Anda di halaman 1dari 5

ALDRETE SCORE

Perawatan pasca operasi atau manajemen setelah operasi dimulai segera setelah
prosedur berakhir dan sampai pasien telah kembali ke keadaan fisiologis sebelum operasi.
Pasien harus dipantau kesadaran dan respirasi sampai keadaan normal dapat mengurangi
jumlah kematian atau cidera setelah pembedahan.

Pemulihan pasien pasca bedah dibagi menjadi tiga fase:

a. Fase I (Pemulihan dini) : Pasien memasuki fase I segera setelah operasi dimana terjadi di
unit perawatan kritis, dimana pasien akan tinggal sampai mereka memiliki pernapasan,
tingkat kesadaran, tekanan darah, dan aktivitas yang cukup pulih
b. Fase II (Pemulihan menengah): Unit dimana pasien diberi makanan dan minuman dan
dipersiapkan untuk pulang
c. Fase III ( Pemulihan Lambat): Pemulihan berlangsung dirumah dan merupakan pasien
yang sepenuhnya telah pulih dari prosedur bedah. Proses ini bisa memakan waktu hingga
enam minggu.
 Pengertian
Sistem penilaian Aldrete adalah pengukuran pemulihan pasien setelah anestesi yang
mencakup pengukuran kesadaran, aktivitas, pernapasan, dan tekanan darah pasien.
 Tujuan
Sistem penilaian Aldrete digunakan sebagai kriteria untuk penilaian yang aman bagi pasien
dari Fase I ke Fase II perawatan pasca-anestesi.
 Prosedur Monitoring Pasca Anastesi
1. Catat waktu masuk ruang pulih dalam lembar pemantauan anastesi
2. Lakukan pencatatan data kesadaran, TD, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan skor nyeri
3. Lakukan penilaian Aldrete Score yang meliputi tingkat kesadaran, aktivitas,
pernapasan, dan tekanan darah pasien. Skor 0-2 diberikan untuk masing-masing dari
lima kategori tersebut, untuk skor maksimum 10, dimana dianggap cukup pulih jika total
skor lebih dari 8 untuk pindah dari Fase I ke Fase II. Penilaian dilakukan segera setelah
pasien masuk di ruang pemulihan dan selanjutnya 5 menit sampai skor lebih dari 8.
Lama tinggal di ruang pulih tergantung dari teknik anestesi yang digunakan
4. Bila ditemukan penyulit (menggigil, mual atau muntah, hipotensi, kesakitam) selama di
ruang pemulihan melapor dan catat terapi yang diberikan dalam lembar pemantauan
anastesi
5. Catat waktu pemindahan dari ruang pulih dalam lembar pemantauan anastesi

Kriteria Nilai Poin


Oksigenasi
SpO2 >92% di ruangan 2
SpO2 >90% dengan bantuan oksigen 1
SpO2 <90% dengan bantuan oksigen 0
Pernafasan
Dapat bernafas dalam dan batuk 2
Dangkal namun pertukaran udara adekuat 1
Apnea 0
Sirkulasi
TD ±20 mmHgdari normal 2
TD ±20-50 mmHg dari normal 1
TD lebih dari ±50 mmHg dari normal 0
Kesadaran
Sepenuhnya sadar 2
Bangun namun cepat kembali tidur 1
Tidak berespon 0
Aktivitas
Seluruh ekstremitas dapat digerakkan 2
Dua ekstremitas dapat digerakkan 1
Tidak dapat bergerak 0
Tujuan perawatan pasca anestesia yaitu untuk memulihkan kesehatan fisiologi dan
psikologi antara lain:

