Anda di halaman 1dari 45

NAMA : Muhammad Zaky Ibadurrahman

NIM : H1A012036

KELOMPOK : C

REKOMENDASI RESEP OBAT 1

Dr.SUPRIATMAN, Sp.A

SIP No: 110/456/UP/DINKES

Praktek:

Jl. Budi Kemuliaan no.8A Mataram

Tlp: 640555

Mataram, 1 April 2014


R/ Tab Dexametasone 0,5mg No.3

Tab Paracetamol 500mg No.3

S.L q.s

m.f.pulv.No.XII

S 3-4 dd pulv I PC

PARAF

R/ Syr Cefadroxil 5ml Lag 1

S 2 dd Cth 1

PARAF

Pro: Zahra

Umur: 5thn

Alamat: Jl. Pemuda Mataram


 PARASETAMOL
Fungsi :analgetik Antipiretik, menurunkan demam, pusing, sakit kepala

Dosis: max: 500mg

Da= n/n+12 x DM

= 5/17 x 500

= 150

Jadi dosis untuk anak adalah 150 mg

Saya menggunakan 3 tablet 500 mg kemudian di bagi menjadi 12 pulv

Interaksi:

 Kombinasi dengan obat AIDS zidovudin meningkatkan resiko neutropenia.


Sering dikombinasi dengan aspirin untuk menurukan rasa nyeri pada rematik.

Kontraindikasi:

Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol.

Penderita gangguan fungsi hati berat.

 DEXAMETASON
BSO : Tablet

Fungsi : Antialergi

INDIKASI :
Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya untuk :
-Antiinflamasi,
-Pengobatan rematik arthritis, dan penyakit kolagen lainnya,
-Alergi dermatitis,
-Penyakit kulit,
-Penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana glucocorticoid berguna lebih
menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu dan limfoma dan inflamasi pada jaringan
lunak dan anemia hemolitik.
KONTRAINDIKASI :
-Penderita yang hipersensitif terhadap deksametason.
-Penderita infeksi jamur sistemik.
-Jangan diberikan kepada penderita herpes simpleks pada mata, tuberkulosis aktif, peptik ulcer
aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.
-Jangan diberikan kepada wanita hamil karena akan terjadi hipoadrenalisme pada bayi yang
dikandungnya,  atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.

EFEK SAMPING :
-Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti kehabisan
protein, osteoporosis, dan penghambatan pertumbuhan anak.
-Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan dengan
glucocorticoid lainnya.
-Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.

 CEFADROXIL
BSO : Kapsul dan sirup

Fungsi :antbiotiki

Indikasi : infeksi sal.nafas,kulit,jaringan lunak,saluran kemih dan infeksi lain yang berkaitan
dengan organisme bersangkutan.

Kontra indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap sefalosporin.

Efek samping :gangguan saluran cerna,seperti mual,muntah,diare,reaksi hipersensitif


seperti,ruam kulit dan gatal-gatal.

Dosis: 125/5ml ,sirup kering, dalam Botol 60ml

KESALAHAN PADA STRUKTUR RESEP YANG AWAL

 Struktur
- Tidak ada garis paraf
- Tidak menuliskan BSO
 Kekuatan ,penghitungan dosis, dan rasionalitas
- Dosis obat tidak lengkap
- Menggunakan dtd untuk anak dengan dosis cefadroxil 500mg sehingga dapat
menimbulkan kelebihan dosis
- Cefradoxil adalah antibiotic seharusnya di pisahkan penggunaannya karena antibiotic
harus di gunakan sampai obat habis sedangkan parasetamol dapat di hentikan jika
panas sudah turun
REKOMENDASI RESEP OBAT 2

dr.MARGARITA

SIP No: 2011/123/UP/DINKES

Praktek:

Jl. Jaunda no.10 Mataram

Tlp: 0370 640777

Mataram, 1 April 2014


R/ Tab Paracetamol 500mg

Tab CTM 4mg

Tab GG 50mg

Tab DMP 10mg

S.L q.s

m.f.pulv.dtd No.XV

da in caps

s.t.d.d caps 1 PC

PARAF

Pro: tn. Jakariah

Umur: 35 thn

Alamat: Mataram

Kekurangan Resep Aslinya:

Struktur:

- BSO tidak di cantumkan


- Alamat kurang lengkap
Alasan:

Pada resep yang asli terdapat codein HCL sedangkan menurut saya, codein HCl dapat
dihapuskan karena terdapat DMP yang memiliki fungsi yang sama akan tetapi efek sampingnya
lebih sedikit, selain itu juga jika menggunakan dua obat antitusif yang sama dapat menyebabkan
depresi pernapasan.

 Parasetamol
Fungsi :analgetik Antipiretik, menurunkan demam, pusing, sakit kepala

Dosis: max: 500mg

Interaksi:

 Kombinasi dengan obat AIDS zidovudin meningkatkan resiko neutropenia.


Sering dikombinasi dengan aspirin untuk menurukan rasa nyeri pada rematik.

Kontraindikasi:

Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol.

Penderita gangguan fungsi hati berat.

CTM
Dosis :

 Bayi 6 minggu–6 bulan : 120 mg, 2 kali/hari.


 Anak usia 6 bulan–6 tahun:240 mg, 2 kali/hari.
 Anak usia 6–12tahun: 480 mg, 2 kali/hari.
 Dewasa dan anak >12 tahun: 960 mg, 2 kali/hari.

Kandungan:
 kombinasi Sulfamethoxazole dan Trimethoprim dengan perbandingan 5 : 1.
 CTM Tablet : Tiap tablet mengandung  Trimethoprim 80 mg dan
 Sulfamethoxazole 400 mg.
 CTM Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet forte mengandung Trimethoprim 160 mg
dan Sulfamethoxazole 800 mg.
 CTM Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40 mg dan
Sulfamethoxazole 200 mg.

Fungsi:

 Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp,
Enterobactr sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris.
 Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumonia, Haemophils influenzae.
 Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan
Streptococcus pneumonia, Haemophils influenzae.
 Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei.
 Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.
 Diare yang disebabkan oleh E. coli.

Interaksi:

 Kotrimoksazol dapat menambah efek antikoagulan dan memperpanjang waktu paruh


Fenitoin juga dapat mempengaruhi besarnya dosis obat-obat hipoglikemia.
 Adanya megaloblastik anemia apabila kotrimoksazol diberikan bersamaan dengan obat
yang dapat menghambat pembentukan folat misalnya Pirimetamin.
 Pemberian kotrimoksazol bersama dengan diuretik terutama Tiazid dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya trobositopenia

Kontraindikasi:

 Penderita dengan gangguan fungsi hati yang parah, insufisiensi ginjal, wanita hamil,
wanita menyusui, bayi prematur atau bayi berusia dibawah 2 bulan.
 Penderita anemia
 megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat.
 Penderita yang hipersensitif/alergi terhadap trimetoprim dan obat-obat golongan
sulfonamida.
DMP

Dosis :
 Tablet :Dewasa:1 tablet tiap 4 jam atau 2 tablet tiap 6 jam, maksimum sehari 8
tablet.
Anak-anak :1mg/kg BB dibagi dalam 3-4 kali pemberian per hari.
 Syrup :
Dewasa: 1-2 sendok teh tiap 4 jam atau 3 sendok teh tiap 6 jam maksimum 12 sendok teh
sehari

Anak-anak : 1 mg per kg berat badan dibagi dalam 3-4 kali pemberian perhari.

Kandungan:

 Tiap tablet salut selaput mengandung:Dextromethorphan HBr 15 mg


 Tiap 5 ml mengandung Detromethorphan HBr 10 mg
Fungsi:

 Untuk meredakan batuk yang tidak berdahak.


Interaksi:

 Dengan MAO inhibitor diiaporkan dapat menyebabkan nausea,koma, hipotensi dan


hiperpireksia
Kontraindikasi:

 Hipersensitif terhadap Dextromethorphan HBr.Pada wanita hamil.

Codein HCl
Dosis :

 Pada nyeri, oral -6 dd 15-60 mg garal-HCl, anak-anak > 1 tahun -6 dd 0,5 mg/kgBB.
 Pada batuk 4-6 dd 10-20 mg, maksimal 120 mg/hari, anak-anak 4-6 dd 1 mg/kg BB
 Dosis lazim :
Batuk 3-5 dd 20-40 mg; diare 4 dd20-40 mg; analgetik maksimal 3 dd 30-60 mg.

