MUHALI
ANESTHETIST & PERFUSIONIST NURSE
• KELOMPOK 3 : Pasien y menjalani operasi kecil, singkat dan rawat jalan, pasien
kelompok ini bukan hanya fungsi respirasinya adekuat, tetapi harus
bebas kantuk, nyeri, dan elemahan otot, shg pasien bisa pulang.
TUJUAN PEMANTAUAN PASCAOPERASI
• Memantau secara kontinyu dan mengobati secara cepat dan tepat masalah
respirasi dan sirkulasi
• Mempertahankan kestabilan sistem respirasi dan sirkulasi
• Memantau perdarahan luka operasi
• Mengatasi / mengobati masalah nyeri pasca operasi
PASIEN YANG TIDAK PERLU DIRAWAT DI RR
2. Pasien dengan risiko tinggi tertular infeksi sedangkan ruang pulih tidak ada
ruang isolasi
Catatan :
▪ Pasien boleh pindah ke ruangan jika hasil penilaian <2
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan Latihan Batuk Efektif : (I.01006)
berhubungan dengan : keperawatan selama ........ jam Observasi :
o Fisiologis (mis spasme jalan napas, bersihan jalan napas meningkat Identifikasi kemampuan batuk
hipersekresi jalan napas, disfungsi dengan kriteria luaran : Monitor adanya retensi sputum
neuromuskuler, benda asing dalam jalan Bersihan Jalan Napas : Monitor tanda gejala infeksi saluran napas
(L.01001) Monitor input dan outpu cairan (mis. Jumlah dan karakteristik)
napas, adanya jalan napas buatan,
- Batuk efektif : meningkat Terapeutik :
sekresi yang tertahan, hiperplasia dinding - Mengi : menurun Atur posisi semi fowler atau fowler
jalan napas, proses infeksi, respon alergi, - Produksi sputum : menurun Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
efek agen farmakologis) - Frekuensi nafas : membaik Buang sekret pada tempat sputum
o Situasional ( mis merokok aktif, merokok - Pola nafas : membaik Edukasi :
pasif, terpajan polutan) - Wheezing : menurun Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
- Mekonium : menurun Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik.
Kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan mengulangi Tarik napas dalam hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian ekspektoran atau mukolitik, jika perlu
Terapeutik :
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
Posisikan semi fowler atau fowler
Berikan minuman hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Berikan oksigen, jika perlu
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
Edukasi :
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
• Sally Keat, Etc. 2013. Anaesthesia on the move. A division of Hachette UK. 338 Euston Road, Lodon NW1 3BH.
• Gwinnutt, Carl. 2002. Anestesi Klinis. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Ratna F Sunarto, Chandra S. 2012. Buku Ajar Anestesiologi. Jakarta : Departemen Anestesiologi dan Intensive Care
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RS Cipto Mangunkusumo.
• Tim Pokja SDKI, (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Definisi Dan Indikator Diagnostik. Edisi Kesatu.
Jakarta : DPP PPNI Cetakan Kedua.
• Tim Pokja SIKI, (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi Kesatu.
Jakarta : DPP PPNI Cetakan Kedua.
• Tim Pokja SLKI, (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi
Kesatu. Jakarta : DPP PPNI Cetakan Kedua.