Bab 19 Getaran Mekanis PDF
Bab 19 Getaran Mekanis PDF
19
Sistem mekanis mungkin mengalami getaran bebas atau bisa juga menjadi
subyek dari getaran paksa. Suatu getaran dikatakan ‘teredam’ jika gaya gesek terjadi dan
‘tidak teredam’ jika hal sebaliknya terjadi. Sistem suspensi truk secara esensial terdiri atas
pegas-pegas dan ‘shock absorber’ yang menyebabkan bodi truk mengalami getaran
paksa ‘teredam’ pada saat roda-rodanya dikenai gaya-gaya periodik pada sistem uji
dinamis kendaraan sebagaimana tampak pada gambar.
~ Getaran Mekanis ~
GETARAN MEKANIS
19.1. Pendahuluan
Getaran Tanpa Redaman
19.2. Getaran Bebas Partikel
Gerak Harmonis Sederhana
19.3. Pendulum Sederhana (Penyelesaian Pendekatan)
19.4. Pendulum Sederhana (Penyelesaian Eksak)
19.5. Getaran Bebas Benda Kaku
19.6. Penerapan Prinsip Konservasi Energi
19.7. Getaran Paksa
Getaran Teredam
19.8. Getaran Bebas Teredam
19.9. Getaran Paksa Teredam
19.10. Analogi Elektrik
19.1. PENDAHULUAN
Getaran mekanis adalah gerak partikel atau bodi yang berosilasi di sekitar posisi
keseimbangan. Pada umumnya getaran pada mesin dan struktur tidak diinginkan terjadi
karena adanya peningkatan tegangan dan hilangnya energi sebagai akibatnya. Itulah
sebabnya maka getaran harus dihilangkan atau dikurangi sejauh mungkin melalui desain
yang tersedia. Analisa getaran menjadi semakin penting pada tahun-tahun terakhir
sejalan dengan tren masa kini yang mengarah pada mesin berkecepatan tinggi dan
struktur yang semakin ringan. Terdapat beberapa alasan untuk dapat berharap bahwa
tren tersebut akan berlanjut dan bahwa kebutuhan akan analisa getaran semakin besar di
masa yang akan datang.
Analisa getaran adalah subyek kajian yang sangat luas yang akan dibahas dalam
seluruh bab. Pembahasan awal kita akan dibatasi pada tipe-tipe getaran yang lebih
sederhana, yaitu getaran dari bodi atau sistem bodi dengan satu derajat kebebasan.
Getaran mekanis umumnya terjadi pada saat suatu sistem dilepas dari posisi
keseimbangan stabil. Sistem ini cenderung kembali pada posisi dibawah pembebanan
gaya-gaya potensial (bisa berupa gaya elastik atau gaya gravitasi untuk pendulum).
Namun umumnya sistem tersebut mencapai posisi orisinilnya dengan kecepatan tertentu
yang terjadi pada saat dilepas dari posisi dibawah keseimbangan. Selama proses
tersebut berlangsung terus tanpa batas, sistem tersebut terus bergerak bolak-balik
-xm
T k st
st
Tidak O
teregang T k ( st x)
x
Keseimbangan W Keseimbangan P
+xm
W ma mx
(a) (b)
Gambar 19.1.
Jika sekarang partikel ditarik sejauh xm dari posisi keseimbangan dan dilepaskan
tanpa kecepatan awal dengan anggapan bahwa xm dipilih lebih kecil dari st, partikel akan
bergerak maju dan mundur melalui titik keseimbangan; getaran dengan amplitudo xm telah
terjadi. Catat bahwa getaran juga dapat dibuat dengan memberikan kecepatan awal
tertentu pada partikel saat berada pada posisi keseimbangan x = 0, atau secara umum
memulai gerak partikel dari sembarang posisi yang ditentukan x = xo dengan kecepatan
awal vo.
Untuk menganalisa getaran, diasumsikan partikel berada pada posisi P di
sembarang waktu t (Gambar 19.1b).Dinyatakan dengan x, pergeseran OP diukur dari
posisi keseimbangan O (arah ke bawah positif), tampak bahwa gaya-gaya yang bekerja
pada partikel adalah berat W dan gaya T yang dihasilkan pegas dimana, pada posisi ini,
memiliki besar T = k . (st + x). Karena W = k . st dapat dilihat bahwa besar gaya resultan
F dari kedua gaya tersebut (ke bawah positif) adalah :
F = W - k . (st + x) = - k x 19-1)
Jadi resultan gaya yang bekerja pada partikel sebanding dengan jarak OP yang diukur
dari posisi keseimbangan. Mengacu pada konvensi tanda, F selalu mengarah pada posisi
keseimbangan O. Substitusikan F ke dalam persamaan fundamental F = m . a dan
mengacu bahwa a merupakan turunan kedua x dari x terhadap waktu t, maka diperoleh :
m x + k x = 0 19-2)
Catat bahwa konvensi tanda yang sama harus diberlakukan pada percepatan x dan
pergerakan x, yaitu ke bawah positif.
Gerak yang dinyatakan dengan persamaan 19-2) dinamakan Gerak Harmonis
Sederhana. Gerak ini dicirikan oleh fakta bahwa percepatan sebanding dengan
pergeseran dan berarah berlawanan. Kita akan buktikan bahwa fungsi x1 sin k/m t
dan x 2 cos k/m t memenuhi persamaan 19-2). Fungsi-fungsi ini, nantinya,
menyusun 2 penyelesaian partikular dengan konstanta sembarang dan dijumlahkan. Jadi
penyelesaian umum dinyatakan dengan :
x = C1 x1 + C2 x2 = C1 sin
k / m t + C2 cos k/m t 19-3)
Di sini tampak bahwa x adalah fungsi periodik dari waktu dan juga menyatakan getaran
dari partikel P. Koefisien t yang kita peroleh dari rumusan di atas mengacu pada frekuensi
putar natural yang dinyatakan dengan n. Didapat,
Yang dapat diperoleh dari persamaan 19-2) dengan membagi masing-masing sisi dengan
m dan menuliskan k n2 . Diferensiasi dua kali persamaan 19-5) terhadap t akan
m
diperoleh rumusan untuk kecepatan dan percepatan pada waktu t :
v = x = C1 n cos n t - C2 n sin n t 19-7)
a = x = - C1 n 2 sin n t - C2 n 2 cos n t 19-8)
Nilai dari konstanta C1 dan C2 tergantung pada kondisi awal gerakan. Sebagai contoh,
diperoleh C1 = 0 jika partikel digerakkan dari posisi keseimbangan dan dilepas pada t = 0
tanpa kecepatan awal, dan diperoleh C 2 = 0 jika partikel bergerak dari O pada t = 0
dengan kecepatan awal tertentu. Secara umum, masukkan nilai t = 0 dan nilai awal xo dan
vo dari pergerakan dan kecepatan ke dalam persamaan 19-5) dan 19-7) akan diperoleh
C1 = vo / n dan C2 = xo.