Kandungan:

 Kodein Fosfat Tablet 10 mg; 5 mg; 20 mg (N).


Fungsi:
 Sebagai obat batuk, anti nyeri, dan obat anti-diare
Kontraindikasi:

 Hindari pada depresi nafas akut


 Alkoholisme akut
 Bila terdapat resiko ileus paralitik
 Tidak dianjurkan pada akut abdomen
 Hindari pada peningkatan tekanan cranial atau cidera kepala (selain mengganggu
pernafasan juga mempengaruhi respon pupil yang penting untuk penilaian neurologis)
 Hindari injeksi pada feokromositoma (ada resiko tekanan darah naik sebagai respon
terhadap pelepasan histamine).
REKOMENDASI RESEP OBAT NOMER 3

dr. Rian

SIP No: 300/123/UP/DINKES

Praktek:

Jl. Kompleks Putri Ayu No.ZZ Mataram

Tlp: 0370 612345

Mataram, 1 April 2014


R/ Tab Sulfadoxin-Primetamin 500mg + 25mg
No.X Tab

S 1 dd Tab 1/2 DC

PARAF

R/ Syr Amoxicillin 125mg/5ml Lag.I

S.t.d.d Cth 1 PC

PARAF

Pro: Alan

Umur: 3 thn

Alamat: Jl. Swasembada Mataram


Alasan:

Jika melihat umur pasien yang masih 3 tahun, maka dapat saya rekomendasikan untuk mengganti
tetrasiklin menjadi amoxicil syrup. Karena penggunaan tetrasiklin dapat menghambat
pertumbuhan anak oleh karena itu saya menggantinya dengan amoxicillin syrup yang lebih aman
dan mudah di konsumsi.

Kekurangan resep asli:

Struktur

- Tidak ada paraf


- Dosis tidak di cantumkan
- BSO tidak di cantumkan
Dosis dan rasionalitas

- Pemberian tetrasiklin tidak baik di berikan untuk anak dengan umur di bawah 8 thn

Sulfadoxin-pirimetamin BSO TABLET

Dosis:

 Kuratif Dosis Tunggal


Dewasa 2-3 tab
Anak 10-14 tahun 2 tab
Anak 7-9 tahun 1 ½ tab
Anak 4-6 tahun 1 tab
Anak <4 tahun ½ tab
 Profilaksis Semi Imun Setiap 4 minggu
Dewasa 2-3 tab
Anak 9-14 tahun 2 tab
Anak 4-8 tahun 1 tab
Anak <4 tahun ½ tab

 Non Imun Setiap 2 minggu


Dewasa 2 tab
Anak 9-14 tahun 1 ½ tab
Anak 4-8 tahun 1 tab
Anak <4 tahun ½ tab
Dosis pertama diberikan 1-2 hari sebelum keberangkatan & diteruskan selama di daerah tsb & 4
minggu pertama setelah kembali

Kandungan: Sulfadoxin 500 mg, pyrimethamine 25mg

Indikasi :tindakan kuratif dan profilaksis malaria

Interaksi Obat :Antagonis folat

Kontraindikasi: Hipersensitif thd sulfonamide. Bayi baru lahir atau premature. Hamil.
Profilaktik penggunaan pada gagal hati atau ginjal & diskrasia darah.

Efek Samping: Kemerahan pada kulit & pruritus. Gangguan GI (mual dan kembung), Steven-
johnson & sindroma Lyel, diskrasia darah, kerusakan sel hati.

Harga: Tab 60 (Rp 393.559,-)

Perhatian: Reaksi kulit. Hindari terpapar dengan sinar matahari.

Pemberian obat: Dapat diberikan bersama makanan atau cemilan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada GI. Pastikan kecukupan asupan cairan. Telan utuh, jangan dikunyah/dihancurkan

AMOXICILLIN SYRUP

Fungsi: Antibiotik

Dosis: tiap sendok teh (5ml) mengandung amoxicillin 125mg

- Anak dengan berat badan kurang dari 20kg di bagi dalam 3 dosis
Perhatian:

- Alergi
- Penggunaan jangka panjang dengan dosis tinggi

TETRASIKLIN BSO KAPSUL

Dosis:

 Dewasa 1-2 g/hr


 Anak 8-12 tahun 10-15 mg/kgBB/hari.
 Maksimal 1g. diberikan dalam 2-4 dosis terbagi

Kandungan: Tetrasiklin
Indikasi :Infeksi sal napas & GI, infeksi yang disebabkan ricketsia, limfogranuloma venereum;
infeksi meningokokus, gonokokus, & T pallidum

Interaksi Obat :Susu, antasida dan obat hepatotoksik menurunkan absorbi. Mengganggu kerja
penisilin dan kontrasepsi oral. Potensiasi dengan antikoagulan oral

Kontraindikasi: Hipersensitif

Efek Samping: Gangguan GI, rasa panas pada epigastrium, kembung, mual, diare,
hepatotoksisitas (pada penggunaan dosis besar). Fotosensitivitas, pruritus. Anak: karies gigi, gigi
berwarna kecoklatan.

Harga: Caps 500 mg x 10 x 10 (Rp 95.300,-)

Perhatian: Gangguan ginjal dan jantung. Hamil. Anak <8 tahun

Pemberian obat: Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan
dengan segelas air, dalam posisi tegak. Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi
rasa tidak nyaman pada GI

REKOMENDASI RESEP OBAT 4

dr.Abdullah

SIP No: 300/123/UP/DINKES

Praktek:

Jl. Mawar No.1 Mataram

Tlp ????

Mataram, 1 April 2014


R/ Tab Captopril 12,5mg No.XX Tab

s.t.d.d 1 tab AC

PARAF

R/ Tab Salbutamol 2mg No.XX Tab

s.t.d.d 1 tab AC

PARAF

Pro: Tn Basuki

Umur: 45 thn

Alamat: Jl Tulip Mataram


Alasan:

Pemberian salbutamol sebagai obat asma dan propanolol tidak tepat, karena propanolol
merupaka obat antihipertensi dari golongan beta bloker dan kontaindikasi terhadap pasien asma,
oleh karena itu saya menggantinya dengan captopril yang merupakan obat antihipertensi dari
golongan ACEI dan tidak kontraindikasi untuk penderita asma.

Kekurangan Resep aslinya:

Struktur

- Dosis tidak di cantumkan


- Paraf tidak di cantumkan
- Tidak ada keterangan
Rasionalitas

- Propranolol tidak dapat di berikan pada penderita astma


SALBUTAMOL
BSO: tablet dan syrup
Kandungan: salbutamol sulfat
Dosis:
 Obat di pasaran :
Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol 2 mg
Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol 4 mg
Tiap sendok takar (5ml) mengandung salbutamol sulfat 2,41 mg setara dengan
salbutamol 2 mg
 Dewasa (>12 tahun) : 2-4 mg, 3-4 kali sehari.
Dosis dapat dinaikan secara berangsur.
Untuk lansia diberikan dosis awal yang lebih rendah.
 Anak-anak:
2-6 tahun : 1-2 mg, 3-4 kali sehari
6-12 tahun: 2 mg, 3-4 kali sehari.

 Sirup:
Dewasa (>12 tahun): 1-2 sendok (5-10 ml), 3-4 kali sehari.
Anak-anak:
2-6 tahun: 1/2-1 sendok (0,25-5ml), 3-4 kali sehari
6-12 tahun: 1 sendok (5ml), 3-4 kali sehari.
Fungsi:
Obat asthma

Interaksi Obat

 Efek salbutamol dihambat oleh B2-antagonis.


 Pemberian bersamaan dengan monoamin oksidase dapat menimbulkan hipertensi berat.
 Salbutamol dan obat-obatan beta-blocker non-selektif seperti propranolol, tidak bisa
diberikan bersamaan.

Peringatan dan perhatian

 Hati-hati bila diberikan pada penderita thyrotoxicosis, hipertensi, gangguan


kardiovaskuler, hipertiroid dan diabetes melitus.
 Meskipun tidak terdapat bukti teratogenitas sebaiknya penggunaaan salbutamol selama
kehamilan trimester pertama, hanya jika benar-benar diperlukan.
 Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui karena kemungkinan diekskresi melalui air
susu.
 Hati-hati penggunaan pada anak kurang dari 2 tahun karena keamanannya belum
diketahui dengan pasti.
 Pemberian intravena pada pasien diabetik, perlu dimonitor kadar gula darah.

