Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

GETARAN MEKANIS
TENTANG
GETARAN PAKSA

OLEH:
DEDI HERMANSYAH
NIM : 2010003423912

DOSEN PENGAMPU:
Ir. MUKHNIZAR, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS EKASAKTI
2022/2023
GETARAN PAKSA

Satu bentuk getaran yang sangat penting jika dipandang dari sisi penerapan di bidang
teknik adalah Getaran Paksa dari suatu sistem. Getaran ini terjadi jika suatu sistem dikenai gaya
periodik atau jika sistem tersebut dihubungkan secara elastis dengan penyangga yang memiliki
gerakan bolak-balik. Getaran paksa merupakan getaran yang terjadi apabila sistem berosilasi
akibat stimulus berupa gaya eksitasi dari luar sistem. Bila gaya eksitasimerupakan gaya
harmonik yang berosilasi dengan suatu frekuensi tertentu, maka sistem akan bergetar pula pada
frekuensi tersebut. Akan tetapi, jika frekuensi gaya eksitasi sama dengan salah satu frekuensi
natural sistem, maka akan terjadi getaran yang besar pada sistem dan keadaan ini sangat tak
diinginkan karena dapat menyebabkan kerusakan atau pun kegagalan pada sistem
Sebuah sistem dapat bergetar dengan sejumlah pola getaran tertentu (modus
getar).Jumlah modus getar ini bergantung kepada jumlah derajat kebebasan sistem. Suatu sistem
getaran dapat diidealisasikan dengan satu, dua, atau sejumlah N derajat kebebasan.

Gambar 1: Sebuah seismograf yang bekerja dengan cara mengukur besaran energi listrik
yang diperlukan untuk menjaga posisi massa agar tetap di tengah kotak pada
saat terjadi getaran tanah yang kuat.
Perhatikan satu kasus dimana sebuah benda dengan massa m digantung pada sebuah
pegas dan dikenai gaya periodik P yang besarnya P = Pm sin ❑f t , dimana ❑f adalah frekuensi
putar dari P dan disebut dengan frekuensi putar paksa dari gerakan tersebut. Gaya ini mungkin
berupa gaya luar aktual yang diaplikasikan terhadap benda, atau mungkin berupa gaya
sentrifugal yang diakibatkan oleh gerak rotasi dari bagian benda yang tidak seimbang.
Gambar 2
Dengan menotasikan x sebagai perpindahan benda yang diukur dari posisi seimbang,
maka persamaan geraknya dapat dituliskan sebagai berkut :
+F = ma; Pm sin ❑f t + W – k(❑st + x ) = m ẍ
Dengan mengingat bahwa W = k❑st , maka :
m ẍ + k x = Pm sin ❑f t (19.30)
Selanjutnya kita perhatikan satu kasus dimana sebuah benda dengan massa m digantung
pada sebuah pegas yang diletakkan disebuah rangka yang bergerak dimana perpindahan  sama
dengan ❑m sin ❑f t . Pengukuran perpindahan x benda tersebut dari posisi keseimbangan statis
dimana ❑f t = 0, didapat perpanjangan total pegas pada waktu t adalah sebesar st + x - ❑m sin
❑f t . Persamaan geraknya menjadi :
+F = ma; W – k(❑st + x - ❑m sin ❑f t ) = m ẍ
Dengan mengingat bahwa W = kst, maka didapat :
m ẍ + k x = k❑m sin ❑f t (19.31)

Gambar 3
Perlu dicatat bahwa persamaan (19.30) dan (19.31) memilki bentuk yang sama dan
penyelesaian persamaan pertama akan juga menyelesaikan persamaan kedua jika Pm = k❑m.
Persamaan differensial seperti persamaan (19.30) dan (19.31) memiliki suku sisi kanan bukan
nol, dan disebut dengan non-homogen. Penyelesaian umumnya didapat dengan menambahkan
penyelesaian khusus dari persamaan tersebut ke dalam penyelesaian umum dari persamaan
homogen yang bersesuaian (dimana suku sisi kanan sama dengan nol). Penyelesaian khusus
(partikular) dari persamaan (19.30) dan (19.31) dapat diperoleh dengan mencoba penyelesaian
berbentuk :
x part = x m sin ❑f t (19.32)
Substitusikan x part untuk x ke persamaan (19.30) akan diperoleh :
-m❑f 2 x m sin ❑f t + k x m sin ❑f t = Pm sin ❑f t
Yang dapat diselesaikan, untuk amplitudo :
Pm
xm 2
k −❑f
Dari persamaan (19.4) dimana k/m = ❑n2, dimana ❑n adalah frekuensi putar natural
sistem, maka :
Pm /k
xm 2
1− (❑f /❑n )
(19.33)
Substitusi persamaan (19.32) ke dalam persamaan (19.31) akan didapat penyelesaian
yang sejenis :
❑m
xm
1− (❑f /❑n )2
(19.33’)
Persamaan homogen yang bersesuaian dengan persamaan (19.30) atau (19.31) adalah
persamaan (19.2) yang mendefinisikan getaran bebas suatu benda. Penyelesaian umumnya
disebut dengan fungsi komplementer, dapat ditemukan pada sub bab 19.2 :
x part = C 1 sin ❑n t + C 2 cos ❑n t (19.34)
Dengan menambahkan penyelesaian khusus (19.32) ke persamaan komplementer (19.34),
kita akan memperoleh penyelesaian umum dari persamaan (19.30) dan (19.31) :
x = C 1 sin ❑n t + C 2 cos ❑n t + xm sin ❑f t (19.35)
Perlu diingat bahwa getaran yang terjadi terdiri dari 2 buah getaran superposisi. Dua suku
pertama dalam persamaan (19.35) menggambarkan getaran bebas sistem. Frekuensi getaran ini
adalah frekuensi natural sistem yang hanya tergantung pada konstanta pegas k dan massa benda
m, sedangkan konstanta C 1 dan C 2 dapat diturunkan dari kondisi awalnya (kondisi inisial).
Getaran bebas ini juga disebut dengan getaran transien, karena dalam aplikasinya getaran ini
akan segera diredam oleh gaya gesek.
Suku terakhir pada persamaan (19.35) menggambarkan kondisi stedi getaran yang
dihasilkan yang disebabkan dan dijaga oleh gaya luar atau gerakan penyangga. Frekuensinya
adalah frekuensi paksa yang dihasilkan oleh gaya luar atau gerakan penyangga tersebut dan
amplitudo xm didefinisikan oleh persamaan (19.33) atau (19.33’), tergantung pada rasio
frekuensi ❑f /❑n . Rasio dari amplitudo xm getaran kondisi stedi terhadap defleksi statis Pm /k
yang disebabkan oleh gaya Pm, atau terhadap amplitudo ❑m dari gerakan penyangga disebut
faktor pembesaran. Dari persamaan (19.33) dan (19.33’) didapat :
xm x 1
Faktor pembesaran = = m= (19.36)
P m/ k ❑ m 1−(❑f /❑n )2
Faktor pembesaran digambarkan dalam bentuk grafik pada Gambar 19.9 terhadap sumbu
rasio frekuensi ❑f /❑n sebagai berikut .