Rumusan-rumusan untuk posisi, kecepatan dan percepatan dari sebuah partikel
sebagaimana tertulis di atas dapat dituliskan dalam bentuk yang lebih ringkas jika
persamaan 19-5) ditinjau lebih lanjut yaitu bahwa posisi x = OP adalah jumlah dari
komponen-komponen vektor C1 dan C2 dari x, masing-masing dengan besaran C1 dan C2
yang berarah sebagaimana tampak pada gambar 19.2a.
-xm
t
O
C2
nt
xm
C1
x
P Q
nt
+xm
(a) (b)
Gambar 19.2.
Dengan t yang bervariasi, kedua vektor tersebut berputar berlawanan arah jarum
jam, dapat dicatat juga bahwa panjang resultan vektor O Q sama dengan pergeseran
maksimum xm. Gerak harmonis sederhana dari P sepanjang sumbu x dapat ditunjukkan
dengan memproyeksikan pergerakan titik Q pada sumbu tersebut yang merupakan
sebuah lingkaran berjari-jari xm dengan kecepatan putar konstan n (yang menjelaskan
istilah dari frekuensi putar natural n). Dengan menunjuk sebagai sudut yang dibentuk
Grafik waktu – kecepatan dan waktu – percepatan dapat dinyatakan sebagai kurva
sinus dengan perioda yang sama dengan grafik waktu – posisi, tapi dengan sudut fase
yang berbeda. Dari persamaan 19-11) dan 19-12) dapat dicatat bahwa nilai maksimum
dari harga kecepatan dan percepatan adalah :
vm = xm n am = xm n2 19-15)
Selama titik Q mengikuti pola lingkaran berjari-jari xm dengan kecepatan putar konstan n,
kecepatan dan percepatannya sebagaimana terumuskan dalam persamaan 19-15).
Kembali pada persamaan 19-11) dan 19-12) diperoleh bahwa kecepatan dan percepatan
titik P dapat dihitung untuk setiap saat dengan memproyeksikan vektor dengan besaran
vm = xm n dan am = xm n2 pada sumbu x, yang menyatakan kecepatan dan percepatan titik
Q pada saat yang sama (gambar 19.3)
xm
O
Qo
x a nt am xmn2
Q
P
nt
v
vm xmn
x
Gambar 19.3.
T m an m at
m
W
(a) (b)
Gambar 19.4.
Ft m . a t ; W sin m .
Karena W = mg dan membagi persamaan dengan m akan diperoleh :
g
sin 0 19-16)
Untuk osilasi amplitudo kecil, sin dan dinyatakan dalam radian maka :
g
0 19-17)
Jika dibandingkan dengan persamaan 19-16) dapat dilihat bahwa persamaan diferensial
19-17) adalah gerak harmonis sederhana dengan frekuensi putar natural n = (g/ )1/2.
Penyelesaian umum dari persamaan 19-17) dapat dinyatakan sebagai :
= m sin (nt + )
Dimana m adalah amplitudo getaran dan adalah sudut fase. Substitusikan nilai n pada
persamaan 19-13) akan diperoleh rumus perioda getaran pendulum dengan panjang :
2
n 2 19-18)
n g
d
2
2g
cos cos m
dt l
Gantilah cos dengan 1 2 sin 2 / 2 dan cos m dengan suku yang sesuai, selesaikan
akan diperoleh
m
1 d
n 2
g 0 sin m / 2 sin 2 / 2
2
Integral pada suku sebelah kanan dikenal dengan integral eliptik; yang tidak dapat
dinyatakan dalam aljabar atau trigonometri biasa. Namun dengan membuat
sin / 2 sin m / 2 sin
Kita dapat menuliskan
/2
1 d
n 4
g
0 1 sin m / 2sin 2
2
19-19)
saja diperoleh dengan subbab sebelumnya, kita tuliskan persamaan 19-19) dalam bentuk
2K l
n 2 19-20)
g
Persamaan 19-20) menunjukkan bahwa nilai aktual dari perioda pendulum sederhana
dapat diperoleh dengan mengalikan nilai pendekatan yang diberikan oleh persamaan 19-
18) dengan faktor koreksi 2K/. Nilai faktor koreksi diberikan pada tabel 19.1 untuk
berbagai nilai amplitudo m . Dapat dicatat bahwa untuk perhitungan teknik sehari-hari
PENYELESAIAN :
a. Pegas terpasang paralel
Pertama tentukan dulu konstanta pegas tunggal yang
ekuivalen dengan 2 pegas tersebut dengan menentukan
besar gaya P yang dibutuhkan untuk menghasilkan
k1 k2
k 10 4 N m
n2 14,14 rad/s n 2 n = 0,444 s
m 50 kg n
6,93 rad/s n 2
k 2400 N m
Perioda getaran : n2
m 50 kg n
n = 0,907 s
Kecepatan maksimum : vm = xm n = (0,04 m) (6,93 rad/s) vm = 0,277 m/s
Percepatan maksimum : am = xm n2 = (0,04 m) (6,93 rad/s)2 am = 1,920 m/s2
RINGKASAN
UNTUK BELAJAR MANDIRI
Bab ini mempelajari getaran mekanis, yaitu gerak bolak-balik partikel atau benda
terhadap posisi keseimbangan. Pada pelajaran pertama, kita melihat bahwa getaran
bebas suatu partikel muncul jika partikel tersebut dikenai gaya yang sebanding dengan
perpindahannya dan berlawanan arah, seperti misalnya gaya yang ditimbulkan oleh
pegas (gambar 19.1). Gerak yang dihasilkan disebut gerak harmonis sederhana, yang
dicirikan oleh persamaan diferensial
mx kx 0 19-2)
Dimana x adalah perpindahan partikel, x adalah percepatannya, m adalah massanya dan
k adalah konstanta pegas. Penyelesaian persamaan diferensial ini diperoleh sebagai
berikut
x xm sin n t 19-10)
partikel untuk menyelesaikan satu siklus, dan frekuensi natural sebagai jumlah siklus per
detik, f n 1 / n n / 2 , yang dinyatakan dalam Hertz atau s-1. Mendiferensiasi
persamaan 19-10) dua kali menghasilkan kecepatan dan percepatan partikel setiap saat.
Nilai kecepatan dan percepatan maksimum diperoleh sebagai berikut
v m x m n am xm n2 19-15)
5. Dapat dilihat juga bahwa untuk osilasi kecil dari pendulum sederhana, sudut yang
dibentuk oleh tali pendulum terhadap sumbu vertikal memenuhi persamaan diferensial
g
0 19-17)
l
dimana l adalah panjang tali dan dinyatakan dalam radian (subbab 19.3).