Efek Samping

Pada dosis yang dianjurkan tidak ditemukan adanya efek samping yang serius. Pada pemakaian
dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada otot skelet (biasanya pada tangan), palpitasi,
kejang otot, takikardia, sakit kepala dan ketegangan. efek ini terjadi pada semua perangsangan
adrenoreseptor beta. Vasodilator perifer, gugup, hiperaktif, epitaksis (mimisan), susah tidur.

CAPTOPRIL

Fungsi: antihipertensi

Dosis:
- Setiap tablet mengandung captopril 12,5mg,25mg,50mg
- Di berikan 1 jam sebelum makan
- Dewasa: hipertensi dosis awal 12,5 mg selama 3 kali sehari jika tidak mempan dapat
ditingkatkan

PROPANOLOL TABLET

BSO: Kapsul, Injeksi, Larutan Oral, Tablet


Dosis:

 Obat di pasaran: 10mg,40mg,80mg,160mg

Dewasa :

 Angina : oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, setiap 3 - 7 hari dosis dapat ditingkatkan.
 Aritmia :  oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan bila diperlukan.
 Hipertensi : oral 20 mg, 3 -4 kali sehari atau 40 mg , 2 kali sehari, bila diperlukan dosis
dapat ditingkatkan.
 Migrain : oral 20 mg, 3 - 4 kali sehari, bila diperlukan dosis dapat ditingkatkan.

Kandungan : beta blocker

Fungsi :

 Menamgani tekanan darah, pembesaran otot jantung atau tremor

 Menangani angina pectorisatau tekanan darah tinggi yang di sebabkan oleh tumor dekat
ginjal (phaeochromocytoma)
 Membantu mencegah serangan jantung
 Mengontrol denyut jantung
 Control gejala yang disebabkan oleh overactive thyroid gland
 Meringankan serangan migran
 Menenangkan

Interaksi:

Banyak obat berinteraksi dengan propranolol. Fenitoin, isoproterenol, NSAID,


barbiturate dan santin (kafein, teofilin) mengurangi efek obat propranolol. Jika propranolol
dipakai bersama digoksin atau penghambat kalsium, maka dapat terjadi blok jantung atrio-
ventrikulär (AV). Tekanan darah dapat diturunkan jika propranolol diberikan bersama dengan
antihipertensi lain (ini mungkin efek yang diinginkan).
Penghambat beta berguna dalam mengobati aritmia jantung, hipertensi ringan, taki- kardia
ringan, dan angina pektoris.

Kontra indikasi:
Hipersensitif terhadap propranolol, ß bloker atau beberapa komponen lain dalam sediaan, tidak
boleh digunakan untuk gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, bradikardi, udem pulmoner,
penyakit hiperaktif pernafasan (asma atau COPD),  raynaud’s disease, kehamilan (trimester 2
dan 3).

Efek sampimg:
Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer, hipotensi, sakit dada,
kontraksi miokardial, raynaud’s syndrom, menseterik trombosis, syncope. SSP: depresi mental,
amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence dan fatique.
Dermatologi: alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom stevens-johnson ,
fuxil epiderma necrolysis. Gastrointestinal: diare, muntah, mual, konstipasi dan anoreksia.
Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis, peyroie’s disease.
Hematologi: agraniulositosis trombositopenia, trombositopenia purpura. Neuromuskular: rasa
lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis, arthropathy. Mata:  Konjugasi hyperemis, penurunan
produki air mata,penurunan penglihatan. Pernapasan: mengik, faringitis, bronkospamus,udem
pulmonary, laryngospasmus

REKOMENDASI RESEP OBAT 5

Dr. Stefany, Sp.A


SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Kesejahteraan I No 8A Mataram
Tlp: 0370 612345
Mataram, 1 April 2014
R/ Ibuprofen 400 mg No 3 tab
CTM 4 mg No 3 tab
DMP 10 mg No 3 tab
S.L q.s
m.f..l.a pulv.No.XV
S.p.r.n tdd I pulv p.c
R/ Intermoxil Forte syr 5ml 1 lag
S.t.d.d Cth I p.c
Pro : Aminah
Umur : 5 Tahun
Alamat : Jl. Swakarya Mataram
Alasan:

Pemberian obat GG tidak dapat dikombinasikan dengan obat DMP, karena obat GG
bersifat ekspektoran(untuk batuk berdahak) sedangkan DMP bersifat antitusif (penekan batuk).
Jadi kedua obat itu bersifat berlawanan. Sehingga penggunaannya harus melihat kondisi pasien
apakah menderita batuk berdahak atau batuk kering. Pemberian cotrimoksasol dihilangkan
karena sama-sama obat antibiotic dengan intermoxil forte, sehingga penggunannya lebih baik
salah satu dari keduanya untuk meminimalisir efeknya.

Kekurangan Resep aslinya:

Struktur

- Dosis tidak di cantumkan


- Paraf tidak di cantumkan
- Tidak ada keterangan
Rasionalitas

- Pemberian GG tidak dapat dikombinasikan dengan DMP dan pemberian obat antibiotic
pilih salah satu.

Ibuprofen

a.Fungsi

NSAID : untuk meredakan nyeri, demam, dan inflamasi.

Mekanisme : inhibisi enzim COX (konversi as. Arakidonat  prostaglandin H2/PGH2) 


prostaglandin (mediator nyeri, inflamasi dan demam) dan tromboksan A2 (stimulasi agregasi
platelet)

b. Kekuatan :

 50 mg/1.25 mL drop, suspensi


 100 mg tablet, tablet kunyah, suspensi,
 200 mg tablet, capsule (nyeri)
 400 mg tablet (demam)
 800 mg tablet (inflamasi)
c. Dosis
 Anak 6 bulan – 12 tahun
 Demam : 5 – 10 mg/kgBB PO 3x1
 Nyeri : 4-10 mg/kgBB PO 3x1
 Diminum setelah makan
d. Interaksi Obat

Aspirin : ibuprofen mengurangi efek antiplatelet aspirin dengan memblok sisi aktif
sikooksigenase.

e. Kontraindikasi

Alergi aspirin, trombositopenia, defek koagulasi, gangguan fungsi ginjal, congenital heart
disease

f. Efek samping

Pusing, nyeri epigastrium, nausea, rash, sakit kepala

Co-tromoxazole (Trimethorpim + sulfamethoxazole)

a. Fungsi
Antibiotik : bactericidal & bacteroistatic
Mekanisme : efek sinergis sulfa + trimethorpim  inhibisi folate syntesis pathway pada
organisme seperti protozoa, fungi dan bakteri  dengan cara kompetisi dengan p-
aminobenzoic acid (PABA) pada biosintesis dihydrofolate.
b. Kekuatan
 800-160 mg tablet (800 mg sulfa, 160 mg trimethoprin) (DS)
 400-80 mg tablet
 200-40 mg/4mL suspensi
c. Dosis
 Dewasa : 1-2 PO 2x1
 Anak : > 2 bulan : 8-12 mg /kgBB/hari PO 2x1
: 15-20 mg/kgBB/hari
: 8-12 mg/kgBB/hari IV

d. Interaksi obat
Antiaritmia (eg: amiodarone) : amiodarone & trimethoprim / amiodarone & sufamethoxazole
sama-sama meningkatkan interval QTc (0.40s).

Antitrombin iii, heparin : sulfa meningkatkan efek antitrombin iii dengan menurunkan
metabolisme & kompetisi berikatan dengan protein plasma.
Quinidine : quinidine & sulfa sama-sama meningkatkan interval QTc.

Antiviral : lamivudine (meningkatkan konsentrasi lamivudine dalam plasma dengan kompetisi


pada renal tubular clearance), zidovudine

ACEI : additive hiperkalemic

Digoxin, diuretik, ciclosporin

e. Kontraindikasi
Alergi sulfa / trimethorpim, ibu hamil (terutama trimester akhir, karena sulfa diekskresikan
dalam ASI), umur < 2 bulan, gangguan fungsi hepar, anemia megaloblastik.

f. Efek samping
Anorexia, nausea, rash, hiponatremia

Intermoxil Forte (amoxicillin 250 mg / 5 mL)

a. Fungsi
Antibiotik : spektrum sedang, bakteriolitik, untuk gram-positive dan gram-netgative.