1. Mempertahankan jalan napas, dengan mengatur posisi, memasang sunction dan


pemasangan mayo/gudel.
2. Mempertahankan ventilasi/oksigenasi, dengan pemberiam bantuan napas melalui
ventilator mekanik atau nasal kanul.
3. Mempertahankan sirkulasi darah, dapat dilakukan dengan pemberian cairan plasma
ekspander.
4. Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase Keadaan umum dari pasien
harus diobservasi untuk mengetahui keadaan pasien, seperti kesadaran. Vomitus atau
muntahan mungkin saja terjadi akibat pengaruh anestesia sehingga perlu dipantau
kondisi vomitusnya. Selain itu drainase sangat penting untuk dilakukan observasi terkait
dengan kondisi perdarahan yang dialami pasien.
5. Balance cairan Harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output cairan. Cairan
harus balance untuk mencegah komplikasi lanjutan, seperti dehidrasi akibat perdarahan
atau justru kelebihan cairan yang mengakibatkan menjadi beban bagi jantung dan juga
mungkin terkait dengan fungsi eleminasi pasien.
6. Mempertahankan kenyamanan dan mencegah resiko injuri Pasien post anestesi
biasanya akan mengalami kecemasan, disorientasi dan beresiko besar untuk jatuh.
Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman dan pasang side railnya. Nyeri
biasanya sangat dirasakan pasien, diperlukan intervensi keperawatan yang tepat juga
kolaborasi dengan medis terkait dengan agen pemblok nyerinya.
Judul Jurnal: Aldrete Discharge Scoring: Appropriate for Post Anesthesia Phase I
Discharge?

Tujuan:

Untuk menilai efektifitas penilaian skor Aldrete sesuai untuk digunakan sebagai kriteria
pemindahan untuk pasien pasca bedah dari fase I ke fase II di RS di Netherland.

Metode:

Data dikumpulkan untuk mengukur masa tinggal pasien dalam fase I perawatan pasca-
anestesi dan mengukur waktu yang dibutuhkan pasien dalam mencapai skor 8-10 dengan
alat sistem penilaian Aldrete. Sebuah tinjauan data mengungkapkan bahwa waktu rata-rata
untuk pasien pasca bedah untuk mencapai skor minimal 8 dengan sistem penilaian Aldrete
adalah 8 menit, sementara waktu rata-rata yang dihabiskan pasien yang sama dalam Fase
I perawatan pasca-anestesi adalah 72 menit.

Analisa data dasar menunjukkan bahwa sebagian besar perawat tidak menggunakan
alat penilaian Aldrete bahkan tidak tahu skor aldrete sebagai komponen utama dari kriteria
dalam pemindahan pasien pada fase I ke fase II. Data dikumpulkan dengan surevei 9
pertanyaan. Perawat yang bekerja di PACU diminta untuk menyelesaikan survey dengan 9
pertanyaan yang menilai pemahaman mereka tentang skor aldrete, TTV, nyeri,
mual/muntah. Delapan pertanyaan dibuat dengan skala likert dengan kategori: Tidak
pernah, Hampir Tidak pernah, Kadang-kadang / Kadang-kadang, Hampir Setiap Waktu,
atau Setiap Waktu. Setiap opsi diberi nilai poin dari 1-5, dengan Jangan pernah menerima
1 poin dan naikkan skala ke Setiap Waktu menerima nilai 5. Setelah itu diadakan seminar
pendidikan untuk perawat PACU, karena survei mengungkapkan kurangnya pengetahuan
tentang protokol pemindahan pasien dan kurangnya pemahaman tentang langkah-langkah
dan tujuan dari Skor Aldrete.

Hasil:

Data pasca intervensi dikumpulkan sekali lagi untuk meninjau waktu untuk skor Aldrete 8-
10, dan jumlah waktu yang dihabiskan dalam fase I pemulihan, untuk pasien dewasa.
Waktu rata-rata untuk skor Aldrete 8-10 untuk kelompok pasca-intervensi ini adalah 7
menit, sedangkan waktu rata-rata dalam Fase I adalah 54 menit.

Kesimpulan:
Alat skor Aldrete dapat dipertimbangkan sebagai penilaian kriteria pemidahan pasien dari
fase I ke fase Ii namun memiliki kekurangan yaitu tidak menilai Tingkat nyeri dan mual /
muntah pada pasienke. Tingkat nyeri pasien harus dinilai karena itu merupakan indikator
penting dalam fase perpindahan pasien. Selain itut ingkat nyeri dan mual / muntah pasien
harus dipertimbangkan sebelum mengirim pasien pasca bedah ke rumah untuk
memulihkan sesak nafas, dangkal atau pernapasan terbatas.

Anda mungkin juga menyukai