Persamaan ini menunjukkan kembali bentuk gerak harmonis sederhana dan
penyelesaiannya sama dengan persamaan 19-10),
m sin n t
komponen tangensial at, dengan besar at l , dan komponen normal an yang
SOAL – SOAL
19.1. Tentukan kecepatan dan percepatan maksimum sebuah partikel yang bergerak
mengikuti gerak harmonis sederhana dengan amplitudo 400 mm dan perioda 1,4 s.
19.2. Tentukan amplitudo dan kecepatan maksimum partikel yang bergerak dalam gerak
harmonis sederhana dengan percepatan maksimum 6,5 m/s 2 dan frekuensi 8 Hz.
19.3. Sebuah partikel bergerak dalam gerak harmonis sederhana. Jika diketahui bahwa
amplitudonya 375 mm dan percepatan maksimumnya 4,5 m/s 2, tentukan kecepatan
maksimum partikel tersebut dan frekuensi geraknya.
19.4. Sebuah pendulum sederhana terdiri atas bola yang terpasang pada tali, berosilasi
pada bidang vertikal dengan perioda 1,3 s. Jika diasumsikan bergerak dalam gerak
harmonis sederhana dan diketahui bahwa kecepatan maksimum bola adalah 0,4 m/s,
tentukan (a) amplitudo gerak dalam derajat, (b) percepatan tangensial maksimum bola.
19.5. Sebuah pendulum sederhana terdiri atas bola yang terpasang pada tali dengan
panjang l = 1 m berosilasi pada bidang vertikal. Jika diasumsikan bergerak dalam gerak
harmonis sederhana dan diketahui bahwa bola dilepaskan dari posisi = 6o, tentukan (a)
frekuensi getaran, (b) kecepatan maksimum bola.
32 kg
135 kN/m
l 16 kN/m
m
10 kg
19.7. Balok 32 kg dipasang pada pegas dan dapat bergerak tanpa gesekan dalam slot
sebagaimana tampak pada gambar. Balok berada pada posisi keseimbangan hingga
sebuah palu memukulnya dan memberikan kecepatan awal 3 m/s. Tentukan (a) perioda
dan frekuensi gerak yang terjadi, (b) amplitudo gerak dan percepatan maksimum balok.
19.8. Sebuah kotak peralatan A dibaut pada meja getar sebagaimana tampak pada
gambar. Meja bergerak vertikal dalam gerak harmonis sederhana dengan frekuensi yang
sama dengan variasi kecepatan motor penggeraknya. Kotak tersebut akan diuji pada
percepatan penuh 50 m/s2. Jika diketahui bahwa amplitudo meja getar 58 mm, tentukan
(a) kecepatan motor yang diperlukan dalam rpm, (b) kecepatan maksimum meja.
32 kg
A 135 kN/m
B k
19.9. Balok A seberat 5 kg diletakkan pada plat B seberat 20 kg yang dipasang pada
pegas tidak teregang dengan konstanta k = 900 N/m. Plat B bergerak 60 mm ke kiri dan
dilepas. Jika diasumsikan balok A tidak mengalami slip pada plat, tentukan (a) amplitudo
dan frekuensi gerak yang terjadi, (b) nilai koefisien gesek statis terkecil yang diijinkan.
19.10. Gerak sebuah partikel dinyatakan oleh persamaan x = 10 sin 2t + 8 cos 2t, dimana
x dinyatakan dalam ft dan t dalam detik. Tentukan (a) perioda gerak yang terjadi, (b)
amplitudonya, (c) sudut fasenya.
19.11. Gerak sebuah partikel dinyatakan oleh persamaan x = 0,2 cos 10t + 0,15 sin (10t
- ), dimana x dinyatakan dalam ft dan t dalam detik. Tentukan (a) perioda gerak yang
terjadi, (b) amplitudonya, (c) sudut fasenya.
19.12. Balok 32 kg dipasang pada pegas dengan konstanta 135 kN/m, dapat bergerak
tanpa gesekan pada slot sebagaimana tampak pada gambar. Balok diberi posisi awal 375
mm dari posisi keseimbangan dan dilepas. Tentukan 1,5 s setelah dilepas (a) total jarak
yang ditempuh balok, (b) percepatannya.
19.13. Balok 1,4 kg ditopang pegas dengan konstanta k = 400 N/m yang dapat bersifat
tarikan ataupun tekanan sebagaimana tampak pada gambar. Balok akan berada pada
posisi keseimbangan jika dipukul palu yang memberikan kecepatan ke atas sebesar 2,5
m/det. Tentukan (a) waktu yang diperlukan balok untuk bergerak 60 mm ke atas, (b)
kecepatan dan percepatan balok pada saat itu.
C
k l A m 0,5 m
k k
A m m
19.14. Mengacu pada soal 19.13., tentukan posisi, kecepatan dan percepatan balok 0,9
det setelah dipukul palu.
19.15. Bola pendulum sederhana dengan panjang l = 1 m dilepaskan dari posisi diam
pada sudut = +5o. Jika diasumsikan bergerak harmonis sederhana, tentukan kondisi
setelah dilepas 1,6 detik (a) sudut , (b) kecepatan dan percepatan bola.
19.16. Sebuah silinder diletakkan, tanpa terikat, di atas pegas sebagaimana tampak pada
gambar. Diketahui bahwa jika silnder ditekan turun sejauh 225 mm atau lebih dan
dilepaskan, silinder tersebut akan kehilangan kontak dengan pegas. Tentukan (a)
konstanta pegas, (b) posisi, kecepatan dan percepatan silinder 0,16 detik setelah
dilepaskan.
19.17. Silinder C seberat 5 kg sebagaimana tampak pada gambar, dilepaskan dari posisi
diam dan meluncur tanpa gesekan pada tiang vertikal hingga mengenai dan menakan
pegas dengan konstanta k = 720 N/m. Kecepatan silinder berkurang hingga nol dan
silinder bergerak kembali ke posisi semula. Siklus selanjutnya berulang. Tentukan (a)
perioda gerak silinder, (b) kecepatan silinder 0,4 detik setelah dilepaskan (Ingat, ini
merupakan gerak periodik, tetapi bukan gerak harmonis sederhana).
13,6 kg
24 kN/m
24 kN/m
3,5 kN/m
50 kg
2,8 kN/m
24 kN/m
2,1 kN/m
12 kN/m 12 kN/m
50 kg
19.18. dan 19.19. Sebuah balok 50 kg dipasang pada susunan pegas sebagaimana
tampak pada gambar. Balok digerakkan ke bawah dari posisi keseimbangannya dan
dilepas. Jika diketahui amplitudo gerakan 60 mm, tentukan (a) perioda dan frekuensi
gerakan, (b) kecepatan dan percepatan maksimum balok.