Mekanisme : inhibisi sintesis dinding sel bakteri (inhibisi cross-linkage antar peptidoglikan,
komponen utama dinding sel) pada gram-positive dan gram-negative.

b. Kekuatan
 125 mg / 5 mL suspensi
 200 mg / 5 mL suspensi
 250 mg cap, tab
 250 mg / 5 mL suspensi
 400 mg / 5 mL suspensi
 500 mg cap, tab
 875 mg cap, tab
c. Dosis
 Dewasa : 3x1 250 mg – 500 mg
 Anak < 10 th : 3x1 125 -250 mg
d. Interaksi obat
Probenesid (memperpanjang waktu paruh amoksisilin dalam plasma), allopurinol (meningkatkan
kemungkinan terjadinya ruam pada kulit)

e. Kontraindikasi
Alergi penicilin, cephalosporin

f. Efek samping
Nausea, sakit kepala, diare

CTM
Dosis :

 Bayi 6 minggu–6 bulan : 120 mg, 2 kali/hari.


 Anak usia 6 bulan–6 tahun:240 mg, 2 kali/hari.
 Anak usia 6–12tahun: 480 mg, 2 kali/hari.
 Dewasa dan anak >12 tahun: 960 mg, 2 kali/hari.

Kandungan:
 kombinasi Sulfamethoxazole dan Trimethoprim dengan perbandingan 5 : 1.
 CTM Tablet : Tiap tablet mengandung  Trimethoprim 80 mg dan
 Sulfamethoxazole 400 mg.
 CTM Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet forte mengandung Trimethoprim 160 mg
dan Sulfamethoxazole 800 mg.

 CTM Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40 mg dan


Sulfamethoxazole 200 mg.

Fungsi:

 Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp,
Enterobactr sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris.
 Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumonia, Haemophils influenzae.
 Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan
Streptococcus pneumonia, Haemophils influenzae.
 Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei.
 Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.
 Diare yang disebabkan oleh E. coli.
Interaksi:

 Kotrimoksazol dapat menambah efek antikoagulan dan memperpanjang waktu paruh


Fenitoin juga dapat mempengaruhi besarnya dosis obat-obat hipoglikemia.
 Adanya megaloblastik anemia apabila kotrimoksazol diberikan bersamaan dengan obat
yang dapat menghambat pembentukan folat misalnya Pirimetamin.
 Pemberian kotrimoksazol bersama dengan diuretik terutama Tiazid dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya trobositopenia

Kontraindikasi:

 Penderita dengan gangguan fungsi hati yang parah, insufisiensi ginjal, wanita hamil,
wanita menyusui, bayi prematur atau bayi berusia dibawah 2 bulan.
 Penderita anemia
 megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat.
 Penderita yang hipersensitif/alergi terhadap trimetoprim dan obat-obat golongan
sulfonamida.
DMP

Dosis :

 Tablet :Dewasa:1 tablet tiap 4 jam atau 2 tablet tiap 6 jam, maksimum sehari 8
tablet.
Anak-anak :1mg/kg BB dibagi dalam 3-4 kali pemberian per hari.
 Syrup :
Dewasa: 1-2 sendok teh tiap 4 jam atau 3 sendok teh tiap 6 jam maksimum 12 sendok teh
sehari

Anak-anak : 1 mg per kg berat badan dibagi dalam 3-4 kali pemberian perhari.

Kandungan:

 Tiap tablet salut selaput mengandung:Dextromethorphan HBr 15 mg


 Tiap 5 ml mengandung Detromethorphan HBr 10 mg
Fungsi:
 Untuk meredakan batuk yang tidak berdahak.
Interaksi:

 Dengan MAO inhibitor diiaporkan dapat menyebabkan nausea,koma, hipotensi dan


hiperpireksia
Kontraindikasi:

 Hipersensitif terhadap Dextromethorphan HBr.Pada wanita hamil.

REKOMENDASI RESEP OBAT 6

Dr. Rian
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Kompleks Puri Ayu No. 22 Mataram
Tlp: 0370 612345
Mataram, 1 April 2014
R/ Ferro sulfat tab 300 mg No 3 tab
S.t.d.d Tab I p.c
PARAF
R/ Asam folat tab 0,4mg No. XX tab
S.u.d.d Tab I p.c
PARAF
Pro : Ny. Deasy
Umur : 25 Tahun
Alamat : Jl. Swasembada Mataram
Kekurangan Resep aslinya:

Pemberian asam folat sebanyak satu kali perhari.

Struktur

- Dosis tidak di cantumkan


- Paraf tidak di cantumkan
- Tidak ada keterangan aturan pakai
FERRO SULFAT

BSO : Tablet salut


Komposisi : tiap tablet mengandung Ferrous Sulphate heptahydrate 300 mg (setara dengan
Fe elemen 60 mg).
Fungsi :Pencegahan dan pengobatan anemia karena kekurangan zat besi.
Kontraindikasi :Hipersensitif terhadap senyawa besi atau komponen lain dalam sediaan,
hemokromatotis primer, anemia hemolitik,pasien yang mendapat transfusi berulang-ulang.
Interaksi Obat 
Dengan obat lain : penggunaan bersamaan vitamin C > 200 mg per 30 mg Fe akan
meningkatkan absorbs oral Fe. Absorbsi oral Fe dan tetrasiklin akan menurun jika digunakan
bersamaan. Absorbsi fluorokuinolon, levodopa, metildopa dan penisilamin akan menurun karena
terbentuknya kompleks Fe-kuinolon. Penggunaan bersama antasida, bloker H2 atau inhibitor
pompa proton akan menurunkan absorbsi. Respon terhadap Fe akan tertunda dengan adanya
kloramfenikol.
Dengan makanan : sereal, serat makanan, teh, kopi, telur dan susu akan menurunkan
absorbsi. Peringatan/perhatian : Sediaan besi per oral dapat memperberat keadaan tukak lambung
colitis ulseratif menahun, enteritis. Obat ini dapat menyebabkan feses berwarna hitam.
Dosis
Dosis untuk anak : anemia karena defisiensi Fe ringan-sedang : 3 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
terbagi. Profilaksis : 1-2 mg/kg/hari sampai dosis maksimum 15 mg/hari. Dosis untuk dewasa :
kekurangan Fe : 300 mg, dua kali sehari sampai 300 mg 4 kali sehari atau 250 mg dalam 1-2 kali
sehari. Profilaksis : 300 mg/hari.
Efek Samping
Gangguan saluran cerna, seperti : mual, diare, konstipasi, rasa nyeri epigaster. Efek samping ini
mungkin dikurangi dengan pengurangan dosis, sediaan diminum waktu atau segera setelah
makan (jangan perut kosong). 
Peringatan/Perhatian
Sediaan besi per oral dapat memperberat keadaan tukak lambung colitis ulseratif menahun,
enteritis. Obat ini dapat menyebabkan feses berwarna hitam.

ASAM FOLAT

BSO: Tablet
Komposisi
asam folat berwujud serbuk kristal berwarna kuning sampai oranye coklat, tidak berbau. Praktis
tidak larut dalam air dan sebagian besar pelarut organik (alkohol, aseton, chloroform, dan
ether).2
DOSIS PEMBERIAN OBAT
anemia (oral, im, iv, sc): infant 0.1mg/hari, anak<4 tahun sampai dengan 0.3mg/hari,
anak>4tahun dan dewasa 0.4mg/hari. Wanita hamil dan menyusui 0.8mg/hari. Pencegahan
neural tube defect: dari ibu dgn potensial saat lahir 400mcg/hari; dari ibu dgn berisiko
tinggi/karena riwayat keluarga neural tube defect 4mg/hari
KONTRA INDIKASI
Hipersensiifitas terhadap asam folat dan komponen lain dalam formulasi
EFEK SAMPING
Reaksi alergi, bronkospasme, wajah memerah, gatal, erupsi sementara
INTERAKSI OBAT
Pada keadaan defisiensi folat, terapi dengan asam folat mungkin meningkatkan metabolisme
fenitoin, menyebabkan penurunan konsentrasi serum fenitoin. Penggunaan bersamaan
kloramfenikol dan asam folat pada pasien defisiensi folat dapat menyebabkan antagonisme
terhadap respon hematopoitik terhadap asam folat. Untuk itu, respon hematologi terhadap asam
folat pada pasien yang menggunakan asam folat dan kloramfenikol harus dimonitor secara baik.
Sediaan dan dosis
Folat tersedia sebagai asam folat dalam bentuk tablet 0.1, 0.4, 4, 5, 10 atau 20 mg dan dalam
larutan injeksi asam folat 5mg/ml.
Selain itu asam folat terdapat dalam berbagai sediaan multivitamin atau digabung dengan
antianemia lainnya.
Untuk tujuan diagnostik digunakan dosis 0.1 mg per oral selama 10 hari.
Terapi awal pada defisiensi folat tanpa komplikasi dimulai dengan 0.5-1 mg sehari secara oral
selama 10 hari. Setelah perbaikan cukup memuaskan, terapi dilanjutkan dengan dosis penunjang
yang biasanya berkisar antara 0.1-0.5 mg sehari.