Gambar 4
Terlihat bahwa jika ❑f = ❑n maka amplitudo getaran paksa menjadi tak terhingga. Gaya
luar atau gerakan penyangga berada pada kondisi resonansi dalam sistem getaran tersebut.
Secara aktual, amplitudo getaran tetap terhingga karena gaya redaman / damping force (sub bab
19.9), bagaimanapun situasi tersebut harus dihindari dan frekuensi paksa tidak boleh dipilih
terlalu dekat dengan frekuensi naturalnya. Terlihat pula untuk ❑f <❑n maka koefisien sin ❑f t
pada persamaan (19.35) berharga positif, sedangkan untuk ❑f >❑n maka koefisien sin ❑f t
berharga negatif. Pada kondisi pertama, getaran paksa disebut in phase (se-phase) dengan gaya
luar atau gerakan penyanga, sedangkan pada kondisi kedua, hal ini 180o out of phase (berbeda
phase 180o ).
Pada akhirnya kita dapat mengamati bahwa kecepatan dan percepatan getaran kondisi
stedi dapat diperoleh dengan mendefferensikan suku terakhir persamaan (19.35) sebanyak 2 kali
terhadap t. Harga maksimumnya tampil dalam bentuk yang serupa dengan persamaan (19.15) di
sub bab 19.2 kecuali bahwa rumusan tersebut melibatkan amplitudo dan frekuensi putar getaran
paksa, yaitu :
2
V m =xm ❑f am=x m ❑f (19.37)

CONTOH SOAL
1. Sebuah motor dengan massa 150 kg disangga oleh 4 pegas yang masing-masing memiliki
konstanta 135 kN/m. Ketidak seimbangan rotor adalah ekuivalen terhadap massa 30 gram
yang diletakkan sejauh 150 mm dari sumbu rotasi. Jika diketahui bahwa motor cenderung
bergerak vertikal, tentukan :
a. kecepatan dalam rpm dimana resonansi terjadi
b. amplitudo getaran motor pada kecepatan 1200 rpm.

2. Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 44.5 N dan pegas kekakuan k = 3504 N/m,
dipengaruhi redaman liat (viscous damped) sehingga dua amplitudo puncak secara
berurutan adalah 1.00 sampai 0.85. Hitunglah:

a. Frekuensi natural dari sistem tak teredam

b. Pengurangan logaritmis (logarithmic decrement)

c. rasio redaman (damping ratio)

d. koefisien redaman

e. frekuensi natural teredam


PENYELESAIAN :
1.a Kecepatan resonansi.
Kecepatan resonansi sama dengan frekuensi putar natural ❑n (dalam rpm) dari
getaran bebas motor. Massa motor dan konstanta pegas adalah :
m = 150 kg
k = 4 (135 kN/m) = 540 kN/m

❑n=
√ √ k
n
=
540000 N /m =60 rad/det = 573rpm
150 kg
Kecepatan resonansi = 573 rpm
1.b Amplitudo getaran pada 1200 rpm.
Kecepatan sudut motor dan massa yang tidak seimbang adalah :
 = 1200 rpm = 125,7 rpm
m = 30 gram = 0,030 kg
Besar gaya sentrifugal terhadap ketidak seimbangan rotor adalah :
Pm = ma n = mr 2 = ( 0,030 kg )( 0,150 m ) (125,7 rad / det )2 = 71,1 N
Defleksi statis yang disebabkan beban konstan Pm :
Pm 71,1 N
= = 132 m
k 540 kN / m
Frekuensi gaya putar ❑f dari gerakan adalah kecepatan sudut motor :
❑f = = 125,7 rad/det

Substitusi nilai Pm/k, ❑f dan ❑n ke persamaan (4) didapat :


Pm /k 132
x m= 2
= = -39 m
1−( ❑f /❑n ) 1−( 125,7/60 )2
x m = 39 m (melebihi fase)

Anda mungkin juga menyukai