Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PASCA OPERASI

PEMANTAUAN PASIEN PASCA OPERASI


DISAMPAIKAN PADA DIKLAT KEPERAWATAN PERIOPERATIF

MUHALI
ANESTHETIST & PERFUSIONIST NURSE

INSTALASI ANESTESI RSSA MALANG


2022
PENDAHULUAN

• Sebagian kecil pasien pasca operasi mengalami komplikasi


• Angka tertinggi morbiditas & mortalitas terjadi pada periode pasca operasi
• Kebanyakan komplikasi terjadi 1-3 hari pascaoperasi
• Konsensus nasional (SNARS) pelayanan dilakukan oleh staff ahli dalam area
yang memiliki fasilitas yg tepat untuk mengatasi setiap masalah
• Penempatan pasien harus dengan brankar yg bisa diturunkan / dinaikkan bagian
kepala
TRANSFER PASIEN DARI OK KE RUANG PEMULIHAN
• Pemantauan pasca anestesi di RR diawali dengan pasien di tranfer dari dalam kamar operasi
• Handover dilakukan oleh tim OK (Perawat Anestesi, Perawat Bedah, Dokter) dengan petugas RR
• Hal-hal yg dioperkan antara lain berisi : - Kondisi awal pasien
- Jenis pembiusan
- Kondisi pembedahan
- Penyulit / kejadian yg tidak diinginkan jika ada
- Tindakan yang sudah dilakukan
- Hasil operasi, Bahan PA, Kultur jaringan, dll
• Lakukan dokumentasi handover pada catatan rekam medik yg sudah ada (lembar tranfer pasien)
LEMBAR TRANSFER PASIEN OPERASI
RISIKO PASCA ANESTESI
• KELOMPOK 1 : Pasien yg memiliki risiko tinggi gagal nafas & goncangan
kardiovaskular pasca anestesi, dan langsung di rawat rawat intensif
tanpa di RR terlebih dahulu.

• KELOMPOK 2 : Sebagian besar pasien pasca anestesi masuk kategori ini.

• KELOMPOK 3 : Pasien y menjalani operasi kecil, singkat dan rawat jalan, pasien
kelompok ini bukan hanya fungsi respirasinya adekuat, tetapi harus
bebas kantuk, nyeri, dan elemahan otot, shg pasien bisa pulang.
TUJUAN PEMANTAUAN PASCAOPERASI

• Mencegah terjadinya komplikasi pascaoperasi


• Menurunkan / menghilangkan angka morbiditas dan mortalitas pascaoperasi
• Mencegah prolong hospitalisasi
• Membantu pasien dalam mengurangi beban yang ditanggung, termasuk secara
finansial.
TUJUAN PERAWATAN DI RUANG PEMULIHAN

• Memantau secara kontinyu dan mengobati secara cepat dan tepat masalah
respirasi dan sirkulasi
• Mempertahankan kestabilan sistem respirasi dan sirkulasi
• Memantau perdarahan luka operasi
• Mengatasi / mengobati masalah nyeri pasca operasi
PASIEN YANG TIDAK PERLU DIRAWAT DI RR

1. Pasien dengan anelgesia lokal yg kondisinya normal

2. Pasien dengan risiko tinggi tertular infeksi sedangkan ruang pulih tidak ada
ruang isolasi

3. Pasien yang memerlukan terapi intensif (langsung dirawat di ICU)


HAL YANG PERLU DIPANTAU SAAT BERADA DI RR
1. Kesadaran
2. Respirasi
3. Sirkulasi
4. Fungsi ginjal
5. Fungsi saluran cerna : PONV, waspada aspirasi
6. Aktivitas motorik
7. Suhu tubuh
8. Masalah nyeri
9. Posisi pasien
FASILITAS UNIT PEMULIHAN
1. Suplai oksigen beserta sirkuit yg tepat untuk menyuplainya
2. Mesin suction
3. Alat pemantaun ekg
4. Oksimeter denyut
5. Pemantauan tekanan darah non-invasif
6. Peralatan tambahan : - Peralatan jalan nafas : NPA, OPA, ETT, peralatan intubasi,
peralatan krikotirodotomi
- Peralatan bernafas : NC, NRBM, BVM, ventilator mekanik, alat
drainage dada.
- Peralatan sirkulasi : defebrilator, dan alat untuk resusitasi lainnya
- Obat-obatan, termasuk obat emergensi
PEMINDAHAN PASIEN

• Sudah memenuhi kriteria pemindahan pasien yang sesuai


• Sudah mendapatkan persetujuan dari dokter anestesi
• Sudah melengkapi semua dokumen rekam medik sebelum pasien keluar RR
• Memberitahu keluarga apabila pasien akan dipindah kan
ALDRETE SCORE
Penilaian Tanda Penilaian Nilai
Aktivitas Bergerak 4 extremitas atas perintah 2
Bergerak 2 extremitas atas perintah/volunter 1
Tak mampu bergerak 0 Catatan :
Respirasi Nafas dalam dan batuk 2
▪ Pasien boleh pindah ke ruangan
jika hasil penilaian ≥8
Dispneu / usaha nafas terbatas 1
Apneu 0
▪ Digunakan untuk general anestesi
Sirkulasi TD +/- 20 preanestesi 2 dewasa.
20-50 pre anestesi 1
50 pre anestesi 0
Kesadaran Sadar penuh 2
Bangun jika dipanggil 1
Tidak ada respon 0
Warna kulit Kemerahan 2
Pucat / kuning 1
Sianosis 0
STEWARD SCORE