REKOMENDASI RESEP OBAT 7

Dr.Sebastian
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Kesejahteraan No. YY Mataram
Tlp: 0370 640555
Mataram, 1 April 2014
R/ Cloroquin tab 100 mg No X tab
S.u.d.d Tab I p.c
paraf
R/ Ibuprofen syr 5ml 1 lag
S.p.r.n tdd 1 Cth p.c
paraf
Pro : Bagas
Umur : 6 Tahun
Alamat : Jl. Swasembada Mataram
Alasan:

Pemberian obat Ciprofloxacin kontrainikasi untuk anak dibawah 18 tahum, sehingga


tidak dapat diberikan. Untuk pemberian dosis clorokuin menggunakan rumus

Dosis: max: 300mg

Da= n/n+12 x DM

= 6/18 x 300

= 100

Jadi dosis untuk anak adalah 100 mg

Kekurangan Resep aslinya:

Struktur

- Dosis tidak di cantumkan


- Paraf tidak di cantumkan
- Tidak ada keterangan penggunaan
Rasionalitas

- Pemberian ciprofloxacin tidak dapat dilakukan

Ciprofloxacin 500 mg

- Indikasi:
- Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap
ciprofloxacin, antara lain pada :
- - Saluran kemih termasuk prostatitis.
- - Uretritis dan serpisitis gonore.
- - Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid.
- - Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus.
- - Kulit dan jaringan lunak.
- - Tulang dan sendi.
-
- Kontra Indikasi:
- - Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
- - tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa
pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan
tulang rawan.
- - Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
- - Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya
digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya.
-
- Komposisi :
- Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin 250 mg
- Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin 500 mg.
-
-
- Peringatan dan perhatian :
- - Untuk menghindari terjadinya kristaluria maka tablet siprofloksasin harus ditelan
dengan cairan
- - Hati-hati pemberian pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal (lihat keteranga pada
dosis )
- - Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
- - Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin.
-
- Efek samping :
- Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain:
- - Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut
- - Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan euforia
- - Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria
- - Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang pernah mengalami
kerusakan hati.
- - Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter
-

KLOROKUIN

- NAMA GENERIK:Klorokuin
- SUB KELAS TERAPI:Anti Infeksi
- KONTRA INDIKASI:Pasien yang hipersensitivitas dengan derivat 4-amino quinolin;
Kontra indikasi pada pasien dengan gangguan retinal, segera hentikan klorokuin jika
terjadi gangguan penglihatan. ;Klorokuin jangan digunakan pada pasien psoriasis karena
klorokiun dilaporkan dapat menyebabkan eksaserbasi porfiria
- EFEK SAMPING:Efek okular : Gangguan penglihatan : Pandangan kabur, sulit
berakomodasi pernah dilaporkan terjadi; ;Gangguan penglihatan parah bisa terjadi jika
klorokuin digunakan jangka panjang dengan dosis lebih dari 150 mg perhari; ;Pengobatan
jangka panjang dengan dosis tinggi menyebabkan: keratopathy, transient edema, adanya
pengkerakan pada epitel kornea, jika sudah parah bisa terjadi kebutaan. ;Reaksi kulit dan
sensitivitas : Pruritus, perubahan pigmen kulit, erupsi kulit membentuk panus liken,
erupsi pleomorphic kulit, sindrom Stevens-Johnson dilaporkan pernah tejadi. ;Perubahan
warna rambut pernah terjadi dalam terapi jangka panjang (2-5 bulan). ;Efek pada sistem
syaraf : Sakit kepala ringan dan berat, fatigue, kecemasan, ansietas, apatis, iritabilitas,
agitasi, agresivitas, kebingungan, perubahan personalitas, depresi dan stimulasi fisik bisa
terjadi ketika menggunakan klorokuin; ;Neuritis perifer dan neuropathy jarang terjadi.
;Neuropathy bisa terjadi pada dosis 250 mg atau lebih perhari selama beberapa minggu,
dan reversibel setelah obat dihentikan. ;Efek kardiovaskuler : Hipotensi dan perubahan
ECG (jarang) ketika klorokuin digunakan sebagai profilaktik maupun terapi malaria.
;Penggunaan jangka panjang pada pasien LE/RA menyebabkan terjadinya AV blok
derajat III; Kardiomyophati (jarang) pada penggunaan jangka panjang. ;Otic efek : Otto-
toksisitas (jarang), nervedeafness (biasanya irreversible) pernah dilaporkan terjadi pada
terapi klorokuin dosis tinggi jangka panjang; ;Tinitus dan berkurangnya pendengaran
pernah dilaporkan terjadi pada pasien yang menerima 500 mg klorokuin 1x seminggu
dalam beberapa bulan. ;Efek hematologi :;Neutropenia, agranulositosis, neuplastik
anemia, dan trombositopenia walaupun semuanya jarang terjadi. ;Efek lokal: Nyeri dan
abses pada tempat suntikan
- INTERAKSI OBAT:Efek sitokrom P450: menghambat CYP2D6, Dengan simetidin
konsentrasi klorokuin dalam serum meningkat. Kaolin dan magnesium trisilikat :
menurunkan absorbsi klorokuin. Etanol : meningkatkan iritasi GI. Perubahan ECG
(jarang) ketika klorokuin ;digunakan sebagai profilaktik maupun terapi malaria
- PENGARUH ANAK:Anak-anak yang sensitif terhadap derivat 4- aminokuinolin
dilaporkan mengalami akibat fatal pada pemberian klorokuin parental dosis kecil. ;Dosis
oral untuk anak-anak harus dipantau secara ketat. Pemberian dosis untuk anak-anak harus
ketat
- PENGARUH KEHAMILAN:Keamanan penggunaan klorokuin selama kehamilan belum
pasti sehingga penggunaan klorokuin pada wanita hamil hanya jika benar-benar
diperlukan. Studi pada tikus hamil menunjukkan pada klorokuin dapat menembus
plasenta dan terakumulasi ;pada struktur melanin pada mata fetus dan tetap bertahan pada
jaringan mata selama 5 bulan setelah obat habis tereliminasi dari tubuh. ;Penggunaan
klorokuin selama kehamilan pada dosis 250 mg 2xsehari untuk terapi LE dapat
mengakibatkan berkurangnya 8 fungsi syaraf, posterior colom defect dan retardasi mental
pada beberapa anak, degenerasi retina juga dilaporkan pada 2 anak ;yang ibunya
menerima kloroquin selama kehamilan akan tetapi kloroquin telah digunakan sebagai
profilaksis dan terapi malaria pada wanita hamil tanpa terbukti mempunyai efek samping
dan WHO, ;CDC dan sebagian dokter menyatakan bahwa manfaat pada wanita hamil
lebih besar dibanndingkan resiko pada fetus. Infeksi malaria pada wanita hamil dapat
;menjadi parah dan menaikkan resiko prematur,aborsi,lahir cacat sehingga wanita hamil
sebaiknya menghindari pada endemik malaria. ;Sejumlah kecil klorokuin dan
desentilkloroquin terdistribusi dalam ASI. ;Dosis tunggal 300/600 mg per hari secara oral
selama menyusui menghasilkan kadar obat dalam ASI sebasar 0,4-0,7 % sehinggga
diperlukan penyesuaian dosis.
- BENTUK SEDIAAN:Injeksi Klorokuin Hidroklorida 50 mg/ml Setara Dengan 40 mg
Klorokuin. Tablet Salut Film 300 mg Klorokuin
- PERINGATAN:Perlu perhatian pada pasien alkoholis dan obat hepatotoksik lain pada
saat penggunaan klorokuin. Perlu perhatian pada pasien defisiensi G-6- phospat
dehidrogenasi. Penggunaan obat ini dapat menyebabkan kekambuhan psoriasis, porfiria,
dan retinopati.
- Dosis yang tersedia : Tablet : 100mg,150mg
IBUPROFEN