19.20. Balok dengan berat 13,6 kg dipasang pada susunan pegas sebagaimana tampak
pada gambar. Jika balok digerakkan 44 mm dari posisi keseimbangannya ke bawah dan
dilepaskan, tentukan (a) perioda dan frekuensi gerakan yang terjadi, (b) kecepatan dan
percepatan maksimum dari balok.
19.21. Sebuah balok 4,5 kg dipasang pada sisi bawah pegas yang sisi atasnya diikat,
bergetar dengan perioda 6,8 detik. Jika diketahui konstanta k pegas berbanding terbalik
dengan panjangnya, tentukan perioda balok 2,7 kg yang dipasang ditengah-tengah pegas
yang sama yang diikat pada kedua ujungnya.
A B C k1
k1 k2 k1
A
k2 A
k k k 13,5 kN/m
4,5 kg A
19.22. Balok 4,8 kg dipasang pada 3 buah pegas dengan susunan sebagaimana tampak
pada gambar. Konstanta masing-masing pegas adalah k. Pada posisi keseimbangan
gaya tarik pegas A, B dan C masing-masing adalah 1,5; 1,8 dan 1,5 kg. Balok bergerak
ke bawah sejauh 12,5 mm dari posisi keseimbangan dan dilepaskan. Jika diketahui
bahwa dalam pergerakan tersebut tarikan minimum pada pegas B adalah nol, tentukan
(a) konstanta pegas k, (b) frekuensi gerakan, (c) tekanan maksimum pada pegas A.
19.23. Dua buah pegas dengan konstanta k1 dan k2 disusun seri pada balok A yang
bergetar dalam gerak harmonis sederhana dengan perioda 5 detik. Jika pegas yang sama
disusun secara paralel pada balok yang sama, balok bergetar dengan perioda 2 detik.
Tentukan rasio k1 / k2 dari konstanta pegas tersebut.
19.24. Perioda getaran sistem sebagaimana tampak pada gambar adalah 0,7 detik.
Setelah pegas dengan konstanta k2 = 13,5 kN/m dilepaskan dari sistem, perioda getaran
menjadi 0,9 detik. Tentukan (a) konstanta k1, (b) berat balok A.
19.25. Perioda osilasi kecil sistem yang tampak pada gambar adalah 1,6 detik. Setelah
silinder seberat 6,3 kg diletakkan pada puncak silinder A, perioda getaran menjadi 2,1
detik. Tentukan (a) berat silinder A, (b) konstanta pegas k.
19.26. Perioda getaran sistem sebagaimana tampak pada gambar adalah 0,2 detik.
Setelah pegas dengan konstanta k2 = 3,5 kN/m dilepaskan dan balok A disambungkan
pada pegas dengan konstanta k1, perioda getaran menjadi 0,12 detik. Tentukan (a)
konstanta pegas k1 yang tersisa, (b) massa balok A.
19.27. Balok D 50 kg dipasang pada pegas dengan susunan sebagaimana tampak pada
gambar. Konstanta pegas semuanya k. Perioda getaran vertikal tidak berubah meskipun
balok D digantikan dengan balok lain seberat 60 kg, pegas A diganti dengan pegas yang
konstantanya kA dan 2 pegas lainnya tidak diubah. Jika perioda getaran 0,4 detik,
tentukan nilai k dan kA.
19.28. Dari mekanika material diketahui bahwa jika beban statik P diaplikasikan di ujung B
batang logam homogen dengan ujung A terikat, panjang batang akan meningkat sebesar
= PL / AE, dimana L adalah panjang batang mula-mula, A adalah luas penampang
lintang batang dan E adalah modulus elastisitas material. Jika diketahui L = 450 mm, E =
200 GPa dan diameter batang 8 mm, dengan mengabaikan berat batang, tentukan (a)
konstanta pegas ekuivalen dari batang, (b) frekuensi getaran vertikal balok dengan berat
W = 72 kg yang terpasang pada ujung B batang yang sama.
19.29. Dari mekanika material diketahui bahwa jika pada batang homogen, dengan luas
penampang seragam ditumpu sederhana di kedua ujungnya, dikenai beban statik P
ditengah-tengah panjangnya, defleksi A = PL3 / 48EI akan terjadi, dimana L adalah
panjang batang, E adalah modulus elastisitas dan I adalah momen inersia penampang
lintang batang. Jika diketahui bahwa L = 5 m, E = 200 GPa dan I = 20 x 10 -6 m4, tentukan
(a) konstanta pegas ekuivalen dari batang, (b) frekuensi getaran balok 750 kg yang
diletakkan di tengah batang. Abaikan massa batang dan asumsikan beban tetap terjadi
pada batang secara konstan.
*19.31. Persamaan defleksi-gaya untuk pegas non-linier yang satu ujungnya terpasang
tetap adalah F = 4x1/2 dimana F adalah gaya dengan satuan N yang bekerja di ujung
lainnya dan x adalah defleksi dengan satuan m. (a) Tentukan defleksi xo jika 100 gram
balok dipasang pada pegas dan tercapai keseimbangan. (b) Jika diasumsikan bahwa
slope kurva gaya-defleksi pada titik pembebanan tersebut dapat digunakan sebagai
konstanta pegas ekuivalen, tentukan frekuensi getaran balok jika ditarik sedikit dari titik
keseimbangan dan dilepaskan.
19.33. Jika defleksi statis batang yang dikenai beban dinotasikan sebagai st, tunjukkan
bahwa frekuensi getaran beban akan sama dengan
1 g
f
2 st
Abaikan massa batang dan asumsikan bahwa beban batang konstan.
*19.34. Jika integran pada persamaan 19-19) sub bab 19.4. diekspansikan pada deret
pangkat genap dari sin dan diintegrasi, tunjukkan bahwa perioda pendulum sederhana
dengan panjang l dapat didekati dengan rumusan
l 1 2 m
2 1 sin
g 4 2
Dimana m adalah amplitudo osilasi.
*19.35. Menggunakan rumus yang diberikan pada soal 19.34, tentukan amplitudo m yang
menyebabkan perioda pendulum sederhana lebih panjang ¾ persen dari perioda
berosilasi kecil pendulum yang sama.
*19.36. Menggunakan data pada tabel 19.1., tentukan perioda pendulum sederhana
dengan panjang l = 600 mm (a) untuk osilasi kecil, (b) untuk osilasi dengan amplitudo m
= 30o, (c) untuk osilasi dengan amplitudo m = 120o.
*19.37. Menggunakan data pada tabel 19.1., tentukan panjang pendulum sederhana
dalam inchi, yang bergetar dengan perioda 3 detik dan amplitudo m = 60o.
