari INOR.
dapat membangkitkan temperatur sesuai dengan Software yang dipakai adalah Ipro v4.31.
besaran yang kita inginkan. Adapun langkah- Mengkalibrasi temperature transmitter bisa
langkah dalam mengkalibrasi termokopel adalah dilaksanakan di lokal area maupun di
sebagai berikut: bengkel/workshop. Untuk mengukur arus listrik
a. Siapkan material dan peralatan, seperti: keluaran dari temperature transmitter tipe
1) Termokopel. IPAQ-L bisa tanpa menggunakan ampere
2) Heater/Temperature Calibrator (JOFRA). meter, yaitu langsung dihubungkan dengan
3) Multikalibrator (Yokogawa). komputer dan software Ipro v4.31.
b. Nyalakan temperature/heater calibrator Karena temperature transmitter ini masih baru
(JOFRA). Atur suhu yang diinginkan, mulai dan belum ada program didalamnya. Maka
dari 50°C s/d 150°C. harus dilakukan loading program, yaitu
c. Ukur output termokopel sebelum dipanaskan memasukan data atau range kerja yang
menggunakan multikalibrator. Pastikan output diinginkan. Adapun caranya adalah sebagai
termokopel menunjuk suhu ruangan. berikut:
Bandingkan dengan termometer jika ada. a. Siapkan material dan peralatan, seperti:
d. Masukan termokopel kedalam heater. Tunggu 1) Temperature transmitter INOR
sampai suhu pada heater mencapai nilai yang 2) Power supply 24 vdc
diinginkan. 3) injector source temperature
e. Ukur output termokopel dengan multikalibrator. 4) Komputer dengan software Ipro
v4.31
5) Obeng (+)

96 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 8 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2016


b. Setelah semua peralatan terpenuhi, sensor termokopel dari ruang bearing sampai ruang
susun peralatan sesuai rangkaian pada monitor. Pemasangan termokopel hanya bisa
gambar dibawah: dilaksanakan saat Overhaul atau Inspection tipe-C.
Pemasangan sensor termokopel temperatur
ruang bearing dilakukan bersamaan dengan
pemasangan sensor termokopel bearing 1. Sensor
termokopel dipasang di dalam ruang pedestal
bearing turbin pada saat upper casing bearing
masih belum terpasang.
Dalam tahap pemasangan sensor termokopel,
koordinasi dengan bidang mekanik menjadi hal
yang sangat penting. Pastikan bahwa bidang
mekanik sudah selesai dalam proses inspeksi
bearing, sehingga tidak terjadi bongkar pasang
bearing lagi. Berikut adalah tahap pemasangan dan
penyambungan:
1. Pasang sensor termokopel di dalam ruang
bearing. Biarkan dalam posisi menggantung
agar tidak menyentuh bagian apapun, sehingga
penunjukan temperatur lebih akurat karena
Gambar 9. Kalibrasi Temperature Transmitter hanya tertuju pada temperatur ruang bearing (
bukan temperatur return oil).
c. Setelah semua terpasang, buka software 2. Klem sensor termokopel pada dinding ruang
Ipro v4.31 pada komputer. Hidupkan bearing supaya lebih kuat dan tidak berubah
power supply. Kemudian klik pada button posisi saat unit beroperasi. Karena klem yang
“read from transmitter”, ini dimaksudkan digunakan cukup besar, maka bisa
agar kita bisa melihat data yang sudah digabungkan dengan kabel sensor termokopel
ada pada transmitter. bearing 1.
d. Setelah data dari transmitter dapat dilihat 3. Keluarkan kabel termokopel melalui lubang
di komputer, selanjutnya masukan data termokopel bearing. kemudian masukan
input seperti tipe termokopel, input kedalam conduit flexible, sebagai pelindung
minimum, dan input maximum. Kemudian kabel dari sentuhan langsung dengan objek
klik button “transfer to transmitter”. panas dan pelindung dari kerusakan kabel
Dengan ini proses loading sudah selesai. akibat terinjak atau tertimpa alat berat. Lapisi
e. Langkah selanjutnya adalah head connector dengan silikon merah untuk
mengkalibrasi dengan memberi input mencegah terjadinya kebocoran minyak
temperatur mulai dari 0%, 25%, 50%, pelumas. Kemudian masukan kedalam pipa
75%, 100%. yang sudah dilapisi isolator.
f. Lihat penunjukan arus pada output 4. Sambungkan ujung kabel termokopel dengan
bargraph. Jika hasilnya sudah linear, temperature transmitter. Pastikan kutub positif
maka hasil kalibrasi dikatakan baik. dan kutub negatif pada termokopel tidak
Namun bila masih kurang akurat, maka tertukar, karena bisa membuat penunjukan
perlu dilakukan kalibrasi ulang dengan temperatur tidak sesuai.
merubah nilai penyimpangannya.
g. Catat hasil kalibrasi. 4.2.1. Konfigurasi HMI
HMI merupakan proses memvisualisasikan
Tabel 3. Hasil Kalibrasi kejadian, peristiwa, atau pun proses yang sedang
terjadi di plant secara nyata sehingga dengan HMI
INPUT (°C) OUTPUT (°C) operator lebih mudah dalam melakukan pekerjaan
fisik (Irvine, 2001). Human Machine Interface (HMI)
% (°C) (°C) mA
atau juga sering disebut juga Man Machine
0 0 0 4 Interface (MMI) adalah suatu perangkat lunak yang
25 37.5 37.5 8 dapat digunakan untuk memonitor atau
50 75 75 12 mengendalikan sebuah proses atau mesin. HMI
75 112.5 112.5 16 secara umum memiliki kemampuan sebagai berikut
100 150 150 20 :
1. Menampilkan gambaran atau mimic proses
h. Setelah melaksanakan kegiatan kalibrasi, atau mesin yang sedang berlangsung
hal yang tak kalah pentingnya adalah 2. Memonitor dan mengontrol data-data yang
merapikan kembali peralatan-peralatan berlangsung secara realtime
yang telah digunakan, dan 3. Fungsi alarm, trend data, analisis data
membersihkan area kerja seperti sedia Aplikasi HMI pada umumnya tidak
kala. berhubungan langsung dengan peralatan yang
dikendalikan, akan tetapi melalui perantara data
4.2. Pemasangan dan penyambungan server. Data server yang digunakan di gas turbine
Langkah selanjutnya setelah persiapan dan adalah berupa program OPC (Ole for Process
kalibrasi adalah proses pemasangan/instalasi Control). Sistem HMI di PLTGU Muara Tawar

JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 8 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2016 | 97


sendiri terdiri dari beberapa sistem atau modul, tim enjinering untuk melakukan kajian dalam
diantaranya adalah Process Operator Station permasalahan meningkatnya nilai temperatur
(POS), Plant Management System, Control bearing turbin.
Diagnostic System, maupun panel manual yang 2. Salah satu faktor penyebab meningkatnya nilai
sengaja disediakan untuk tujuan tertentu ketika temperatur bearing adalah karena adanya
proses otomatis tidak dapat berjalan sebagaimana kebocoran gas panas dari pembakaran gas
mestinya. turbin yang masuk kedalam ruang bearing.
Semua konfigurasi HMI dilakukan oleh teknisi 3. Sistem monitoring temperatur ruang bearing
bidang kontrol instrumen UP Muara Tawar yang dapat digunakan sebagai indikator adanya
punya wewenang dalam konfigurasi HMI sehingga kebocoran gas panas yang masuk kedalam
nantinya temperatur ruang bearing turbin bisa di ruang bearing.
monitor operator di POS. Berikut alur 4. Koordinasi dengan teknisi instrumen UP
konfigurasinya: Muara Tawar berjalan dengan baik, hal ini
terbukti dengan dibuatkannya konfigurasi HMI
untuk sistem monitoring temperatur ruang
bearing, dimana kewenangan untuk
mengubah atau menambah konfigurasi HMI
Gambar 10. Flow Chart dari Termokopel Sampai HMI
hanya dipegang oleh teknisi instrumen UP
Muara Tawar.
4.2.2. Function test
Function test dilakukan untuk menguji fungsi
temperatur ruang bearing turbin yang telah
Daftar Pustaka
terpasang berjalan normal. Proses function test ini
hampir sama dengan proses kalibrasi temperature
1. Hutagalung, Sutrisno Salomo (2010).
transmitter, yaitu dengan memberi injeksi
Calibration and Adjusment of Measuring
temperatur pada temperature transmitter
Instruments. Bogor.
menggunakan multikalibrator atau injector source
2. Hutagalung, Sutrisno Salomo (2011). Industrial
temperature.
Process Control. Bogor.
Dengan membandingkan nilai masukan dan
3. Artono, Raldi (2002). Perpindahan Kalor.
nilai penunjukan pada layar monitor, maka dapat
Salemba empat.
ditentukan hasil dari function test tersebut
4. Horn, Peter (2014). Bearing Mechanical. From
dinyatakan berhasil atau tidak. Karena sebelumnya
http://en.wikipedia.org/wiki/Bearing_mechanical
temperature transmitter sudah di kalibrasi, maka
, 7 Januari 2015.
tujuan function test ini adalah untuk menguji
5. Zikriaulio (201). Panas. From
instalasi dari temperature transmitter sampai card
http://id.wikipedia.org/wiki/Panas, 7 Januari
A/I.
2015.
6. Hysocc (2014). Termokopel. From
5. KESIMPULAN
http://id.wikipedia.org/wiki/Termokopel, 7
Setelah menyelesaikan pembuatan sistem
Januari 2015.
monitoring temperatur ruang bearing sebagai
7. Maksus, Adang (2011). Pemeliharaan
indikator kebocoran gas panas pada bearing turbin,
Temperature Transmitter PLTGU UP Muara
dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya:
Tawar. Jakarta.
1. Dengan dibuatnya sistem monitoring
temperatur ruang bearing dapat memudahkan

98 | JURNAL ENERGI & KELISTRIKAN VOL. 8 NO. 2, JUNI - DESEMBER 2016

Anda mungkin juga menyukai