- NAMA GENERIKIbuprofen
- NAMA KIMIATurunan asam propionat
- STRUKTUR KIMIAC13H18O2
- SIFAT FISIKOKIMIAWarna putih, serbuk kristal,tidak larut dalam air, sangat larut dlm
alkohol
- SUB KELAS TERAPIAnalgesik Non Narkotik
- KELAS TERAPIAnalgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Non steroid, Antipirai
- FARMAKOLOGIAktivitas anti inflamasi, antipiretik & analgetik. Mekanisme kerja :
menghambat sintesis prostaglandin
- STABILITAS PENYIMPANANSimpan dalam kemasan tertutup rapat
- KONTRA INDIKASIPasien dengan hipersensitivitas, asma, urtikaria, rinitis parah,
angioudema
- EFEK SAMPINGGangguan saluran cerna : dispepsia, heartburn, mual, muntah, diare,
konstipasi, anoreksia dll. ;Gangguan sistem saraf : sakit kepala, pusing,;Gangguan
pendengaran & penglihatan : tinitus, penurunan pendengaran, gangguan penglihatan sakit
kuning, kenaikan SGOT & SGPT.;Lain-lain : retensi cairan, gagal jantung kongestif,
tekanan darah meningkat, hipotensi, aritmia, reaksi hipersenstivitas, mulut kering
- INTERAKSI OBATAntikoagulan &antitrombotik : Meningkatkan efek samping
perdarahan saluran cerna. ;Aspirin : Meningkatkan efek samping & menurunkan efek
kardioprotektif dari aspirin. ;Litium : Meningkatkan konsentrasi litium dalam plasma &
serum dan dapat menurunkan klirens
- PENGARUH ANAKTidak direkomendasikan pada pemakaian swamedikasi untuk anak-
anak < 6 bulan
- PENGARUH KEHAMILANTidak direkomendasikan selama kehamilan
- PENGARUH MENYUSUITidak direkomendasikan untuk ibu menyusui
- PARAMETER MONITORINGFungsi hati & ginjal
- BENTUK SEDIAANTablet, Suspensi
- PERINGATANHati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan ginjal, gangguan jantung atau
gangguan hati, gangguan saluran cerna
- KASUS TEMUANReaksi anafilaktik karena overdosis dilaporkan ~ 60% pd orang
dewasa asimtomatik, 30-40% simtom ringan sampai sedang &<3% simtom yg parah
- INFORMASI PASIENJika terjadi ruam kulit, ulser saluran cerna, perdarahan, gangguan
penglihatan, peningkatan berat badan, udem, feses hitam, atau sakit kepala yang
persisten, hubungi dokter
- MEKANISME AKSIMenghambat sintesis prostaglandin dgn menghambat COX-1 &
COX-2
-
- Dosis yang tersedia:
- Sirup : 100mg/5ml
- Tablet : 200 mg, 500mg
REKOMENDASI RESEP OBAT 8

Dr.Supriatman
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Budi Kemuliaan no. 8A Mataram
Tlp: 0370 640555
Mataram, 1 April 2014
R/ CTM 4mg No 3 tab
Ibuprofen 200mg No 3 tab
S.L q.s
m.f..l.a pulv.No.XVI
S.p.r.n tdd I pulv p.c
paraf
R/ Amoxicilin syr 125mg/5ml 1 lag
S.tdd 1 Cth p.c
paraf
Pro : Steven
Umur : 4,5 Tahun
Alamat : Jl. Pemuda Mataram
KESALAHAN PADA STRUKTUR RESEP YANG AWAL

 Struktur
- Tidak ada garis paraf
- Tidak menuliskan BSO
 Kekuatan ,penghitungan dosis, dan rasionalitas
- Dosis obat tidak lengkap
- Penggunaan amoxicillin dapat menggunakan syrup untuk anak-anak
- Amoxicilin adalah antibiotic seharusnya di pisahkan penggunaannya karena antibiotic
harus di gunakan sampai obat habis
- Penggunaan prednisone dapat digantikan dengan ibuprofen, sebagai analgetik. Karena
penggunaan prednisone hanya keadaan gawat darurat. Dan penggunaan ibuprofen
lebih aman dibandingkan prednisone
CTM