Getaran yang terjadi adalah gerak harmonis sederhana. Perioda dan frekuensi natural
getaran tersebut dapat diperoleh dengan menentukan n dan mensubstitusikan nilainya
sendiri atau turunan x atau . Dengan menyamakan koefisien ini dengan n2 akan
kecepatan dan percepatan putar plat sama, yaitu dan , nilai kedua vektor tersebut
adalah mb dan mb 2 , sedangkan momen kopelnya adalah I . Pada penerapan
metode ini sebelumnya (bab 16) telah dicoba kemungkinan untuk mengasumsikan arah
yang benar dari percepatan. Dalam hal ini, bagaimanapun, kita harus mengasumsikan
arah positif yang sama untuk dan agar diperoleh persamaan 19-21).
Konsekuensinya, percepatan putar diasumsikan positif jika berlawanan arah jarum jam
meskipun asumsi ini biasanya tidak realistis.
Ry
O
mat
O Rx man
O
b 5b
G 3 G G
b
A I
2b W
(a) (b)
Gambar 19.5.
3g
sin 0 19-22)
5b
Untuk osilasi-osilasi amplitudo kecil, sin dapat diganti dengan , dinyatakan dalam
radian, sehingga
3g
0 19-23)
5b
Dibandingkan dengan persamaan 19-21) tampak bahwa persamaan yang diperoleh
adalah gerak harmonis sederhana dan frekuensi putar natural n osilasi ini adalah
1
(3g / 5b) 2 . Substitusi pada persamaan 19-13) akan menghasilkan perioda osilasi
2 5b
n 2 19-24)
n 3g
Hasil yang diperoleh adalah valid hanya untuk osilasi-osilasi amplitudo kecil. Penjabaran
yang lebih akurat dari gerak plat diperoleh dengan membandingkan persamaan 19-16)
dan 19-22). Catat bahwa kedua persamaan tersebut identik jika dipilih l sama dengan
5b/3. Ini berarti bahwa plat akan berosilasi sebagai pendulum sederhana dengan panjang
l = 5b/3 dan hasil dari subbab 19.4 dapat digunakan untuk mengkoreksi nilai perioda yang
diperoleh dari persamaan 19-24). Titik A pada plat yang terletak pada garis OG dengan
jarak l = 5b/3 dari titik O dinamakan Pusat Osilasi terhadap O (Gb. 19.5a).
PENYELESAIAN :
Kinematika gerak. Pergeseran linier dan percepatan silinder dinyatakan dalam
pergeseran putar . Dipilih putaran searah jarum jam sebagai arah positif dan pergeseran
diukur dari posisi keseimbangan. Maka didapat
x r 2 x 2r
a r r (1)
2r
B T1 T2
I
A
G
B A ma
x W
a
Persamaan Gerak. Sistem gaya-gaya eksternal yang bekerja pada silinder terdiri atas
gaya berat W, gaya tarik tali T1 dan T2. Sistem ini ekuivalen dengan sistem gaya efektif
yang diwakili oleh vektor ma pada G dan kopel I .
Pada saat silinder berada pada posisi keseimbangan, gaya tarik tali : T o = ½ W. Jika
dinyatakan dalam variabel pergeseran putar , nilai T2 adalah :
T2 To k 12 W k 12 W k (2r ) (3)
n 1 8k
fn
2 2 3m
PENYELESAIAN :
RINGKASAN
UNTUK BELAJAR MANDIRI
Dalam subbab ini dapat dilihat bahwa sebuah benda kaku, atau suatu sistem
benda kaku, dimana posisinya ditentukan oleh koordinat tunggal x atau , akan
menghasilkan gerak harmonis sederhana jika persamaan diferensial yang diperoleh dari
aplikasi Hukum Newton II berbentuk
x n2 x 0 atau n2 0 19-21)
Tujuan yang harus dicapai adalah menentukan n, untuk menentukan perioda n dan
frekuensi natural f n . Dengan memberikan nilai untuk kondisi awal, persamaan gerak
Dalam hal ini x dapat digantikan dengan jika melibatkan gerak putar. Untuk
menyelesaikan permasalahan pada subbab ini dapat diikuti langkah-langkah berikut.
1. Tentukan sistem koordinat yang digunakan untuk mengukur pergeseran benda dari
titik keseimbangannya. Dalam subbab ini akan ditemui banyak sekali permasalahan
yang melibatkan gerak putar benda terhadap satu sumbu tetap dan bahwa sudut yang
menunjukkan pergerakan benda dari posisi keseimbangan merupakan koordinat yang
paling memudahkan untuk digunakan. Pada permasalahan yang melibatkan gerak
datar suatu benda secara umum, dimana koordinat x (dan mungkin juga koordinat y)
digunakan untuk menentukan posisi pusat massa G dari benda, dan koordinat
digunakan untuk mengukur putaran terhadap G, temukan hubungan kinematis yang
memungkinkan untuk menyatakan x (dan y) dalam variabel [contoh soal 19.2].
2. Tuliskan persamaan diagram benda bebas untuk menyatakan bahwa sistem gaya-
gaya eksternal ekuivalen dengan sistem gaya-gaya efektif yang terdiri atas vektor
ma dan kopel I , dimana a x dan . Pastikan bahwa setiap gaya atau kopel
yang bekerja digambarkan pada arah yang konsisten dengan pergerakan yang
diasumsikan dan bahwa tanda untuk a dan , secara berturut-turut, adalah pada arah
dimana koordinat x dan membesar.
3. Tuliskan persamaan diferensial gerak dengan menyamakan jumlah komponen gaya-
gaya eksternal dan gaya-gaya efektif pada arah x dan y, dan jumlah momen-momen
gaya tersebut terhadap titik yang ditentukan. Jika diperlukan, gunakan hubungan
kinematika yang diperoleh pada langkah 1 untuk mendapatkan persamaan yang
hanya menggunakan variabel . Jika merupakan sudut kecil, gantilah sin dengan
dan cos dengan 1, jika fungsi ini muncul pada persamaan. Dengan mengeliminasi
setiap reaksi yang tidak diketahui, akan diperoleh persamaan yang setipe dengan
persamaan 19.21). Catat bahwa dalam permasalahan yang melibatkan pergerakan
benda terhadap sumbu tetap, akan diperoleh persamaan dengan cepat melalui
penyamaan momen-momen gaya eksternal dan gaya efektif terhadap sumbu tersebut.
4. Bandingkan persamaan yang diperoleh dengan persamaan 19.21), sehingga dapat
diidentifikasi n2 dan, sekaligus, dapat ditentukan frekuensi putar natural n . Ingat
bahwa obyek yang dianalisis tidak dapat diselesaikan dengan persamaan diferensial
tersebut, namun dalam hal ini persamaan yang diperoleh digunakan untuk
mengidentifikasi n2 .
diperoleh, nilai awal koordinat dan turunan pertamanya pada persamaan 19.10) dan
persamaan yang diperoleh dari diferensiasi persamaan 19.10) terhadap t. Dari
persamaan 19.10) dan dua persamaan hasil diferensiasi dua kali terhadap t, serta
menggunakan hubungan kinematik yang didapatkan pada langkah 1, dapat ditentukan
posisi, kecepatan dan percepatan setiap titik pada benda di setiap waktu yang
ditentukan.