Penilaian Tanda Penilaian Nilai


Catatan :
Kesadaran Bangun 2
▪ Pasien boleh pindah ke ruangan
Respon terhadap rangsang 1 jika hasil penilaian ≥5
Tidak ada respon 0
Respirasi Batuk atau nangis 2 ▪ Digunakan untuk general anestesi
Pertahankan jalan nafas 1 pasien pediatrik.
Perlu bantuan nafas 0
Motorik Gerak bertujuan 2
Gerak tanpa tujuan 1
Tak bergerak 0
BROMAGE SCORE

Penilaian Tanda Penilaian Nilai


Aktivitas Gerakan penuh tungkai 0
Tidak mampu ekstensi tungkai 1
Tidak mampu fleksi tungkai 2
Tidak mampu fleksi pergelangan kaki 3

Catatan :
▪ Pasien boleh pindah ke ruangan jika hasil penilaian <2

▪ Digunakan untuk regional anestesi


CONTOH FORM MONITORING
PASCA ANESTESI
TIMBANG TERIMA (HANDOVER) PASIEN RUANG RAWAT
• Sama dengan handover saat masuk ruang pemulihan
• Dilakukan oleh Perawat RR dengan Perawat Ruangan
• Hal-hal yg dioperkan antara lain berisi : - Kondisi awal pasien
- Jenis pembiusan
- Kondisi pembedahan
- Penyulit / kejadian yg tidak diinginkan jika ada
- Tindakan yang sudah dilakukan
- Hasil operasi, Bahan PA, Kultur jaringan, dll
- Jaringan amputan langsung diberikan kepada petugas
IKF
- Instruksi pasca anestesi dari dokter anestesi
CONTOH FORMULIR
INSTRUKSI PASCA ANESTESI
DIAGNOSA KEPERAWATAN PASCA ANESTESI
(BERDASARKAN SDKI DPP PPNI)

1. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF (D.0001)


2. GANGGUAN PERTUKARAN GAS (D.0003)
3. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF (D.0005)
4. Resiko PERDARAHAN (D.0012)
5. PENURUNAN CURAH JANTUNG (D.0008)
6. HIPOTERMIA (D.0131)
7. NYERI AKUT (D.0077)
8. GANGGUAN RASA NYAMAN (D.0074)
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF (D.0001) (SDKI)
RENCANA AWAL KEPERAWATAN (SLKI & SIKI)

Tgl/ Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Ttd /


Jam Nama

Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan Latihan Batuk Efektif : (I.01006)
berhubungan dengan : keperawatan selama ........ jam Observasi :
o Fisiologis (mis spasme jalan napas, bersihan jalan napas meningkat Identifikasi kemampuan batuk
hipersekresi jalan napas, disfungsi dengan kriteria luaran : Monitor adanya retensi sputum
neuromuskuler, benda asing dalam jalan Bersihan Jalan Napas : Monitor tanda gejala infeksi saluran napas
(L.01001) Monitor input dan outpu cairan (mis. Jumlah dan karakteristik)
napas, adanya jalan napas buatan,
- Batuk efektif : meningkat Terapeutik :
sekresi yang tertahan, hiperplasia dinding - Mengi : menurun Atur posisi semi fowler atau fowler
jalan napas, proses infeksi, respon alergi, - Produksi sputum : menurun Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
efek agen farmakologis) - Frekuensi nafas : membaik Buang sekret pada tempat sputum
o Situasional ( mis merokok aktif, merokok - Pola nafas : membaik Edukasi :
pasif, terpajan polutan) - Wheezing : menurun Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
- Mekonium : menurun Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik.
Kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan mengulangi Tarik napas dalam hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian ekspektoran atau mukolitik, jika perlu

Manajemen jalan napas : (I.01011)


Observasi :
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Tgl/J Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan Ttd /
am Keperawatan Nama

Terapeutik :
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
Posisikan semi fowler atau fowler
Berikan minuman hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Berikan oksigen, jika perlu
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
Edukasi :
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

Pemantauan Respirasi : (I.01014)


Observasi :
Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
Monitor pola nafas
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi nafas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray thorak
Terapeutik :
Atur intervensi pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pematauan, jika perlu
SUMBER BACAAN

• Sally Keat, Etc. 2013. Anaesthesia on the move. A division of Hachette UK. 338 Euston Road, Lodon NW1 3BH.
• Gwinnutt, Carl. 2002. Anestesi Klinis. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Ratna F Sunarto, Chandra S. 2012. Buku Ajar Anestesiologi. Jakarta : Departemen Anestesiologi dan Intensive Care
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RS Cipto Mangunkusumo.
• Tim Pokja SDKI, (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Definisi Dan Indikator Diagnostik. Edisi Kesatu.
Jakarta : DPP PPNI Cetakan Kedua.
• Tim Pokja SIKI, (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi Kesatu.
Jakarta : DPP PPNI Cetakan Kedua.
• Tim Pokja SLKI, (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi
Kesatu. Jakarta : DPP PPNI Cetakan Kedua.

Anda mungkin juga menyukai