- CTM mengandung chlorpheniramine maleate. Chlorpheniramine maleate termasuk


dalam kategori agen antialergi, yaitu histamin (H1-receptor antagonist).
Chlorpheniramine maleate memiliki nama kimia 2-Pyridinepropanamine, b-(4-
chlorophenyl)-N,N-dimethyl.
- Obat ini biasa digunakan untuk meredakan bersin, gatal, mata berair, hidung atau
tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau
alergi pernapasan lainnya.
- Penelitian pada hewan pada obat ini tidak menunjukkan risiko pada janin tetapi tidak
ada studi terkontrol pada wanita hamil.
- Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek samping (selain penurunan fertilitas)
yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita dalam 1 trimester, serta
tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya.
- Obat golongan ini memiliki efek penenang yang relatif lemah dibandingkan dengan
antihistamin generasi pertama. Chlorphenamine sering dikombinasikan dengan
fenilpropanolamin untuk membentuk suatu obat alergi dengan antihistamin dan
dekongestan.
- Antihistamin sangat membantu dalam kasus di mana alergi merupakan penyebab
batuk atau pilek.
-
-
- Indikasi :
- 1. Kondisi alergi
- Bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan
oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.
- 2. Syok anafilaktik
-
- Kontraindikasi :
- Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap obat antihistamin
-
- Komposisi:
- Tiap tablet mengandung:
- Chlorpheniramini maleas 4 mg
-
- Efek Samping:
- Kadang-kadang menyebabkan rasa ngantuk.
-
- Perhatian:
- Selama minum obat ini, jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan
mesin.
-
- Dosis :
- 1. Kondisi alergi: 4 mg tiap 4-6 jam
- Dosis maksimal: 24 mg/hari
- 2. Syok anafilaktik: 10-20 mg secara intravena (IV), atau intramuskular (IM)
- Dosis maksimal: 40 mg/hari
-
- Takaran Pemakaian:
- Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.
- Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
- Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
-
- Penyimpanan:
- Simpan di tempat yang kering dan tertutup rapat.
- Prednisone
-
- Kandungan:
- Prednisone 5 mg
-
- Cara Kerja Obat:
- Sebagai glukokortikoid, bersifat menekan sistem imun, anti radang.
-
- Indikasi:
- - Gangguan endokrin
- · Insufisiensi adrenokortikal primer atau sekunder (hidrokortison atau kortison
merupakan pilihan pertama, namun analog sintetisnya juga dapat digunakan)
- · Hiperplasia adrenal congenital/bawaan
- · Hiperkalsernia terkait kanker
- · Tiroiditis nonsuppuratif
- - Penyakit Rheumatoid
- Sebagai terapi tambahan untuk penggunaan jangka pendek pada terapi penyakit-
penyakit:
- · Psoriatic arthritis
- · Rheumatoid arthritis, termasuk Rheumatoid arthritis pada anak
- · Ankylosing spondylitis
- · Bursitis akut dan subakut
- · Tenosynovitis nonspesifik akut
- · Gouty arthritis akut
- · Osteoarthritis pasca-traumatik
- · Synovitis of Osteoarthritis
- · Epicondylitis
- - Penyakit-penyakit Kolagen
- Apabila keadaan penyakit makin memburuk atau sebagai terapi perawatan pada
kasus-kasus:
- · Systemic lupus erythematosus
- · Systemic-dermatomyositis (polymyositis)
- · Acute rheumatic carditis
- - Penyakit-penyakit kulit tertentu
- · Pemphigus
- · Bullous dermatitis herpetiformis
- · Erythema multiforme parah (Stevens-Johnson syndrome)
- · Exfoliative dermatitis
- · Mycosis fungoides
- · Psoriasis parah
- · dermatitis seborrhea parah
- - Penyakit-penyakit Alergi
- Mengendalikan kondisi alergi yang parah yang tidak memberikan hasil yang tidak
memberikan hasil yang memadai pada terapi konvensional:
- · Rhinitis yang disebabkan alergi
- · Asma bronkhial
- · dermatitis kontak
- · dermatitis atopik
- · Serum sickness
- · Reaksi-Reaksi hipersensitivitas terhadap obat
- - Penyakit-penyakit mata
- Penyakit-penyakit mata akut atau kronis yang parah terkait proses alergi atau radang,
seperti:
- · Allergic cornea marginal ulcers
- · Herpes zoster ophthalmicus
- · Radang segmen anterior
- · Diffuse posterior uveitis and choroiditis
- · Sympathetic ophthalmia
- · Konjungtivitis alergik
- · Keratitis
- · Chorioretinitis
- · Optic neuritis
- · Iritis dan iridocyclitis
- - Penyakit-penyakit saluran pernafasan
- · Symptomatic sarcoidosis
- · Loeffler's syndrome yang tidak dapat dikendalikan dengan cara lain
- · Berylliosis
- · Tuberkulosis yang parah, tetapi harus diberikan bersama dengan kemoterapi anti
tuberculosis yang sesuai
- · Aspiration pneumonitis
- - Penyakit-penyakit Hematologis
- · Trombositopenia purpura idiopatik pada orang dewasa
- · Trombositopenia sekunder pada orang dewasa
- · Anemia hemolitik yang disebabkan Reaksi autoimmun
- · Anemia sel darah merah (Erythroblastopenia)
- · Anemia hipoplastik congenital/bawaan (erythroid)
- - Penyakit-penyakit keganasan (neoplastik)
- Sebagai terapi paliatif untuk:
- · Leukemia dan limfoma pada orang dewasa
- · Leukemia akut pada anak-anak
- - Edema
- · Untuk menginduksi diuresis atau remisi proteinuria pada sindroma nefrotik
tanpa uremia, jenis idiopatik atau yang disebabkan oleh lupus eritematosus
- - Penyakit-penyakit sistem pencernaan
- Untuk membantu pasien melewati periode kritis pada penyakit-penyakit:
- · Kolitis ulseratif
- · Enteritis regional
- - Penyakit pada Sistem Syaraf
- Multiple sclerosis akut yang makin parah
-
- - Lain-lain
- · Tuberculous meningitis disertai penghambatan subarachnoid, tetapi harus
diberikan bersama-sama dengan kemoterapi antituberculous yang sesuai
- · Trichinosis disertai gangguan syaraf atau gangguan miokardial
-
- Dosis:
- Prednisone adalah kortikosteroid sintetik yang umum diberikan per oral, tetapi dapat
juga diberikan melalui injeksi intra muskular (im, iv), per nasal, atau melalui rektal.
Dosis awal sangat bervariasi, dapat antara 5 – 80 mg per hari, bergantung pada jenis
dan tingkat keparahan penyakit serta respon pasien terhadap terapi. Tetapi umumnya
dosis awal diberikan berkisar antara 20 – 80 mg per hari.
- Untuk anak-anak 1 mg/kg berat badan, maksimal 50 mg per hari. Dosis harus
dipertahankan atau disesuaikan, sesuai dengan respon yang diberikan. Jika setelah
beberapa waktu tertentu hasil yang diharapkan tidak tercapai, maka terapi harus
dihentikan dan diganti dengan terapi lain yang sesuai.
-
- Peringatan dan Perhatian :
- - Tidak untuk terapi awal artritis reumatoid.
- - Menyusui.
- - Pemakaian jangka panjang mengganggu pertumbuhan anak, menurunkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi, penghentian obat harus bertahap.
-
- Efek Samping :
- - Mual
- - Anoreksia (kehilangan nafsu makan)
- - Nyeri otot
- - Gelisah
- - Edema
- - Hipernatremia
- - Hipokalemia
- - Iritasi lambung.
-
- Kontraindikasi
- Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap prednison atau komponen-
komponen obat lainnya.

IBUPROFEN

-
- Tablet : 200mg , 400mg
- Syrup
-
- Komposisi
- Tiap tablet salut selaput mengandung ibuprofen 200 mg.
- Cara Kerja
- Ibuprofen merupakan derivat asam fenil propionat dari kelompok obat antiinflamasi
non steroid. Senyawa ini bekerja melalui penghambatan enzim siklo-oksigenase pada
biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG-G2
terganggu.
- Prostaglandin berperan pada patogenesis inflamasi, analgesia dan demam. Dengan
demikian maka ibuprofen mempunyai efek antiinflamasi dan analgetik-antipiretik.
- Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih besar dari pada asetosal (aspirin) dengan
efek samping yang lebih ringan terhadap lambung.
- Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat, berikatan dengan protein
plasma dan kadar puncak dalam plasma tercapai 1 – 2 jam setelah pemberian. Adanya
makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi jumlah yang
diabsorbsi. Metabolisme terjadi di hati dengan waktu paruh 1,8 – 2 jam. Ekskresi
bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolit inaktif, sempurna dalam 24 jam.
- Indikasi
- Terapi simptomatik rematoid artritis dan osteoartritis, mengurangi rasa nyeri setelah
operasi pada gigi dan dismenore.
- Dosis
- Dewasa : 200 – 400 mg , 3 – 4 kali sehari.
- Efek Samping
- Efek samping adalah ringan dan bersifat sementara berupa mual, muntah, diare,
konstipasi, nyeri lambung, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing dan heart burn.
- Kontraindikasi
- Penderita yang hipersensitif terhadap asetosal (aspirin) atau obat antiinflamasi non
steroid lainnya, wanita hamil dan menyusui, serta anak dibawah usia 14 tahun.
- Penderita dengan syndroma nasal polyps, angioderma dan reaksi bronchospasma
terhadap asetosal (aspirin) atau antiinflamasi non steroid yang lain. Dapat
menyebabkan reaksi anafilaktik.
- Interaksi Obat
- Asetosal (aspirin).
- Dosis ibuprofen lebih dari 2,4 g per hari, dapat menggantikan warfarin dari ikatannya
dengan protein plasma.
- Cara Penyimpanan
- Simpan di tempat sejuk dan kering.
- Perhatian
- Hati-hati pemberian pada penderita tukak lambung atau mempunyai riwayat tukak
lambung dan penderita payah jantung, gangguan fungsi ginjal, hipertensi.
- Hati-hati pada penderita yang sedang mendapatkan antikoagulan kumarin.
- Kemasan : Btl 100

Amoxicillin

- Indikasi:
- Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
- Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk
faringitis gonore), bronkitis, langritis.
- Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
- Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
- Infeksi lain: septikemia, endokarditis.
-
- Kontra Indikasi:
- Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.
-
- Komposisi:
- Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan
amoksisilina anhidrat 125 mg.
- Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat
250 mg.
- Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat
500 mg.
-
- Cara Kerja Obat:
- Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti
bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina,
efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang
patogen.
- Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci,
Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan
P. mirabilis.
- Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-
laktamase.
-
- Posologi:
- Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
- Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari,
terbagi dalam 3 dosis.
- Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum
makan.
- Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram
sebagai dosis tunggal.
-
- Efek Samping:
- Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit,
pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis
dan stomatitis.
-
- Interkasi Obat:
- Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.
-
- Cara Penyimpanan:
- Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
-
- Peringatan dan Perhatian:
- Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross
allergenicity" (alergi silang).
- Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya
disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran
gastrointestinal.
- Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas
pada bayi.
REKOMENDASI RESEP OBAT 9

Dr.Abdullah
SIP No : 300/123/UP/DINKES
Praktek :
Jl. Mawar no. 1 Mataram
Tlp:??
Mataram, 1 April 2014
R/ Verapamil tab 80 mg No XX tab
S tdd 1 tab p.c
paraf
R/ Furosemid tab 40 mg No XX tab
S.udd 1 tab p.c
paraf
Pro : Tn. Basuki
Umur : 45 Tahun
Alamat : Jl. Tulip Mataram

Alasan:

Pemberian Verapamil(CCB) tidak boleh dikombinasi dengan propanolol (b bloker) karena dapat
menyebabkan blockade jantung

Kekurangan Resep aslinya:


Struktur

- Dosis tidak di cantumkan


- Paraf tidak di cantumkan

Bentuk Sediaan Obat :

- Verapamil : kapsul (sustained release), injeksi, tablet, tablet sustained release

- Propranolol : tablet

- Furosemid : tablet, injeksi, ampul

Dosis tersedia

- Verapamil : kapsul (sustained release) 120mg, 180 mg, 240 mg, 360 mg; injeksi 2,5
mg/ml (2 ml, 4 ml); tablet 40 mg, 80 mg, 120 mg; tablet (sustained release) 180 mg, 240
mg
Dewasa : Dosis maksimum 480 mg/hari

- Propranolol : propranolol 10 mg dan 40 mg.