6. Pada permasalahan yang melibatkan getaran torsional, konstanta pegas torsional K
dinyatakan dalam N.m/rad atau lb.ft/rad. Perkalian K dengan sudut puntir , yang
dinyatakan dalam radian, menghasilkan momen kopel restorasi, yang harus
disamakan dengan jumlah momen gaya-gaya efektif, atau kopel terhadap sumbu
rotasi [contoh soal 19.3]
SOAL – SOAL
19.38. Batang homogen AC seberat 4,5 kg dipasang pada pegas yang memiliki konstanta
k = 750 N/m pada B dan k = 900 N/m pada C yang dapat bekerja pada kondisi tarik atau
tekan. Jika ujung C ditekan sedikit kemudian dilepaskan, tentukan (a) frekuensi getaran,
(b) amplitudo gerak di titik C, jika kecepatan maksimum pada titik tersebut 0,8 m/s.
19.39. Batang homogen AB seberat 9 kg dipasang pada pegas di titik A dan B yang
masing-masing memiliki konstanta 850 N/m dan dapat bekerja pada kondisi tarik atau
tekan. Jika ujung A ditekan sedikit kemudian dilepaskan, tentukan (a) frekuensi getaran,
(b) amplitudo gerak putar, jika kecepatan maksimum pada titik A 1,1 mm/s.
A B
C
A C
B
0,85 m 360 mm
600 mm
1,7 m
dimana V diasumsikan sama dengan nol pada posisi keseimbangan x = 0. Jika kecepatan
partikel adalah x , energi kinetiknya adalah T 12 mx 2 dan total energi partikel yang
Persamaan dibagi dengan m/2 dan mengacu pada subbab 19.2 bahwa k / m n2 ,
x 2 n2 x 2 konstan 19-25)
Persamaan 19-25) adalah karakteristik dari gerak harmonis sederhana, dapat diperoleh
dari persamaan 19-16) dengan mengalikan kedua sisi dengan 2 x dan diintegrasi.
Prinsip konservasi energi menghasilkan cara yang lebih mudah untuk menentukan
perioda getaran benda kaku atau sistem benda kaku dengan satu derajat kebebasan,
pada saat gerak sistem diidentifikasi sebagai gerak harmonis sederhana atau dapat
didekati sebagai gerak harmonis sederhana. Dengan memilih variabel, misalnya jarak x
atau sudut , dapat diambil 2 posisi sesaat sistem :
a. Pergeseran sistem mencapai maksimum : Didapat T1 = 0 dan V1 dapat dinyatakan
dalam xm atau m (dipilih V = 0 pada posisi keseimbangan)
b. Sistem melalui posisi keseimbangan : Didapat V2 = 0 dan T2 dapat dinyatakan dalam
kecepatan maksimum x m atau kecepatan sudut maksimum m
Selanjutnya dapat ditentukan total energi yang dihasilkan dan ditulis T 1 + V1 = T2 + V2.
Mengacu dari persamaan 19-15) bahwa untuk gerak harmonis sederhana, kecepatan
maksimum sama dengan perkalian amplitudo dan frekuensi putar natural n , persamaan
Sebagai contoh, sekali lagi mari kita lihat plat segiempat pada subbab 19.5. Pada
posisi pergeseran maksimum (Gb. 19.6a) didapat
T1 = 0 V1 W (b b cos m ) Wb (1 cos m )
T1 = 0 V 1 12 Wb m2 19-26)
Pada saat plat melewati posisi keseimbangan (Gb. 19.6b) kecepatannya maksimum dan
didapat
T2 12 mvm2 12 I m2 12 mb 2m2 12 Im2 V2 = 0
T2 12 ( 53 mb 2 )m2 V2 = 0 19-27)
2 5b
n 2 19-29)
n 3g
Sebagaimana telah diperoleh.
0
O
b cos m O
m G1 b m b
datum G2 datum
W
(a) (b)
Gambar 19.6.
PENYELESAIAN :
O O
m
R
Rr
m ( R r ) cos m
G
r
h
Posisi 1
G
datum m
vm
G
W Posisi 2 r
W Posisi 2 C
Sudut yang dibentuk oleh garis OG terhadap vertikal dinotasikan dengan . Selama
silinder berguling tanpa selip, prinsip konservasi energi dapat diterapkan pada posisi 1,
dimana = m dan pada posisi 2 dimana = 0.
Posisi 1 :
Energi kinetik T1 = 0 selama kecepatan silinder nol
Energi potensial. Dipilih datum sebagaimana tampak pada gambar. Jika W menyatakan
berat silinder, maka V1 Wh W ( R r )(1 cos ) . Mengacu pada
vm R r
dituliskan bahwa vm ( R r )m m m
r r
Energi kinetik
T2 12 mvm2 12 I m2
R r 2 2
12 m( R r ) 2 m2 12 ( 12 mr 2 )( ) m
r
34 m( R r ) 2 m2
Energi potensial V2 = 0
Jadi Konservasi Energinya dapat ditulis :
T1 + V1 = T2 + V2
m2
0 W (R r) 34 m( R r ) 2 m2 0
2
Diketahui bahwa m n m dan W = mg, didapat :
m2 2 g
mg ( R r ) 34 m( R r ) 2 ( n m ) 2 jadi n2
2 3 Rr
2 3 Rr
karena n maka n 2
n 2 g
RINGKASAN
UNTUK BELAJAR MANDIRI
Foto 19.1. Sebuah seismograf yang bekerja dengan cara mengukur besaran energi listrik yang
diperlukan untuk menjaga posisi massa agar tetap di tengah kotak pada saat terjadi
getaran tanah yang kuat.
Perhatikan satu kasus dimana sebuah benda dengan massa m digantung pada
sebuah pegas dan dikenai gaya periodik P yang besarnya P = P m sin ft, dimana f
adalah frekuensi putar dari P dan disebut dengan frekuensi putar paksa dari gerakan
tersebut (Gambar 19.7). Gaya ini mungkin berupa gaya luar aktual yang diaplikasikan
terhadap benda, atau mungkin berupa gaya sentrifugal yang diakibatkan oleh gerak rotasi
dari bagian benda yang tidak seimbang (lihat contoh soal 19.5).
T k st x
x
Kesetimbangan
W
P
P Pm sin f t
ma mx
Gambar 19.7.
Dengan menotasikan x sebagai perpindahan benda yang diukur dari posisi seimbang,
maka persamaan geraknya dapat dituliskan sebagai berkut :
+F = ma; Pm sin f t + W – k(st + x) = m x
Dengan mengingat bahwa W = kst, maka :
m x + k x = Pm sin f t (19.30)
Selanjutnya kita perhatikan satu kasus dimana sebuah benda dengan massa m
digantung pada sebuah pegas yang diletakkan disebuah rangka yang bergerak dimana
perpindahan sama dengan m sin f t (Gambar 19.8). Pengukuran perpindahan x benda
tersebut dari posisi keseimbangan statis dimana f t = 0, didapat perpanjangan total
pegas pada waktu t adalah sebesar st + x - m sin f t. Persamaan geraknya menjadi :
+F = ma; W – k(st + x - m sin f t) = m x
Dengan mengingat bahwa W = kst, maka didapat :
m x + k x = km sin f t (19.31)
m m sin f t
ft
ft 0
T k st x m sin f t
Kesetimbangan x
ma mx
Gambar 19.8.
Perlu dicatat bahwa persamaan (19.30) dan (19.31) memilki bentuk yang sama
dan penyelesaian persamaan pertama akan juga menyelesaikan persamaan kedua jika
Pm = km. Persamaan differensial seperti persamaan (19.30) dan (19.31) memiliki suku
sisi kanan bukan nol, dan disebut dengan non-homogen. Penyelesaian umumnya didapat
Dari persamaan (19.4) dimana k/m = n2, dimana n adalah frekuensi putar natural
sistem, maka :
Pm / k
xm
1 f / n
2
(19.33)
Persamaan homogen yang bersesuaian dengan persamaan (19.30) atau (19.31) adalah
persamaan (19.2) yang mendefinisikan getaran bebas suatu benda. Penyelesaian
umumnya disebut dengan fungsi komplementer, dapat ditemukan pada sub bab 19.2 :
xcomp = C1 sin nt + C2 cos nt (19.34)
Dengan menambahkan penyelesaian khusus (19.32) ke persamaan komplementer
(19.34), kita akan memperoleh penyelesaian umum dari persamaan (19.30) dan (19.31) :
x = C1 sin nt + C2 cos nt + xm sin f t (19.35)
Perlu diingat bahwa getaran yang terjadi terdiri dari 2 buah getaran superposisi.
Dua suku pertama dalam persamaan (19.35) menggambarkan getaran bebas sistem.
Frekuensi getaran ini adalah frekuensi natural sistem yang hanya tergantung pada
konstanta pegas k dan massa benda m, sedangkan konstanta C1 dan C2 dapat diturunkan
dari kondisi awalnya (kondisi inisial). Getaran bebas ini juga disebut dengan getaran
transien, karena dalam aplikasinya getaran ini akan segera diredam oleh gaya gesek (sub
bab 19.9).
Suku terakhir pada persamaan (19.35) menggambarkan kondisi stedi getaran
yang dihasilkan yang disebabkan dan dijaga oleh gaya luar atau gerakan penyangga.
Frekuensinya adalah frekuensi paksa yang dihasilkan oleh gaya luar atau gerakan
penyangga tersebut dan amplitudo xm didefinisikan oleh persamaan (19.33) atau (19.33’),
tergantung pada rasio frekuensi f /n. Rasio dari amplitudo xm getaran kondisi stedi
terhadap defleksi statis Pm/k yang disebabkan oleh gaya P m, atau terhadap amplitudo m
dari gerakan penyangga disebut faktor pembesaran. Dari persamaan (19.33) dan (19.33’)
didapat :
xm x 1
m
Pm / k m 1 f / n 2
Faktor pembesaran = (19.36)
Faktor pembesaran digambarkan dalam bentuk grafik pada Gambar 19.9 terhadap sumbu
rasio frekuensi f /n sebagai berikut .
xm 4
Pm / k 3
atau
2
xm
f
m 1
1 2 3 n
0
-1
-2
-3
Gambar 19.9.
Terlihat bahwa jika f = n maka amplitudo getaran paksa menjadi tak terhingga.
Gaya luar atau gerakan penyangga berada pada kondisi resonansi dalam sistem getaran
tersebut. Secara aktual, amplitudo getaran tetap terhingga karena gaya redaman /
damping force (sub bab 19.9), bagaimanapun situasi tersebut harus dihindari dan
frekuensi paksa tidak boleh dipilih terlalu dekat dengan frekuensi naturalnya. Terlihat pula
untuk f < n maka koefisien sin f t pada persamaan (19.35) berharga positif, sedangkan
untuk f > n maka koefisien sin f t berharga negatif. Pada kondisi pertama, getaran
paksa disebut in phase (se-phase) dengan gaya luar atau gerakan penyanga, sedangkan
pada kondisi kedua, hal ini 180 o out of phase (berbeda phase 180o).
Pada akhirnya kita dapat mengamati bahwa kecepatan dan percepatan getaran
kondisi stedi dapat diperoleh dengan mendefferensikan suku terakhir persamaan (19.35)
sebanyak 2 kali terhadap t. Harga maksimumnya tampil dalam bentuk yang serupa
dengan persamaan (19.15) di sub bab 19.2 kecuali bahwa rumusan tersebut melibatkan
amplitudo dan frekuensi putar getaran paksa, yaitu :
vm = xm f am = xm f 2 (19.37)
PENYELESAIAN :
a. Kecepatan resonansi.
Kecepatan resonansi sama dengan frekuensi putar natural n (dalam rpm) dari
getaran bebas motor. Massa motor dan konstanta pegas adalah :
m = 150 kg
k = 4 (135 kN/m) = 540 kN/m
k 540000 N / m
n = 60 rad/det = 573 rpm
m 150 kg
Kecepatan resonansi = 573 rpm
b. Amplitudo getaran pada 1200 rpm.
Kecepatan sudut motor dan massa yang tidak seimbang adalah :
= 1200 rpm = 125,7 rpm
m = 30 gram = 0,030 kg
Besar gaya sentrifugal terhadap ketidak seimbangan rotor adalah :
Pm = man = mr2 = (0,030 kg)(0,150 m)(125,7 rad/det)2 = 71,1 N
Defleksi statis yang disebabkan beban konstan Pm :
Pm 71,1 N
= 132 m
k 540 kN / m
Frekuensi gaya putar f dari gerakan adalah kecepatan sudut motor :
f = = 125,7 rad/det
Substitusi nilai Pm/k, f dan n ke persamaan (4) didapat :
Pm / k 132
xm = -39 m
1 f / n 1 125,7 / 60
2 2
xm = 39 m (melebihi fase)
Catatan : Selama f > n maka getarannya 180o out of phase dengan gaya sentrifugal
akibat ketidakseimbangan rotor. Contoh, jika massa yang tidak seimbang secara
langsung berada di bawah sumbu rotasi maka posisi motor adalah xm = 39 m di atas
posisi seimbang.
f t
m
Pm sin f t
Pm
RINGKASAN
UNTUK BELAJAR MANDIRI
SOAL – SOAL
P Pm sinf t
19.98. Balok 30 kg dipasang pada pegas dengan konstanta
k = 15 kN/m yang dapat bergerak tanpa gesekan dalam slot
30 kg vertikal sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.