- Furosemid : tablet 40 mg, injeksi iv/im 10 mg/ml, ampul 2 ml.

Dewasa : Dosis maksimum 5 tablet/hari. Dosis pemeliharaan 1 tablet selang hari


Anak : dosis maksimum 40 mg/hari
Kandungan :

- Verapamil

- Propranolol : propranolol 10, tiap tablet mengandung propranolol HCL 10 mg.


Propranolol 40 mengandung propranolo HCL 40 mg

- Furosemid : tiap tablet mengandung furosemid 40 mg, tiap ml injeksi mengandung


furosemid 10 mg

Fungsi :

- Verapamil : sebagai obat kardiovaskuler golongan Ca-Channel Blocker


- Propranolol : sebagai obat hipertensi, angina,aritmia golongan Beta Blocker.

- Furosemid : diuretik

Efek samping

- Verapamil ; penghentian obat secara tiba-tiba dapat meningkatkan durasi dan frekuensi
nyeri dada, hindari penggunaan IV pada neonates dan janin muda karena dapat
menyebabkan apnea, pada orang tua dapat menyebabkan konstipasi dan hipotensi.

- Propranolol : kardiovaskuler (bradikardi, gagal jantung kongestif, blockade AV,


hipotensi, tangan terasa dingin, trombositopeia, purpura, insufisien arterial), susunan
saraf pusat (rasa capek, lemah, letih, lesu, insomnia, sakit kepala, gangguan visual,
halusinasi. Gastrointestinal (mual, muntah, mulas, epigastric distress, diare, konstipasi,
ickemik colitis,flatulen). Bronkospasme, trombositopenia agranulositosis, gangguan
fungsi seksual, impotensi, alopesia, mata kering, alergi.

- Furosemid ; hipotensi ortostatik, trombofleblitis, aortitis kronik, hipotensi akut,


seranganjantung, parathesia, vertigo, pusing, hiperglikemia, anemia, leucopenia, dan lain-
lain.

Kontraindikasi :

- Verapamil : hipersensitif terhadap verapamil atau komponen lain dalam sediaan,


disfungsi ventrikel kiri, hipotensi atau syok kardiogenik, sick sinus syndrome, AV block
derajat ll dan lll, SA block, riwayat gagal jantung, fibrilasi atau flutter atrium

- Propranolol : penderita asma bronchial dan penyakit paru obstruktif menahun yang lain,
pendderita asidosis metabolic, penderita dengan payah jantung termasuk payah jantung
terkompensasi dan yang cadangan kapasitas jantung kecil, syok kardiogenik, AV block
derajat 2 dan 3
- Furosemid : hipersensitif terhadap furosemid, atau komponen lain dalam sediaan atau
sulfonil urea, anuria, pasien koma hepatic atau keadaan penurunan elektrolit parah
sampai keadaanya membaik., terapi bersama insulin

Interaksi/Kombinasi :

- Verapamil : verapamil dengan amiodaron dapat meningkatkan kardiotoksisitas, dengan


aspirin dapat meningkatkan waktu perdarahan, dengan simetidin dapat bioavailabilitas
verapamil, dengan beta blocker dapa meningkatkan efek depresi pada konduksi AV di
ajntung, dengan karbamazepin dapat meningkatkan level karbamazepin, dengan
siklosporin dapat meningkatkan level siklosporin, dengan digoksin dapat meningkatkan
level digoksin, dengan teofilin dapat meningkatkan aksi farmakologi teofilin sampai
penurunan klirens teofilin, dengan dantrolen dapat menghasilkan hiperkalemia dan
depresi miokardial

- Propranolol : aluminium hidrosida gel mengurangi absorbs propranolol didalam usus,


etanol mempaerlambat absorbs propranolol, fenitoin fenobarbital dan rifampin dapat
mempercepat klirens propranolol, bila diberikan bersama klorpromazin dapat
meningkatkan kadar kedua obat didalam plasma, simetidin akan mengurangi metabolism
di dalam hati serta memperlambat eliminasi dan meningkatkan kadar di dalam plasma.

- Furosemid : hipokalemia yang diinduksi oleh furosemid akan menyebabkan toksisitas


pada digoksin dan dapat meningkatkan risiko aritmia dengan obat-obat yang dapat
meningkatkan interval QT, peningkatan efek hipotensi dari ACE-inhobtor dan anti-
inflamasi jika diberikan bersamaan dengan furosemid dengan adanya hipovolemia yang
diinduksi oleh furosemid. Indometasin, aspirin, fenobarbital, fenitoin dan anti-inflamasi
non steroid dapat menurunkan efek natriuretik dan hipotensif furosemid.

REKOMENDASI RESEP OBAT 10

dr.Abdullah

SIP No: 300/123/UP/DINKES

Praktek:

Jl. Mawar No.1 Mataram

Tlp ????

Mataram, 1 April 2014


R/ Tab Captopril 12,5mg No.XX Tab

s.t.d.d 1 tab AC

PARAF

R/ Tab Salbutamol 2mg No.XX Tab

s.t.d.d 1 tab AC

PARAF

Pro: Tn Basuki

Umur: 45 thn

Alamat: Jl Tulip Mataram


Kekurangan Resep aslinya:

Struktur

- Dosis tidak di cantumkan


- Paraf tidak di cantumkan
- Tidak ada keterangan
Captopril

1. Kelengkapan resep : no telpon dokter kurang, dosis tidak tersedia.


2. Obat :
 BSO nya : Tablet
 Dosis: 25 mg/hari-100 mg/hari, frek pemberian: 2-3X, sediaan: 12,5mg, 15mg,
50mg.
 Kandungan
 Fungsi: vasodilator ACE-INHIBITOR, mengurangi resistensi insulin.
 Interaksi : Obat-obat imunosupresan dapat menyebabkan diskrasia darah pada
pengguna Captopril dengan gagal ginjal, Obat diuretik meningkatkan efek
antihipertensi Captopril, Captopril bekerja sinergis, pemberian bersama dieuretik
hemat kaliummenimbulkan hiperkalemi, pemberian bersama AINS akan
mengurangi efek antihipertensi dan menambah resiko hiperkalemi.
 Kontra Indikasi : dilarang pada wanita hamil, menyusui, dan gagal ginjal.

Salbutamol (β-adrenergik)

Obat :
 BSO: tablet

Dosis :    

  Anak < 2 tahun : 200 mcg/kg BB diminum 4 kali sehari


·         Anak 2-6 tahun : 1-2 mg 3-4 kali sehari

·         Anak 6-12 tahun : 2 mg diminum 3-4 kali sehari

·         Dewasa  : 4 mg diminum 3-4 kali sehari, dosis maksimal 1 kali minum sebesar 8 mg

      Catatan : dosis awal untuk usia lanjut dan penderita yang sensitif sebesar 2 mg

 Kandungan :
 Fungsi: sebagai bronkodilator, mencegah menyempitnya saluran nafas.
 Interaksi : tidak bisa digabungkan dengan beta-blocker krna akan menurunkan
efeknya, dan Terdapat risiko hipokalemia jika dikombinasikan dengan derivate
xantin, steroid dan diuretik.
 Kontra indikasi : pemberiann sedian salbutamol oral dilarang untuk ibu hamil
krna akan menembus sawar otak, pada usia lanjut juga tidak digunakan
salbutamol karena menghindari efek sampng yang mungkin muncul
( efek:gemetar, pusing, kejang, mual muntah)

Anda mungkin juga menyukai