15 kN/m
Sistem ini bekerja akibat gaya periodik P Pm sin f t
19.99. Sebuah slot 4 kg dapat bergeser tanpa gesekan pada batang horisontal dan
dipasang pada pegas dengan konstanta 450 N/m. Sistem ini digerakkan oleh gaya
periodik P Pm sin f t dengan Pm = 13 N. Tentukan amplitudo gerakan slot jika (a)
GETARAN TEREDAM
*19.8. GETARAN BEBAS TEREDAM
Sistem getaran yang dipelajari pada bagian pertama bab ini diasumsikan tanpa
redaman. Sebenarnya semua getaran mengalami beberapa derajat redaman akibat gaya-
gaya gesek. Gaya-gaya ini dapat disebabkan oleh gesekan kering, atau gesekan
Coulomb, antara benda-benda kaku; oleh gesekan fluida jika benda kaku bergerak di
dalam fluida, atau oleh gesekan internal antara molekul-molekul benda elastis.
Satu tipe redaman khusus adalah viscous damping yang disebabkan oleh
gesekan fluida pada kecepatan rendah dan medium. Redaman viskos dicirikan oleh
kenyataan bahwa gaya gesek berbanding lurus dan berlawanan arah dengan kecepatan
gerak benda. Sebagai contoh, perhatikan sebuah benda bermassa m tergantung pada
pegas dengan konstanta k, diasumsikan bahwa benda terpasang pada plunyer dashpot
(gambar 19.10). Besar gaya gesek yang bekerja pada plunyer akibat fluida yang
melingkupinya sama dengan cx , dimana konstanta c dinyatakan dalam N.s/m atau lb.s/ft
dan disebut koefisien viscous damping, yang nilainya dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik
fluida dan konstruksi dashpot.
T k st x
x
Kesetimbangan
ma mx
cx
Gambar 19.10.
2
c c k
19-40)
2m 2m m
Didefinisikan koefisien redaman kritis cc sebagai nilai yang menyebabkan suku di bawah
akar pada persamaan 19-40) sama dengan nol, yaitu :
2
cc k k
0 c c 2m 2m n 19-41)
2m m m
dimana n adalah frekuensi putar natural dari sistem tanpa redaman. Kita dapat memilah
3 jenis kasus redaman berdasarkan nilai koefisien c yaitu :
1. Heavy damping : c > cc; Akar persamaan karakteristik 19-39) 1 dan 2 adalah nyata
dan berbeda. Penyelesaian umum dari persamaan diferensial 19-38) adalah :
x C1e 1 t C2 e 2 t 19-42)
Penyelesaian ini berhubungan dengan gerakan tanpa getaran. Pada saat 1 dan 2
bernilai negatif kedua-duanya, x mendekati nol pada saat t meningkat tak terhingga.
Bagaimanapun pada kenyataannya sistem akan mencapai posisi keseimbangannya
setelah beberapa waktu tertentu.
2. Critical damping : c = cc; Persamaan karakteristik 19-39) memiliki akar ganda bernilai
= - cc / 2m. Penyelesaian umum untuk persamaan diferensial 19-38) adalah :
x (C1 C2 t )e n t 19-43)
Gerakan yang terjadi juga tanpa getaran. Sistem teredam kritis merupakan satu
bahasan khusus dalam rekayasa teknik untuk mendapatkan kondisi dimana sistem
dapat mencapai posisi keseimbangannya dalam waktu sesingkat mungkin tanpa
mengalami osilasi.
3. Light damping : c < cc; Akar-akar persamaan 19-39) merupakan bilangan kompleks
sekawan (conjugate complex). Penyelesaian umum untuk persamaan diferensial 19-
38) berbentuk :
x e ( c / 2 m) t (C1 sin d t C2 cos d t ) 19-44)
2
c
d n 1 19-45)
cc
Dalam hal ini konstanta c/cc dinamakan faktor damping. Meskipun gerakan yang
terjadi pada kenyataannya tidak bolak-balik sendiri, konstanta d umumnya dianggap
sebagai frekuensi putar getaran teredam. Dengan menggunakan metode substitusi
yang sama dengan sub bab 19.2 akan diperoleh penyelesaian umum persamaan 19-
38) dalam bentuk :
x xo e ( c / 2 m) t sin( d t ) 19-46)
Gerakan yang didefinisikan oleh persamaan 19-46) adalah getaran dengan amplitudo
yang melemah (gambar 19.11) dan interval waktu d = 2 / d memisahkan dua titik
yang berurutan dimana kurva yang didefinisikan oleh persamaan 19-46) menyinggung
satu dari kurva pembatas sebagaimana tampak pada gambar 19.11, biasanya disebut
sebagai periode getaran teredam. Mengacu pada persamaan 19-45) terlihat bahwa d
< n sehingga d lebih besar dari periode getaran n dari sistem getaran tanpa
redaman yang bersesuaian.
x
x0
d
2cm t
x0 e
x1 x2
x3
x4
0
t1 t2 t3 t4 t
-x0
Gambar 19.11.
Foto 19.2. Suspensi mobil sebagaimana tampak pada gambar secara esensial terdiri atas sebuah
pegas dan sebuah shock absorber yang akan menyebabkan bodi mobil mengalami
getaran paksa teredam saat mobil dijalankan melalui jalanan tidak rata.
Jika sistem yang ditinjau pada sub bab sebelumnya dikenai gaya periodik P
dengan nilai P = Pm sin f t, persamaan gerak menjadi
mx cx kx Pm sin f t 19-47)
c f xm Pm sin 19-49)
(k m 2f ) xm Pm cos 19-50)
Kuadratkan kedua sisi persamaan 19-49) dan 19-50) kemudian dijumlah, diperoleh
[(k m 2f ) 2 (c f ) 2 ]xm2 Pm2 19-51)
Dengan menyelesaikan persamaan 19-51) untuk xm dan membagi persamaan 19-49) dan
19-50) persuku akan diperoleh berturut-turut,
Pm c f
xm tan 19-52)
(k m 2f ) 2 (c f ) 2 k m 2f
2(c / cc )( f / n )
tan 19-54)
1 ( f / n ) 2
menentukan amplitudo getaran steady state yang dihasilkan oleh gaya dengan besaran P
= Pm sin f t atau akibat pergerakan landasan = m sin f t. Persamaan 19-54)
mendefinisikan sudut beda fase antara gaya paksa atau pergerakan landasan dengan
getaran steady state sistem teredam yang dihasilkan. Faktor pembesaran digambarkan
dalam grafik 19.12 untuk berbagai variasi nilai koefisien damping. Dapat dilihat bahwa
amplitudo getaran paksa dapat dijaga tetap kecil dengan memilih koefisien damper viskos
yang besar atau dengan memberikan perbedaan nilai yang besar untuk frekuensi natural
dan frekuensi getaran paksa.
Gambar 19.12.